Вы находитесь на странице: 1из 5

DIFERENSIAL DIAGNOSIS

RINITIS ALERGI

1. DEFINISI

Rinitis alergi adalah inflamasi mukosa hidung dengan gejala bersin-bersin , rasa gatal ,
hidung tersumbat yang dipicu oleh reaksi hipersensitivitas tipe I setelah mukosa hidung
terpapar allergen

2. Epidemiologi
Rhinitis alergi mempengaruhi sekitar 40% anak-anak dan 20-30% orang dewasa. Pada anak
(< 2 tahun) diagnosis rhinitis alergi lebih sulit ditegakkan. Keluhan pertama biasanya
muncul pada usia sekolah

3. Etiologi
Peningkatan kada igE terhadap allergen tertentu menyebabkan degranulasi sel mast yang
berlebihan. Degranulasi sel mast melepaskan mediator inflamasi ( contoh: histamine) dan
sitokin yang menimbulkan reaksi inflamasi local

4. Patofisiologi
Rhinitis alergi melibatkan inflamasi membrane mukosa hidung, mata, tuba eustachius,
telinga tengah, sinus dan faring. Hidung hamper selalu terlibat sedangkan keterlibatan
organ organ lain dapat terjadi pada individu tertentu. Inflamasi membrane mukosa
disebabkan interaksi kompleks mediator-mediator inflamasi yang dicetuskan oleh respon
yang dimediasi igE.

5. Manifestasi Klinis

1)Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin lebih
dari 6 kali).

2)Berdasarkan gejala yang menonjol, dibedakan atas golongan yang obstruksi danrinorea.
Pemeriksaan rinoskopi anterior menunjukkan gambaran klasik berupa edemamukosa hidung,
konka berwarna merah gelap atau merah tua, dapat pula pucat. Permukaanya dapat licin atau
berbenjol. Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid,biasanya sedikit, namun pada golongan
rinorea, sekret yang ditemukan biasanya serosa dan dalam jumlah banyak.

3)Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening
dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika
berkembang menjadiinfeksi hidung atau infeksi sinus.
4)Hidung gatal dan juga sering disertai gatalpada mata, telinga dan tenggorok.

5)Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

6)Gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim,
udara lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya.

7)Keluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya napas berbau (sementara
pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit
kepala, dan hidung tersumbat.

7 . EVALUASI DIAGNOSIS

1. Anamnesis sangat penting, karena seringkali serangan tidak terjadi dihadapan


pemeriksa. Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. Gejala
rinitisalergi yang khas adalah terdapatnya serangan bersin berulang. Gejala lain ialah
keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal,
yang kadang-kadangdisertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Rinitis alergi
sering disertaioleh gejala konjungtivitis alergi
2. Pemeriksaan Fisik Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna
pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak. Bila gejala persisten, mukosa
inferiortampak hipertrofi. Penunjanga.In vitroHitung eosinofil dalam darah tepi dapat
normal atau meningkat. Demikian pula pemeriksaan IgE total (prist-paper radio
imunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada
pasien lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma
bronkial atau urtikaria. Pemeriksaan iniberguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada
bayi atau anak kecil dari suatu keluargadengan derajat alergi yang tinggi

SINUSITIS

A. DEFINISI

Sinusitis adalah proses peradangan atau infeksi dari satu atau lebih pada membran mukosa
sinus paranasal dan terjadi obstruksidari mekanisme drainase normal. Secara tradisional terbagi
dalam akut (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai 3 bulan),
dan kronik.

B.Epidemologi

Angka kejadian sinusitis sulit diperkirakan secara tepat karena tidak ada batasan yang jelas
mengenai sinusitis. Dewasa lebih sering terserang sinusitis dibandingkan anak. Hal ini karena
sering terjadinya infeksi saluran nafas atas pada dewasa yang berhubungan dengan terjadinya
sinusitis.

C.Etiologi

Infeksi virus, bakteri atau jamur dari traktus respiratori atas lokasi lintasan udara pada hidung,
faring, sinus-sinus dan tenggorokan terbasuk infeksi virus yang menyebabkan common cold,
dapat berperan penting menjadi sinusitis. Jika infeksi seperti cold inflames dan membrane
mukosa hidungbengkak,pembengkakan membrane dapat menyebabkan obtruksi sinus
sehingga cairanmukosa tidak dapat keluar. Karena saluran pembuang tertutup, sehingga
tercipta lingkungan yang mana bakteri dan virus terperangkap pada sinus dan berkembang
biak.

D.Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis sinusitis sangat bervariasi. Keluhan utama yang paling sering ditemukan
adalah tidak spesifik, dan dapat berupa sekret nasal purulen, kongesti nasal, rasa tertekan pada
wajah, nyeri gigi, nyeri telinga, demam, nyeri kepala, batuk, rasa lelah, halitosis, atau
berkurangnya penciuman. Gejala seperti ini sulit dibedakan dengan infeksi saluran nafas atas
virus, sehingga durasi gejala mejadi penting dalam diagnosis. Pasien dengan gejala diatas
selama lebih dari 7 hari mengarahkan diagnosis kearah sinusitis.Gejala infeksi sinus maksilaris
akut berupa demam, malaise dan nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan
pemberian analgetik biasa aspirin.

E.Pemeriksaan Penunjang

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu:

1.Pemeriksaan transluminasi

2.PencitraanDengan foto kepala posisi Water’s, PA, dan lateral, akan terlihat terselubungan
atau penebalan mukosa pada sinus yang sakit.

3.KulturKarena pengobatan harus dilakuka dengan mengarah kepada organisme penyebab,


maka kultur dianjurkan.

Rhinitis Medikamentosa

1. Defenisi:
Merupakan suatu keadaan dimana terjadi hiperaktivitas dan edema mukosa hidung
yang ditandai dengan gejala obstruksi nasi dan rhinore serta toleransi.
2. Etiologi:
Rhintis medikamentosa disebabkan olehpemakaian vasokonstriktor topikal (obat tetes
atau semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan (drug abuse).
3. Patomekanisme:Pemberian antibiotik selama minimal 2 minggu dan obat simptomatik
lainnya. Tindakan meliputi diatermi, fungsi danirigasisinus (sinusitis maksila), pencucian
Proetz (sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid), pembedahan radikal dan
tidak radikal.Diatermi menggunakan gelombang pendek di daerah sinus paranasalyang
sakit selama 10 hari.
4. Gejala klinis: Hidung tersumbat, rinore, tampak edema konka.
5. Pengobatan: Hentikan segera pemakaian obat vasokonstriktor
topikal·Kortikosteroid·Obat dekongestan oral

RHINITIS VASOMOTOR

Gangguan vasomotor hidung adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan hidung yang
disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. Rinitis vasomotor adalah gangguan
pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi
kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik. Kelainan ini merupakan
keadaan yang non-infektif dan non-alergi.

ETIOLOGI

Etilogi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan keseimbangan
sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi
keseimbangan vasomotor :
1. obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti ergotamin,
chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal.
2. faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi dan
bau yang merangsang.
3. faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil dan
hipotiroidisme.
4. faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
PATOFISIOLOGI
Sistem saraf otonom mengontrol aliran darah ke mukosa hidung dan sekresi dari kelenjar.
Diameter resistensi pembuluh darah di hidung diatur oleh sistem saraf simpatis sedangkan
parasimpatis mengontrol sekresi kelenjar. Pada rinitis vasomotor terjadi disfungsi sistem saraf
otonom yang menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis yang disertai penurunan kerja saraf
simpatis. Baik sistem simpatis yang hipoaktif maupun sistem parasimpatis yang hiperaktif,
keduanya dapat menimbulkan dilatasi arteriola dan kapiler disertai peningkatan permeabilitas
kapiler, yang akhirnya akan menyebabkan transudasi cairan, edema dan kongesti.

PATOGENESIS
Rinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovaskular pembuluhpembuluh darah Pada
mukosa hidung, terutama melibatkanSystem sarafparasimpatis. Tidak dijumpai alergen
terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rinitis alergi. Keadaan ini merupakan
refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non – spesifik. Serangan dapat muncul akibat
pengaruh beberapa factor pemicu.

GEJALA KLINIS
Gejala yang dijumpai pada rinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rinitis
alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous
sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi
ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi. Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata
bila dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata.

DIAGNOSIS
Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor dan disingkirkan
kemungkinan rinitis alergi. Biasanya penderita tidak mempunyai riwayat alergi dalam
keluarganya dan keluhan dimulai pada usia dewasa. Beberapa pasien hanya mengeluhkan
gejala sebagai respon terhadap paparan zat iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan
apabila tidak terpapar.

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema mukosa hidung,
konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau merah tua ( karakteristik ), tetapi dapat juga
dijumpai berwarna pucat. Permukaan konka dapat licin atau berbenjol ( tidak rata ). Pada
rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore,
sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah yang banyak. Pada rinoskopi posterior
dapat dijumpai post nasal drip.

Вам также может понравиться