Вы находитесь на странице: 1из 5

ANALISA SINTESA

PEMASANGAN KATETER URINE PADA KLIEN DENGAN RETENSI URINE


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD. KRATON PEKALONGAN

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA :DEWI ARISANTI


NIM : G3A016067
PEMBIMBING :

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2016/2017

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN


KATETER
Nama Mahasiswa : Dewi Arisanti Tanggal : 4 Juli 2017
NIM : G3A016121
Tempat : IGD RSUD. Kraton Pekalongan

1. Identitas Klien
Ny. P, 38 th

2. Diagnosa Medis
Retensi Urin

3. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola eliminasi: Retensi urine b.d adanya hambatan uretra
Data Subjektif:
a. Pasien mengatakan merasa ingin BAK tapi tidak bisa keluar
b. Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak siang hari (±8 jam sebelum pasien masuk
rumah sakit)
c. Pasien mengeluh nyeri; P = Nyeri karena tidak bisa BAK, Q = Nyeri terasa perih
dan panas, R = Nyeri terasa di suprapubik, S = Skala nyeri 5, T = Nyeri hilang
timbul
Data Objektif:
a. HR: 88 kali/mnt, S : 35,5oC, RR: 20 kali/mnt, TD: 112/85 mmHg
b. SPO2 = 97%
c. Tampak lemah, gelisah
d. Tampak ada penumpukan urin di kandung kemih

4. Dasar pemikiran :
Retensi urine merupakan ketidakmampuan untuk melakukan urinasi (miksi)
meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut sehingga kandung
kemih teraba penuh dan terasa nyeri. Kateterisasi urine merupakan salah satu
tindakan yang membantu eliminasi urine maupun ketidakmampuan melakukan
urinasi (miksi).

5. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


Pemasangan kateter urine ukuran 16 pada pasien
6. Prinsip-Prinsip Tindakan
a. Steril
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Pastikan pemasangan yang tepat pada lubang ureter
d. Prosedur pemasangan kateter:
1) Persiapan alat
a) Sarung tangan steril
b) Larutan antiseptik
c) Foley cateter dan Urine bag
d) Pinset
e) Kapas
f) Gel
g) Spuit 10cc
h) Air steril untuk mengembangkan balon
i) Plester untuk fiksasi
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Siapkan semua peralatan dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau
c) Jelaskan prosedur kepada pasien
d) Jaga privasi pasien/menutup sampiran
e) Atur posisi pasien senyaman mungkin
f) Posisikan pasien dalam posisi supinasi
g) Kenakan sarung tangan steril
h) Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan dengan posisi tegak lurus
dengan tubuh pasien
i) Bersihkan glan penis dengan kapas yang sudah dilumuri larutan antiseptic
dengan arah melingkar
j) Lubrikasi ujung kateter dengan gel sebelum memasukkannya
k) Masukan kateter dengan gentle ke meatus dan secara perlahan masukkan ke
proximal uretra
l) Instruksikan pada pasien untuk menarik nafas agar lebih rileks sehingga
kateter bisa masuk
m)Urine yang mengalir pada selang kateter ke dalam urine bag menandakan
kateter telah berada pada posisi yang sesuai
n) Kembangkan balon dengan 10ml air steril (sesuaikan dengan kebutuhan
volume air steril dalam mengembangkan balon)
o) Tarik kateter sampai balon berada posisi yang sesuai, melawan dinding
kandung kemih
p) Fiksasi kateter pada paha atau dinding abdomen pasien dengan plester.
q) Gantungkan urine bag lebih rendah dari pasien
r) Tanyakan respon pasien setelah dilakukan tindakan
s) Rapikan pasien dan peralatan
t) Cuci tangan
u) Dokumentasi
7. Analisa sintesa

Obstruksi saluran kencing

keluarnya urine dengan resistensi saluran yang


minimal

Terjadinya gangguan pengosongan kandung kemih; pengosongan


kandung kemih tidak efisien

Dilatasi bladder/ distensi abdomen

Penumpukan urin di kandung kemih

Tindakan pemasangan kateter uretra


8. Bahaya dan Pencegahan
Bahaya :
a. Infeksi
b. Striktur uretra
c. Ruptur uretra
d. Perforasi buli-buli
e. Pendarahan
f. Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
Pencegahan : Lakukan pemasangan kateter uretra sesuai dengan prosedur tindakan
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan prinsip tindakan, seperti pengecekan
balon kateter sebelum pemasangan, memperhatikan teknik steril, pemasangan secara
gentle, pemberian lubrikasi, dan mengunakan kateter yang sesuai.

9. Hasil yang Didapatkan dan Maknanya


S :
• Pasien mengatakan bahwa ia merasa lebih nyaman dan plong setelah urine
keluar
O:
a. Pasien tampak meringis saat pemasangan kateter dan tampak rileks saat
selesai pemasangan
b. Terdapat haluaran urin pada klien, sebanyak 150 cc setelah selesai
pemasangan kateter
A : Masalah pada gangguan pola eliminasi dengan retensi urine teratasi
P : Monitor out put urine dan lakukan perawatan kateter sampai kondisi membaik

10. Tindakan Keperawatan lain


a. Observasi tanda-tanda vital
b. Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan kekuatan
c. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urine (waktu dan
jumlah urine)
d. Berikan posisi yang nyaman
e. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengkontrol nyeri bila muncul
f. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

11. Evaluasi
Pada pemasangan kateter sudah berusaha mempertahankan prinsip steril dan
diasisteni oleh perawat lain untuk meminimalkan hal-hal yang kurang steril. Air
steril untuk pengunci kateter juga sudah sesuai dengan ukuran kateter, dan sudah
dipastikan kateter terkunci. Fiksasi juga sudah dilakukan dengan baik. Tidak
ditemukannya hambatan selama tindakan pemasangan kateter dilakukan.

Вам также может понравиться