Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH KOMUNITAS III

PERUBAHAN FISIK LANSIA

Dosen Pembimbing: Ihda Maulia, S.Kep.Ns.M.Kes.

Kelompok 01 : VI A S1 Keperawatan

1. Aditya Galuh Pambudi 10. M.Ainun Najib(12.02.01.1024)

(12.02.01.0996) 11. Muhimatul Ulya(12.02.01.1027)

2. Cintiya Ratna Sari 12. Nur Aeni Amilatus

Dewi(12.02.01.0999) S(12.02.01.1030)

3. Eka Elisabeth(12.02.01.1002) 13. Nurul Fitrotun Nisa’(12.02.01.1034)

4. Eliana Nur Cahyati (12.02.01.1005) 14. Richa Nurul H(12.02.01.1038)

5. Erwin Rusydiyanto(12.02.01.1008) 15. Septi Ika W(12.02.01.1041)

6. Hima Nafist (12.02.01.1011) 16. Ummu Sholihatul M(12.02.01.1044)

1
7. Lailatul Sholikah(12.02.01.1015) 17. Yaumi M(12.02.01.1047)

8. Lia Farokhah(12.02.01.1018) 18. Ni’matul A.C(11.02.01.0617)

9. Lutci Aria(12.02.01.1021)

PRODI S1-KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2015

Lembar Pengesahan

Telah diperiksa dan disetujui untuk Dipresentasikan Kepada Teman-

Teman Mahasiswa Program S1 Keperawatan Semester VI A Stikes

Muhammadiyah Lamongan, dengan judul Makalah Perubahan Fisik Pada Lansia.

Lamongan, April 2015

2
Mengetahui

Dosen Pembimbing

Ihda Maulia, S.Kep., M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah

Komunitas. Dalam makalah ini kami membahas tentang Perubahan Fisik

Lansia.

3
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta

motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah

dan terima kasih kepada:

1. Drs.H.Budi Utomo, Amd,Kep,M.Kes, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku ketua prodi S1 Keperawatan.

3. Ihda Maulia,S.Kep.Ns.M.Kes selaku dosen pembimbing

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca

khususnya.

Lamongan, April 2015

Penyusun,

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lansia ........................................................................ 3

2.2. Ciri-ciri Lansia ............................................................................ 3

2.3. Batasan Usia Lansia .................................................................... 4

2.4. Perubahan Yang terjadi pada Lansia........................................... 5

2.5. Bahaya Fisik................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

4.1. Kesimpulan ................................................................................. 10

4.2. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami

proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua.

Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa

ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi

sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia

banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan

segera dan terintegrasi.

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai

kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana

seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada

beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia,

yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang

6
70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65

tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses

menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.

Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat

dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima

dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua,

manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak

datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada

(Hurlock, 1996 : 439).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?

2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ?

3. Bagaimana perkembangan lansia ?

4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?

5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

pembuatan makalah mata kuliah Sistem Reproduksi II serta

7
mempresentasikannya, pada program S1-Keperawatan di STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus :

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia.

2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia.

3. Untuk mengetahui Tugas dan perkembangan lansia.

4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia.

5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM KARDIOVASKULER

1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa

menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (

mengakibatkan pusing mendadak ).

4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

B. SISTEM RESPIRASI

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume

udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk

sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

9
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya )

sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami

penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas

permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose

difusi.

5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu

prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut

semua kejaringan.

6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri

juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh

sendiri.

7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret

&corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial

terjadinya obstruksi.

C. SISTEM IMUN HEMATOLOGI

1) Pada lansia terjadi penurunan sensitivitas pada sistem imun. Hal

tersebut terjadi karena adanya penurunan kemampuan kelenjar-

kelenjar imun seperti kelenjar timus, kelenjar limfe dan kelenjar

limpa. Pada kelenjar timus terjadi penurunan ukuran organ

seiring dengan bertambahnya usia seseorang, sehingga

kemampuan dalam mendiferensiasikan sel limfosit T menurun

(Fatmah, 2010).

10
2) Pada lansia terjadi penurunan imunitas seluler. Penurunan

kecepatan dalam pembentukan limfosit T akan menyebabkan

respon imun terhadap infeksi terganggu. Jumlah total limfosit

dalam darah tepi tidak menurun seiring pertambahan usia.

Penurunan jumlah sel imun yang responsif pada lansia

diakibatkan oleh kegagalan sel T menghasilkan interleukin-2.

Interleukin-2 merupakan limfosit yang bersifat mitogenik,

merupakan faktor penting yang berpengaruh pertumbuhan sel T,

mempunyai kemampuan meningkatkan respon imun seluler

melalui aktivitas sitotoksik limfosit T, serta aktivasi sel NK

melalui interferon gamma maupun respon humoral dengan

meningkatkan sintesis dan sekresi antibodi (Darmojo, 2010).

D. SISTEM ENDOKRIN

1) Produksi hampir semua hormon menurun.

2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.

3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya

ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH,

TSH, FSH dan LH.

4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya

pertukaran zat.

5) Menurunnya produksi aldosteron.

6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen,

testosteron.

11
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari

sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa

(stess).

E. SISTEM PERKEMIHAN

1) Ginjal mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai

50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan

mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (

biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang

ginjal terhadap glukosa meningkat.

2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi

BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut

usia sehingga meningkatnya retensi urin.

3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.

4) Atropi vulva.

5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga

permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi

sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.

6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi

kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

12
F. SISTEM NEUROBEHAVIOR

1) Pada lansia terjadi penurunan berat otak sekitar 10-20%.

Penurunan ini terjadi antara usia 30−70 tahun. Terjadi penurunan

neurotransmitter pada lansia (Darmojo, 2010).

2) Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun,

berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra

sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan

pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih

sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah,

kurang sensitive terhadap sentuhan (Fatmah, 2010).

G. SISTEM PENCERNAAN

1) Lemahnya otot esofagus pada lansia dapat menyebabkan

gangguan dan kesulitan saat menelan makanan. Ukuran lambung

juga mengecil sehingga daya tampung terhadap makanan

menurun. Selain itu, diatas usia 60 tahun sekresi pepsin

berkurang yang akan mengganggu proses perubahan protein

menjadi peptin. Hal tersebut juga berdampak pada penurunan

penyerapan vitamin B12 dan zat besi. Mukosa usus halus

mengalami atrofi, yang akan menyebabkan berkurangnya luas

permukaan dan menurunnya proses absorpsi (Fatmah, 2010;

Arisman, 2008).

2) Konstipasi juga merupakan hal yang harus diperhatikan berkaitan

dengan aspek fisiologis dan patologis usus besar. Pada usus besar

13
motilitasnya berkurang sehingga absorpsi air dan elektrolit

meningkat, feces menjadi lebih keras, dan dapat menyebabkan

konstipasi. Konstipasi disebabkan oleh adanya peristaltik kolon

yang melemah akibat terjadinya kegagalan dalam mengosongkan

rektum (Fatmah, 2010).

3) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang

biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi

kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

4) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput

lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari

syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.

5) Esofagus melebar.

6) Liver ( hati ), makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan

dan berkurangnya aliran darah.

H. SISTEM INTEGUMEN

1) Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan

hilangnya jaringan adiposa

3) Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga

tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.

4) Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya

aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.

14
5) Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan

penyembuhan luka luka kurang baik.

6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.

7) Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta

warna rambut kelabu.

8) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang

menurun.

9) Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang

menurun.

10) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak rendahnya akitfitas otot.

I. SISTEM MUSKULOSKELETAL

1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.

2) Resiko terjadi fraktur.

3) Kyphosis.

4) Persendian besar & menjadi kaku.

5) Pada wanita lansia > resiko fraktur.

6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.

7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi

badan berkurang ).

8) Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan.

9) Gerakan reflektonik Ù Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi

terhadap rangsangan pada lobus.

15
10) Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi

terhadap suatu perangsangan terhadap lobus

11) Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk

menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

J. SISTEM PERSEPSI SENSORI

1) Penglihatan

a) Kornea lebih berbentuk skeris.

b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap

sinar.

c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya

gelap.

e) Hilangnya daya akomodasi.

f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau

pada skala.

2) Pendengaran.

a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :

b) Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,

terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang

tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 %

terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

16
c) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

d) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena

meningkatnya kreatin.

3) Pengecap dan penghidu.

a) Menurunnya kemampuan pengecap.

b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan

selera makan berkurang.

4) Peraba.

a) Kemunduran dalam merasakan sakit.

b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

K. SISTEM REPRODUKSI

1) Perubahan sistem reprduksi.

a) selaput lendir vagina menurun/kering.

b) menciutnya ovarium dan uterus.

c) atropi payudara.

d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan

secara berangsur berangsur.

e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi

kesehatan baik.

2) Kegiatan sexual.

Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi

kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Sexualitas

pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara

17
yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa

ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua

tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat

bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang

menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih

fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.

18
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ

tubuh setelah mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh

mengalami penurunan. Penurunan kemampuan melakukan aktifitas dan

kemampuan kerja menjadi menurun. Penurunan tersebut karena penyusutan

jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi jaringan otot, system saraf, dan

organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis neurologis terjadi

sesudah berumur 30 sampai 40 tahun dengan irama penurunan yang berbeda

untuk setiap orang.

3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam

pembuatan makalah agar dapat mengetahui cara berfikir.

2. Bagi Pendidikan

Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih

baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

3. Bagi Kesehatan

19
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk

mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang pembuatan

operubahan fisik lansia.

tem pernafasan pada lansia.

Sistem persyarafan.

1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.

2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.

3) Mengecilnya syaraf panca indera.

4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya

syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu

dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

20
1).

11). Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

21

Вам также может понравиться

  • Perubahan Fisik Pada Lansia
    Perubahan Fisik Pada Lansia
    Документ21 страница
    Perubahan Fisik Pada Lansia
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Booklet
    Booklet
    Документ23 страницы
    Booklet
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Senam Untuk Nyeri Lutut
    Senam Untuk Nyeri Lutut
    Документ6 страниц
    Senam Untuk Nyeri Lutut
    Hani Tuasikal
    Оценок пока нет
  • Analisis Swot Puskesmas
    Analisis Swot Puskesmas
    Документ36 страниц
    Analisis Swot Puskesmas
    Ani Tresniani
    91% (11)
  • Askep Jiwa Komunitas
    Askep Jiwa Komunitas
    Документ7 страниц
    Askep Jiwa Komunitas
    Seftian Dinata
    Оценок пока нет
  • Jurnal Mater Ektopik
    Jurnal Mater Ektopik
    Документ5 страниц
    Jurnal Mater Ektopik
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Transkrip Wawancara
    Transkrip Wawancara
    Документ8 страниц
    Transkrip Wawancara
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Swot
    Swot
    Документ13 страниц
    Swot
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Fungsi Manajemen
    Analisa Jurnal Fungsi Manajemen
    Документ4 страницы
    Analisa Jurnal Fungsi Manajemen
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Usulan Topik Penelitian
    Usulan Topik Penelitian
    Документ1 страница
    Usulan Topik Penelitian
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Fish Bone Analisis
    Fish Bone Analisis
    Документ9 страниц
    Fish Bone Analisis
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Artikel Ilmiah
    Artikel Ilmiah
    Документ13 страниц
    Artikel Ilmiah
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal 2
    Analisa Jurnal 2
    Документ3 страницы
    Analisa Jurnal 2
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Makp
    Analisa Jurnal Makp
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal Makp
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal GINEKOLOGI
    Analisa Jurnal GINEKOLOGI
    Документ6 страниц
    Analisa Jurnal GINEKOLOGI
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Makp
    Analisa Jurnal Makp
    Документ4 страницы
    Analisa Jurnal Makp
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет
  • BAB IImononukleosis
    BAB IImononukleosis
    Документ6 страниц
    BAB IImononukleosis
    Maria Fulgensia
    Оценок пока нет