Вы находитесь на странице: 1из 19

32

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA 199 Erlina

IV.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina

Makassar

IV.1.1 Lokasi Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina Makassar

Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina berlokasi di Jalan Urip

Sumoharjo No. 32 No. telepon (0411) 449936, didirikan pada tanggal 1

Desember 2000 merupakan perwujudan kerjasama operasional (KSO)

antara PT. Kimia Farma dan Apotek Erlina. Bentuk kerjasama ini adalah

salah satu upaya PT. Kimia Farma untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

IV.1.2 Tata Ruang Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina Makassar

Tata ruang Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina Makassar dibagi

atas 5 (lima) bagian, yaitu bagian pelayanan, bagian swalayan, praktek

dokter, ruang peracikan, dan ruang tunggu pasien. Tempat pelayanan

yaitu bagian pelayanan (resep, obat bebas, UPDS dan alat kesehatan)

yang mempunyai satu kasir dan praktek dokter. Bagian pelayanan resep

terdiri dari lemari penyimpanan obat paten, generik, salep/krim, obat tetes,

sirup paten/generik/drop, alat kesehatan, lemari penyimpanan narkotika,

meja penyiapan resep, meja racikan dan sebuah lemari pendingin untuk

menyimpan obat yang tidak stabil pada suhu tinggi seperti suppositoria,
33

vaksin dan beberapa sediaan injeksi. Selain itu mempunyai meja khusus

untuk penyerahan obat/konsultasi/informasi obat.

Apotek Kimia Farma No.199 Erlina Makassar memiliki empat dokter

praktek dan ruang tunggu yang cukup luas. Selain itu dilengkapi pula

dengan satu buah kamar mandi.

IV.2 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina Makassar

Apotek Kimia Farma No.199 Erlina Makassar mempunyai struktur

organisasi yang ditetapkan oleh Kimia Farma Pusat, sub divisi pembinaan

dan pengembangan sumber daya manusia, yaitu berdasarkan garis

organisasi yang disusun dari atas ke bawah. Pembentukan struktur

organisasi ini bertujuan agar manajemen apotek berjalan dengan baik dan

setiap pegawai yang bekerja mengetahui tugasnya, siapa atasan

langsungnya dan wewenangnya.

Uraian Tugas (Job Description) :

1. Manager Apotek Pelayanan (Apoteker Pengelola apotek)

Manager Pelayanan apotek adalah seorang apoteker yang telah

mengucapkan sumpah dan telah memperoleh Surat Izin Kerja (SIK) dari

Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui Dinas Kesehatan wilayah

setempat. Pimpinan apotek mempunyai tugas dan kewajiban memimpin,

merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi

kegiatan apotek serta melakukan kegiatan-kegiatan untuk

pengembangan. Manager pelayanan apotek bertanggung jawab terhadap


34

kelangsungan hidup apotek yang dipimpin dan mendelegasikan tugas

kepada bawahannya.

Sejak tahun 1999 hingga sekarang PT. Kimia Farma Apotek hanya

memiliki satu apotek administrasi yang berpusat (sentralisasi) dan

berkedudukan di Apotek Kimia Farma No.33 yang bertugas untuk

melakukan semua kegiatan administrasi Apotek Kimia Farma sedangkan

Apotek Kimia Farma lainnya hanya melakukan kegiatan pelayanan.

Kegiatan pengadaan barang, pembayaran pajak, laporan hasil penjualan

dan administrasi lainnya tidak lagi dilakukan oleh apotek masing-masing,

kecuali ada pembelian mendesak (cito) masih dilaksanakan oleh apotek

yang bersangkutan.

Sejak tahun 2004 Manager Daerah Indonesia Timur PT. Kimia Farma,

Tbk telah berubah menjadi Bisnis Manajer (BM) Makassar yang

membawahi 13 apotek pelayanan, 8 apotek di antaranya berada di

Makassar, 2 apotek di Pare-Pare, 1 apotek di Tana Toraja, dan 2 apotek di

Ambon.

Manager pelayanan apotek bertanggung jawab kepada Bisnis

Manajer PT. Kimia Farma Makassar yang berkedudukan di Apotek Kimia

Farma 33 Makassar.

A. Tugas dan Kewajiban Apoteker Pengelola Apotek Kimia

Farma No. 199 Erlina Makassar adalah:

- Memimpin seluruh kegiatan di Apotek


35

- Membantu mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi,

yang meliputi :

a. Administrasi Keuangan

Membantu BM (Business Manager) PT. Kimia Farma Makassar

dalam menyelenggarakan laporan-laporan dan data-data yang

diperlukan, dan mengatur pengeluarannya di apotek pelayanan

yang dipimpinnya.

b. Administrasi Barang Dagang/Inventaris

Membantu BM (Business Manager) PT. Kimia Farma Makassar

dalam mengatur penyimpanan, pengadaan, pencatatan,

pengeluaran, dan pemeliharaan barang dagang/ inventaris di

apotek pelayanan yang dipimpinnya.

c. Administrasi Personalia

Memupuk dan membina loyalitas petugas, meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya.

d. Administrasi Umum

 Membantu BM (Business Manager) PT. Kimia Farma

Apotek dalam mengatur pengurusan surat-surat izin, surat-

surat lain yang berhubungan dengan kepentingan apotek,

menjaga memelihara dan menambah sarana yang dibutuhkan.

 Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat

memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja,

yaitu dengan cara meningkatkan omzet.


36

 Melakukan kegiatan untuk pengembangan apotek yang

dipimpinnya.

B. Wewenang Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker Pengelola Apotek berwewenang memimpin semua

kegiatan apotek, di antaranya :

- Di bidang penjualan : mengadakan perjanjian kontrak jual beli.

- Di bidang pembelian : membuat surat pesanan narkotika.

- Mendelegasikan tugas kepada bawahannya.

- Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya serta bertanggung

jawab kepada Bisnis Manager PT. Kimia Farma Makassar.

2. Bagian Kolektor Data/administrasi

Petugas kolektor data bertanggung jawab langsung kepada

pimpinan atau manajer pelayanan apotek dan mempunyai tugas

sebagai berikut:

- Mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh apotek administrasi

(Apotek Kimia Farma No.33).

- Mengirim data-data yang diperlukan oleh apotek administrasi

(Apotek Kimia Farma No.33).

3. Bagian Peracikan

Bagian peracikan Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina Makassar

dikepalai oleh Asisten Apoteker (AA) yang bertanggung jawab

langsung kepada pimpinan atau manajer pelayanan apotek.


37

Tugas supervisor peracikan adalah sebagai berikut:

 Merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengawasi

dinas karyawan di bagian peracikan.

 Mengontrol keluar masuknya barang di peracikan.

 Mengontrol stok barang yang ada di peracikan.

 Membuat daftar permintaan barang yang hampir atau telah habis.

 Memeriksa dan mengawasi pekerjaan kasir kecil.

 Mengawasi pencatatan registrasi narkotik.

 Memberi informasi obat seperlunya sesuai wewenangnya.

 Barang yang dijual dientri dikomputer, dan setiap barang yang

dikeluarkan harus dicatat pada kartu stok. Apotek kimia farma ada

dua pencatatan stok yaitu fisik menggunakan kartu stok dan stok di

komputer berdasarkan entri penjualan dan pengadaan barang.Stok

fisik dan komputer harus sama.

4. Bagian Pembelian

Bagian pembelian adalah bagian yang melaksanakan

pembelian barang untuk keperluan apotek dan bertanggung jawab

langsung kepada manajer pelayanan apotek.

Tugas bagian pembelian adalah:

 Mengecek defecta gudang.

 Membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan surat

pesanan khusus narkotik berdasarkan defecta.

 Mengecek harga.
38

 Menyeleksi sumber pembelian.

 Mengkonfirmasikan hasil penjualan dan administrasi pembelian.

 Memberi informasi tentang:

 Perubahan harga barang kepada bagian penjualan.

 Kekosongan barang yang ada di penyalur maupun di pabrik.

 Adanya produk baru dan produk yang ditarik dan tidak

dipromosikan lagi.

Dalam melakukan kegiatan ini ada beberapa hal yang harus

dilakukan yakni sebagai berikut :

 Analisis kebutuhan barang

Dalam hal ini menyangkut jenis dan jumlah yang dibutuhkan

berdasarkan atas kebutuhan konsumen dan kekuatan modal.

 Analisis harga

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah keterangan

harga dari sumber penyalur resmi, masa pembayaran kredit, harga

termurah serta syarat-syarat pembayaran yang ringan.

 Sumber pembelian

Hendaknya memilih penyalur resmi agar mutu/kualitas

barang dapat terjamin dan ada surat pesanan. Ini penting untuk

pengecekan barang yang masuk dan barang yang keluar, sehingga

perlu dibuat beberapa rangkap sesuai dengan kebutuhan.


39

 Waktu pengiriman

Harus diusahakan memesan barang pada penyalur yang

dapat memberikan pelayanan pengiriman yang cepat, sehingga

barang-barang yang dipesan datang pada saat dibutuhkan/tepat

pada waktunya.

IV.3 Manajemen Operasional

IV.3.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Masing-masing penanggung jawab lemari peracikan dan swalayan

membuat defecta barang yang persediaannya kosong atau stok levelnya

minimal, kemudian data tersebut di entri oleh petugas pembelian, setelah

selesai di entri BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) tersebut diperiksa

dan divalidasi oleh MAP untuk selanjutnya dikirimkan melalui email atau

pc.anywhere ke bagian pembelian BM Makassar, Jika barang yang

diminta tersedia di gudang BM, petugas pembelian BM membuat dropping

barang ke APP yang meminta.

A. Pengadaan Obat/barang

Apotek pelayanan membuat Bon Permintaan Barang apotek

(BPBA) dengan menggunakan program komputer, Program komputer

secara otomatis akan menghitung pareto dan stok level setiap item

barang berdasarkan penjualan untuk 10 hari ke belakang. Petugas

pembelian melakukan editing barang yang di perlukan dan jumlah

yang di minta atau menambah barang yang belum ada sesuai buku
40

defekta dari tiap lemari penyimpanan obat. BPBA yang sudah benar

kemudian di validasi oleh apoteker pengelola apotek.

BPBA yang sudah divalidasi dikirim secara online ke BM

Makassar menggunakan email atau p.c, anywhere. BPBA juga di cetak

dan di tandatangani oleh APA untuk arsip di apotek. Di BM Makassar

data pembelian dari masing-masing apotek pelayanan di olah oleh

komputer di BM. Apabila barang yang di minta oleh apotek pelayanan

ada di gudang BM, maka dibuatkan dropping BPBA untuk apotek

pelayanan yang meminta, untuk barang yang sudah ada di gudang,

bagian pembelian BM mengolah data BPBA menjadi SP kepemasok.

SP yang telah ditandatangani oleh Bisnis Manager Makassar dikirim

melalui Fax atau diambil langsung oleh PBF yang bersangkutan.

Barang yang datang, oleh gudang BM dicetak jumlahnya, tanggal

kadaluarsa serta nomor batchnya. Barang yang sudah selesai

selanjutnya dikirimkan kemasing-masing apotek pelayanan disertai

bukti droppingnya. Lama antara sp dikirim ke pemasok sampai barang

datang ke gudang BM berlangsung selama 3 hari. Apabila pada saat

pelayanan, barang yang dibutuhkan pasien tidak ada, maka apotek

pelayanan yang bersangkutan, meminta barang ke apotek pelayanan

yang lain (kimia Farma). Apotek pelayanan yang lain lalu memberikan

barang di sertai bukti dropping. Sesuai dengan peraturan perundang-

undangan No.51 pasal 6 ayat 1 bahwa pengadaan sediaan farmasi di

lakukan pada fasilitas produksi. Fasilitas distribusi atau penyaluran dan


41

fasilitas pelayanan sediaan farmasi. Pengadaan sediaan farmasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh Tenaga

Perbekalan Farmasi.

B. Penyimpanan Barang

Penyimpanan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya

disusun berdasarkan alfabet, bentuk dan jenis sediaan di dalam

lemari/rak yang telah disediakan. Untuk obat gollongan narkotik

disimpan dalam lemari khusus demikian halnya untuk golongan

psikotropik.

Menurut bentuk sediaan dan jenis obat di bagian peracikan

dikelompokkan sebagai berikut:

- Kelompok obat generik

- Kelompok obet paten lepas

- Kelompok obat paten strip

- Kelompok obat antibiotika

- Kelompok sirup, suspensi, dan emulsi non antibiotika

- Kelompok sirup, suspensi antibiotika

- Kelompok obat suntik (injeksi)

- Kelompok obat psikotropik

- Kelompok obat tetes

- Kelompok obat yang penyimpanannya pada suhu dingin


42

C. Pengeluaran Barang

Pengeluaran/penjualan obat-obat dan sediaan farmasi lainnya

dilakukan berdasarkan penjualan tunai dan penjualan kredit. Khusus

untuk penjualan resep yang mengandung obat golongan narkotika

harus memperhatikan kebenaran dari resep tersebut antara lain :

- Resep harus asli

- Resep harus ditanda tangani oleh dokter, tercantum alamat serta

nomor telepon dokter

- Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat pada stok masing-

masing. Untuk sediaan morfin, petidin dan derivatnya juga

dilakukan dengan pencatatan terhadap nama dan alamat dokter

maupun pasien secara lengkap dalam buku registrasi

Pengeluaran psikotropika kepada pasien harus berdasarkan

resep asli atau salinan resep dari apotek lain yang memenuhi syarat.

Pengeluaran psikotropika kepada apotek lain, dokter, rumah sakit,

poliklinik, puskesmas dan instansi kesehatan lainnya harus melalui

pesanan tertulis yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek

atau dokter. Obat ini dapat diambil sendiri oleh yang bersangkutan

atau yang diserahkan kepada petugas yang mengambil obat dengan

menunjukkan surat dari apoteker/dokter dan penanggung jawab

dengan mencantumkan stempel perusahaan/instansi.


43

IV.3.2 Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma No.199 Erlina

Makassar dilakukan melalui:

- Pelayanan obat dengan resep tunai

- Pelayanan obat dengan resep kredit

- Pelayanan tanpa resep / penjualan bebas

- Pelayanan obat-obat UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)

- Pelayanan informasi obat.

A. Pelayanan Obat dengan Resep Tunai

Secara garis besar, pelayanan penjualan obat dilakukan dengan

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Resep dari pasien diterima oleh AA yang bertugas di bagian

penerimaan loket penerimaan loket untuk diperiksa :

 Keaslian resep

 Kelengkapan resep

 Cito atau tidak

 Persediaan obat

 Memberikan informasi kepada pasien mengenai waktu lamanya

penyiapan obat

Selain diperiksa, resep tersebut juga dihitung harganya untuk

kemudian dikonfirmasikan kepada pasien.

2.Pasien membayar harga obat yang telah disetujuinya dan

menyerahkan uang beserta resep kepada bagian kasir.


44

3. Kasir menerima pembayaran dan memasukkan data-data yang

telah di bayar kedalam computer.Kemudian dicetak struk

penjualannya.Satu struk di serahkan pada pasien untuk

pengambilan obat, dan sebagai bukti pembayaran struk lainnya

ditempelkan diresep yang bersangkutan.

4. Resep tersebut disiapkan oleh petugas peracikan dengan urutan

pelaksanaan sebagai berikut :

 Dibuatkan etiket

 Pada etiket ditulis nomor resep, tanggal pembuatan, nama

penderita, cara pakai, dan etiket lain bila diperlukan seperti

tanda kocok dahulu untuk jenis sediaan obat yang berupa

emulsi dan suspensi. Untuk meminimalisasi tertukarnya etiket

obat, pada etiket juga dicantumkan nama obat.

 Obat disiapkan/diracik.

 Pada setiap pengambilan obat jadi untuk pelayanan resep maka

jumlah obat yang tertera pada kartu stok harus dipotong. Bila

merupakan resep secara racikan. AA akan menghitung jumlah

obat yang diminta dan menimbangnya kemudian

menyerahkannya kepada juru resep untuk segera diracik.

Setiap petugas yang mengerjakan resep racikan atau yang

mengambil obat harus membubuhi parafnya pada struk yang

ditempelkan pada resep.


45

 Hasil racikan obat diperiksa ulang oleh AA dan mencocokkan

dengan resep kemudian dikemas.

5. Obat bersama kuitansi/kopi resep (bila perlu) diserahkan oleh AA

sambil memberikan penjelasan tentang cara pakai dan informasi

seperlunya.

6. Setelah obat diserahkan, petugas akan menyimpan resep asli

menurut nomor resep dan tanggal penerimaan resep untuk

memudahkan pencarian resep bila kelak dibutuhkan kembali.

B. Pelayanan Obat dengan Resep Kredit

Pelayanan resep dokter secara kredit di Apotek Kimia Farma

No.199 Erlina ditujukan pada Perusahaan/Instansi Pemerintah yang

terkait kerjasama dengan Apotek Kimia Farma No. 199 Erlina

sehingga pada saat karyawannya mengambil obat di apotek maka

pembayaran dilakukan perusahaan/instansi pemerintah tersebut pada

bulan berikutnya.

Pelayanan obat dengan resep kredit pada dasarnya sama

dengan resep tunai, hanya untuk resep kredit, resep langsung diberi

nomor dan nota tanda terima setelah diperiksa oleh asisten apoteker

dan pada waktu obat diserahkan ke pasien, pasien harus

menandatangani bon kredit sebagai bukti penerimaan obat.

Penyerahan obat resep kredit tidak hanya dilakukan di apotek

tetapi juga diantarkan oleh petugas pengantar obat ke rumah masing-

masing karyawan perusahaan/instansi pelanggan sebagai upaya


46

Apotek Kimia Farma No.199 Erlina Makassar memaksimalkan

pelayanan kefarmasian apoteknya. Setelah resep kredit

dikelompokkan menurut instansinya resep diserahkan ke bagian

akuntansi/keuangan untuk direkapitulasi, dengan cara dientri di

komputer,pada awal bulan berikutnya dibuatkan alat tagih dan

diserahkan kebagian penagihan di BM makassar.

C. Pelayanan Tanpa Resep / Penjualan Bebas

Pelayanan tanpa resep (penjualan bebas) di Apotek Kimia

Farma No.199 Erlina Makassar meliputi penjualan obat bebas, obat

bebas terbatas, obat wajib apotek, bahan kimia, kosmetik serta alat-

alat kesehatan dan penelitian. Setiap penjualan barang disertai dengan

bon penjualan barang berisi tanggal, nama, jumlah barang dan harga

barang, kemudian pembeli membayar harga tersebut. Bon penjualan

dibuat rangkap dua, dimana yang asli untuk pembeli sedangkan

salinannya untuk arsip apotek. Pada setiap pengambilan barang untuk

dijual maka jumlah barang yang tertera pada kartu stok harus

dipotong.

D. Pelayanan Obat-obat UPDS

Obat-obat yang dapat dijual untuk UPDS adalah obat keras

yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek. Obat-obat UPDS

adalah obat-obat yang tercantum dalam daftar obat wajib apotek yang

ditetapkan berdasarkan keputusan Menkes No.

374/Menkes/SK/VII/1990 tentang obat wajib apotek dan Surat


47

keputusan Menkes No. 924/Menkes/Per/X/1993 tentang OWA I dan

OWA II serta surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.

925/Menkes/Per/X/1993 tentang daftar perubahan golongan OWA I.

Tujuan pelayanan UPDS ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna

mengatasi masalah kesehatan yang dirasa perlu ditunjang dengan

sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,

aman dan rasional.

Petugas penerima permintaan obat UPDS harus memeriksa

apakah obat tersebut termasuk dalam daftar obat UPDS atau tidak,

kemudian meminta persetujuan apoteker yang akan menandatangani

blanko pembelian obat UPDS. Penyerahan obat pada pasien harus

dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker yang akan memberikan

informasi meliputi indikasi, dosis, aturan pakai, kontra indikasi, efek

samping dan manfaat lainnya

E. Pelayanan Informasi Obat

Permenkes RI No. 922/ Menkes/ Per/ X/ 1993 menyebutkan

tentang tugas dan fungsi apoteker antara lain adalah memberikan

informasi obat.

Informasi yang diberikan meliputi khasiat, keamanan, indikasi,

kontraindikasi dan hal-hal lainnya, yang dapat diberikan kepada

pasien, masyarakat dan juga tenaga kesehatan lainnya.


48

Pelayanan informasi obat (Drug Information Service) ini

merupakan salah satu peranan yang penting dari seorang Apoteker

Pengelola Apotek sehingga APA harus menguasai pengetahuan

tentang obat-obatan. Asisten Apoteker juga berhak memberikan

informasi obat sesuai dengan kemampuan dan wewenangnya.

Dengan pemberian informasi kepada pasien, maka terjalin

hubungan yang baik sehingga dapat mengurangi atau menghindari

kemungkinan terjadinya kesalahan penyerahan obat, pemakaian obat

atau salah penggunaan obat pada pasien.

IV.3.3 Pengelolaan Administrasi dan Keuangan

Pengelolaan apotek tidak terlepas dari aspek ekonomi yang

berlangsung didalamnya. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan

keuangan yang efektif dan efisien yang dapat menunjang perkembangan

suatu apotek. Kegiatan pengelolaan arus uang meliputi penerimaan dan

pengeluaran uang. Disamping itu pengelolaan administrasi perlu diatur

sebaik-baiknya sehingga arsip-arsip dan dokumen-dokumen penting ditata

sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penelusurannya.

A. Pengelolaan administrasi

1. Administrasi Pembelian/Hutang

Administrasi pembelian mencakup pengumpulan faktur

pembelian setiap tanggal penerimaan barang dan mencatat dalam

buku pembelian mengenai jumlah barang dan harganya, kemudian

dikonfirmasikan ke bagaian pembelian apotek administrator, untuk


49

penagihan dan pembayarannya sesuai tanggal jatuh tempo oleh

pedagang besar farmasi yang bersangkutan.

2. Administrasi Penjualan/Piutang

Administrasi penjualan meliputi penjualan resep tunai dan

kredit, UPDS dan penjualan bebas. Khusus untuk penjualan kredit

dibuat rekapitulasi per instansi per bulan bersama kuitansi untuk

penagihan. Selain itu juga dibuat laporan penjualan harian. Hasil

penjualan resep tunai dan bebas disetor setiap hari ke apotek

administrator.

3. Administrasi Personalia dan Umum

 Melakukan pencatatan perubahan status pegawai berdasarkan

SK Direksi (pusat).

 Memberikan informasi mengenai status pegawai kepada

pembuat daftar gaji dan menangani masalah kepegawaian.

 Melaksanakan surat menyurat yang berhubungan dengan

kepegawaian apotek.

 Menangani semua kebutuhan perlengkapan rumah tangga.

 Mempersiapkan surat masuk dan keluar.

B. Pengelolaan Keuangan

1.Arus Uang Masuk

Sumber-sumber penerimaan uang di apotek berasal dari:

 Penerimaan Penjualan tunai terdiri dari :

a. Penjualan resep tunai


50

b. Penjualan bebas

 Penerimaan Piutang pada penjualan kredit terdiri dari :

a. Penjualan melalui resep kredit

b. Penjualan intern

2. Arus Uang Keluar

Pengeluaran uang dari kas harus seizin atau sepengetahuan

pimpinan apotek dan penanggung jawab keuangan. Pengeluaran

uang di apotek ditujukan untuk pembayaran biaya operasional

seperti pembayaran keperluan ATK, pembayaran gaji pegawai,

pembayaran rekening listrik, rekening air, rekening telepon,

pemeliharaan gedung dan inventaris gedung.

3. Penyimpanan Uang

Penyimpanan uang untuk sementara dimasukkan ke dalam

brankas sebelum diserahkan kepada bagian keuangan di Kimia

Farma Administrasi. Penyetoran uang dilakukan setiap hari untuk

menghindari adanya penyalahgunaan uang tersebut.

Вам также может понравиться