Вы находитесь на странице: 1из 7

LATIHAN SOAL AKT FORENSIK

SOAL A
Menganalisis masalah pada perusahaan Full of Nature
a. CEO tidak mau membayar pajak gaji lagi sehingga ia membuat kebijakan aneh dengan
menghentikan karyawan (PHK) dan dipekerjakan kembali sebagai kontraktor. Namun ia masih
menahan pajak gaji yang menyimpan uang tersebut dan menimatinya untuk dirinya sendiri.
b. Pegawai yang menangani akun hutang suka pergi berbelanja dengan buku cek perusahaan dan selalu
membeli perlengkapan kantor untuk dirinya. Namun, karena dia adalah orang yang menangani
perlengkapan kantor, tidak ada yang tahu apakah yang dibeli tersebut untuk perusahaan atau untuk
dirinya sendiri.
Jawaban
a. Fraud adalah suatu penyimpangan yang melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja untuk
kepentingan pribadi/kelompok yang memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur dan
pernyataan yang salah dan bersifat material, yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan pihak lain.
Unsur-unsur fraud:
Terdapat salah saji (misrepresentation)
- CEO melakukan pencegahan pembayaran kas negara berupa pajak terutang karyawan untuk
kepentingan pribadi dan membuat kebijakan aneh dengan menghentikan (PHK) seluruh
karyawan dan dipekerjakan kembali sebagai kontraktor
- Pegawai bagian hutang membeli perlengkapan kantor dengan menggunakan uang
perusahaan
Masa lampau (past) atau sekarang (present)
- Penyimpangan yang dilakukan CEO dan pegawai bagian hutang baru diketahui pada saat ada
pemeriksaan oleh auditor khusus. Hal ini membuktikan bahwa tindakan CEO dan pegawai
bagian hutang sudah dilakukan dari dulu hanya saja tidak diketahui oleh perusahaan
Fakta bersifat material (material fact)
- CEO mash menahan pajak gaji karyawan dalam jumlah yang lumayan material dan menyimpan
uang tsb untuk dirinya sendiri
- Pegawai bag. Hutang sudah lama melakukan aksinya sehingga jika diakumulasi jumlah yang
diambil bersifat material
Kesengajaan atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly)
- CEO melakukannya dengan sengaja karena terbukti ada kebijakan aneh yang dibuat agar
terhindar dari pajak penghasilan karyawan
- Pegawai bagian hutang juga dengan sengaja melakukan aksinya dan tanpa perhitungan terbukti
dengan selalu pergi berbelanja menggunakan cek perusahaan hanya untuk membeli
perlengkapan kantor
Dengan maksud (intent) menimbulkan reaksi dari suatu pihak.
- Adanya laporan ke dewan direksi yang dibuat oleh auditor khusu terkait penyimpangan yang
dilakukan CEO dan pegawai bagian hutang
Adanya pihak yang dirugikan terhadap salah saji tersebut. Perusahaan Full-of-Nateru, karyawan
yang di PHK
Menimbulkan kerugian. Uang perusahaan yang digunaan untuk membayar pajak gaji karyawan
diambil oleh CEO dan membeli perlengkapan kantor untuk kperluan pribadi dengan menggunakan
uang perusahaan yang dilakukan oleh pihak pegawai bag. Hutang

Ciri-ciri Pelaku Kecurangan


CEO (dari segi biaya atau kehilangan) Pegawai (lebih sering terjadi)

- Telah lama bekerja di perusahaan - Telah lama bekerja diperusahaan


- Memiliki penghasilan yang tinggi - Memiliki penghasilan rendah
- Biasanya pria - Pria Wanita
- Usia di atas 60 thn - Usia antara 41 sampai dengan 50 thn
- Berpendidikan tinggi - Lulusan sekolah menengah /kejuruan
- Tidak memiliki catatan kriminal - Bekerja sendiri
- Memiliki jabatan penting di perusahaan - Tidak memiliki catatan kriminal

Keterangan Fin-Fraud Penyalagunaan aset

Pelaku CEO Pegawai bg. hutang

Ukuran kecurangan Besar Kecil

Frekuensi Jarang Seing

Motivasi Bonus, status sosial Gaya hidup, kebutuhan

Material Material Mungkin aterial (diakumulasi)

Pihak yg diuntungkan Pelaku dan perusahaan Pelaku

Ukuran korban Besar Besar

Skema Fraud
a. Kecurangan laporan keuangan
Kewajiban tersembunyi (Pencatatan yang tidak benar dari kwajiban)
CEO menyembunyikan kewajiban pembayaran ke kas negara berupa pajak penghasilan karyawan
dengan mencatat gaji pokok, potongan PPh serta penerimaan bersih setelah dipotong pajak, namun
PPh yang tercantum tidak dilaporkan bahkan tidak dibayarkan oleh BU selaku pemberi kerja.
Pengungkapan tidak benar
CEO bisa juga melakukan pemalsuan data untuk menghindari pengenaan pajak

b. Asset Misappropriation/Penyalagunaan aset


Kecurangan pengeluaran kas
Skema Gaji
- Penyalahgunaan aset disini ialah mengambil kas untuk pembayaran pajak penghasilan karyawan
kepada negara, dengan menahan pajak gaji karyawan untuk kepentingan diri sendiri. Selain itu,
memalsukan dokumen pendukung pembayaran gaji/upah.

Skema Penagihan - Skema Pembelian Pribadi


- Skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pegawai
bagian hutang membuat transaksi-transaksi pembelian perlengkapan kantor dengan mencatat pada
buku cek perusahann dengan mengklaim perlengkapan tsb digunakan untuk keperluan kantor.
Skema Cek Resmi
- Bisa saja pegawai bag. Pembelian melakukan pengecekan palsu terhadap dirinya sendiri untuk
keuntungan pribadi karena pelaku (pegawai bagian hutang) memiliki otoritas penandatangan cek.

Kecurangan persediaan dan aset lainnya (Non-kas)


Larceny inventaris
Pegawai bagian hutang melakukan pembelian perlengkapan kantor kemudian dicuri dengan memalsu
formulir permintaan barang

Motivasi melakukan kecurangaan dari pihak CEO


a. Tekanan (gaya hidup melebihi kemampuan keuangan (besar pasak daripada tiang), keserakahan,
dan kebutuhan tidak terduga, status sosial)
b. Peluang
Lemahnya pengendalian internal
Karena posisinya sebagai pimpinan atau pejabat yang memgang otoritas yang berarti punya
posisi penting dan mampu untuk merancang kegiatan sehingga ada peluang atau kesempatan
untuk melakukan kejahatan
c. Rasionalisasi
Ia berpikir bahwa ketika ia tidak membayarkan pajak itu tidak begitu merugikan negara, sebab ia
berpikir yang ia lakukan (mencuri pajak) hanya bagian kecil dari seluruh penerimaan pajak oleh
negara. Sehingga ia menganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan biasa/wajar dilakukan
oleh orang lain pula.
Pelaku merasa berjasa besar terhadap organisasi dan seharusnya ia menerima lebih banyak dari
yang telah diterimaya

Motivasi melakukan kecurangaan dari pihak pegawai


a. Tekanan (gaya hidup melebihi kemampuan keuangan (besar pasak daripada tiang), keserakahan,
dan kebutuhan tidak terduga, atau bisa juga faktor tekanan pegawai seperti gaji rendah dan tidak
puas dengan pekerjaan )
b. Peluang
Lemahnya pengendalian internal
Pelaku adl pemegang buku cek hutang perusahaan maka ia memilik peluang untuk melakukan
kecurangan dengan tujuan aset tsb dpt digunakan untuk keperluan pribadi
c. Rasionalisasi
Pelaku menagganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan biasa/wajar dilakukan oleh orang
lain pula
Pelaku merasa berjasa besar terhadap organisasi dan seharusnya ia menerima lebih banyak dari
yang telah diterimaya

Analisis Red Flags


Kasus I:
Redflags yang terlihat adalah CEO tersebut membuat kebijakan yakni dg mem-PHK karyawan dan
mempekerjakan karyawan sbg kontraktor. Hal tersebut akan mengurangi pembayaran yang
dikeluarkan perusahaan untuk membayar pajak.

Kasus II:
Redflags yang terjadi ialah pegawai tersebut sering membawa buku cek perusahaan kemana-mana
dan sering berbelanja.

Penilai Risiko Fraud


Risiko Inheren
Potensi kesalahan atau penyalagunaan yang melekat pada suatu kegiatan, jika tidak ada pengendalian
intern. (struktur ogranisasi)
CEO :Posisinya sebagai pimpinan atau pejabat yang memegang otoritas
Pegawai bag. Hutang : Punya posisi penting dalam ogranisasi dalam melakukan aktivitas pembelian
perlengkapan kantor
Dengan mengasumsikan tiadanya pengendalian intern maka risiko inheren ini dapat dinyatakan
sebagai kerentanan terhadap timbulnya salah saji material sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat risiko inherennya tinggi karena kemungkinan adanya penyalagunaan wewenang.

Likehood - remote (<40) Possible (pertengahan) Probably (mendekati 100)

Risiko Kontrol
Lingkungan pengendalian internal lemah karena pihak yang mempunyai posisi kunci diperusahaan
yang seharusnya melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan di perusahaan juga melakukan
kecurangan. Adapun beberapa kelemahan dalam pengendalian intern antara lain:
1. Kelemahan dalam pemisahan fungsi
Pegawai bagian hutang memiliki perangkapan fungsi mulai dari pencatatan, penyimpanan dan
otorisasi. Sama halnya dengan CEO yang melakukan perhitungan pajak karyawan dan juga yang
membayarnya.
2. Kelemahan dalam aktivitas perstujuan transaksi
3. Kelemahan pengendalian fisik terhadap aset dan pencatatan
Kesalahan pemberian kebebasan terhadap akses fisik berpeluang bagi pegawai bag. Hutang untuk
menggunakan harta/aset atau menggelapkan aset/harta .
Kebebasan kewenangan akses informasi memberi peluang menafsir data/catatan merusak bukti dari
salah hitung
4. Kelemahan pengecekan secara independen terhadap pelaksanaan tugas
Jadi untuk penetapan nilai risiko pengendalian rendah karena pengendalian intern perusahaan tidak
dapat berfungsi secara efektif sebagai sarana kendali, kemungkinan besar terjadi fraud.

Risiko residual
Tingkat risiko residual yang diperoleh tinggi atau bisa dikatakan signifikant dikarenakan rendahnya
tingkat pengendalian intern perusahaan sehingga nilai yang tersisa dari risiko inheren masih tinggi.
Dari risiko tsb dapat diketahui adanya penyimpangan/pelanggaran dari proses kegiatan operasional
yang sedang maupun telah terjadi.

Faktor Penilaian Risiko


Faktor fraud
Penilaian risiko yang mempertimbangkan skema fraud:
- U/kecurangan laporan keuangan = CEO
- U/kecurangan penyalanggunaan aset = pegawai bagian hutang
Faktor lingkungan perusahaan
Industri menurut frekuensi
Manufaktur (7,2%) = Kecurangan laporan keuangan dan penyalagunaan aset

Faktor internal
Tidak adanya budaya yang jujur
Kebijakan perusahaan yang tidak memadai sehubungan dengan sanksi atas pelanggaran hukum,
etika, dan keamanan;
Orientasi dan pelatihan yang tidak memadai mengenai masalah hukum, etika, penipuan dan
keamamnan
Filosofi manajemen kurang baik
Posisi keuangan yang kurang baik
Loyalitas karyawan rendah
Kebingungan tentang etika
Penelitian latar belakang yang kurang tepat
Ketiadaan program bantuan untuk karyawan

Cara mencegah fraud - CEO


1. Pemberlakuan praktik audit internal yang independen, objektif, dan kuat.
2. Pemberlakuan standard etika dan integritas pegawai.
3. Pemantauan secara aktif terhadap manajemen oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam
masalah governance (komisaris).
4. Penurunan peluang dan tekanan yang bisa menimbulkan kecurangan melalui laporan keuangan.
5. Pembatasan rasionalisasi fraud melalui training secara rutin tentang permasalahan fraud.

Cara mencegah fraud - pegawai


- Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat diperusahaan
- Lakukan seleksi pegawai yang ketat dengan jasa psikolog
- Tingkatkan keandalan internal audit department
- Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai
- Lakukan rotation of duties dan hak cuti
- Lakukan pembinaan rohani
- Berikan sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan
penghargaan bagi mereka yang berprestasi
- Tumbuhkan iklim keterbukaan dalam perusahaan
- Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindakjujur, adildan bersih
- Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing.
Pencegahan yang dapat dilakukan ialah digaungkannya budaya anti fraud dalam perusahaan
tersebut, (tone at the top) dengan struktur corporate governance : gaya manajemen dapat membentuk
keteladanan bagi organisasi. Keteladanan dari atas merupakan kunci untuk mencegah fraud. Apabila
manajer bersama dengan dewan direksi bersama-sama untuk mensosialisasikan antifraud,
mengkomunikasikan aturan fraud, dan mendorong setiap orang untuk ikut mencegah dan mendeteksi
fraud, makan akan terbentu budaya antifraud di perusahaan. Selain itu berkenaan kebijakan dan
prosedur; prosedur dan kebijakan akan mencatat kejadian yang tergolong tidak etis, sehingga
kejahatan akan dapat diperbaiki. Pondasi dari pencegahan fraud adalah kebijakan fraud dan prosedur
yang disusun berdasarkan kebijakan. Serta adanya pengendalian internal seperti pemeriksaan
independen kerja.
Pencegahan fraud yang dilakukan ialah mulai dari lingkungan perusahaan yakni dengan terus
menggaungkan budaya anti fraud, adanya pengawasan internal secara berkala yakni dengan
mengecek aset secara fisik maupun catatan, pengawasan melalui siklus akuntansi khususnya pada
siklus pembelian, juga adanya pemeriksaan independen kerja pada pegawai tersebut melalui
pemisahan tugas dan otorisasi yang tepat dalam struktur perusahaan.

Вам также может понравиться