Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti cabang tenggorokan yang
merupakan lanjutan dari tracea dan pneumonia berarti peradangan pada jaringan paru-paru
dan juga cabang tenggorokan (broncus) (Mansjoer,2000).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah,2005).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat (Zul, 2001).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi
konsolidasi area berbercak (Smeltzer, 2001).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan
benda asing yang mengenai jaringan paru-paru juga pada cabang tenggorokan yang biasa
menyerang pada bayi dan anak-anak.

1. Anatomi
Organ pernapasan berguna bagi transportasi gas-gas dimana organ-organ persarafan
tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara mengalir yaitu rongga hidung, pharink,
larink, trachea, dan bagian paruparu yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas antara
udara dan darah (Ngastiyah,2005).
Satu bagian saluran udara yang terletak di kepala yaitu : a. Saluran pernapasan bagian atas,
terdiri dari :
1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara paranalis yang masuk ke
dalam rongga-rongga hidung dan juga lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air
mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis ke dalam hidung.
2) Parink (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tenggorokan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan maka letaknya
dibelakang hidung (nasofarink), dibelakang mulut (oro larink), dan dibelakang farink (farink
laryngeal).
b. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari :
1) Larink (tenggorokan) terletak di depan bagian terendah pharink yang memisahkan dari
kolumna veterbra, berjalan dari farinkfarink sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trachea di bawahnya.
2) Trachea (batang tenggorokan) yang kurang lebih 9 cm panjangnya trachea berjalan dari
larynx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis ke lima dan di tempat ini bercabang
menjadi dua bronchus (bronchi).
3) Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebralis
torakalis ke lima, mempunyai struktur serupa dengan trachea yang di lapisi oleh jenis sel
yang sama. Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih
pendek, lebih besar dan merupakan lanjutan trachea dengan 9 sudut lebih lancip. Keanehan
anatomis ini mempunyai makna klinis yang penting. Tabung endotrachea terletak
sedemikian rupa sehingga terbentuk saluran udara paten yang mudah masuk ke dalam
cabang bronchus kanan. Kalau udara setelah jalan, maka tidak dapat masuk dalam paru-
paru kiri sehingga paru-paru akan kolaps (atelektasis). Tetapi arah bronchus kanan yang
hampir vertical maka lebih mudah memasukkan kateter untuk melakukan penghisapan yang
dalam juga benda asing yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam percabangan bronchus
kanan karena arahnya vertical. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang-cabang
lagi menjadi segmen lobus, kemudian menjadi segmen bronchus. Percabangan ini terus
menerus sampai cabang terkecil yang di namakan bronchiolus terminalis yang merupakan
cabang saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveolus. Bronchiolus terminal kurang
lebih bergaris tengah 1mm. Bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, akan
tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah, semua saluran udara di
bawah bronchiolus terminalis disebut saluran pengantar udara karena fungsi utamanya
adalah sebagai pengantar udara ketempat pertukaran gas paru-paru. Di luar bronchiolus
terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru, tempat pertukaran
gas. Asinus terdiri dari dan bronchiolus respiratorius, yang kadang-kadang memiliki kantung
udara kecil atau alvedi yang berasal dinding mereka. Duktus alveolaris yang seluruhnya
dibatasi oleh alveolus dan sakus 10 alveolus terminalis merupakan sifat struktur akhir paru-
paru.
4) Paru-paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga torak
atau dada. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediasinum central yang mengandung
jantung pembuluhpembuluh darah besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks dan basis.
Alteria pulmonalis dan arteri bronchialis, bronkus, syaraf dan pembuluh limfe masuk pada
setiap paru-paru kiri dan dibagi tiga lopus oleh visula interloris. Paru-paru kiri, terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang
lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen
pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada lobus inferior. Paru-paru kanan mempunyai
10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis,
dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi
belahanbelahan yang bernama lobulus. Di dalam lobulus, bronkhiolus ini bercabang-cabang
banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir
pada alveolus yang diameternya antara 0,2 - 0,3mm. Letak rongga paru-paru dirongga dada
dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
Pleura dibagi menjadi dua :
1.) Pleura Visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru-paru yang langsung
membungkus paru-paru;
2.) Pleura Parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua
pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut 11 kavum pleura. Pada keadaan normal,
kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan
juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya
(pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan
bernafas (Ngastiyah,2005).

2. Fisiologi Pernapasan
Paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru.
Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan ekterna, oksigen diambil lewat mulut dan
hidung pada waktu bernapas yang oksigen melalui trachea sampai alveoli berhubungan
dengan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan oksigen dari darah oksigen
menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung
dipompakan ke seluruh tubuh.
Empat proses berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh,
karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bisa
dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida lebih mudah
berdifusi daripada oksigen. Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna 12 Mengitari
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat.
Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung
dan darah menerima sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
a.) Daya Muat Udara oleh Paru-paru Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml
sampai 5.000 ml udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira 500 ml adalah udara
pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada pernapasan
biasa dengan tenang.
b.) Pengendalian Pernapasan Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua
faktor yaitu kimiawi dan pengendalian oleh saraf. Adanya faktor tertentu yang merangsang
pusat pernapasan yang terletak di dalam medulla oblongata yang bila di rangsang
mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spinalis ke otot pernapasan (otot
diagfragma atau interkostalis). Pengendalian oleh Saraf Pusat otomatik dalam medulla
oblongata mengalirkan impuls eferen ke otot pernapasan, melalui radiks saraf servicalis
diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada
otot diafragma dan interkostalis yang kecepatannya kirakira 15 kali setiap menit. 13
Pengendalian secara Kimia Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi : frekuensi
kecepatan dan dalamnya gerakan pernapsan. Karbondioksida adalah produksi asam dari
metabolism dan bahan kimia yang asam ini merangsang pussat pernapasan untuk mengirim
impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
c.) Kecepatan Pernapasan Kalau bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul
inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-Ekspirasi Istirahat. Pada bayi yang
sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal
ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit :
Bayi baru lahir : 30-40 x/menit
Dua belas bulan : 30x/menit
Dari Dua sampai Lima tahun : 24 x/menit
Orang dewasa : 10-20x/menit
d.) Gerakan Pernapasan
Ada dua gerakan yang saat terjadi suattu pernapasan :
a.) Inspirasi
b.) Ekspirasi.
14 Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, vertikal. Penaikan
iga-iga dan sternum yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis meluaskan rongga
dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru bersifat elastis mengembang untuk
mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot
interkostalis eksterna diberi peran sebagai otot tambahan hanya bila inspirasi menjadi gerak
sadar. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan area paru-paru
kempis kembali, disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah otot leher dan bahu membantu
menarik igaiga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa
bergerak dan alae nasi (kuping hidung) dapat kembang kempis.
e.) Kecepatan Tubuh Akan Oksigen Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau
tidak mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada
otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal.

2. Etiologi
Menurut Reeves (2001), bronchopneumonia disebabkan oleh :
a. Bakteri Pneumonia
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti : Steptococcus
pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti
Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung,
tanah serta kompos.
d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi (Reeves, 2001).

3. Patofisiologi
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan
oleh bakteri staphylococcus haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan
minuman dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masuk ke saluran
pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut,
sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan
gambaran sebagai berikut:
1) Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah
alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2) Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan
dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus,
peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare
yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (Soeparman, 1991).

4. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratori bagian atas selama
beberapa hari suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 40 C dan kadang
disertai kejang karena demam 17 yang tinggi. Anak sangat gelisah , dispnea pernapasan
cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan
mulut, kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit tetapi setelah beberapa hari mula mula kering kemudian menjadi
produktif (Ngastiyah, 2005).
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi dengan
adanya nafas dangkal dan cepat pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan
mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksan fisik tergantung luas daerah
auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi
mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus atau sedang (Ngastiyah, 2005).

5. Penatalaksanaan
a. Oksigen 1-2 Lt/menit
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan bertahap melalui selang nasogastrik
dengan feeding drip.
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. (Mansjoer, 2000)

Вам также может понравиться