Вы находитесь на странице: 1из 44

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

MATERI:
Hidrolisa Pati

OLEH:
7 SELASA

Ilham Nur Hakim Rambe 21030116120050


Joeng Jody Saputra Yusuf 21030116130122
Shulha Amaliyyati Istikmala 21030116120014
Vania Frimasgita Giraldi 21030116120066

LABORATORIUM PROSES KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan resmi Praktikum Proses Kimia yang berjudul Hidrolisa Pati yang disusun
oleh:
Kelompok : 7 Selasa
Anggota :
1. Ilham Nur Hakim Rambe 21030116120050
2. Joeng Jody Saputra Yusuf 21030116130122
3. Shulha Amaliyyati Istikmala 21030116120014
4. Vania Frimasgita Giraldi 21030116120066
Telah diterima dan disahkan, pada:
Hari :
Tanggal :
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar
Praktikum Proses Kimia

Semarang, April 2018


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Asisten Pengampu

Dr. Siswo Sumardiono ST, MT Rangga Pratama Putra


NIP. 19750915 200012 1 001 NIM. 21030114120007

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 ii


PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses
Kimia yang berjudul “Hidrolisa Pati” dengan lancar. Laporan ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan Praktikum Proses Kimia pada Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, maka laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Didi Dwi Anggoro, M. Eng., Ph.D., selaku penanggung jawab
laboratorium proses kimia
2. Bapak Dr. Siswo Sumardiono ST, MT., selaku dosen pembimbing materi
Hidrolisa Pati.
3. Bayu Aji Pratama selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia.
4. Rangga Pratama Putra selaku asisten pengampu materi Hidrolisa Pati.
5. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Dalam penyusunan laporan ini, sangat disadari bahwa banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
diharapkan, demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat terlaksana
dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan para pembaca
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, April 2018

Penyusun

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 iii


INTISARI

Reaksi hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan katalisator asam


seperti HCl (asam klorida). Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati.
Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak digunakan
pada berbagai industri. Tujuan dari percobaan hidrolisa pati adalah untuk mengetahui
pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati, menghitung konstanta kecepatan reaksi
dan menganalisa pengaruh variable terhadap konstanta kecepatan reaksi.
Pati termasuk dalam polisakarida yang merupakan polimer glukosa, yang terdiri
atas amilosa dan amilopektin. Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-
OH) oleh suatu senyawa. Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan
air. Pati memiliki sifat tidak dapat digunakan secara langsung dan oleh karena itu harus
dimodifikasi secara kimia atau fisik untuk meningkatkan sifat positif dan mengurangi sifat
yang tidak diinginkan. Variabel yang berpengaruh dalam reaksi hidrolisa pati adalah
katalisator, suhu, tekanan, pencampuran, dan perbandingan zat pereaksi
Bahan yang digunakan dalam proses hidrolisa pati adalah glukosa anhidrit,
tepung tapioca, NaOH, HCl,iIndikator MB, fehling A, fehling B, dan aquadest. Langkah
kerja dalam praktikum ini meliputi tahap persiapan awal dan penentuan kadar pati. Tahap
persiapan awal yaitu menghitung densitas pati, densitas HCl, dan membuat glukosa
standar. Tahap penentuan kada pati yaitu standarisasi fehling, penentuan kadar pati
awal,dan hidrolisa pati.
Hidrolisa pati dengan menggunakan tepung tapioka mempunyai nilai konversi
lebih besar yaitu 0,5176; 0,5622; 0,6648; 0,7362; 0,8299 dibandingkan dengan tepung
beras dengan nilai konversi 0,3225; 0,4153; 0,4904; 0,5788; 0,7334. Hidrolisa pati
dengan menggunakan tepung beras memilik nilai k sebesar 0,0439 menit-1 dan variabel
tepung tapioca memiliki nilai k sebesar 0,0518 menit-1.
Variabel tepung tapioka menghasilkan konversi hidrolisis pati lebih besar dari
variabel tepung beras karena kadar pati pada tepung tapioka lebih kecil daripada tepung
beras. Pada kadar rendah, kecenderungan reaksi bergeser ke kanan (ke arah produk) lebih
besar sehingga konversi yang dihasilkan juga lebih besar. Nilai konstanta kecepatan reaksi
pada variabel tepung tapioka lebih tinggi daripada variabel tepung beras karena kadar
pati pada tepung tapioka lebih kecil daripada tepung beras. Kadar pati tinggi
menyebabkan molekul molekul zat pereaksi akan sulit bergerak dan memperkecil faktor
tumbukan, sehingga kecepatan reaksi akan menurun dan saran dari praktikum ini yaitu
Diperlukan manajemen waktu yang baik, dikarenakan lamanya waktu hidrolisa, usahakan
kecepatan pengadukan konstan untuk menjaga disperse pati yang terbentuk, untuk
mempercepat pencapaian suhu operasi dapat menggunakan coil untuk menaikan suhu dan
gunakan sarung tangan dan masker untuk proteksi diri.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 iv


SUMMARY

The hydrolysis reaction is usually carried out by using an acid catalyst such as
HCl (hydrochloric acid). The material used for hydrolysis process is starch. Starch and
also its derivative products are an multipurpose materials and widely used in various
industries. The objective of the starch hydrolysis experiment was to determine the effect of
variables on the reaction of starch hydrolysis, to calculate the reaction speed constant and
to analyze the effect of the variable on the reaction speed constant.
Starch is included in polysaccharide which is a glucose polymer, consisting of
amylose and amylopectin. Hydrolysis is the binding reaction of the hydroxyl group (-OH)
by a compound. Hydrolysis of starch occurs between starch and water. Starch has
properties that can not be used directly and therefore must be chemically or physically
modified to improve its positive properties and reduce the unwanted properties. The
variables that may influence the reaction of starch hydrolysis are catalyst, temperature,
pressure, mixing, and comparison of reagent
The materials used in the process of starch hydrolysis are anhydrite glucose,
tapioca flour, NaOH, HCl, MB indicator, fehling A, fehling B, and aquadest. The steps of
work are including the preparation stage and the determination of starch content. The
preparation stage is calculating the starch density, HCl density, and standard glucose. The
stages of determinining starch content are fehling standardization, determination of starch
content, and starch hydrolysis using acid catalyst.
Hydrolysis of starch by using tapioca flour has bigger conversion value that is
0,5176; 0.5622; 0.6648; 0.7362; 0.8299 compared with rice flour with conversion value
0.3225; 0.4153; 0.4904; 0.5788; 0.7334. Hydrolysis of starch by using rice flour has k
value of 0,0439 minutes-1 and variable of tapioca flour has k value of 0,0518 minutes-1.
The starch hydrolysis using tapioca flour resulted higher conversion than rice
flour as the starch content of tapioca flour was smaller than the rice flour. At lower content,
the reaction tends to shift to the right (toward the product) so that the resulting conversion
is also greater. The value of kinetics constant on tapioca flour is higher than rice flour
because the starch content of tapioca flour is smaller than rice flour. High starch content
causes molecule molecule reactant substances will be hardly to move and minimize the
collision factor, so the reaction speed will decrease and the suggestions from this practice
is the experiment required good time management, due to the length of time of starch
hydrolysis, keeping the stirring speed to be constant to keep the dispersed starch formed,
and to accelerate the heating until the set operating temperature, coil can be used to raise
the temperature, and use gloves and masks for self-protection.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 v


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................. iii
INTISARI............................................................................................................... iv
SUMMARY .............................................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Percobaan ...........................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan .........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pati ................................................................................................3
2.2 Amilosa dan Amilopektin ..............................................................................3
2.3 Hidrolisa Pati ..................................................................................................4
2.4 Modifikasi Pati ...............................................................................................5
2.5 Variabel yang Berpengaruh ............................................................................6
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Percobaan.....................................................................................8
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan ................................................................8
3.1.2 Variabel Operasi ....................................................................................8
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ....................................................................8
3.2.1 Bahan .....................................................................................................8
3.1.2 Alat ........................................................................................................9
3.3 Gambar Alat Utama........................................................................................9
3.4 Prosedur Percobaan ........................................................................................9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Jenis Tepung terhadap Konversi ..................................................12

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 vi


4.2 Pengaruh Jenis Tepung terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi ...................13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................15
5.2 Saran .............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
LAMPIRAN
A. Laporan Sementara ................................................................................... A-1
B. Lembar Perhitungan Reagen.......................................................................B-1
C. Lembar Perhitungan ...................................................................................C-1
D. Referensi
E. Lembar Asistensi

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Amilosa ..................................................................................3


Gambar 2.2 Struktur Amilopektin ...........................................................................4
Gambar 3.1 Skema Rancangan Percobaan...............................................................7
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Hidrolisis ....................................................................8
Gambar 4.1 Hubungan waktu terhadap Konversi Jenis Tepung ............................11
Gambar 4.2 Hubungan waktu terhadap Konstanta Jenis Tepung ..........................11

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 viii


DAFTAR LAMPIRAN

Laporan Sementara.............................................................................................. A-1


Lembar Perhitungan Reagen ................................................................................B-1
Lembar Perhitungan ............................................................................................C-1
Referensi
Lembar Asistensi

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018 ix


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna
dan banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman,
makanan yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan kimia
serta industry non pangan seperti tekstil,detergent,kemasan dan sebagainya.
Dalam industry makanan sebagai pembentuk gel dan encapsulating agent.
Dalam industri kertas digunakan sebagai zat aditive seperti wet-end untuk
surface size dan coating binder, bahan perekat, dan glass fiber sizing (Chiu
& Solarek, 2009).
Berbagai varian pati didasarkan pada perbedaan struktural, kandungan
amilosa, amilopketin, protein dan lipid. Secara umum kandungan pati yang
utama yaitu polimer anhidroglukosa meliputi amilosa dan amilopketin,
keduanya diikat dengan ikatan α (1,4) dalam segmen linear, serta ikatan α
(1,6) di titik percabangan. Amilopektin merupakan kandungan utama pati,
berkisar 70-80% dan berpengaruh pada physiochemical serta cita rasa pati
(Dona, Pages, & Kuchel, 2010).
Pada reaksi hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan
katalisator asam seperti HCl (asam klorida). Bahan yang digunakan untuk
proses hidrolisis adalah pati. Di Indonesia banyak dijumpai tanaman yang
menghasilkan pati. Tanaman-tanaman itu seperti padi, jagung, ketela pohon,
umbi-umbian, aren dan sebagainya. Bubur singkong banyak tersedia dari
industri tapioka skala kecil yang terletak di Bogor. Tepung tapioka
merupakan salah satu produk penting dari singkong yang digunakan untuk
ukuran tekstil, perekat, sirup glukosa, vitamin C dan bahan makanan. Bubur
singkong sebagai bahan baku dari industri tapioka telah dilaporkan
mengandung 62-68% dari pati. Selain itu, beras yang diimpor tersebut selain
sebagai makanan pokok juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
tepung beras. Tepung beras terdiri dari tepung beras pecah kulit dan tepung
beras sosoh. Tepung beras banyak digunakan sebagai bahan baku industri

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


seperti bihun, bakmi, macaroni, aneka kue kering, makanan bayi, tepung
campuran dan sebagainya. Dalam rangka meningkatkan nilai tepung tapioca
dan tepung beras, dapat dihidrolisis menjadi produk nilai tambah seperti
monosakarida atau oligosakarida (glukosa, maltosa, dekstrin, dan lain-lain)
(Cheng-Kang Lee et. al., 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pati merupakan bahan
yang sangat penting dalam industri. Maka sangat penting adanya
peningkatan mutu tepung tapioca dan tepung beras sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari tepung tapioka dan tepung beras tersebut.
Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan cara modifikasi tepung tapioka
dan tepung beras menggunakan proses hidrolisa asam. Maka, dalam
percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap variabel perbandingan jenis
tepung yang berpengaruh dalam proses hidrolisa.

1.3 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari pengaruh jenis tepung terhadap reaksi hidrolisa pati.
2. Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh
jenis tepung terhadap konstanta kecepatan reaksi.

1.4 Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh jenis tepung terhadap reaksi
hidrolisa pati.
2. Mahasiswa dapat menghitung konstanta kecepatan reaksi dan
menganalisa pengaruh jenis tepung terhadap konstanta kecepatan
reaksi.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pati


Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glukosidik.
Berbagai macam pati tidak sama sifat nya, tergantung dari panjang rantai C
– nya serta lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati mempunyai dua
ujung berbeda, yakni ujung non reduksi dengan gugus OH bebas yang
terikat pada atom nomor 4 dan ujung pereduksi dengan gugus OH anomerik.
Gugus hidroksil dari polimer berantai lurus / bagian lurus dari struktur
berbentuk cabang yang terletak sejajar akan berasosiasi melalui ikatan
hidrogen yang mendorong pembentukan kristal pati. Pati terdiri dari 2 fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan
fraksi yang tidak larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur
lurus dan amilopektin mempunyai rantai cabang (Winarno,2002).

2.2 Amilosa dan Amilopektin


Pati termasuk dalam polisakarida yang merupakan polimer glukosa,
yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan bagian
polimer linier dengan ikatanα-(1,4) unit glukosa yang merupakan rantai
linear. Derajat polimerisasi (DP) amilosa berkisar antara 500 − 6.000 unit
glukosa bergantung pada sumbernya. Adapun amilopektin merupakan
polimer α-(1,4) unit glukosa dengan rantai samping α-(1,6) unit glukosa
Ikatan α-(1,6) unit glukosa ini jumlahnya sangat sedikit dalam suatu molekul
pati, berkisar antara 4−5%. Namun, jumlah molekul dengan rantai cabang,
yaitu amilopektin, sangat banyak dengan DP berkisar antara 105–3x106 unit
glukosa dan merupakan komponen utama yang dapat mempengaruhi
physiochemical dan cita rasa dari pati.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


Gambar 2.1 Struktur Amilosa

Gambar 2.2 Struktur Amilopektin

2.3 Hidrolisa Pati


Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh
suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air.Hidrolisis dapat
digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis
katalis basa, hidrolisis gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan
katalis enzim. Sedangkan berdaasarkan fase reaksi yang terjadi
diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air.
Reaksi ini adalah orde satu, karena reaktan air yang dibuat berlebih,
sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat
dilakukan menggunakan katalisator H+ yang dapat diambil dari asam.
Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut :
(C6H10O5)x + H2O → x C6H12O6
Berdasarkan teori kecepatan reaksi :
-rA = k. C pati.C air ...(1)
karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama
perubahan reaksi dianggap konstan. Persamaan reaksi menjadi:

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


-rA = k’. C pati ...(2)
dengan k’ = k . Cair
sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k’. C pati dari
persamaan kecepatan reaksi ini, reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde
satu. Jika harga –rA = -dCA/dt maka persamaan 2 menjadi
−𝑑𝐶𝐴
= 𝑘 ′ 𝐶𝐴 ...(3)
𝑑𝑡
−𝑑𝐶𝐴
= 𝑘 ′ dt ...(4)
𝐶𝐴

Apabila CA = CA0 (1-XA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi
t1, CA0 dan t2, CA akan diperoleh persamaan :
CA 𝑑𝐶𝐴 𝑡
-∫CAO = 𝑘 ′ ∫𝑡 1 𝑑𝑡 ...(5)
𝐶𝐴 2

𝐶𝐴𝑂
ln = 𝑘 (𝑡2 − 𝑡1 ) ...(6)
𝐶𝐴
1
ln (1−𝑋 = 𝑘 ′ 𝑡2 − 𝑡1 ) ...(7)
𝐴)

Dimana XA = konversi reaksi setelah satu detik.


Persamaan 7 dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan regresi
1
y = mx+ c, dengan Y= ln (1−𝑋 dan x=t2.
𝐴)

2.4 Modifikasi Pati


Pati asli pada umumnya memiliki struktur granular, tidak larut air, dan
dalam bentuk ini digunakan hanya dalam beberapa aplikasi spesifik yang
terbatas. Modifikasi adalah pati yang gugus hidroksinya telah mengalami
perubahan. Pati memiliki sifat tidak dapat digunakan secara langsung dan
oleh karena itu harus dimodifikasi secara kimia atau fisik untuk
meningkatkan sifat positif dan mengurangi sifat yang tidak diinginkan. Pati
biasanya digunakan untuk produk makanan, bahan perekat dan glass fiber
sizing. Selain itu juga ditambahkan dalam plastik untuk mempercepat proses
degradasi. Modifikasi secara kimia umumnya meliputi esterifikasi,
etherifikasi, hidrolisis, oksidasi dan cross-linking (Chiu & Solarek, 2009).
Pati yang telah termodifikasi akan mengalami perubahan sifat yang dapat
disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Akan tetapi sama seperti
pati alami, pati termodifikasi bersifat tidak larut dalam air dingin (Koswara,

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


2009).

2.5 Variabel yang Berpengaruh


Variabel - variabel yang berpengaruh dalam reaksi hidrolisa pati meliputi
1. Katalisator
Hampir sama semua reaksi hidrolisa membutuhkan katalisator untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim
atau asam karena kinerjanya lebih cepat.Asam yang dipakai beraneka
jenisnya mulai dari HCl (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr, 1939), H2SO4
sampai HNO3.Yang mempengaruhi kecapatan reaksi adalah konsentrasi ion
H+, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian, didalam industri umumnya
dipakai asam klorida (HCl). Pemilihan ini didasarkan atas sifat garam yang
terbentuk pada penetralan tidak menimbulkan gangguan apa-apa selain rasa
asin jika konsentrasinya tinggi. Oleh karena itu, konsentrasi asam dalam air
penghidrolisa ditekan sekecil mungkin. Umumnya dipergunakan larutan
asam yang mempunyai konsentrasi asam yang lebih tinggi daripada
pembuatan sirup. Hidrolisa pada tekanan 1 atm memerlukan asam yang jauh
lebih pekat.
2. Suhu dan Tekanan
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan
Arrhenius, dimana semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksinya.
Untuk mencapai konversi tertentu, diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk
menghidrolisa pati ketela rambat pada suhu 100 °C. Tetapi jika suhunya
dinaikkan hingga 135 °C, konversi yang sama dapat dicapai dalam waktu 40
menit (Agra dkk, 1973). Hidrolisis pati gandum dan jagung dengan
katalisator H2SO4 memerlukan suhu 160°C. Karena panas reaksi mendekati
nol dan reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan tekanan tidak banyak
mempengaruhi keseimbangan.
3. Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya
perlu adanya pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat dicapai dengan
bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk, 1973). Apabila prosesnya

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


berupa proses alir (kontinyu), maka pecampuran dilakukan dengan cara
mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk olakan.
4. Perbandingan zat pereaksi
Jika salah satu zat pereaksi dibuat berlebihan jumlahnya maka
keseimbangan dapat bergeser kearah kanan dengan baik.Oleh karena itu,
suspensi pati yang kadarnya rendah memberi hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan yang kadarnya tinggi. Bila kadar suspensi pati
diturunkan dari 40% menjadi 20% atau 1% maka konversi akan bertambah
dari 80% menjadi 87 atau 99 % (Groggins, 1958). Pada permukaan, kadar
suspensi pati yang tinggi sehingga molekul-molekul zat pereaksi akan sulit
bergerak. Untuk menghasilkan glukosa biasanya dipergunakan suspense
pati sekitar 20 %.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Skema Rancangan Percobaan

Persiapan awal

Catat nilai Standarisasi Menghitung volume


v titran (F) larutan fehling HCl, air, dan pati

Catat nilai Menghitung berat


Hidrolisa Pati
v titran (M) pati

Catat nilai Penentuan kadar


v titran (M) pati awal

Pengumpulan
data percobaan

Gambar 3.1 Skema rancangan percobaan


3.1.2 Variabel Operasi
Variabel Tetap:
1. Volume basis = 433 ml
2. Suhu operasi = 72oC
3. Katalis = HCl 0,18N
4. Suspensi = 8%
Variabel Berubah:
1. Jenis tepung = Tepung beras dan tepung tapioka

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1. Bahan
1. Glukosa anhidrit 2 gr
2. Tepung beras 70,512 gr
3. Tepung tapioca 69,388 gr
4. NaOH 15 ml

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


5. HCl 0,18N 39,8 ml
6. Indikator MB 5 ml
7. Fehling A 65 ml
8. Fehling B 65 ml
9. Aquades 3000 ml
3.2.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Erlenmeyer
4. Statif dan klem
5. Buret
6. Labu leher tiga
7. Labu takar

3.3 Gambar Alat Utama


Keterangan:
1. Magnetic stirer +heater
2. Waterbath
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif Gambar 3.2 Rangkaian alat hidrolisis

3.4 Prosedur Percobaan


1. Persiapan awal
a. Menghitung densitas pati
Ke dalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gram pati, catat
penambahan volume.
𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖
ρ pati = ∆𝑉

b. Menghitung densitas HCl


Timbang berat picnometer kosong (25 m1), masukkan HCl ke dalam

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


picnometer yang telah diketahui volumenya (v), timbang beratnya
(m2), hitung densitas HCl
𝑚2 − 𝑚1
𝜌𝐻𝐶𝑙 = 𝑣

c. Membuat glukosa standar


Glukosa anhidrit sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 1000 ml
aquades.
2. Penentuan kadar pati
a. Standarisasi larutan fehling
5 ml Fehling A + 5 ml Fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan
sampai mendidih. Setelah mendidih ditambahkan 3 tetes MB,
kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard hingga warna
berubah menjadi merah bata. Catat volume titran (F) yang diperlukan,
proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (diatas kompor).
b. Penentuan kadar pati awal
Untuk variabel 1, sebanyak 35,256 gram pati, 9,95 ml katalis HCl dan
394,845 ml aquadest dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan
dipanaskan hingga suhu 72℃, selama 1 jam. Setelah itu larutan
didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml lalu diambil
20 ml dan dinetralkan dengan NaOH (pH=7). Larutan diambil 5 ml
diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Ke dalam Erlenmeyer
dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml
glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu
ditambahkan 2 tetes indikator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan
glukosa standard sehingga berubah warna menjadi warna merah
bata.Catat volum titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu
diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih diatas
kompor. Lakukan hal yang sama untuk variabel lain.
c. Hidrolisa pati
Sebanyak 35,256 gram pati, 9,95 ml katalis HCl dan 394,845 ml
aquadest dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga
suhu 72℃, anggap sebagai t0 diambil sampel sebanyak 20 ml.
Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH (pH = 7). Larutan diambil

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. K edalam Erlenmeyer
dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml
glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu
ditambahkan 2 tetes indikator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan
glukosa standard sehingga berubah warna menjadi warna merah bata.
Catat V titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu diperhatikan, proses
titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih diatas kompor.Pengambilan
sampel dilakukan setiap selang waktu 5 menit sebanyak 5 kali yaitu 20
menit. (t0=menit ke-0, t1=menit ke-5, t2=menit ke-10, t3=menit ke-15,
t4=menit ke-20). Lakukan hal yang sama untuk variabel 2
Rumus penentuan kadar pati awal
500 100
(𝐹−𝑀 )𝑋 𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥 0,9
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
𝑋𝑃0 𝑊

Dimana: N = 0,002 gr/ml


W = berat pati
Perhitungan kebutuhan reagen:
a. Menghitung kebutuhan HCl
𝑁𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑉𝑙𝑠𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
VHCl = 𝜌
𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟𝐻𝐶𝑙 𝑥 1000𝑥 𝑔𝑟𝑒𝑘

Dimana :
Kadar HCl = 0,25 untuk 25%
0,37 untuk 37%
grek HCl =1
b. Menghitung kebutuhan pati
𝑋𝑝 𝑥 𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
% suspensi = 𝑊
𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝑊𝐻𝐶𝑙 𝑋 𝑊𝑎𝑖𝑟

Dimana :
Wpati = 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
WHCl = 𝜌𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑉𝐻𝐶𝑙
Wair = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 (𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 − 𝑉𝐻𝐶𝑙 )
100
(𝐹−𝑀 )𝑋 𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 0,9
5
Xp = 𝑊

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Jenis Tepung terhadap Konversi

1.0

0.8

0.6
Xa

0.4
Tepung Beras
0.2
Tepung Tapioka
0.0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
Gambar 4.1 Hubungan waktu terhadap konversi pada tepung beras dan
tepung tapioka
Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa tepung tapioka
menghasilkan nilai konversi hidrolisa pati (Xa) yang lebih besar
dibandingkan dengan tepung beras. Hal ini dikarenakan tepung tapioka
memiliki kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan tepung beras
(Imanningsih, 2012). Pada kadar rendah, perbandingan mol air terhadap mol
pati akan tinggi dan reaksi bergeser ke kanan (ke arah produk) lebih besar,
sehingga konversi yang dihasilkan juga lebih besar jika dibandingkan dengan
reaksi yang dilakukan pada kadar tinggi (Santosa dan Handayani, 2014).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


4.2 Pengaruh Jenis Tepung terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi

2.0
y = 0.0518x + 0.6321

1.5 y = 0.0439x + 0.3187


ln (1/1-Xa)
1.0

0.5 Tepung Beras


Tepung Tapioka
0.0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
Gambar 4.2 Hubungan waktu terhadap konversi pada tepung beras dan
tepung tapioka
Pada praktikum hidrolisa pati ini, variabel yang digunakan adalah
perbedaan jenis tepung. Pada varibel 1 digunakan tepung beras dan tepung
tapioka pada variabel 2. Berdasarkan gambar 4.2, diperoleh nilai k untuk
variabel tepung beras sebesar 0,0439 menit-1 dan variabel tepung tapioca
sebesar 0,0518 menit-1. Hal ini menunjukkan bahwa hidrolisa pati lebih baik
dilakukan menggunakan tepung tapioka dibanding tepung beras. Hal ini
dikarenakan tepung tapioka memiliki kadar yang lebih kecil dibandingkan
dengan tepung beras (Imanningsih, 2012). Pada kadar pati tinggi, molekul-
molekul zat pereaksi akan sulit bergerak dan memperkecil faktor tumbukan,
sehingga kecepatan reaksi (k) akan menurun. Hal tersebut sesuai dengan
𝐸𝐴
persamaan Arhenius yaitu 𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇 (Anwar dan Afrisanthi, 2011).
Menurut penelitian Bej et. al. (2008), hidrolisis pati dari tepung tapioka
dengan diperoleh k=0,000552313 menit-1, sedangkan pada hidrolisis pati dari
tepung beras diperoleh k=0,000544806 menit-1. Hal ini sesuai pada percobaan
kami dimana nilai k pada tepung tapioka lebih besar dibanding pada tepung
beras, hal ini menandakan reaksi hidrolisis tepung tapioka lebih baik daripada
tepung beras. Akan tetapi nilai konstanta kecepatan reaksi pada percobaan
terdahulu lebih kecil dibandingkan hasil percobaan kami, hal ini disebabkan
metode yang digunakan pada penelitian terdahulu berbeda yaitu Luff Schoorl
method. Penggunaan air yang lebih banyak daripada pati akan memperbesar

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


penggunaaan energi untuk pemekatan hasil. Sebaliknya, jika pati berlebihan,
tumbukan antara pati dan air akan berkurang (Wongsagonsup et. al., 2014).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Variabel tepung tapioka menghasilkan konversi hidrolisis pati lebih besar
dari variabel tepung beras karena kadar pati pada tepung tapioka lebih
kecil daripada tepung beras. Pada kadar rendah, kecenderungan reaksi
bergeser ke kanan (ke arah produk) lebih besar sehingga konversi yang
dihasilkan juga lebih besar.
2. Nilai konstanta kecepatan reaksi pada variabel tepung tapioka lebih tinggi
daripada variabel tepung beras karena kadar pati pada tepung tapioka lebih
kecil daripada tepung beras. Kadar pati tinggi menyebabkan molekul
molekul zat pereaksi akan sulit bergerak dan memperkecil faktor
tumbukan, sehingga kecepatan reaksi akan menurun.

5.2 Saran
1. Diperlukan manajemen waktu yang baik, dikarenakan lamanya waktu
hidrolisa.
2. Usahakan kecepatan pengadukan konstan untuk menjaga disperse pati
yang terbentuk
3. Untuk mempercepat pencapaian suhu operasi dapat menggunakan coil
untuk menaikan suhu
4. Gunakan sarung tangan dan masker untuk proteksi diri.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


DAFTAR PUSTAKA

Abu Khalaf, A.M., “Chemical Engineering Education”, 28 (1), 48. 1994.


Anwar, Aida Shofiya dan Laelia Afrisanthi. 2011. Pemanfaatan Tepung Biji
Durian Menjadi Glukosa Cair Melalui ProsesHidrolisa dengan
Menggunakan Enzim α-Amilase. Universitas Diponegoro.
Agra, I. B., Warnijati, S., dan Pujianto, B., 1973.“ Hidrolisa Pati Ketela Rambat
Pada Suhu Lebih Dari 100 C”, Forum Teknik, 3, 115-129.
Ba,K., Aguedo,M., Tine,E., Paquot,M., Destain,J., Thonart,P. 2013. Hydrolysis
Of Starches And Flours By Sorghum Malt Amylases For Dextrins
Production. Eur Food Res Technol 236,905–918.
Bej, Barnali, RK Basu and S N Ash.2008.Journal of Scientific & Indusrtial
Research “Kinetic studies on acid catalysed hydrolysis of
starch”.Departement of Chemical Engineering.University of Calcutta.
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., “Applied Mathematics in
Chemical Engineering” 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New
York
Chiu, C.-w., & Solarek, D. 2009.Modification of starch.Starch: Chemistry and
Technology, Third Edition ISBN: 978-0-12-746275-2.
Dona, A. C., Pages, G., & Kuchel, P.W. 2010. Digestion of starch: In vivo andin
vitro kinetic models used to characterise. Carbohydrate Polymers 80 (2010)
599–617.
Groggins, P. H. 1958. Unit Processes in Organic Synthesis, 5th ed. pp. 775 – 777,
McGraw–Hill Book Company. New York.
Hill, G.C., “An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor
Design”. 1nd ed, John Willey, New York, N.Y, 1977
Imanningsih, Nelis. 2012. Profil Gelatinisasi Beberapa Formula Tepung-
Tepungan untuk Pendugaan Sifat Pemasakan. Penel Gizi Makan 2012,
35(1): 13-22.
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal modifications of granular starch,
with retention of the granular structure: a review. J. Agric. Food Chem.
46(8): 2895−2905.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


Koswara, S. 2009. Teknologi Modifikasi Pati. ebookpangan.com.
Levenspiel. O., “Chemical Reaction Engineering” 2nd ed, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo, 1970.
Santosa, Herry dan Noer Abyor Handayani. 2014. Hidrolisa Enzimatik Pati
Tapioka dengan Kombinasi Pemanas Microwave-Waterbath pada
Pembuatan Dekstrin. Universitas Diponegoro.
Wei, Benzi.,et al. 2013. Effect on pHs on Dispersity of Maize Starch Nanocrystals
in Aqueous Medium. The State Key Laboratory of Food Science and
Technology. China.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2018


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi
Hidrolisa Pati

NAMA : KELOMPOK 7 SELASA

GROUP : 4 SENIN

REKAN KERJA : 1. Ilham Nur Hakim R. 21030116120050


2. Joeng Jody Saputra Y. 21030116130122
3. Shulha Amaliyyati I. 21030116120014
4. Vania Frimasgita G. 21030116120014

LABORATORIUM PROSES KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari pengaruh jenis tepung terhadap reaksi hidrolisa pati.
2. Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh
jenis tepung terhadap konstanta kecepatan reaksi.

II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
1. Glukosa anhidrit 2 gr
2. Tepung beras 70,512 gr
3. Tepung tapioca 69,388 gr
4. NaOH 15 ml
5. HCl 0,18N 39,8 ml
6. Indikator MB 5 ml
7. Fehling A 65 ml
8. Fehling B 65 ml
9. Aquades 3000 ml
2.2 Alat Yang Dipakai
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Erlenmeyer
4. Statif dan klem
5. Buret
6. Labu leher tiga
7. Labu takar
Keterangan:
1. Magnetic stirer +heater
2. Waterbath
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
Gambar 3.2
Rangkaian alat hidrolisis 7. Statif
2.3 Cara Kerja
3. Persiapan awal
d. Menghitung densitas pati
Ke dalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gram pati,
catat penambahan volume.
𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖
ρ pati = ∆𝑉

e. Menghitung densitas HCl


Timbang berat picnometer kosong (25 m1), masukkan HCl ke
dalam picnometer yang telah diketahui volumenya (v), timbang
beratnya (m2), hitung densitas HCl
𝑚2 − 𝑚1
𝜌𝐻𝐶𝑙/𝐻2 𝑆04 = 𝑣

f. Membuat glukosa standar


Glukosa anhidrit sebanyak 2 gram dilarutkan dalam
1000 ml aquades.
4. Penentuan kadar pati
d. Standarisasi larutan fehling
5 ml Fehling A + 5 ml Fehling B + 15 ml glukosa standar,
dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih ditambahkan 3
tetes MB, kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard
hingga warna berubah menjadi merah bata.Catat volume titran
(F) yang diperlukan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan
mendidih (diatas kompor).
e. Penentuan kadar pati awal
Untuk variabel 1, sebanyak 35,256 gram pati, 9,95 ml katalis
HCl dan 394,845 ml aquadest dimasukkan ke dalam labu leher
tiga dan dipanaskan hingga suhu 72℃, selama 1 jam. Setelah itu
larutan didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml
lalu diambil 20 ml dan dinetralkan dengan NaOH (pH=7).
Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml.
Ke dalam erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling
A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standard, kemudian
dipanaskan sampai mendidih. Lalu ditambahkan 2 tetes
indicator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa
standard sehingga berubah warna menjadi warna merah bata.
Catat volum titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu
diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih
diatas kompor. Lakukan hal yang sama untuk variabel lain.
f. Hidrolisa pati
Sebanyak 35,256 gram pati, 9,95 ml katalis HCl dan 394,845 ml
aquadest dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan
hingga suhu 72℃, anggap sebagai t0 diambil sampel sebanyak 20
ml. Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH (pH = 7).
Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. K
edalam Erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A +
5 ml fehling B + 15 ml glukosa standard, kemudian dipanaskan
sampai mendidih. Lalu ditambahkan 2 tetes indikator MB.
Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard sehingga
berubah warna menjadi warna merah bata. Catat V titran yang
dibutuhkan (M). Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan
dalam keadaan mendidih diatas kompor.Pengambilan sampel
dilakukan setiap selang waktu 5 menit sebanyak 5 kali yaitu 20
menit. (t0=menit ke-0, t1=menit ke-5, t2=menit ke-10, t3=menit
ke-15, t4=menit ke-20). Lakukan hal yang sama untuk variabel 2
Rumus penentuan kadar pati awal =
500 100
(𝐹−𝑀 )𝑋 𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥 0,9
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
xpo = 𝑊

Dimana: N = 0,002 gr/ml


W = berat pati
Perhitungan kebutuhan reagen:
c. Menghitung kebutuhan HCl
𝑁𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑉𝑙𝑠𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
VHCl = 𝜌
𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟𝐻𝐶𝑙 𝑥 1000𝑥 𝑔𝑟𝑒𝑘

Dimana :
Kadar HCl = 0,25 untuk 25%
0,37 untuk 37%
grek HCl =1
d. Menghitung kebutuhan pati
𝑋𝑝 𝑥 𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
% suspensi = 𝑊
𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝑊𝐻𝐶𝑙 𝑋 𝑊𝑎𝑖𝑟

Dimana :
Wpati = 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
WHCl = 𝜌𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑉𝐻𝐶𝑙
Wair = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 (𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 − 𝑉𝐻𝐶𝑙 )
100
(𝐹−𝑀 )𝑋 𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 0,9
5
Xp = 𝑊

2.4 Hasil Percobaan


Variabel Tetap:
1. Volume basis = 433 ml
2. Suhu operasi = 72oC
3. Katalis = HCl 0,18N
4. Suspensi = 8%
Variabel Berubah:
1. Jenis tepung = Tepung beras dan tepung tapioka
F = 37,6 ml
 Hidrolisa pati
Variabel 1 = Tepung beras
t M
0 30,3 ml
5 28,2 ml
10 26,5 ml
15 24,5 ml
20 21 ml
Variabel 2 = Tepung tapioka
t M
0 26 ml
5 25 ml
10 22,7 ml
15 21,1 ml
20 19,5 ml
 Kadar pati awal
Variabel 1 = Tepung beras
M = 18 ml
Variabel 2 = Tepung tapioca
M = 19 ml

22 Maret 2018
MENGETAHUI
PRAKTIKAN ASISTEN

Ilham N.H. J. Jody Y.S. Shulha A.I. Vania F.G. Rangga Pratama Putra
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

 Kalibrasi piknometer
Massa piknometer = 22,136 gram
Massa piknometer dan aquadest = 46,932 gram
Massa aquades = 24,796 gram
m 24,796 gram
𝑉= = gram = 24,846 ml
ρ 0,998
ml
 Densitas HCl
Massa piknometer dan HCl = 50,568 gram
Massa HCl = 28,432 gram
m 28,432 gram
𝜌= = = 1,144 gr/ml
V 24,846 ml
 Volume HCl
N × BM × 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑖𝑠
𝑉=
ρ × % × 1000 × grek
0,18 × 36,5 × 433
=
1,144 × 0,25 × 1000 × 1
= 9,95 𝑚𝑙
 Densitas pati
a) Variabel 1 (Tepung Beras)
m𝑝𝑎𝑡𝑖 1 gram
𝜌= = = 1,25 gr/ml
∆v 0.8 ml
b) Variabel 2 (Tepung Tapioka)
m𝑝𝑎𝑡𝑖 1 gram
𝜌= = = 1 gr/ml
∆v 1 ml
 Kebutuhan reagen
a) Variabel 1 (Tepung Beras)
𝑉𝐵𝑎𝑠𝑖𝑠 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝑉𝐻𝐶𝑙 + 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
433 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 9,95 + 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = 423,05 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 ....................................................................... (1)
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
%𝑆𝑢𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖 = .......................................................... (2)
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝑊𝐻𝐶𝑙 + 𝑊𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠

Substitusi 1 ke 2
𝜌 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
0,08 =
𝜌 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝜌 × 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 + 𝜌 × 𝑉𝐻𝐶𝑙
1,25 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
0,08 =
1,25 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 0,998 (423,05 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 ) + 11,383
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 28,205 𝑚𝑙
𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = 394,845 𝑚𝑙
𝑔𝑟
𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖 = 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 1,25 × 28,205 𝑚𝑙 = 35,256 𝑔𝑟
𝑚𝑙
b) Variabel 2 (Tepung Tapioka)
𝑉𝐵𝑎𝑠𝑖𝑠 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝑉𝐻𝐶𝑙 + 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
433 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 9,95 + 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = 423,05 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 ....................................................................... (1)
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
%𝑆𝑢𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖 = .......................................................... (2)
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝑊𝐻𝐶𝑙 + 𝑊𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠

Substitusi 1 ke 2
𝜌 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
0,08 =
𝜌 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 𝜌 × 𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 + 𝜌 × 𝑉𝐻𝐶𝑙
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖
0,08 =
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 + 0,998 (423,05 − 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 ) + 11,383
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 34,694 𝑚𝑙
𝑉𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = 388,356 𝑚𝑙
𝑔𝑟
𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖 = 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 × 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 1 × 34,694 𝑚𝑙 = 34,694 𝑔𝑟
𝑚𝑙
LEMBAR PERHITUNGAN

1. Penentuan Kadar Pati Awal


a) Variabel 1 (Tepung Beras)
500 100
(𝐹 − 𝑀)𝑥 𝑁 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃0 = 𝑣𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
𝑊
500 100
(37,6 − 18)𝑥 0,002 𝑥
= 433 𝑥 5 𝑥 0,9
35,256
= 0,0231
b) Variabel 2 (Tepung Tapioka)
500 100
(𝐹 − 𝑀)𝑥 𝑁 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃0 = 𝑣𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
𝑊
500 100
(37,6 − 18,5)𝑥 0,002 𝑥
= 433 𝑥 5 𝑥 0,9
34,694
= 0,0229
2. Penentuan Konversi Pati
100
(𝐹 − 𝑀)𝑥 𝑁 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5
𝑊
𝑋𝑝
𝑋𝑎 =
𝑋𝑃0
a) Variabel 1 (Tepung Beras)
 t = 0 menit
100
(37,6 − 30,3)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0075
35,256
𝑋𝑝 0,0075
𝑋𝑎 = = = 0,3225
𝑋𝑃0 0,0231
 t = 5 menit
100
(37,6 − 28,2)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0096
35,256
𝑋𝑝 0,0096
𝑋𝑎 = = = 0,4153
𝑋𝑃0 0,0231
 t = 10 menit
100
(37,6 − 26,5)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0113
35,256
𝑋𝑝 0,0113
𝑋𝑎 = = = 0,4904
𝑋𝑃0 0,0231
 t = 15 menit
100
(37,6 − 24,5)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0134
35,256
𝑋𝑝 0,0134
𝑋𝑎 = = = 0,5788
𝑋𝑃0 0,0231
 t = 20 menit
100
(37,6 − 21)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0170
35,256
𝑋𝑝 0,0170
𝑋𝑎 = = = 0,7334
𝑋𝑃0 0,0231

b) Variabel 2 (Tepung Tapioka)


 t = 0 menit
100
(37,6 − 26)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0075
34,694
𝑋𝑝 0,0118
𝑋𝑎 = = = 0,5176
𝑋𝑃0 0,0229
 t = 5 menit
100
(37,6 − 25)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0129
34,694
𝑋𝑝 0,0129
𝑋𝑎 = = = 0,5622
𝑋𝑃0 0,0229
 t = 10 menit
100
(37,6 − 22,7)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0152
34,694
𝑋𝑝 0,0152
𝑋𝑎 = = = 0,6648
𝑋𝑃0 0,0229
 t = 15 menit
100
(37,6 − 21,1)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0168
34,694
𝑋𝑝 0,0168
𝑋𝑎 = = = 0,7362
𝑋𝑃0 0,0229
 t = 20 menit
100
(37,6 − 19)𝑥 0,002 𝑥 𝑥 0,9
𝑋𝑃 = 5 = 0,0190
34,694
𝑋𝑝 0,0190
𝑋𝑎 = = = 0,8299
𝑋𝑃0 0,0229

Variabel 1 (Tepung Beras)


1
t m 𝑋𝑝 𝑋𝑎 𝑙𝑛
1 − 𝑋𝑎
0 30,3 0,0075 0,3225 0,3894
5 28,2 0,0096 0,4153 0,536702
10 26,5 0,0113 0,4904 0,6742
15 24,5 0,0134 0,5788 0,8647
20 21 0,0170 0,7334 1,3222

Variabel 2 (Tepung Tapioka)


1
t m 𝑋𝑝 𝑋𝑎 𝑙𝑛
1 − 𝑋𝑎
0 26 0,0118 0,5176 0,7289
5 25 0,0129 0,5622 0,8260
10 22,7 0,0152 0,6648 1,0930
15 21,1 0,0168 0,7362 1,3325
20 19 0,0190 0,8299 1,7713
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Вам также может понравиться