Вы находитесь на странице: 1из 2

PENDAHULUAN

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa L.) adalah tanaman perdu dari suku
Thymelaceae yang tumbuh subur pada dataran rendah hingga ketinggian 1200
meter di atas permukaan laut (Burkill, 1966). Tanaman ini mempunyai 1200
spesies yang tersebar dalam 67 genera. Penampilan tanaman ini sangat menarik,
terutama saat buahnya mulai tua dengan warna merah marun, sehingga banyak
dipelihara sebagai tanaman hias. Akhir-akhir ini tanaman mahkota dewa banyak
digunakan sebagai obat tradisional, baik secara tunggal maupun dicampur
dengan obat-obatan tradisional lainnya. Disisi lain tanaman ini beracun dan
telah menyebabkan kematian pada sebagian hewan di Afrika dan Australia.
Sebagian orang memanfaatkan mahkota dewa sebagai racun ikan, terutama di
daerah Indonesia Timur seperti Papua dan Kepulauan Solomon (Borris dkk,
1988). Menurut Harmanto (2003) akibat dari mengkonsumsi tanaman mahkota
dewa adalah bengkak, sariawan, mati rasa pada lidah, kaku, demam, bahkan
dapat menyebabkan pingsan.

Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi mulai dari
sebesar bola pingpong sampai sebesar buah apel, dengan ketebalan kulit antara
0,1 – 0,5 mm (Harmanto, 2002). Buah mahkota dewa ini biasanya digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit dari mulai flu, rematik, paru-paru, sirosis
hati sampai kanker. Menurut Gotawa, dkk (1999) di dalam kulit buah mahkota
dewa terkandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid. Bijinya dianggap
beracun, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar untuk mengobati penyakit
kulit. Batang tanaman mahkota dewa yang bergetah digunakan untuk mengobati
penyakit kanker tulang, sehingga mungkin hanya akar dan bunganya saja yang
jarang dipergunakan sebagai obat (Harmanto, 2002).

Sistematika tumbuhan mahkota dewa adalah sebagai berikut:


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Dicotyledon
Kelas : Thymelaeales
Famili : Thymelaeaceae
Marga : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa
Nama Daerah
Melayu : Simalakama
Jawa : Makuto rojo
Pohon : Tinggi 1 – 2.5 meter.
Batang : Berkayu, pendek dan bercabang banyak.
Daun : Bulat panjang, daun tunggal, bertangkai pendek , runcing,
pertulangan menyirip dan rata, berwarna hijau tua, panjang
daun 7– 10 cm, lebar daun 2 – 5 cm.
Bunga : Muncul sepanjang tahun, tersebar dibatang atau ketiak
daun, berwarna putih.
Buah : Berbentuk bulat, permukaan licin serta beralur, saat masih
muda berwarna hijau dan bila sudah masak bewarna merah
dan daging buah bewarna putih, berserat dan berair.
Akar : Berjenis tunggang.
(Hartono, H. Soesanti, 2004).

Kandungan Kimia Tumbuhan Mahkota Dewa


Tumbuhan mahkota dewa adalah termasuk dari salah satu famili
Thymelaeaceae dan spesies Phaleria macrocarpa. Dari sumber literatur,
mahkota dewa mengandung antihistamin alkaloida, sebab daun maupun
buahnya agak pahit, mengandung senyawa triterpen, saponin dan polifenol
(lignan). Kulit buahnya juga mengandung alkaloida, triterpen, saponin dan
flavonoida. (Gotama, dkk, 1999).

Manfaat Tumbuhan Mahkota Dewa


Sebagian masyarakat telah mengetahui manfaat buah mahkota dewa, tetapi
belum mengetahui kegunaan dari daunnya. Khasiat dari daun tumbuhan
mahkota dewa dapat mengobati penyakit seperti: kanker, tumor, diabetes
(kencing manis), pembengkakan prostad, asam urat, darah tinggi (hipertensi),
reumatik, batu ginjal, hepatitis, dan penyakit jantung. (Harmanto, 2001).Dosis
efektif yang aman dan bermanfaat belum diketahui secara tepat. Untuk obat
yang diminum biasanya digunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji).
Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai
dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat seperti kanker dan psoriaris, dosis
pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Efek
samping yang timbul harus diperhatikan. (Dalimartha, 2004).

Вам также может понравиться