Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK 9
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai “Krisis akuntansi
dan Membangun kembali kepercayaan publik”. Makalah yang kami buat ini
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah di waktu yang akan datang. Dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bagi para pembaca.
Penyusun
1ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I . PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II . PEMBAHASAN ............................................................... 3
A. Akuntansi,Pasar Modal,Earning Management ....................... 3
B. Menurunnya Pamor Akuntansi Di Amerika ........................... 6
C. Kelemahan Akuntansi Sebagai Penyuplai Informasi ............. 9
D. Alternatif Di Luar Akuntansi Konvensional .......................... 13
E. Kritik Terhadap Akuntansi Konvensional .............................. 14
F. Akuntansi Forensik ................................................................. 20
G. Beberapa Faktor Hilangnya Kepercayaan Publik................... 28
H. Saran Untuk Membangun Kembali Kepercayaan Publik ....... 34
I. Reformasi Akuntansi Menurut David Mosso ......................... 36
DAFTAR REFERENSI
2iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai
kalangan. Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luasakan jasa
akuntan inilah yang menjadi pemicu perkembangan tersebut, namun demikian
masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadapprofesi akuntan
publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa
yang diberikan oleh akuntan publik di Indonesia semakin terlihat jelas seiring
dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sertafenomena kebangkrutan
perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enrondan Worldcom di USA, yang
melibatkan salah satu big four, yaitu ArthurAndersen CPA.
3
1
terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan
bertindak sesuai etika maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan
akan meningkat. Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh perusahaan,
khususnya perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar modal. Hal ini
disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib
diaudit oleh akuntan publik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peranan akuntansi,pasar modal, earning management?
2. Apa penyebab menurunya pamor akuntansi di amerika?
3. Apa kelemahan akuntansi sebagai penyuplai informasi?
4. Apa alternative di luar akuntansi konvensional dan kritik terhadap
terhadap akuntansi konvensional?
5. Bagaimana kasus mengenai akuntansi publik yang ada di Indonesia?
6. Apa itu akuntansi Forensik?
7. Apa faktor-faktor hilangnya kepercayaan publik dan saran untuk
membangun kembali kepercayaan publik?
8. Bagaimana reformasi akuntansi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan akuntansi,pasar modal, earning management
2. Untuk mengetahui penyebab menurunya pamor akuntansi di amerika
3. Untuk mengetahui kelemahan akuntansi sebagai penyuplai informasi
4. Untuk mengetahui alternative di luar akuntansi konvensional dan kritik
terhadap terhadap akuntansi konvensional
5. Untuk mengetahui kasus mengenai akuntansi publik yang ada di
Indonesia
6. Untuk mengetahui akuntansi Forensik
7. Untuk mengetahui faktor-faktor hilangnya kepercayaan publik dan saran
untuk membangun kembali kepercayaan publik
8. Untuk mengetahui reformasi akuntansi
24
BAB II
PEMBAHASAN
EMH bisa terjadi pada periode tertentu, jangka waktu tertentu atau sektor
industri tertentu.
Hal ini terjadi karena beberapa alasan yaitu:
1. Situasi ekonomi makro kita belum stabil
Hal ini disebabkan karena struktur dan manajemen ekonomi makro kita
belum murni atau belum dominan diatur oleh mekanisme pasar. Hal ini
menyebabkan analisis dan prediksi para pelaku pasar sering tidak akurat.
1
3
Di negara tersebut faktor tingkat bunga dapat dijadikan sebagai alat
pengontrol atau mengendalikan ekonomi makro dari aspek moneter.
3. Porsi atau peranan pasar modal sebagai sumber investasi dana pasar
modal sudah sangat besar
Berbeda dengan negara berkembang yang porsinya sangat kecil. Kalah
jauh dengan porsi negara atau porsi perbankan. Ini berarti pemilik modal
lebih banyak menginvestasikannya pada pasar modal, contohnya USA
yang 75% rakyat sudah aktif berinvestasi di pasar modal.
24
7. Tingkat profitabilitas di pasar modal belum menjanjikan
Banyak pelaku usaha tidak yakin akan keuntungan yang diperoleh di pasar
modal. Bahkan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi sering pelaku
mengalami kerugian, khususnya pemain kecil.
35
B. MENURUNNYA PAMOR AKUNTANSI DI AMERIKA
Di era saat ini profesi akuntan di fokuskan pada fungsi pemberian
informasi, dan penyajian informasi yang reliable sehingga dapat dipergunakan
untuk kepentingan proses pengambilan keputusan. Namun, kenyataannya banyak
ditemukan laporan-laporan yang tidak sesuai dengan harapan. Laporan keuangan
dianggap hanya sebagai laporan yang ditukangi, laporan yang memakai kosmetik,
laporan yang dimasak, income smoothing, earning management dan creative
accounting. Para akuntan yang melakukan perbuatan tercela ini telah mencoreng
nama akuntan baik di level internasional maupun nasional. Kasus enron yang
terjadi belakangan ini telah memukul telak profesi akuntan. Pasalnya profesi
akuntan ini hidup diatas kepercayaan publik, jadi jika kepercayaan publik telah
hilang maka secara otomatis sebenarnya eksistensinya secara substantive hilang.
64
e. Yang lama meninggalkan organisasi dan yang baru tidak berminat ikut
serta
75
diperketat, pemisahan yang lebih jelas antara audit service dengan nonaudit
service, dan perlu adanya persetujuan dan pengungkapan atas semua jasa
nonaudit.
Kedua: Auditor
UU ini memkerketat aturan akuntan publik dengan membentuk Dewan
Pengawas Akuntan Publik. UU ini melarang pemberian jasa nonaudit di luar
jasa perpajakan dan adanya kewajiban untuk menggilir pelaksana dan
penanggung jawab audit.
Keempat: Analis
Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik kepentingan.
Kelima: SEC
SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan,
meningkatkan kekuasaan untuk memaksa perusahaan melaksanakan
peraturannya dan menaikka biaya hukuman terhadap setiap pelanggaran UU
pasar modal.
Pelajaran yang harus dipetik adalah bahwa dengan globalisasi ini, kita mau
tidak mau baik akuntan maupun perusahaan, manajemen, analis, pemerintah
selaku regulator dan juga dunia kampus harus selalu mengikuti atau kalau bisa di
depan menerapkan “good governance” di semua bidang bukan saja di swasta,6
68
tetapi juga di dunia birokrasi dan dunia akademis. Peringkat korupsi Indonesia
sebagai nomor satu di Asia dan selalu top 5 di Dunia harus segera kita tinggalkan
dengan berupaya sekuat tenaga menerapkan spirit dari UU Sarbanes Oxley Act.
Sebenarnya dengan sifat budaya kita yang religius sudah cukup menjadi modal
awal untuk menerapkan good governance, namun juga harus ditopang dengan
aturan-aturan yang baik dan benar sesuai dengan ukuran baik dan buruk yang
ditetapkan oleh nilai-nilai akhlak dan agama yang kita anut.
Ilmu pengetahuan hanya bisa membahas dan memahami apa yang terlihat,
terjamah, terasa, teraba oleh indera kita. Diluar itu tidak dianggap sebagai ilmu,
artinya valliditas informasinya dinilai tidak akurat. Walapun ada informasi yang
kita percaya bukan karena proses pengetahuan, tetapi proses keyakina dan
kepercayaan.
Untuk sukses dan menjalanai hidup di dunia harus dengan ilmu atau
informasi tentang materi-materi yang terlibat dalam kehidupan. Jika kita tidak
memiliki suatu informasi maka kita tidak akan tahu apa yang harus kita lakukan.
Dan tidak semua informasi yang kita terima benar, oleh karena itu kita perlu
membuktikan mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah.
Kita hanya bisa mengambil sikap atau tindakan atas sesuatu jika kita
mengetahui banyak informasi tentang objek yang kita maksud. Dalam ekonomi
khusunya lembaga bisnis, maka mau tidak mau bisnis dengan segala persoalnnya
harus dipahami sifat dan karakternya agar kita bisa memanage bisnis itu dengan
7
9
baik dan sukses. Salah satu ilmu yang muncul untuk megurus bisnis adalah ilmu
manajemen. Dalam ilmu manajemen kita mengetahui informasi bagaimana
mengurus atau memanange suatu perusahaan. Banyak upaya yang dilakukan
manusia khususnya para peneliti dan akademisi untuk memahami sifat-sifat bisnis
dan bagaimana cara mengurusnya untuk dapat sukses dalam mencapai tujauannya.
Salah satu instrument yang dibutuhkan manajer adalah informasi tentang bisnis
yang diberikan oelh ilmu akuntansi.
Ketiga sifat informasi akuntansi ini sedang mengaami disorganisasi yang bias
berdampak pada eksistensi dan kemanfaatan informasi akuntansi.
8
10
sumbangan tenaga dan pikiran yang tidak melibatkan uang, rahmat dan
berkah Tuhan. Zat-zat yang merupakan bagian dari kehidupan yang tidak
dinilai seperti sinar matahari, angina, dan sebagainya. Semua itu berperan
dalam menghidupi dan mensukseskan perusahaan, tetapi tidak dicatat.
2. Tidak semua kegiatan perusahaan menyangkut transaksi timbal balik.
Artinya banyak transaksi yang sifatnya tidak dilakukan secara timbal balik
yang dialami, diterima, dan dilakukan perusahaan yang tidak masuk dalam
isi laporan keuangan. Misalnya, damapk kegiatan perusahaan kepada
kehidupan sosial baik yang bermanfaat maupun yang merusak. Kemudian
contoh lainnya seperti sumbangan perusahaan, pembangunan sarana sosial
adalah kegiatan yang bermanfaat tetapi tidak langsung dibayar oleh
masyarakat. Sedangkan yang merugikan masyarakat dan tidak dibayar
perusahaan misalnya, adanya imbah, kemacetan yang ditimbulkan
perusahaan, kerusakan lingkungan, dan sebagainya.
3. Tidak semua informasi bias dikuantitatifkan apalagi diuangkan.
Sedangkan laporan akuntansi hanya berfokus pada informasi kuantitatif
dan uang. Informasi tentang suatu hal tidak hanya berupa informasi
kuantitatif bahkan tidak bias dituangkan secara kuantitatif harus
dilaporkan secara kualitatif. Misalnya untuk menilai baik dan buruk
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa saat ini akuntansi mengalami
disorganisasi karena sifatnya yang menimbulkan kelemahannya dalam
memberikan informasi yang akurat, relevan, utuh dan lengkap.
9
11
3. Laporan keuangan sering disebut sebagai laporan yang kedaluwarsa. Hal
ini, sekali lagi, karena proses pengerjaannya yang rumit dan
membutuhkan waktu lama.
4. Laporan keuangan terkadang masih perlu dilakukan penyesuaian, jika
terjadi perubahan nilai yang disebabkan karena beberapa faktor.
5. Laporan keuangan terkadang tidak mudah dipahami bagi orang awam.
Hal ini dikarenakan laporan keuangan disajikan dengan bahasa teknis
akuntansi, baik yang menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa
internasional atau Inggris.
6. Laporan keuangan memiliki konsep atau aturan yang berubah-ubah setiap
tahun. Hal ini dikarenakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
merupakan prinsip dari laporan keuangan masih terus disempurnakan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) setiap tahun.
7. Laporan keuangan tidak dapat menggambarkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
8. Laporan keuangan tidak dilengkapi pengertian khusus yang menjelaskan
istilah-istilah teknis yang digunakan di dalamnya.
9. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, sehingga informasi yang disajikan sering tidak
terarah dan hanya memperhatikan kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
10. Laporan keuangan hanya mengacu pada obyek analisis laporan keuangan.
Padahal, untuk menilai Iaporan keuangan tidak cukup hanya dilihat dari
angka-angka yang disajikan di dalam tabel laporan keuangan.
11. Laporan keuangan menjadi tolak ukur kemajuan/ kemunduran suatu
perusahaan yang hanya melihat dari angka-angka tanpa melihat aspek-
aspek lainnya, seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri,
gaya manajemen, dan budaya perusahaan.
12. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian,
terlebih ketika didalamnya terdapat beberapa kesimpulan yang tidak pasti
mengenai penilaian suatu pos.
10
12
13. Laporan keuangan menggunakan angka-angka dalam rupiah yang tampak
pasti dan tepat, akan tetapi sebenarnya angka-angka tersebut tidak dapat
dijadikan sebagai panduan pasti dalam skala internasional, karena standar
nilai rupiah yang sering berubah-ubah
13
11
menghasilkan Oxley Corporate Act 2002 di Amerika. Di pihak lain Triyuwono
(2000) membentangkan beberapa pemikirna akuntansi yang berada di luar
mainstream yang dilandasi American non-classical economics thought, misalnya :
Paradigma interprentif yang dimonitori Preston, 1986, Paradigma kritikal yang
disponsori Tinker, 1984, 1988. Dalam diri disiplin akuntansi konvensional itu
sendiri lahir beberapa konsep yang keluar dari mainstreamnya, seperti muncunya
socio economic accounting, environmental accounting, employee reporting,
human resources accounting, value added reporting, Islamic accounting, current
cost accounting (Belkaoui, 1984, Harahap, 2003).
12
14
akuntansi keuangan hanya menggambarkab 10-15% dari nilai perusahaan. Jadi
jauh sekali perbedaan nilai yang disajikan akuntansi dengan nilai sebenarnya
terjadi di pasar bursa. Sifat-sifat dari aktiva nonfisik ini sangat berbeda dari aktiva
yang selama ini menjadu andalan akuntansi keuangan untuk dicatat, diukur,
dilaporkan dan dianalisis. Perbedaan antara tangible dan intangible asset ini cukup
signifikan,.
Berdasarkan situasi ini maka jika akuntansi masih tetap ada pada “old law
of accounting” maka akuntansi bisa tidak dipakai lagi oleh masyarakat.
2. Kritik Belkaoui
a. Profesi Akuntan
Paling tidak di USA, dalam profesi akuntan terjadi penurunan remunerasi,
penurunan jumlah tenaga kerja, peningkatan porsi jasa konsultasi dan
15
13
oengurangan jasa akuntan/ auditing. Belkaoui menilai hal ini sebagai
proses “proletarization of accountant”. Akuntan yang seama ini dianggap
borjuis justru menjadi proletar. Di samping itu, ada juga anggapan bahwa
akuntan sebetulnya bukan tergolong sebagai profesi karena
ketidakmamuannya menjadi independen dan otonom dari langganannya
dan kehilangan monpolinya atas jasa informasi akuntansi yang saat ini
banyak disupply oleh IT. Sampai saat ini upaya-upaya menciptakan
profesi yang dapat dipercaya mulai dari pelepasan standard setting body,
pelaksanaan peer review, upaya menjaga independensi dari klien, Sarbanes
Oxley Act yang dilakukan profesi belum mampu menghilangkan berbagai
permasalahan yang mengurangi respek dan kepercayaan umum kepada
profesi.
16
14
c. Menurunnya Workload dalam Proses Akuntansi
Karena kemajuan computer maka tugas-tugas akuntansi, khususnya dalam
penyajian laporan keuangan sudah bisa dilakukan oleh software yang user
friendly sehingga tidak memerlukan keahlian akuntansi lagi. Sehingga
beban kerja dari seorang ahli akuntan, audit, analis semakin terbatas yang
akan menimbulkan krisis profesi akuntan.
15
16
17
ada sehingga banyak upaya unutk mendekatkan kedua dunia yang berbeda
ini. Hal ini juga memengaruhi kurikulum yang diajarkan di universitas.
Banyak keluhan ditemukan di pasar kerja bahwa apa yang diajarkan di
bangku kuliah tidak relevan dengan apa yang diinginkan oleh pasar atau
user dari tenaga kerja akuntan yang dihasilkan perguruan tinggi itu. Jika
hal ini berjalan terus maka akuntansi juga akan mengalami krisis.
16
18
nasib pendidikan akuntansi di USA dan mereka menyimpulkan bahwa profesi ini
tengah mengalami bahaya disebabkan tiga faktor:
a) Jumlah dan kualitas mahasiswa yang memilih jurusan akuntansi menurun
secara drastic. Mereka menganggap profesi ini tidak bernilai lagi dalam
bekerja di dunia bisnis.
b) Praktisi dan akademisi akuntansi yang ingin melanjutkan studi memilih
jurusan yang bukan akuntansi
c) Tokoh akuntan dan praktisinya menyatakan bahwa pendidikan akuntansi
yang sekarang sudah kuno, rusak, dan perlu diubah secara signifikan.
Memang situasi ini belum memasuki profesi di Tanah Air, tetapi biasanya
gelombangnya akan merambah praktisi di Negara lain karena sector ekonomi
dan bisnis di kuasai oleh Amerika.
6. Jim Peterson
19
17
masyarakat, tetapi tidak pernah menjadikan isu formal dalam profesi yaitu apakah
jasa akuntansi selama ini dalam menyajikan informasi keuangan masih
bermanfaat?
Beliau mengungkapkan pada awal November 2006 The Big Four, ditambah dua
kembaga besar lainnya. Di mana laporan keenam lembaga penting dalam profesi
akuntan ini yang berjudul “Global Capital Markets and The Global Economy”
menyimpulkan bahwa model laporan keuangan yang sekarang ini tidak berguna
lagi. Saya kira ini merupakan pengakuan lembaga akuntan besar yang selama ini
dirasakan masyarakat. Misalnya saat ini orang lebih menggunakan harga pasar
saham di bursa sebagai alat ukur “value of the firm” atau jika belum listing
mereka menggunakan “ independent appraisal company” untuk meniali
kekayaannya. Nilai kekayaan berbasis biaya historis sudah tidak relevan. Dan
akhirnya masyarakat menggunakan harga saham, accounting income sudah
ditantang oleh economic value added atau market value added, fair value dan
sebagainya.
Permasalahan lain yang juga sering dihadapi dimasyarakat adalah masalah siapa
yang mengawasi akuntan. Akuntansi yag sering juga diniali sebagai profesi
pengawasan, sering di pertanyakan siapa yang mengawasinya? Kita dihadapkan
pada pertanyaan filosofi yang telah lama: “Quiz Custodiet Custodies” siapa yang
mengawasi pegawai, yang menjadi polisi bagi pois, yang mengontrol pengontrol,
yang mengawasi pengawasa? Siapa akuntan para akuntan? Dari berbagai paparan
kritik terhadap akuntansi maka hal ini perlu mendapat perhatian profesi akuntan.
F. AKUNTANSI FORENSIK
Kecurangan yang tidak ada habisnya membuat meningkatnya permintaan
pelayanan dalam penyelidikan kecurangan, oleh karena itu akuntan forensik
sangat diperlukan. Terdapat tiga elemen mendasar yang diperlukan oleh akuntan
forensik yakni mental, metode dan pengalaman. Perguruan tinggi dipandang
20
18
memiliki posisi strategis untuk memfasilitasi pencapaian elemen-elemen tersebut
melalui pendidikan (Prabowo 2013b).
Akuntansi forensik telah dikenal dalam profesi akuntansi bertahun-tahun
yang lalu, akan tetapi, baru dikenal luas ketika terjadi skandal keuangan yang
besar di dunia (seperti Enron, WorldCom, Global Crossing, dll) dalam rentang
tahun 2000-2002 dan merubah persepsi/penilaian terhadap profesi akuntansi.
Dengan demikian, pengajaran kecurangan dan akuntansi forensik untuk
mahasiswa bisnis sangatlah penting (Jackson et al. 2013). Mata kuliah akuntansi
forensik akan memungkinkan mahasiswa untuk melihat bagaimana pelaku
kecurangan mengalami tekanan untuk mengambil keuntungan terhadap
kesempatan pada perusahaan tertentu yang mungkin penting bagi perusahaan
tersebut (Carpenter 2011).
Pentingnya akuntansi forensik dalam memerangi kecurangan seperti
tindak pidana pencucian uang dan korupsi telah terlihat pada beberapa studi
akuntansi forensik. Penerapan terhadap pola pikir dan keahlian akuntansi forensik
sangat penting untuk mencegah, mendeteksi dan menanggapi kecurangan pada
kinerja tugas terhadap penilaian resiko tindak kejahatan kecurangan di sektor
publik Malaysia dan Nigeria (Popoola et al. 2014a; Popoola et al. 2014b).
Akuntansi forensik dapat mencegah dan membatasi cakupan kecurangan, sebagai
hasil dari studi; ditemukan adanya pengaruh penggunaan akuntansi forensik
dalam mendeteksi kasus-kasus korupsi keuangan (Alabdullah et al. 2014).
Akuntansi forensik telah di terapkan untuk mengungkap dan mengurangi
kejahatan di negara-negara seperti Inggris, Kanada, Jerman dan Amerika (Gbegi
dan Adebisi 2014). Permintaan akan layanan akuntansi forensik meningkat selama
beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan bahwa perusahaan dan firma hukum
akan membangkan secara internal kemampuan akuntansi forensik daripada
mengandalkan secara eksklusif pada pihak ketiga (Henning and Misuraca 2013).
Akuntan forensik adalah akuntan yang terdaftar dan bersertifikat akuntan
yang telah memperoleh pendidikan tambahan atau sertifikasi sebagai pemeriksa
kecurangan atau sebagai seorang akuntan forensik. Anggota dari International
Federation of Accountants (IFAC) seperti American Institute of Certified Public
19
21
Accountants (AICPA) dan Chartered Professional Accountants of Cananda (CPA
Canada) dimana anggotanya yang memenuhi syarat harus memiliki Certified in
Financial Forensic (CFF) untuk dapat menjadi seorang akuntan forensik. Secara
internasional, sebagai organisasi anti kecurangan dunia, Association of Certified
Examination (ACFE) menyediakan sertifikasi untuk kecurangan yang dikenal
dengan Certified Fraud Examiner (CFE) (Singleton and Singleton 2010). Akuntan
forensik akan menggunakan pengetahuannya di bidang akuntansi, audit dan
hukum, investigasi dan kriminologi untuk mengungkap kecurangan, menemukan
bukti dan menyampaikan bukti tersebut ke pengadilan, jika dibutuhkan.
Kita dapat membedakan dua perbedaan utama antara auditor dan akuntan
forensik. Studi lain telah membuat perbedaan antara akuntan forensik dan audit.
Mengungkapkan pendapat pada keakuratan dan kelengkapan laporan keuangan
adalah tujuan audit, sedangkan tujuan akuntansi forensik adalah pengumpulan
data keuangan yang sistematis untuk menganalisa dan menginterpretasikan
masalah keuangan yang kompleks dan untuk menanggapi keluhan yang timbul
dari masalah-masalah pidana, perdata dan pertanyaan lainnya yang timbul dari
penyelidikan maupun yang bersumber pada penyelidikan terhadap suatu
perusahaan (Smith 2012). Akuntan forensik memberikan skeptisisme professional
dan kemampuan analisis untuk melihat melampaui angka yang disajikan untuk
menyelidiki dan menemukan maksud sebenarnya dari transaksi, sebaliknya, fokus
audit adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan perusahaan disajikan
dengan wajar tanpa ada salah saji yang material (Warshacsky 2013). Audit
dilakukan untuk membantu dalam penerapan strategi manajemen untuk mencapai
tujuan serta memberikan laporan keuangan yang benar dan adil dalam lingkungan
bisnis kepada pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan, sedangakan
akuntansi forensik dilakukan untuk menyelidiki penyimpangan atau kecurangan
dan pengukuran dampak (Imoniana et al. 2013). Audit menemukan laporan salah
saji sedangkan akuntansi forensik memeriksa atau menganalisa salah saji secara
mendalam (Kushnirof 2012). Akuntansi forensik dapat dilakukan jika auditor
memiliki kecurigaan adanya penyimpangan dan salah saji yang disengaja dalam
laporan keuangan (Italia 2012).
20
22
Prosedur utama dalam akuntansi forensik lebih menekankan pada teknik
wawancara yang mendalam dan analisis data walaupun seringkali menggunakan
teknik audit umum seperti pengecekan rekonsiliasi, konfirmasi dan sebagainya.
Akuntansi forensik memfokuskan pada segmen tertentu misalnya pemasukan dan
pengeluaran yang di curigai telah terjadi tindak kecurangan atau korupsi baik dari
laporan pihak dalam atau orang ketiga (tip off) atau petunjuk terjadinya
kecurangan (red flag) dan petunjuk lainnya.
Akuntan forensik bertugas untuk mengumpulkan bukti untuk mengetahui
keabsahan transaksi akuntansi yang kompleks.. Akuntan forensik dapat
memberikan pendapat hukum dalam pengadilan. Akuntansi forensik adalah
penggunaan keahlian di bidang akuntansi, audit, hukum yang dipadu dengan
kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu masalah atau sengketa
keuangan atau dugaan kecurangan yang pada akhirnya akan diputuskan oleh
pengadilan/arbitrase/tempat penyelesaian perkara lainnya. Kasus korupsi pada
dasarnya adalah sengketa keuangan antara negara dengan warganya yang secara
resmi telah ditunjukan untuk mengelola pemerintahan. Sengketa tersebut harus
diselidiki kebenarannya oleh lembaga negara (misalnya KPK) dan di putuskan
oleh hakim di pengadilan.
21
23
pengguna jasa, dapat dipercaya dan mengedepankan independensi serta
profesionalisme sehingga industri-industri Indonesia menjadi lebih reliable dan
terciptalah perekonomian yang sehat.
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, akuntan publik dituntut untuk dapat
lebih meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya dalam memberikan jasa.
Akuntan publik sebagai auditor eksternal dituntut untuk memiliki dedikasi
terhadap profesinya mengikuti kode etik profesi yang ditetapkan oleh organisasi
profesinya yaitu, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Hal ini dilakukan untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap peranan Kantor Akuntan Publik.
Auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang terdiri dari Standar
Umum, Standar Pekerjaaan Lapangan, dan Standar Pelaporan guna menunjang
profesionalisme (Herydan Merrina Agustiny, 2007). Menurut Hery dan Merrina
Agustiny(2007) ada empat elemen penting yang harus dimiliki oleh akuntan, yaitu
keahlian dan pemahaman tentang standar akuntansi atau standar penyusunan
laporan keuangan, standar pemeriksaan/auditing, etika profesi dan pemahaman
terhadap lingkungan bisnis yang diaudit. Persyaratan utama yang harus dimiliki
oleh auditor adalah wajib memegang teguh aturan etika profesi yang berlaku.
Menurut Alvin A, Arensetal. (2008: 98) etika (ethics) secara garis besar dapat
didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. Menurut Sukrisno
Agoes (2012: 42) setiap manusia yang memberikan jasa dari pengetahuan dan
keahliannya pada pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada
pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
adalah pedoman bagi para anggota Institut Akuntan Publik Indonesia untuk
betugas secara bertanggung jawab dan objektif yaitu (a) Integritas, yaitu bersikap
lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis. (b) Objektivitas,
yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan
profesional atau bisnis. (c) Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu
menjaga pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan
untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja akan menerima jasa
22
24
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan
teknik mutakhir, serta bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan
standar profesional yang berlaku. (d) Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis dengan tidak
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan
yang jelas dan memadai, kecuali terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau
profesional untuk mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi
tersebut untuk keuntungan pribadi Akuntan Profesional atau pihak ketiga. (e)
Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
menghindari perilaku apa pun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi
Akuntan Publik.
Seorang auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik
untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa
memberikan opini yang tepat. Dalam menjalankan tugasnya auditor harus
mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional
sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang diatur oleh
IAI. Sikap mental independen harus meliputi independen dalam fakta (in fact)
maupun dalam penampilan (in appearance) (Mulyadi, 2002). Menurut Nichols
dan Price, 1976 (dalam Goodman Hutabarat, 2012) seringkali dalam pelaksanaan
aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit. Konflik dalam
sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan informasi tetapi
informasi tersebut oleh klien tidak ingin dipublikasikan kepada umum. Konflik ini
akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan
yang menyangkut indenpendensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis
yang mungkin terjadi di sisi lainnya. Pengembangan dan kesadaran etis/moral
memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi. Akuntan secara terus
menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-
nilai yang bertentangan. Menurut Deis dan Giroux,1992 (dalam Godman
Hutabarat, 2012) bahwa pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan
keyakinan individu, sehingga kesadaran etika moral memainkan peran penting
dalam pengambilan keputusan dalam pekerjaan audit. Selain itu, audit atas
25
23
laporan keuangan berdasarkan atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap
skeptisisme profesional (Standar Profesional Akuntan Publik, 2001).
Auditor dituntut untuk melaksanakan skeptisisme profesionalnya sehingga
auditor dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama, karena kemahiran profesional seorang auditor mempengaruhi ketepatan
opini yang diberikannya. Sehingga tujuan auditor untuk memperoleh bukti
kompeten yang cukup dan memberikan basis yang memadai dalam merumuskan
pendapat dapat tercapai dengan baik (Maghfirah Gusti dan Syahril Ali, 2008).
Skeptisisme profesional dapat dilatih oleh auditor dalam melaksanakan tugas
audit dan dalam mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau
membuktikan asersi manajemen. Sikap skeptis dari auditor ini diharapkan dapat
mencerminkan kemahiran profesional dari seorang auditor. Kemahiran
profesional auditor akan sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh
auditor, sehingga secara tidak langsung skeptisisme profesional auditor ini akan
mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik (Maghfirah dan
Syahril, 2008 ).
Seorang auditor yang memiliki skeptisisme professional tidak akan
menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan
untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang
dipermasalahkan. Auditor harus menyadari bahwa kemungkinan terjadinya salah
saji material dalam laporan keuangan bias saja terjadi. Sikap skeptisisme
professional akan membawa auditor pada tindakan untuk memilih prosedur audit
yang efektif sehingga diperoleh opini audit yang tepat (SuzzyNovyanti, 2008).
Menurut Hery dan Agustiny Merrina (2007) seorang auditor dalam membuat
keputusan pasti menggunakan lebih dari satu pertimbangan rasional, yang
didasarkan atas pelaksanaan etika yang berlaku yang dipahaminya dan membuat
suatu keputusan yang adil. Keputusan auditor dilakukan melalui bentuk pendapat
(opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan. Oleh karena itu, akuntan publik
(external auditor) memanfaatkan laporan audit atau produk auditing untuk
mengkomunikasikan opininya terhadap kewajaran laporan keuangan yang
24
26
diperiksanya. Kebanyakan perusahaan menginginkan Unqualified Opinion
sebagai hasil dari laporan audit, agar performancenya terlihat bagus di mata
publik sehingga ia dapat menjalankan operasinya dengan lancar.
Pada Kamis, 9 Februari 2017, waktu Washington. Kantor akuntan publik
mitra Ernst & Young’s (EY) di Indonesia, yakni KAP Purwantono, Suherman &
Surja sepakat membayar denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar)
kepada regulator Amerika Serikat, akibat divonis gagal melalukan audit laporan
keuangan kliennya. Kesepakatan itu diumumkan oleh Badan Pengawas
Perusahaan Akuntan Publik AS (Public Company Accounting Oversight
Board/PCAOB). Kasus ini berawal ketika kantor akuntan mitra EY di AS
melakukan kajian atas hasil audit kantor akuntan di Indonesia. Mereka
menemukan bahwa hasil audit atas perusahaan telekomunikasi itu tidak
didukung dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari 4 ribu
unit tower selular. Namun afiliasi EY di Indonesia itu merilis laporan hasil audit
dengan status wajar tanpa pengecualian, Kasus ini merupakan insiden terbaru
yang menimpa kantor akuntan publik, sehingga menimbulkan keprihatinan
apakah kantor akuntan publik bisa menjalankan praktek usahanya di negara
berkembang sesuai kode etik.
Kasus diatas menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir telah
mengalami krisis kepercayaan. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak
akuntan publik yang tidak menegakkan etika profesi dalam menjalankan tugas
profesinya. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional pada setiap
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang
diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan (Yeni Indra
Mayeni, 2011).
.
MEMBANGUN KEMBALI KEPERCAYAAN PUBLIK
25
27
Jika ini tidak ditanggapi oleh profesi maka profesi maka profesi akuntan tinggal
menjadi warisan dunia yang masuk di museum.Hal yang sama disampaikan oleh
Baruch Lev Sewaktu beliau mengomentari ketidakmampuan akuntansi tradisional
saat ini mengukur intellectual capital. Dia menilai akuntansi tradisional hanya
diperuntukkan untuk bisnis manufaktur yang memiliki aset dominan yaitu aktiva
tetap yang tangible. Kritik lainnya telah kita bahas secara luas dalam bab krisis
akuntansi. Dalam materi ini mencoba memberikan beberapa cara atau
pendapattentang bagaimana membangun kembali kepercayaan publik terhadap
fungsi akuntansi sebagai inforasi bagi investor dalam proses pengambilan
keputusan.
Disiplin ilmu akuntansi itu sendiri menjadi faktor penyebab mengapa akuntansi
itu semakin meredup tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar yang semakin
berkembang dan semakin canggih. Hal ini bisa dimaklumi karna pengembangan
ilmu akuntansi ini bisa dikatakan berenti pada dekade 60-an dan 70-an profesi
akuntansi dan akademisi merumuskan kerangka teoriakuntansi melalui beberapa
upaya seperti yang tertuang dalam APB statement No. 4 tetnang prinsip, sifat dan
kualitas laporan keuangan dan trueblood committee report yang membahas tujuan
laporan keuangan dan upaya lainnya seperti SOATATA, ASOBAT, dan
sebagainya.
26
28
Disiplin dan produk laporan keuangan menjadi andalan akuntasi saat ini dibangun
atas dasar konsep kerangka itu yang didasarkan pada kondisi,
sruktur,ekonomi,bisnis,kebutuhan pemakai pada saat itu. Perkembangan
ekonomi,bisnis,teknologi.komputer, komunikasi yang Demikian spektakuler
khususnya teknologi komputer dan komunikasi menyebabkan disiplin ilmu
akuntansi yang masih tidak berubah dari situasi lama. Disiplin
akuntansitradisional tidak mengandalkan teknologi dan tidak menyesuaikan diri
dengan tuntunan pasar menyebabkan ilmu akuntansi tidak tidak bisa memenuhi
kebutuhan dan tuntunan masyarakat yang berubah sehingga ia ditinggalkan
pemakainya dan beralih mencari sumber atau media lain. Disiplin akuntansi yang
kita nikmati saat ini adalah produk yang lahir dari permasalahan dan tantangan
dari ekonomi,bisnis dan manajemen pada era 70-an dan 80-an, dimana struktur
ekonomi waktu itu ditandai dengan bisnis manufaktur yang ditandai dengan
banyaknya asset tangible yaitu aktiva tetap yang terdiri dari lahan, bangunan,
mesin dan pealatan,perabot dan furnitur,kendaraan dan lain sebagainya.
27
29
e. Aspek keadilan dalam pelaporan keuangan
f. Aspek keyakinan agama
Prinsip diatas telah dijawab oleh masyarakat maupun profesi melalui berbagai
konsep baru yang ditawarkan, baik melalui dikursus akademik maupun melalui
perumusan standar akuntansi yang diberikan secara resmi, namun tidak melalui
kerangka konsep dasar sebagaimana pada 1970-an yang menjadi dasar
membangun kerangka teori akuntasi. Kerangka konsep dasar akuntansi yang
dibangun pada era 70-an tidak diubah sama sekali, yang diubah hanya pada
tataran standar yang lepas dari postulat dan prinsip dasarnya. Kerangka konsep
teori akuntansi ini mutlak dimiliki jika kita ingin membangun disiplik akuntansi.
Karna kerangka dasar teori inilah yang menjadi dasar, pedoman dan arah
pengembangan disiplin itu dilakukan supaya tidak sembarangan dan tanpa arah.
Sayangnya kerangka dasar yang lama belum pernah diubah, tetapi sudah
mengubah ranting atau turunannya yang didasarkan pada tuntutan pasar, tetapi
tidak berdasar kerangka teori yang ada. Danpaknya adalah produk
akuntansimenjadi berkembang tidak terarah dan berkembang tidak sejalan dengan
kerangka konsep dasar. Mari kita berikan beberapa contoh yang terjadi dalam
disiplin akuntansi berkaitan dengan situasi ini:
28
30
d. Dengan semakin derasnya tuntutan masyarakat agar perusahaan tidak
hanya bertanggung jawab pada tujuan mencari laba, tetapi juga
menyelamatkan lingkungan dan ikut bertanggung jawab kepada kehidupan
masyarakat maka seharusnya akuntansi mampu memberikan informasi
sejauh mana perusahaan ikut bertanggung jawab pada da bidang ini
lingkungan dan sosial. Dalam diskursus akademik sudah dikenal a
kuntansi sosial ekonomi atau socio economic accounting yang mengukur
aspek social dan ekonomi dari setiap transaksi yang melibatkan
perusahaan. Bahkan masyarakat saat in yang menggabungkan antara
kepentingan laba, social, dan lingkungan yang dikenal dengan istilah
Triple P atau 3P yang menggambarkan profit (Keuangan), People (Sosial),
Planet (Alam). Akuntansi secara resmi masih diam dalam menjawab
tuntutan pasar dan masyarakat ini.
e. Salah satu tuntutan masyarakat yang tidak pernah berhenti dari benak kita
adalah keadilan. Keadilan harus ditegakan kendatipun langit runtuh
katanya. Namun, sejauh mana akuntansi mampu memberikan informasi
tentang keadilan ini terutama tentang keadilan dalam distribusi pendapatan
dalam suatu kegiatan bisnis yang memang hasilnya merupakan kontribusi
dari semua pihak atau “stakeholders” yang ada dalam organisasi bukan
hanya kontribusi pemilik modal atau “stakeholders”. Dalam diskursus
akademik sudah ditawarkan apa yang disebut dengan “ value added
reporting, atau pelaporan nilai tambah” Namun FASB,IFRS maupun
PSAK sampai saat ini belum memberikan sikap.
f. Munculnya system ekonomi islam (Syariah) yang didasarkan pada
keyakinan ideologis yang berbeda dari keyakinan ideologis kapitalis yang
menjadi dasar ilmu akuntansi menyebabkan bangun teori dan kerangka
konsep, serta sistem pelaporan juga mestinya akan berbeda.sejauh ini
disiplin akuntansi secara resmi belum mau membahas dan memberikan
pedoman dalam bidang ini. Profesi akuntan diam saja dan umat islam yang
coba merumuskannya, namun belum serapih sebagaimana harusnya
akuntansi yang mapan. IAI dan PSAK syariah telah berhasil memisahkan
29
31
PSAK konvesional dan syariahberhasil melahirkan sampai tahun 2010, 12
PSAK Syariahyang berlaku untuk entitas dan transaksi syariah dan
kerangka konsep dasar penyusunan pelaporan lembaga keuangan syariah.
Ditingkat International dikenal AAOIFI (Accounting Auditing
Organization for Islamic Financial Institution), namun hanya melahirkan
standar yang kerangka dasarnya masih bersifat konvensional dan
sayangnya hanya untuk lembaga keuangan bukan lembaga bisnis secara
keseluruhan.
32
30
kehilangan integeritasnya. Kasus pelanggaran etika untuk memenuhi nafsu
serakah para manajer, konsultan dan akuntan menyebabkan salah satu kantor
Akuntan Big one Arthur Anderson terpaksa bubar yang berdampak kepada
kehilangan kepercayaan publik pada profesi ini. Dampaknya pemerintah dan
parlemen melahirkan Sarbanes Oxley Act yang mengatur peningkatan
pertanggungjawaban perusahaan (korporasi) atau disebut juga corporate
Responsibility Act. Dampak dari pelanggaran etika ini, indeks pasar modal turun
sampai 25%, saham Enron turun sampai pada level negatif, Enron corporation
bubar, dan para pimpinan, konsultan, akuntannya dituntut dipengadilan, ada yang
bunuh diri dan ada yang dihukum penjara dan dikenakan denda. Pemerintah
federal di Amerika membentuk badan pengawas akuntansi perusahaan publik atau
diberi nama PCAOB (Public Company Accounting oversight board) dan berbagai
peraturan pembatasan lainnya. Kasus enron ini sangat berdampak negatif pada
profesi akuntan sehingga kepercayaan publik kepada profesi akuntan berada pada
titik nadir titik yang paling rendah. Wajar saja kepercayaan publik terhadap
profesi akyntan hilang dan sukar untuk membangunnya kembali.
Selain itu juga pelanggaran etika juga terjadi pada PT Kimia Farma yang
terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus dugaan penggelembungan (mark up)
laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk tahun buku 2001.
Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) menyajikan kembali (restated) laporan
keuangan Kimia Farma 2001. HTM sendiri telah mengoreksi laba bersih Kimia
Farma tahun buku 2001 menjadi Rp 99 milliar. Koreksi ini dalam bentuk
penyajian kembali laporan keuangan itu telah disepakati para pemegang saham
Kimia Farma dalam rapat umum pemegang saham luar biasa. Dalam rapat
tersebut, akhirnya pemegang saham Kimia Farma secara aklamasi menyetujui
tidak memakai lagi jasa HTM sebagai akuntan publik. pelanggaran yang telah
dilakukan oleh KAP Hans Tuanakotta and Mustofa dan Sdr. Ludovicus Sensi
W adalah melanggar prinsip dasar etika profesi akuntansi terutama integritas,
kepentingan publik dan perilaku profesional. Risiko ini berdampak pada reputasi
HTM dimata pemerintah ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus
menghadapi konsekuensi risiko seperti hilangnya kepercayaan publik dan
31
33
pemerintah akan kemampuan HTM, penurunan pendapatan jasa audit, hingga
yang terburuk adalah kemungkinan ditutupnya Kantor Akuntan Publik tersebut
32
34
misalnya akuntansi syariah,akuntansi sosialis, akuntansi buddha,akuntansi
hindu .jika ada dan sebagainya.
7. Untuk meningkatkan kegunaan laporan keuangan DiPiazza Jr dan Eccles
(2002) mengusulkan teori “ Reexamining the corporate reporting supply
chain”. Mereka menilai dari mata rantai penyiapan laporan keuangan
sehingga mata rantai satu demi satu dijamin memberikan informasi yang
berkualitas dan bermanfaat sesuai kebutuhan konsumen.Mereka juga
mengusulkan agar penerapan standar akuntansi yang berjenjang ada
akuntansi untuk seluruh dunia,standar akuntansi untuk industri khusus,dan
standar akuntansi khusus untuk perusahaan.
8. Memiliki standar akuntansi internasional yang seragam untuk semua
sehingga laporan keuangan diseluruh dunia bisa diperbandingkan.Ini
merupakan usul dari akuntansi internasional melalu pemberlakuan IFRS di
seluruh dunia dan usul Organisasi G-20
9. Melakukan reformasi dalam kerangka konsep teori akuntansi yang akan
dilaksanakan FASB dan IASB dan dukungan organisasi lainnya baik dari
amerika maupun dari organisai internasional.Ide ini yang sebenernya lebih
masuk akal untuk menyelesaikan semua permasalahan rumit yang
dikandung disiplin akuntansi saat ini
10. Memanfaatkan teknologi komputer,teknologi website untuk melaporkan
posisi dan hasil keuangan perusahaan secara cepat dan tepat misalnya
melalui XBRL(Extensive Business Reporting Language) sehingga
pemakai laporan lebih mudah mengetahui posisi dan hasil usaha keuangan
perusahaan,lebih cepat,bisa mendapatkan hasil analisis laporan keuangan
sesuai kebutuhan investor.
11. Membentuk standar akuntansi yang lebih berkualitas dengan
transparasi,sehingga sesuai pembuatan keputusan penggunanya.
12. Melakukan penurunan asimetri informasi yang diharapkan dapat
mengurangi konflik keagenan,sehingga laporan keuangan yang disajikan
tidak mengandung manipulasi dan lebih dapat diandalkan.
33
35
13. Membangun sikap profesionalitas dalam melakukan pekerjaannya dengan
menerapkan kode etik profesi terutama dalam hal independensi dan
mementingkan kepentingan publik.
David mosso adalah mantan wakil ketua FASB Beliau berperan dalam berbagai
perumusan kerangka konsep akuntansi dan standar akuntansi yang berlaku
sekarang ini.Walaupun banyak orang menuduh fair value accounting khususnya
FASB No.157 Fair Value Measurement. Tetapi justru beliau mendukungnya
sebagai salah satu GAAP yang harus dihargai keberadaannya.Menurut beliau
model akuntansi (accounting model) dan proses penyusunan standar akuntansi
(standard setting process) saat ini merupakan dua hal pokok yang harus di
reformasi untuk menghadapai abad ke-21 dan yang akan dapat menghindari krisis
keuangan global berulang kembali. Kuncinya adalah bagaimana menciptakan
transparansi aktivitas dan hasil bisnis yang dibutuhkan pasar modal sehingga
dapat menghindari pasar modal yang babak belur. David mosso menekankan
bahwa model yang diajukannya ini adalah wealth measurement/early warning
model (David Mosso,Transparency Unveiled: Financial Crisis Prevention
Through Accounting Reform,Accounting Horizon, Vol 24 L 1 pp 95-107)
36
34
Ketidakfokusan ini yang melahirkan beberapa perbedaan persepsi
dikalangan akuntan,analis,auditor,fiskus,dan investor selama ini
b. Neraca perusahaan yang disusun berdasarkan standar akuntansi saat ini
memuat total harta dan total kewajiban. Ini dimaknai pemvaca sebagai
semua (all) harta dan utang yang dimiliki perusahaan padahal hakikatnya
bukan demikian. Hal ini yang menimbulkan kesalahan persepsi di
masyarakat.
c. Di dalam seksion Ekuitas atau Owner’s Equity investor selalu
menganggap bahwa semua pihak yang ada di dalam kelompok ini memang
benar-benar adalah pemilik yang bertanggung jawab total terhadap
kewajiban perusahaan. Padahal kenyataannya banyak pihak yang masuk
dalam daftar ekuitas itu sesungguhnya bukan penanggung jawab akhir
kewajiban perusahaan misalnya pemilik hak opsi.
d. Nilai rupiah yang ada di laporan keuangan dianggap sebagai nilai rupiah
pada tanggal laporan padahal sebetulnya nilai itu bisa bermacam-macam
posisi sesuai transaksi keuangan yang dicatat sesuai historical cost.
e. Neraca menunda memasukkan pengaruh perubahan harga dalam pos-pos
yang ada di dalamnya sehingga bisa menunda atau mengabaikan
peringatan dini ( early warning system) jika ada potensi krisis keuangan di
masa yang akan datang.
f. Standar akuntansi memiliki berbagai fleksibilitas yang memungkinkan
manajemen berpeluang untuk merekayasa pelaporan untuk
menyembunyikan berita buruk dalam laporan keuangannya.
g. Pada hakikatnya laporan keuangan bukanlah menggambarkan nilai yang
sebenernya yang merupakan nilai dari posisi keuangan perusahaan atau
hasil usaha perusahaan yang sebetulnya merupakan informasi yang sangat
dibutuhkan investor.
h. Standar akuntansi memberikan beberapa kriteria pengukuran yang berbeda
yang sama-sama diterima,juga memberikan alat ukur ganda (multiple
measurement) yang menimbulkan beberapa angka posisi keuangan dan
hasil usaha yang berbeda.
35
37
Berdasarkan diagnosis kelemahan standar akuntansi ini maka David
Mosso mengemukakan enam Prinsip Dasar Modek Akuntansi sebagai
berikut :
Prinsip 1 dan Utama :
“Tujuan akuntansi adalah mengukur kekayaan ekonomis dan laba
suatu entitas dengan tujuan untuk mendiagnosis kesehatan
keuangannya”
Menurut beliau laporan keuangannya harus merupakan model
ekonomi untuk mendiagnosis kesehatan keuangannya. Kekayaan dan Laba
adalah inti dari aktivitas ekonomi yaitu siklus bisnis sehingga harus juga
menjadi fokus akuntansi. Kekayaan dalam prinsip diatas dimaksudkan “
net worth” dari perusahaan. Laba adalah perubahaan kekayaan diluar
pertambahan atau pengurangan setoran modal. Tujuan akuntansi ini
merupakan landasan bagi penyusunan “ model pengukuran
kekayaan/peringatan dini kesehatan keuangan “ atau “ wealth
measurement/early warning model” Dua hal yang muncul dari isu
kekayaan itu apakah kekayaan itu milik perusahaan dan berapa nilainya.
Prinsip 2 :
“Tujuan akuntansi adalah mengukur kekayaan ekonomis dan laba
suatu entitas dengan tujuan untuk m endiagnosis kesehatan
keuangannya”
36
38
dipakai sebagai definisi kewajiban dengan mengubahnya menjadi
kebalikannya.Goodwil tidak termasuk dalam definisi aset ini sebagai aset
karena ia merupakan hal yang bersifat intangible yang meruakan
kapitalisasi pasar bukan aset. Tetapi operating lease akan masuk dalam
neraca baik sebagai aset atau kewahiban lessor atau lessee.
Prinsip 3:
Ukur semua aset dan kewajiban dan perubahannya berdasarkan
nilai wajar (fair value)
Prinsip 4 :
Ukur semua transaksi saham ekuitas menurut nilai wajar (fair
value ) dengan menghitung laba atau rugi akibat perbedaan atara
39
37
harga waar dari saham ekuitas dan harga wajar dari barang-
barang yang ditukarkan dengan saham itu
Prinsip 5:
Ungkapkan semua komitmen dana kontinjensi yang tidak bisa
diakui sebagai aset atau kewajiban atau yang tidak bisa diukur
(tidak bisa dinilai dengan uang)
Ini sebenernya hampir sama dengan standar FASB yang saat ini
berlaku,namun dalam prinsip ini Mosso menekankan juga agar di
fokuskan pada informasi yang bisa memberikan peringatan dini ada
kesehatan keuangan perusahaan atau kemungkinan stress keuangan yang
akan dialami perusahan dimasa yang akan datang.
Prinsip 6
Cantumkan aset dan kewajiba entitas secara terpisah dineracanya
tanpa di netkan ( buat dalam anngka gross). Cantumkan total laba
entitas di laporan laba rgui secara segmen terpisah untuk
komponen laba yang sudah di realisasi dan yang belum di
realisasi. Desain dan lampirkan data tambahan dari neraca dan
laporan laba rugi untuk membantu mendiagnosis kesehatan
keangan entitas dan mendeteksi tanda-tanda keuangn entitas yang
akan mengalami stress di masa yang akan datang.
38
40
“comprehensive income” . Yang ditekankan disini adalah spirit
pengukuran aset dan informasi tentang kesehatan keuangan perusahaan
dan peringatan dini atas kesehatan keuangan perusahaan dimasa yang akan
datang. Disini misalnya diusulkan bottom line laporan laba rugi yang
sangat dibutuhkan analisi adalah EBITDA atau Earning before
interest,taxes,depreciation and amortization.
Dalam implementasi prinsip ini ada dua hal yang menjadi perintah dan
keharusan , yaitu :
a. Keenam prinsip itu harus diterapkan secara mandatory bukan
volunter.
b. Keenam prinsip itu harus diterapkan secara universal untuk
seluruh entitas dan seluruh industri tanpa ada pilihan atau
pengecualian ( Universal,No Choice,No Exceptions)
Proses penyusunan standar akuntansi dimulai dari dasar tujuan laporan keuangan
yang kabur tidak fokus yang akan mengarah pada :
Banyaknya pilihan di antara model pengakuan,pengukuran,dan penyajian
yang akan mengarah pada:
“Muncul debat diantara penyusun standar akuntansi,entitas pelapor,analis
keuangan,akademisi,dan pihak lain yang tentang pilihan standar mana yang akan
dipilih, dan .....”
“Jika pilihan itu mengancam status quo laba yang dikehendaki (managable
earning) tampak menang dalam debat tadi maka ancaman itu akan mengarah pada
...”
“Melakukan lobby pada pengawas pemerintah oleh entitas yang membuat
laporan keuangan yang akan sering mengarah pada...”
41
39
“Melakukan kompromi dengan standar akuntansi yang merupakan
kesalahan yang menimbulkan ......”
“Daur ulang banyak isu ke proyek masa depan dari penyusun standar dan
akhirnya kita akan...”
“Mengalami suatu proses terus-menerus tanpa akhir dalam membahas isu
akuntansi yang kompleks dan...”
Suatu proses yang akan memakan waktu yang banyak dan kita gagal
menyelesaikan banyak problem yang sukar diabaikan.
Beberapa kelemahan dari metode penyusunan standar akuntansi saat ini
menurut Mosso adalah :
a. Proses penyusunan standar sangat lama dan menyebalkan terutama dalam
mengatasi problema akuntansi. Dari sudut kepentingan perlindungan
investor proses ini sangat tidak mendukung.
b. Proses saat ini sangat bermuatan konflik
kepentingan.Perusahaan,regulator,mendominasi proses penyusunan
standar khususnya FASB. Mereka sengaja memperlambat proses
penyusunan standar selama mungkin dan melemahkan hasil akhir dari
proyek penyusunan standar.
c. Proses penyusunan standar saatini fokus hanya pada jenis transaksi khusus
tertentu. Sehingga upaya penyusunan standar tidak mampu dan tidak
disiapkan mentransfer dari satu transaksi ke transaksi lain.
d. Proses yang berlaku sekarang ini membuat auditor menjadi semacam
penasihat kliennya bukan menjadi auditor yang independen (arms-lenght
examiner) dengan tentu ada kepentingannya. Dan tidak ada hukuman
untuk menerapkan praktik yang jelek melalui peluang yang diberikan
ketersediaan variasi standar. Akhirnya klien akan bersandar kepada auditor
sebagai dasar membela diri dalam forum yang melibatkan regulator atau
pengawas.
e. Proses penyusunan standar akuntansi saat ini bersifat tanpa arah dan
didasarkan pada banyak pilihan.
40
42
Untuk mengatasi kondisi yang dialami proses standard setter ini maka david
mosso mengusulkan proses standard setter sebagai berikut :
a. Proses dimulai dari tujuan laporan keuangan yang jelas yaitu untuk
mengukur kekayaan yang akan memaksa ( mandatory)
b. Pengakuan seluruh aset dan kewajiban segera muncul dalam kegiatan
bisnis ini merupakan wilayah keputusan di level entitas dan
c. Pengukuran oleh entitas terhadap seluruh aset dan kewajibannya menurut
fair value (nilai wajar). Artinya dalam sebagian besar kasus ini adalah
merupakan akhir dari proses sebab baik prinsip dasar dan pedoman
aplikasi sudah ditetapkan terlebih dahulu, namun
d. Tantangan atau saran atau keberatan yang bersal dari keputusan pada level
entitas harus disampaikan kepada dewan penyusun standar yang mungkin
bisa mengambil satu dari dua kemungkian tindakan :
1. Selesiakan masalah itu sesegera mungkin dengan proses yang tidak
terlalu lama dengan asumsi adanya pedoman standar yang semakin
luas dan terus bertambah , tetapi dalam hal tertenty yang khusus maka
dewan dapat
2. Membekukan praktik dengan standar sementara untuk mencegah
berkembangnya kasus atau praktik di permasalahkan sewaktu
membahas isu yang sedang dipermasalahkan
41
43
memberikan keputusan atas praktik akuntansi yang dihadapi. Model ini juga akan
memberikan pedoman kepada auditor sebagai alat untuk memaksakan disiplin dan
standar untuk memberikan pendapat akan kewajaran laporan. Semua pihak akan
diberikan pedoman yang kaya dalam memecahkan transaksi yang baru dengan
proses diskusi yang minimal dan waktu yang relatif pendek.
11
42
44
terus berkembang selama pembahasan menyetujui keputusan awal pada
sepanjang proses pembahasan langkah 3 atau melakukan pembahasan
berlangsung isu setelah praktik dibekukan dengan
mengeuarkan pedoman sementara
Initial Resolution : Final resolution :
Suatu standar diadopsi penerapannya Suatu standar akuntansi diadopsi
hanya pada industri atau transaksi yang dengan menerapkan pedoman enam
dipertimbangkan secara prinsip dasar ditambah dua keharusan
langsung.Pedoman dalam penerapannya : berlaku universal,no choice, no
mulai dilakukan segera setelah standar exception.
dikeluarkan secara resmi.
43
45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya masih banyak ide dan pendapat yang muncul untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi akuntansi yang mengalami keterpurukan ini baik dari
pribadi,akademisi,praktisi bahkan dari lembaga-lembaga resmi yang merupakan
bagian dari profesi akuntan.Namun, dalam buku ini kita hanya menyajikan apa
yang sudah dibahas dalam bab ini dan bab lainnya. Kita bisa berharap agar proses
melewati masa-masa kriis ini dapat dilalui dengan baik sehingga profesi akuntan
dapat mengembalikan kejayaan sebagai bagian dari pihak yang memberikan
kontribusinya dalam memberikan informasi yang terpercaya kepada masyarakat.
Keberadaan profesi akuntan dan disiplin akuntansi ini tidak terlepas dari
kebutuhan masyarakat akan informasi yang dapat dipercaya yang merupakan
bagian terpenting dalam proses pengambilan keputusan di pasar modal dan
aktivitas bisnis. Profesi akuntan dan disiplin akuntansi ini kebutuhan masyarakat
akhir karena kebutuhan masyarakat akan informasi yang terpercaya. Akuntansi
dan profesi akuntan harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat ini jika profesi
dan ilmu akuntansi ingin tetap hidup,jika amanah dan kontrak sosial ini diabaikan
maka sama artinya dengan mengubur-disiplin akuntansi dan profesi akuntan ini
dari kamus masyarakat yang membutuhkannya.
44
46
DAFTAR REFRENSI
https://acch.kpk.go.id/id/
https://bisnis.tempo.co/read/845604/mitra-ernst-young-indonesia-didenda-rp-13-
miliar-di-as
http://keuanganlsm.com/kelebihan-dan-kekurangan-laporan-keuangan/
http://hermandarwis.blogspot.co.id/2012/02/akuntansi-ekonomi-politik-
alternatif.html https://agusselamet.wordpress.com/tag/evalusai-kritis-akuntansi-
konvensional/
http://arumarum9.blogspot.co.id/2015/11/analisis-pelanggaran-kode-etik.html
45