Вы находитесь на странице: 1из 5

RUPTU UTERI

A. Pengertian
1. Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinyadaya
regang miometrium (Saifuddin,2006)
2. Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan
dengan atau tanpa robeknya perioneum viserale. ( Obstetri dan Ginekologi )Ruptur uteri ada
2 macam
3. Ruptur uteri completa kalau semua lapisan dinding rahim robek
4. Ruptur uteri incompleta kalau perimetrium masih utuh

B. Patofisiologi
Pada saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi, dinding uteri atauSAR menjadi
lebih tebal dan volume korpus uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janinyang menempati
korpus uteri terdorong kebawah dan kedalam SBR. SBR menjadi lebih lebarkarena dindingnya
menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi SAR yang
kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retaksi yang membatasi kedua segmen semakin berta
mbah tinggi. Apabila bagian terbawah janin tidak dapat terdorong karena sesuatu sebabyang
menahannya (misalnya panggul sempit atau kepala janin besar) maka volume korpusyang
bertambah mengecil pada saat his harus diimbangi oleh perluasan SBR keatas.Dengan demikian,
lingkaran retraksi fisiologi semakin meninggi ke arah pusatmelewati batas fisiologi menjadi
patologi. Lingkaran patologi ini disebut lingkaran Bandl(Ring Van Bandl). Sbr terus menerus
tertarik ke arah proksimal, tetapi tertahan oleh serviksdan his berlangsung kuat terus menerus tetapi
bagian terbawah janin tidak kunjung turunkebawah memlalui jalan lahir, lingkaran retraksi semakin
lama semakin meninggi dan SBRsemakin tertarik ke atas sembari dindingnya sangat tipis hanya
beberapa milimeter saja lagi.Ini menandakan telah terjadi ruptur imminens dan rahim yang
terancam robek pada saat his berikut berlangsung dinding SBR akan robek spontan pada tempat
yang tertipis dan
terjadilah perdarahan. Jumlah perdarahan tergantung pada luas robekan yang terjadi dan pembuluhd
arah yang terputus.
gejala klinis:

Gejala rupture uteri mengancam:

1. Dalam tanya jawab dikatakan telah ditolong atau didorong oleh dukun atau bidan, partus
2. Sudah lama berlangsung.
3. Pasien nampak gelisah, ketakutan, disertai dengan perasaan nyeri diperut. Pada setiap
datangnya his pasien memegang perutnya dan mengerang kesakitan,bahkan meminta
supaya anaknya secepatnya dikeluarkan.
4. Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya
5. Ada tanda dehidrasi karena partus yang lama (prolonged laboura), yaitu mututkering, lidah
kering dan halus badan panas (demam)
6. His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahkan terus menerus.
7. Ligamentum rotundum teraba seperrti kawat listrik yang tegang, tebal dan kerasterutama
sebelah kiri atau keduannya.
8. Pada waktu datangnya his, korpus uteri teraba keras (hipertonik) sedangkan sbrteraba tipis
dan nyeri kalau ditekan.
9. Penilaian korpus dan sbr nampak lingkaran bandl sebagai lekukan melintang yang
bertambah lama bertambah tinggi, menunjukkan sbr yang semakin tipisdan teregang.sering
lingkaran bandel ini dikelirukan dengan kandung kemih yangpenuh untuk itu lakukan
kateterisasi kandung kemih. Dapat peregangan dan tipisnya sbr di dinding belakang
sehingga tidak dapat kita periksa. Misalnya terjadi pada asinklintismus posterior atau letak
tulang ubun-ubun belakang
10. Perasaan sering mau kencing karena kandung kemih juga tertarik dan teregang keatas,
terjadi robekan-robekan kecil pada kandung kemih, maka pada kateterisasi ada hematuria.
11. Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin tidak teratur (asfiksia).
12. Pada pemeriksaan dalam dapat kita jumpai tanda-tanda dari obstruksi, sepertiedema portio,
vagina, vulva dan kaput kepala janin yang besar.
C. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan dan dapat mengancam hidup ibu dan janin adalah ruptura uteri.
Ruptur uteri pada jaringan parut dapat dijumpai secara jelas atau tersembunyi. Secara anatomis,
ruptur uteri dibagi menjadi ruptura uteri komplit (symptomatic rupture) dan dehisens
(asymptomatic rupture). Pada ruptura uteri komplit,terjadi diskontinuitas dinding uterus berupa
robekan hingga lapisan serosa uterus danmembran khorioamnion. Sedangkan disebut dehisens bila
terjadi robekan jaringan parututerus tanpa robekan lapisan serosa uterus, dan tidak terjadi
perdarahan.Ketika ruptura uteri terjadi, histerektomi, transfusi darah masif, asfiksia
neonatus,kematian ibu dan janin dapat terjadi. Tanda ruptura uteri yang paling sering terjadiadalah
pola denyut jantung janin yang tidak menjamin, dengan deselerasi memanjang.Deselerasi lambat,
variabel, bradikardi, atau denyut jantung hilang sama sekali jugadapat terjadi. Gejala dan tanda lain
termasuk nyeri uterus atau perut, hilangnya stasion bagian terbawah janin, perdarahan pervaginam,
hipotensi.

D. Penatalaksanaan
Tindakan pertama adalah memberantas syok, memperbaiki keadaan umum penderita dengan
pemberian infus cairan dan tranfusi darah, kardiotinika, antibiotika, dsb. Bila keadaan umum mulai
baik, tindakan selanjutnya adalah melakukan laparatomi dengan tindakan jenis operasi :

1. histerektomi baik total maupun sub total


2. histerorafia, yaitu luka di eksidir pinggirnya lalu di jahit sebaik-baiknya
3. konserfatif : hanya dengan temponade dan pemberian antibiotika yang cukup.
Tindakan yang akan dipilih tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. keadaan umum penderita


2. jenis ruptur incompleta atau completa
3. jenis luka robekan : jelek, terlalu lebar, agak lama, pinggir tidak rata dan sudah banyak
nekrosis
4. tempat luka : serviks, korpus, segmen bawah rahim
5. perdarahan dari luka : sedikit, banyak
6. umur dan jumlah anak hidup
7. kemampuan dan ketrampilan penolong
Data Subyektif

Gejala Saat Ini

Nyeri Abdomen dapat tiba-tiba, tajam dan seperti disayat pisau. Apabila terjadi rupture
sewaktu persalinan, konstruksi uterus yang intermitten, kuat dapat berhenti dengan tiba-tiba.
Pasien mengeluh nyeri uterus yang menetap.

Perdarahan Per Vaginam dapat simptomatik karena perdarahan aktif dari pembuluh darah
yang robek.
Gejala-gejala lainnya meliputi berhentinya persalinan dan syok, yang mana dapat di luar
proporsi kehilangan darah eksterna karena perdarahan yang tidak terlihat. Nyeri bahu dapat
berkaitan dengan perdarahan intraperitoneum.

Riwayat Penyakit Dahulu

Rupture uteri harus selalu diantisipasi bila pasien memberikan suatu riwayat paritas tinggi,
pembedahan uterus sebelumnya, seksio sessaria, miomektomi atau reseksi koruna.

Data Obyektif

Pemeriksaan Umum

Takikardi dan hipotensi merupakan indikasi dari kehilangan darah akut, biasanya perdarahan
eksterna dan perdarahan intra abdomen

Pemeriksaan Abdomen

Sewaktu persalinan, kontur uterus yang abnormal atau perubahan kontur uterus yang tiba-tiba
dapat menunjukkan adanya ekstrusi janin. Fundus uteri dapat terkontraksi dan erat dengan bagian-
bagian janin yang terpalpasi dekat dinding abdomen diatas fundus yang berkontraksi. Kontraksi
uterus dapat berhenti dengan mendadak dan bunyi jantung janin tiba-tiba menghilang. Sewaktu atau
segera melahirkan, abdomen sering sangat lunak, disertai dengan nyeri lepas mengindikasikan
adanya perdarahan intraperitoneum.

Pemeriksaan Pelvis

` Menjelang kelahiran, bagian presentasi mengalami regresi dan tidak lagi terpalpasi melalui
vagina bila janin telah mengalami ekstrusi ke dalam rongga peritoneum. Perdarahan pervaginam
mungkin hebat. Ruptur uteri setelah melahirkan dikenali melalui eksplorasi manual segmen uterus
bagian bawah dan kavum uteri. Segmen uterus bagian bawah merupakan tempat yang paling lazim
dari ruptur. Apabila robekannya lengkap, jari-jari pemeriksa dapat melalui tempat ruptur langsung
ke dalam rongga peritoneum, yang dapat dikenali melalui :

1. Permukaan serosa uterus yang halus dan licin


2. Adanya usus dan ommentum
3. jari-jari dan tangan dapat digerakkan dengan bebas

Вам также может понравиться