Вы находитесь на странице: 1из 3

Kecamatan Losari Alami Masalah Gizi

Enam Desa di Kecamatan Losari, Cirebon, banyak ditemukan masalah gizi


pada masyarakatnya. Berdasarkan hasil surve Kesehatan Masyarakat oleh Tim
Pencerah Nusantara, ditemukan bahwa ibu hamil yang meminum tablet Fe kurang
dari 90 butir selama masa kehamilan sekitar 45,2% dari 230 responden dan 8,3%
tidak pernah meminum tablet Fe.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan populasi penduduk terbesar di
Indonesia. Jawa Barat juga termasuk sebagai salah satu daerah prioritas dalam
penanganan kasus gizi buruk. Hasil bulan penimbangan bayi balita pada bulan
Agustus 2016 yang dilaksanakan oleh Puskesmas Losari, ditemukan 9,1% balita
stunting dan 3,5% balita gemuk. Hasil penimbangan secara bulanan juga
menunjukkan bahwa 0,8% balita mengalami gizi buruk dan 8,7% balita termasuk
dalam tingkatan gizi kurang. Terlebih lagi, ditemukan bahwa bayi yang mendapat
ASI Ekslusif selama 6 bulan menunjukkan persentase dibawah 25%. Dengan
adanya surve tersebut, dapat dikatakan bahwa Losari merupakan daerah rawan
gizi karena dalam satu wilayah terdapat lebih dari 10% balita mengalami gizi
kurang dari total sasaran balita.
Pada dasarnya, gizi buruk pada anak-anak bergantung pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini berlaku ketika janin bertumbuh di dalam
rahim hingga anak berusia 2 tahun. Pada jangka waktu 1000 hari ini, orang tua
wajib memberikan makanan bernutrisi untuk menjamin pembentukan dan
perkembangan fisiologis anak yang baik. Oleh karena itulah periode 1000 HPk ini
dikatakan sebagai periode emas. Apa bila pemberian gizi pada 1000 HPK ini tidak
dilakukan secara optimal maka akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak

Tanggapan
Masyarakat di daerah, kebanyakan masih belum mengetahui dengan baik
tentang pentingnya pemberian nutrisi yang optimal terhadap janin dan anak anak.
Dimana pemberian nutrisi yang optimal ini akan menentukan masa depan anak.
Dengan baiknya gizi yang diperoleh oleh anak, maka anak dapat tubuh dan
berkembang dengan baik. Perkembangan otak dan tubuh anak juga akan menjadi
lebih baik.
Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya pemberian gizi optimal
pada anak ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, misalnya rendahnya
pendidikan orang tua sehingga kurang memahami pentingnya hal tersebut, selain
itu faktor ekonomi juga merupakan penyebab terbesar kurangnya pemberian gizi
optimal pada anak. Dengan kemampuan ekonomi yang rendah maka orang tua
juga akan sukar untuk memenuhi ilai gizi yang optimal pada anaknya yang akan
mengakibatkan rendahnya perkembangan dan pertumbuhan pada anak.
Pemerintah memang telah memberikan fasilitas berupa posyandu untuk
ibu hamil dan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Namun posyandu yang
diadakan ini masuh belum cukup untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi
pada anak. Hal ini dikarenakan posyandu diadakan untuk mengontrol
perkembangan yang terjadi pada masa kehamilan dan masa pertubuhan anak tanpa
diikuti dengan pemberian bantuan untuk melengkapi nilai gizi mereka.
Pemerintah masih belum memikirkan hal tersebut dikarenan pemerintah
kurang menganggap bahwa nutrisi optimal bagi generasi penerus bangsaa
sangatlah penting. Bila pemerintah sudah berfikir dengan cara demikian, maka
seharusnya pemerintah sudah melaksanakan kegiatan untuk mendukung
pemberian gizi optimal pada ibu hamil dan balita. Sehingga angka rendahnya gizi
pada anak tidak akan semakin meningkat justru semakin menurun.
Maka hal yang mudah untuk meningkatkan kualitas gizi bai ibu hamil dan
anak kecil dapat dilakukan dengan pemberian penyuluhan tentang pentingnya
pemberian gizi optimal pada periode 1000 HPK. Dengan mengetahu hal tersebut,
ibu akan menjadi lebih menjaga kalitas gizi anaknya. Selain itu pemerintah juga
harus turut membantu untuk memberikan makanan bergizi optimal bagi ibu dan
anak. Bagi ibu hamil yang memiliki ekonomi yang sulit untuk dapat membeli
tablet Fe dapat diatasi dengan menginsumsi makanan tinggi Fe seperti sayur
bayam. Pemerintah, maupun masyarakat dapat melakukan kegiatan berbagi
makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak yang dalam masa pertumbuha,
utamanya bagi yang kurang mampu. Selain makanan yang mengandung Fe, ibu
dan anak juga harus banyak mengonsumsi buah dan sayur yang dpat menunjang
gizi bagi ibu hamil dan anak. Namun, pemberian gizi yang ada juga harus dalam
ambang yang tepat atau tidak belebihan. Karena pemberian makanan yang
berlebihan juga tidak akan memberikan manfaat yang baik.
Dengan demikian masalah rendahnya nilai gizi pada ibu hamil dan anak
dalam masa pertumbuhan akan berkurang. Maka angka gizi buruk pada anak juga
dapat berkurang pula. Selain mengurangi nilai gizi buruk, peningkatan kualitas
penerus bangsa juga akan membaik. Sehingga kita tidak boleh meremehkan nilai
gizi optimal pada ibu hamil dan anak yang dalam masa pertumbuhan.

Вам также может понравиться