Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Reptil
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat
tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh
sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru,
jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu
tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan
telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang (membran amniotic). .
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama
kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di
daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan
tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati
macam-macam habitat.
a) Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai
atau sepanjang pantai.
b) Penyu terbesar teradapat dilaut
c) kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan.
d) Kadal dan ular umumnya menempati karang-karang atau pohon. Secara umum reptilia
memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau
kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
 Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau
memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal,
dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
 Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
 Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan
vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah
oval bikonkaf dengan inti.
 Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi
kloaka.
 Terdapat 12 pasang saraf cranial.
 Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
 Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung
kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur
ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam
tubuh betina. Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki
diantaranya:
a. Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap
kehidupan di darat.
b. Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari..
c. Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
d. Skeleton terdiri dari tulang sejati.
e. Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung
embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
 UKURAN
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai
berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika
Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki
panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai
panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai
panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada
pula kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di
Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm.
 STRUKTUR EKSTERNAL
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat
ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral,
dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat
bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak dibelakang mata.
Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
B. Klasifikasi Reptil.
1. Ordo Testudinata (Chelonia)

Species ada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relatif besar,
terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan
perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya.
Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah,
sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang costae
(rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya
diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat
maupun di air.
2. Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:
 Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang
berdiameter 1 meter.
 Familia : Tryonychidae Species : Geochelone gigantean.
Ciri Morfologi Geochelone gigantea :
 Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang tergabung ke sebuah piring
kurus yang terdapat di bawah kulit yang terpaut sehingga terbentuklah cangkang
yang keras.
 Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki selaput yang berfungsi melindungi
hidung dari benda asing.
 Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan
waktu untuk tidur dan makan.
 Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei.
 Perkembangbiakannya ovovivipar.
 Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon
dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya.
 Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran
pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.
3. Ordo Squamata
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang
secara periodik mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada
tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada
dasarnya tipe diapsid, arkade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas
juga sering demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang
kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan
tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang hidung berpasangan. Sering memiliki
mata pineal pada kelompok kadal tapi pada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki
lubang kloaka transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ
Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi
atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.
a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang
extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic
girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau
Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah tropis.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
 Familia : Lacertidae. Species : Cicak (Hemidacty frenatus)
 Familia : Geckonocidae. Species: Tokek (Gecko monarchis)
 Familia : Henoermatidae. Species: Kadal (Mouboya multifasciata)
 Familia : Varanidae. Species : Komodo (Varanus komodoensis) dan Biawak
(Voronus salvator).
 Familia : Agamidae. Spesies : Bronchocela jubata
Ciri Morfologi Bronchocela jubata:
1. Memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya(mimikri) yang berfungsi
untuk melindungi diri dari musuhnya
2. Mempunyai lidah yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap
mangsanya.
3. Mempunyai kaki yang bisa mencengkeram seperti tangan sehingga bisa
mencengkram dengan kuat.
4. Mempunyai mata yang bisa berputar serta bisa melihat ke segala arah.
5. Mempunyai ekor yang bisa menggulung yang berguna untuk bergantung di pohon
b. Sub ordo 2 Serpentes/ophidae (ular)
Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies
tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan ligament;gigi bulat
panjang. Diantara spesies yang berbisa memiliki gigi taring, taring atas berfungsi alat
penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang lebih 2500 spesies.
Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Weling) dan Phyton molurus (ular Sawah)
Ciri Morfologi Python molurus:
 Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di bagian bawah tubuhnya.
 Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki.
 Berat tubuhnya lebih dari 200 pon.
 Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk melihat mangsa.
 Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya.
 Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil digunakan sebagai indra pembau.
 Umumnya mencari makan pada malam hari
4. Ordo crocodila/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek
dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4
ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus porosus.
Ciri Morfologi Crocodylus porosus :
 Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya mencapai 1.000-
1.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina lebih kecil
dan pada umumnya berkisar 3 m.
 Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengah
hidung.
 Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain.
 Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik-
bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor. Pada buaya dewasa berwarna lebih gelap
dengan warna abu-abu kehitaman.
 Pada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis
dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian
perut.
 Ekor berwarna abu-abu.
 Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68
buah.
 Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri.
 Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput
5. Ordo Rhynchocepholia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk
dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahang mudah
digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia : Sphenodon punctatum (Tuatara).
C. Organ Reproduksi Pada Buaya
Sistem reproduksi hewan jantan pada buaya adalah sebagai berikut.
a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan
terletak di dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran
ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus
seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus
deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki
kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Gambar1:StrukturTubuhBuayaJantan

Gambar 2: Sistem urogenitalia pada buaya jantan

Pada gambar di atas dapat terlihat jelas sistem reproduksi buaya, yakni berupa testis dan kloaka.
Di testis merupakan tempat dibentuknya sperma. Tepatnya di bagian tubulus seminiferus. Phallus
merupakan organ yang tidak terhubung. Terletak tersem,bunyi didalam kloaka yang berada di
1
anterior ventral pada sekat kloaka.
pada buaya, organ genitalia jantan terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna
keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh
mesorchium. Testis akan membesar saat musim kawin. Buaya memiliki alat kopulasi yang disebut
penis. Sedangkan pada reptil lain berupa hemipenis. Penis pada buaya tersusun dari jaringan ikat
dan jaringan spons yang memungkinkan darah melaluinya. Sel-sel sperma pada buaya sebenarnya
hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang
disebut spermatogonia. Spermatogonia yang bersifat diploid ini dapat membelah diri secara
mitosis membentuk spermatosit primer. Selanjutnya membelah secara meiosis I membentuk
spermatosit sekunder. Pembelahan secara meiosis II dari spermatosit sekunder menghasilkan
empat sel haploid, yakni yang sering dikenal dengan nama spermatid. Spermatid ini dalam proses
tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sel sperma.

Sebuah sel sperma terdiri atas kepala yang mengandung kromosom dalam suatu keadaan
kompak dan inaktif, dua sentriol dan ekor. Salah satu dari sentriol, merupakan badan basal dari
flagelum, yang merentang sepanjang ekor. Mitokondrion mengelilingi bagian atas flagelum dan
menyediakan energi untuk gerakan pukulan cambuk.
Sperma dari buaya jantan akan keluar dari tubuh jantan melalui beberapa bagian, yakni dengan
urutan sebagai berikut.

Tubulus seminiferus Duktus aferen Epididimi Duktus deferenureter Kloaka.

2..1.1 Sistem Genitalia Betina

Sistem reproduksi hewan betina pada buaya adalah sebagai berikut.

a) Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol.


Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga
selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat
glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel
telur. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur

Вам также может понравиться