Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
LUSIAH SATAJI
G3A016074
2. Diagnosa Medis
Vulnus Laceratum
3. Dasar Pemikiran
Vulnus laceratum merupakan luka terbuka yang dapat disebabkan kekerasan tumpul yang
kuat sehingga melampaui elastisitas kulit dan otot. Pada umumnya respon tubuh terhadap
trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi. Peradangan ini terjadi jika jaringan
terputus. Pada keadaan ini akan menimbulkan infeksi yang disebabkan oleh adanya
mikroorganisme. Jika terjadi luka robek, tindakan yang bisa dilakukan untuk menyatukan
jaringan yang robek yaitu dilakukan hecting untuk menyatuakan kembali jaringan yang robek
tersebut dan menghindari terjadinya infeksi dari mikroorganisme luar yang masuk dalam
luka.
4. Analisa Sintesa
Vulnus Laceratum
Perdarahan
Resiko Infeksi
Hecting
6. Diagnosa Keperawatan
Resiko Infeksi b.d trauma jaringan
7. Data Fokus
Tn. M 50 tahun dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa medis Vulnus Laceratum. Luka robek
pada punggung kaki panjang sekitar ± 4 cm dengan kedalam ± 1 cm. pada luka keluar banyak
darah. Kesadaran Composmentis. GCS 15. TD 120/70 RR 20x/m S 36oC N 80x/m.
Alat :
a. Steril
- wadah dari logam
- needle holder/ pemegang jarum
- jarum dengan ujung segi tiga
- jarum dengan ujung bulat
- Pinset anatomi
- Pinset chirrurgis
- Gunting Benang
- Gunting jaringan
- Klem arteria berujung lurus/ bengkok
- Kain steril
b. Non steril
- NaCl fisiologis
- Povidon Iodine 10%
- Perhidrol 3%
- Lidocain 2%
- Klorin 0,5%
- Kasa steril
- Plester
- Spuit 3cc
- Benang side no 3.0
- Benang catgut no. 3.0
Prosedur pelaksanaan :
a. Menentukan jenis luka
- menilai bentuk luka : teratur/tidak
- menilai tepi luka : teratur/tidak, jembatan jaringan
- menilai luas luka : panjang dan lebar dalam cm
- menilai kedalaman luka : dalam cm 2
b. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medik:
- menjelaskan kondisi luka
- menjelaskan prosedure tindakan
- menjelaskan tujuan tindakan,keuntungan dan kerugian
- meminta persetujuan tindakan
c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan steril
d. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan
e. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan
f. Melakukan cuci tangan secara foerbringer
g. Memakai sarung tangan steril
h. Melakukan tindakan aseptik anti septik
- dimulai dari tengah ke tepi secara sentrifugal
- menggunakan kasa dan povidon iodine
i. Melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi atau lapangan)
cara: menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka teranestesi
dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak masuk
pembuluh darah (terlihat cairan darah dalam spuit). infiltrasikan lidokain bersamaan
waktu menarik mundur jarum 2-4 cc (tergantung luas luka)
j. Pasang kain steril. 12. Lakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif, jaringan-
jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena cukup dihentikan dengan penekanan
menggunakan kasa steril beberapa detik.
k. Desinfeksi menggunakan povidon Iodine
l. Menjahit luka
- Gunakan needle holder untuk memegang jarum.
- Jepit jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum.
Jika penjepitan kurang dari setengah jarum, akan sulit dalam
menjahit.
- Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga
pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.
masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka sekitar
1cm, membentuk sudut 90˚
- dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
- Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam. Aproksimasi tepi luka
harus baik.
- Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat di
serap atau monofilament
- Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang luka kurang
menutup dengan baik.
- Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan reaksi inflamasi.
m. Melakukan dressing Setelah penjahitan selesai, lakukan eksplorasi. Jahitan yang terlalu
ketat/ kendor diganti. Desinfeksi luka dengan povidone iodine. Tutup dengan kasa steril
beberapa lapis untuk menyerap discharge yang mungkin terbentuk. Dan diplester
n. Berikan edukasi tentang makanan, cara merawat luka, mengganti kasa. Waktu kontrol.
Menjelaskan lama penyembuhan, waktu pengangkatan jahitan, hasil jahitan, penyulit-
penyulit yang mempengaruhi penyembuhan luka.
o. Membereskan alat
p. Cuci tangan
q. Dokumentasi keperawatan
9. Bahaya yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut dan Cara Pencegahannya
a. Jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi sehinggamenyebabkan
kematian jaringan
b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi infeksi
c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika masih ada
benda asing yang tertinggal pada luka
10. Evaluasi
S:
- Klien mengatakan saat dijahit sedikit terasa nyeri
O:
- Luka robek dijahit sebanyak 4 jahitan dibalut dengan kasa steril
A:
- Masalah infeksi tidak muncul
P:
- Anjurkan klien untuk kontrol 2 hari lagi di poli bedah
- Anjurkan klien untuk tidak menghindari luka agar tidak basah
- Anjurkan klien untuk tidak pantang memakan apapun kecuali memiliki alergi