Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
The Influence of Scientific Approach on Science Process Skills and Critical Thinking Abilities
of the Students at SMAN 1 Watansoppeng
Abstract. The research is Quasi Experiment research which employs posttest-only control group design.
The research aims to discover: (1) the extent of science process skills of the students who were taught
through scientific approach, (2) the extent of science process skills of the students who were taught
conventionally, (3) the extent of critical thinking abilities of the students who were taught through
scientific approach, (4) the extent of critical thinking abilities of the students who were taught
conventionally, (5) whether there is significant difference of science process skills between the students
who were taught conventionally. The populations of the research were the students of class XI at SMAN 1
Watansoppeng of academic year 2016/2017 who were chosen by using purposive sampling. The data of
the result of the research were processed descriptively and inferentially. The analysis showed that science
process skills and critical thinking abilities between taught using scientific approach and taught using
conventionally are different significantly at the real level α = 0.05. Descriptively, seen the average score
of science process skills and critical thinking abilities of group that taught using scientific approach is
higher than taught using conventionally, it can be concluded that there is significant difference between
science process skills and critical thinking abilities of the students who were taught by using scientific
approach and conventionally of class XI students at SMAN 1 Watansoppeng of academic year 2016/2017.
Abstrak. Jenis penelitian adalah penelitian Quasi eksperiment dengan rancangan posttest-only control
group design, yang bertujuan untuk mengetahui: (1) seberapa besar keterampilan proses sains yang diajar
melalui pendekatan ilmiah. (2) seberapa besar keterampilan proses sains yang diajar secara konvensional,
(3) seberapa besar kemampuan berpikir kritis yang diajar melalui pendekatan ilmiah, (4) seberapa besar
kemampuan berpikir kritis yang diajar secara konvensional, (5) adanya perbedaan keterampilan proses
sains yang signifikan antara yang diajar dengan pendekatan ilmiah dan yang diajar secara konvensional,
dan (6) adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara yang diajar dengan
pendekatan ilmiah dan yang diajar secara konvensional. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI
SMA Negeri 1 Watansoppeng tahun ajaran 2016/2017 dengan purposive sampling. Data hasil penelitian
diolah secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa keterampilan proses sains dan
kemampuan berpikir kritis antara yang diajar melalui pendekatan ilmiah dan yang diajar secara
konvensional berbeda secara signifikan pada taraf nyata α = 0,05. Secara deskriptif terlihat rata-rata skor
keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis kelompok yang diajar melalui pendekatan ilmiah
lebih tinggi dibandingkan yang diajar secara konvensional sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis pada peserta
didik antara yang diajar menggunakan pendekatan ilmiah dan secara konvensional pada peserta didik
kelas XI SMA Negeri 1 Watansoppeng tahun ajaran 2016/2017.
Kata Kunci: pendekatan ilmiah, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis.
PENDAHULUAN pembelajaran fisika. Menurut Johnson (2002)
Berpikir kritis adalah hobi berpikir yang bisa
Pendidikan merupakan hal yang sangat
dikembangkan oleh setiap orang, maka hobi ini
penting bagi kehidupan manusia. Dengan
harus diajarkan di SMA.
pendidikan, manusia dapat memperoleh
berbagai pengetahuan dan mengembangkan Bahar (1992) menyatakan bahwa
kemampuan yang dimilikinya. Kementrian keterampilan proses sains dalam pembelajaran
Pendidikan dan Kebudayaan (2014) dapat memberi kesempatan lebih banyak pada
menyatakan bahwa IPA sebagai bagian dari peserta didik untuk berperan aktif dalam
pendidikan yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah yang dihadapkan pada
mencari tahu tentang alam secara sistematis, mereka. Keterampilan proses sains merupakan
sehingga IPA tidak hanya menekankan pada salah satu pendekatan mengajar yang dapat
kumpulan pengetahuan (aspek kognitif) berupa melatih peserta didik dalam proses berpikir.
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga menekankan pada proses Berpikir kritis tidak hanya sekedar
ahli oleh dua pakar dan diuji cobakan terlebih berdasarkan analisis deskriptif skor keterampilan
dahulu di kelas pada populasi di luar sampel. proses sains diketahui standar deviasi skor
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan keterampilan proses sains pada kelas kontrol
menggunakan teknik analisis statistik, yaitu lebih besar dibandingkan pada kelas eksperimen.
statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk Hal ini menunjukkan bahwa skor keterampilan
50
36.36
40
30
20 12.12 12.12
10 3.03
0.00 0.00 0.00 0.00
0
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa Gambar 4.1 Grafik Persentase Skor
Keterampilan Proses Sains Peserta didik Kelas
untuk keterampilan proses sains pada kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
eksperimen tidak terdapat peserta didik yang
Secara umum dari Gambar 1.1 tampak
memiliki skor pada kategori sangat rendah dan
bahwa untuk kategori rendah dan sedang
rendah, 4 peserta didik (12,12%) yang memiliki
persentase peserta didik pada kelas
skor pada kategori sedang, 25 peserta didik
eksperimen lebih kecil dibandingkan pada
(75,75%) yang memiliki skor pada kategori
kelas kontrol. Sementara untuk kategori tinggi
tinggi, dan terdapat 4 peserta didik (12,12%)
dan sangat tinggi persentase peserta didik pada
yang memiliki skor pada kategori sangat tinggi.
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
Sedangkan untuk keterampilan proses sains
pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kelas kontrol tidak terdapat peserta didik
rerata skor keterampilan proses sains kelas
yang memiliki skor pada kategori sangat
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
rendah, 1 peserta didik (3,03), 12 peserta didik
kontrol.
(36,36%) yang memiliki skor pada kategori
Adapun perbandingan persentase
sedang, 20 peserta didik (60,61%) yang
peserta didik yang menjawab benar pada kelas
memiliki skor pada kategori tinggi. Namun
eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap
indikator keterampilan proses sains dapat dilihat bahwa pendekatan yang digunakan di kelas
pada Gambar 4.2. eksperimen (pendekatan ilmiah) dapat melatih
keterampilan proses sains peserta didik lebih baik
90
80
dibandingkan model yang digunakan pada kelas
70
60
50
kontrol (model pembelajaran langsung).
40
Persentase (%)
30
20 Adapun dari ke-tujuh indikator tersebut,
10
0
Merumus Merumus Menarik
indikator klasifikasi memiliki rentang yang
Identifikas Mempredi Klasifikas
kan kan Mengukur Kesimpul
i Variabel ksi i
Kelas Eksperimen
Masalah Hipotesis
71.21 68.18 75.76 78.03 66.67 69.7
an
78.79
paling kecil dan indikator menarik kesimpulan
Kelas Kontrol 62.12 64.39 66.67 56.36 56.82 56.57 60.00
memiliki rentang yang paling besar. Perbedaan
Gambar 4.2 Grafik Persentase Skor tiap tersebut salah satunya disebabkan oleh
Indikator Keterampilan Proses Sains pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada
Secara umum dari Gambar 1.2 tampak kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen
50
kelas kontrol lebih kecil dibandingkan pada
36.36
40
kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan jika 30
21.21
40
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
30
didik khususnya pada pelajaran fisika materi
20
didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kemendikbud. 2014. Kerangka Dasar dan
Watansoppeng tahun ajaran 2016/2017. Struktur Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemendikbud.
6. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir
kritis yang signifikan antara yang diajar Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara
menggunakan pendekatan ilmiah dan
yang diajar secara konvensional pada
peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri
1 Watansoppeng tahun ajaran
2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, A. 1992. Profil Keterampilan Proses
IPA yang Dimiliki Siswa dalam
Hubungannya dengan Pertanyaan Guru
dalam PBM. Tesis. FBS IKIP
Bandung.