Вы находитесь на странице: 1из 6

ECO-CITY DONGTAN, KOTA SHANGHAI, CHINA

Eco-city Dongtan merupakan kota yang terletak di Pulau Chongmin berlokasi di sungai
Yangtze, dekat Shanghai Negara Cina yang merupakan kota yang dirancang dengan konsep
sustainable urban design dimana kota ini merupakan kota baru yangd irancang dengan
memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi, kota ini merupakan kota yang sangat
memperhatikan unsur ekologis namun dirancang dengan konsep yang modern, seluruh gedung dan
transportasi akan dipasok dengan
energi dari sumber-sumber terbarukan,
seluruh sampah akan didaur ulang, dan
tanah-tanah pertaniannya akan
menghasilkan produk organik. Pejalan
kaki dan pengendara sepeda akan
mendapat prioritas tertinggi, sehingga
berbagai tujuan utama seperti sekolah dan rumah sakit akan ditempatkan supaya bisa dijangkau
dengan cepat.

Dongtan merupakan salah satu kota yang dirancang sebagai kota percontohan dalam
aplikasi sustainable urban design, kota ini dirancangn oleh Arup (perusahaan konsultan teknik dari
Inggris) untuk membuat masterplan kota Dongtan sebagai eco-city. Dongtan dirancang untuk
dapat menampung 500 ribu penduduk pada tahun 2040 nanti setelah seluruh kota selesai dibangun.
Kota ini terbagi dalam tiga kampung besar dan saling ditautkan oleh sebuah pusat kota.
Perumahannya akan didesain dengan kepadatan rendah dan tinggi, berupa gedung setinggi 3-6
lantai dengan rata-rata KLB 1,2 atau ada 75 rumah per hektar. Ruang terbuka hijau, kanal dan
danau, sebagai bagian dari habitat asli kawasan akan menjadi “pemisah” cluster, yang bisa
dimanfaatkan sebagai fasilitas leisure. Penerapan konsep kota yang karib dengan lingkungan, tidak
semata dalam proporsi ruang terbuka pun dalam penggunaan energi, bahkan dalam proses
pembangunannya pun menggunakan pola cut and fill seminimal mungkin.
Kota ini akan menghasilkan energi sendiri, dengan sumber dari angin, sinar matahari, bio-
fuel dan sampah kota. Untuk itu ditargetkan 80% sampah padat kota ini harus didaurulang.
Ditambah dengan sejumlah kincir angin yang akan dibangun di tepi daratan dengan memanfaatkan
angin laut, hasil pembakaran sampah organiknya (biogas) akan menjadi penggerak turbin
pembangkit listrik. Sumber air panas, termasuk sistem pendingin dan penghangat ruang untuk
kebutuhan seluruh kotanya akan
didesain berdaya energi dari
pembakaran sekam atau sisa
penggilingan padi. Setiap gedung
juga akan dipasangi panel
photovoltaic dan kincir angin
mini untuk sumber listriknya,
selain juga harus beratap taman
(roof garden).

A. Transportasi

Transportasi kotanya akan menggunakan bahan bakar hidrogen sehingga bebas


polutan. Sistem transportasinya berpola lingkaran dengan menggabungkan antara jaringan
jalan dan memperbanyak jalur pedestrian. jalur pedestrian ini akan berjumlah enam kali sarana
pejalan kaki di Kota Copenhagen, salah satu kota yang paling “segar” se-Eropa. Lapisan jalur
pejalan ini akan dibuat khusus, sehingga aktivtas jalan kaki dan bersepeda menjadi lebih cepat
dibandingkan dengan berkendaraan. Sepeda motor dan mobil biasa akan dilarang di sini,
sebagai gantinya adalah skuter elektrik dan sepeda. Guna mendorong penghuninya mau
berjalan kaki, setiap rumah akan dirancang berjarak tidak lebih 7 menit berjalan kaki dari
jaringan transportasi umum.

B. Ruang Terbuka

Konsumsi energy di Kota Dongtan, Sanghai, China akan dibuat seminimal mungkin,
bahkan lebih kecil dari sebuah kota baru konvensional sehingga bisa berhemat sampai 64%
nya. Begitu juga buangannya, sehingga emisi karbon bisa ditekan hingga 350 ribu ton per
tahun. Pertaniannya menghindari dari bahan kimia, semuanya ditanam secara organik.
Didesain dengan konsep water insentif, sehingga penggunaan airnya akan seminim mungkin.
Dengan konsep yang sama, penghijauan kota akan menggunakan pola tanam hidroponik.
Berkaitan dengan itu, maka saat ini sedang dibangun renewable-energy station. Plant ini
selain akan menghasilkan energi bagi Dongtan, juga bisa dipakai sebagai unit riset dan
pengembangan yang bisa menjadi pusat edukasi dan percontohan.

Perancangan kota ini memang cukup utopia, bukan hanya rencananya yang begitu
besar, tetapi juga pola dan gaya hidup penduduk sekitarnya yang masih sangat rendah. Karena
itu perlu ada perubahan sosial juga agar konsep tersebut bisa diterapkan secara ideal. Untuk
itu, pemerintah China dan pemprov
Shanghai khususnya, begitu
mendukung, terutama secara politis.
Bahkan, Dongtan diproyeksikan
untuk menjadi model ecological city,
tidak saja seantero China juga seluruh
dunia. Peter Head, direktur Arup
untuk sustainable urban design,
menjamin proyek ini tidak akan
berdampak pada dataran basah tepi
laut tersebut. Jaminan ini sendiri harus diberikan karena
rawa-rawa di ujung pulau ini punya fungsi penting dalam habitat dunia, yaitu sebagai jalur
migrasi burung-burung antara Australia dan Siberia. Secara lokal, pedesaan Chongming juga
begitu mengandalkan sektor pertanian dan perikanan sebagai penumbuh ekonominya,
sehingga habitat natural itu sangat penting untuk dijaga.

C. Arsitektur Bangunan

1. Bangunan Tinggi Sebagai Sinergi Multifungsi “THE VERTICAL MXD”

Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah
“mixed-use building” atau “Vertical MXD” adalah suatu bangunan yang meng
akomodasi beberapa fungsi sekaligus, umumnya fasilitas komersial yang meliputi mal,
perkantoran, perbankan, perhotelan, kondominium, rekreasi, auditorium, sineplex, studio
radio/TV, ruang observasi dan restoran, parkir. Kesemua fungsi tadi disusun secara
vertikal dalam wujud suatu bangunan tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,
menciptakan citra (image) dan identitas spesifik serta integrasi maksimal semua elemen
sistim dalam bangunan.

Tujuan utama dari mixed-use building ini adalah menuju “Bangunan Tinggi
sebagai Sinergi antar multi fungsi“, dimana semua fasilitas yang dirancang sebagai
sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghindari
kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi
pendapatan yang baik. Penerapan Vertical MXD diutamakan pada area lahan strategis
yang hanya menempati lahan yang relatif kecil, umumnya di pusat kota. Pengalaman
empiris pada beberapa kota,
implementasi konsep mixed-
use dapat merupakan strategi
yang tepat untuk
menggerakkan momentum
revitalisasi kota , terutama
pada beberapa bagian kota
yang cenderung tertinggal
(declining area). Gambar 3.4. Skema Vertical Mixed-Use.
Pelopor Vertical MXD adalah John Handcock Center, Chicago 1969 yang
segera diikuti oleh tetangganya:
900 North Michigan, Water Tower
Place, kesemuanya di Chicago dan
sekarang menjangkau Asia (Jin
Mao Tower-Shanghai, Taipei 101-
Taiwan, Two International Finance
CentreHongkong, Baiyoke Tower-
Bangkok, The PinnacleJakarta, Gambar 3.5.Bangunan Semi Vertikal Shanghai China.
dan lain lain).

2. Bangunan Tinggi Sebagai Metafor Monolitik

Ekspresi arsitektural suatu bangunan tinggi pada dasarnya dapat dibedakan antara
pendekatan monolitik atau pendekatan dialektik. Pada pendekatan dialektik, aspek
teknologi terpisah secara tegas dengan makna arsitektur yang akan disampaikan pada publik
dimana makna tersebut akan muncul secara gradual. Pendekatan monolitik menegaskan
aspek teknologi yang terintegrasi dengan makna arsitektur dalam suatu kesatuan organik
yang utuh. Dalam konteks bangunan tinggi, aspek teknologi struktur merupakan “form-
giver” pada ekspresi makna arsitektur melalui penampilan bentuknya.

Pengembangan pendekatan monolitik dalam konteks arsitektur dan struktur


bangunan tinggi melahirkan langgam “structural art” yang men dominasi skyline kota kota
metropolis pada dekade tujuh puluh-delapan puluhan dan dikenal dengan “modern
skyscraper”, contoh: John Handcock Tower, Sears Tower Chicago. Dekade berikutnya
dunia menyaksikan munculnya generasi lanjutan gedung tinggi monolitik yang
menampilkan teknologi struktur sebagai inovasi arsitektur yang disebut sebagai
“postmodern skyscraper” atau “contemporary tall building”, misalnya Jin Mao Tower,
Petronas Tower, Taipei 101 dan sebagainya

Determinan bentuk dan estetika bangunan tinggi dapat ditinjau dari spektrum
referensi berikut dengan mana gedung gedung tinggi dapat dibuat komparasinya, yaitu:
Perspektif Arsitektur:

1. Rencana Denah
2. Tampak bangunan
3. Penampilan Eksterior
4. Simplisistik dan keseimbangan
5. Skala dan Proporsi
6. Organisasi Ruang
7. Dampak Visual
8. Langgam arsitektur
9. Ornamentasi dan dekor.

Perspektif Struktural:

1. Bentuk struktur dan dimensi.


2. Kekuatan dan stabilitas
Gambar 3.6Gedung Tinggi Monolitik
3. Kekakuan struktur. 4.
Bank of China, Hongkong Arsitek:
I.M.Pei & Partners
4. Efisiensi dan ekonomis.
5. Simplisistik dan kejelasan
6. Berat dan kerampingan.

Perspektif Ekonomi:

1. Perencanaan
2. Profitabilitas
3. Kemitraan
4. Pemasaran
5. Peralihan Aset.
Gambar 3. 7 Gedung Tinggi Dialektik CCTV Headquarters,
Beijing

Gambar 3.8. Gedung Tinggi Modern Structural Art Skyscraper

Вам также может понравиться