Вы находитесь на странице: 1из 2

1.

Politik Luar Negeri Indonesia Masa Orde Lama


2. Pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno ini Indonesia terkenal mendapat sorotan
tajam oleh dunia internasional. Bukan hanya keaktifannya dan juga peranannya di kancah
internasional tetapi ide-ide serta kebijakan luar negerinya yang menjadi panutan beberapa
negara pada saat itu. Masa orde lama merupakan titik awal bagi Indonesia dalam menyusun
strategi dan kebijakan luar negerinya. Dasar politik luar negeri Indonesia digagas oleh Hatta
dan beliau juga yang mengemukakan tentang gagasan pokok non-Blok. Gerakan non-Blok
merupakan ide untuk tidak memihak antara blok Barat yang diwakili oleh Amerika Serikat
dan blok Timur yang diwakili oleh USSR. Perang ideologi anatara kedua negara tersebut
merebah ke negara-negara lain termasuk ke negara di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
merupakan negara pencetus non-Blok dan menjadi negara yang paling aktif dalam
menyuarakan anti memihak antara kedua blok tersebut. Indonesia juga menegaskan bahwa
politik luar negerinya independen (bebas) dan aktif yang hingga kini kita kenal dengan politik
luar negeri bebas aktif. Indonesia merupakan salah satu negara yang berani keluar dari PBB
dalam menyatakan keseriusan sikapnya. Namun nyatanya pada masa orde lama Indonesia
tidak menerapkan sepenuhnya politik bebas aktif yang dicetuskannya. Secara jelas terlihat
Indonesia pada saat itu cenderung berporos ke Timur dan dekat dengan negara-negara
komunis seperti Cina dan USSR dibandingkan dengan negara-negara Barat seperti Amerika
Serikat. Presiden Soekarno juga menetapkan politik luar marcusuar dimaana dibuat poros
Jakarta-Peking-Phyongyang. Hal ini menyulut kontrofersi dimata dunia internasional, karena
Indonesia yang awalnya menyatakan sikap sebagai negara non-Blok menjadi berpindah
haluan. Hal ini membuat tidak berjalan dengan efektifnya politik luar negeri bebas aktif saat
itu. 2. Masa Orde Baru

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aditabella/periodisasi-politik-luar-negeri-
indonesia-dari-masa-orde-lama-hingga-masa-reformasi_55006a6ca33311926f510fed
3. 2. Masa Orde Baru Pada masa Orde Baru merupakan masa dimana Indonesia memasuki
masa demokrasi Pancasila. Segala kebijakan harus berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
sehingga tidak terjadinya penyimpangan yang terjadi dalam setiap pengambilan keputusan
dan kebijakan, termasuk kebijakan luar negeri Indonesia. Pada masa Orde Baru dimana
masa kepemimpinan presiden Soeharto Indonesia mengalami kemajuan dalam sektor
pembangunan dalam negeri, penguatan pertanian dan menjadi negara swasembada
pangan. Dalam pengambilan keputusan luar negeri presiden Soeharto tetap menerapkan
perinsip politik luar negeri bebas aktif dimana peran Indonesia dalam dunia Internasional
terlihat dan juga Independen (bebas) dalam menentukan sikap. Pada masa Orde Baru
pemerintah Indonesia menerapkan politik luar negeri bebas aktif secara efektif. Peranan
Indonesia pada masa Orde Baru terlihat jelas dengan peran aktif dalam acara-acara tingkat
dunia. Kerjasama diperluas dalam berbagai sektor terutama sektor perekonomian, Indonesia
juga secara cepat memberikan tanggapan akan isu-isu yang muncul dalam dunia
internasional. Politik Luar negeri Indonesia yang bebas aktif pada masa Orde Baru dapat
membawa Indonesia baik di mata dunia. Namun beberapa pihak menilai bahwa pada masa
presiden Soeharto yang jelas anti komunisme hubungan dengan negara-negara komunis
tidak terlalu baik. Kecenderungan hubungan Indonesia pada masa Orde Baru adalah
mengarah kepada negara-negara Barat yang pada masa presiden Soekarno terabaikan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aditabella/periodisasi-politik-luar-negeri-
indonesia-dari-masa-orde-lama-hingga-masa-reformasi_55006a6ca33311926f510fed
4. Masa Reformasi
Setelah runtuhnya rezim Soeharto yang memerintah selama 32 tahun di Indonesia dengan
berbagai kebijakan luar negeri yang dianggap baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila serta perinsip dasar politik luar negeri bebas aktif kini Indonesia memasuki babak
baru dalam sejarah. Rezim presiden Soeharto di paksa turun oleh mahasiswa dan kalangan
yang menginginkan perubahan bagi Indonesia. Citra baik politik luar negeri dimata dunia
tidak dibarengi oleh citra baik dalam politik dalam negeri. Banyaknya tindak korupsi, Kolusi
dan nepotisme di dalam negeri membuat Indonesia mengalami krisis sehingga terlilit hutang
luar negeri. Semasa reformasi pemerintah Indonesia dianggap tidak memiliki seperangkat
formula kebijakan luar negeri yang tepat dan tegas dalam menunjukan citra negara
Indonesia. Pemerintah semasa reformasi dari kepemimpinan Gus Dur, mMegawati hingga
Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim bahwa pemerintahannya tetap menerapkan politik
luar negeri yang bebas dan aktif. Menelaah kembali semasa pemerintahan presiden Gus
Dur, dimana Indonesia baru memasuki tahapan baru dalam pemerintahannya. Setelah
menggulingkan rezim presiden Soeharto yang dianggap rezim yang diktator, Indonesia
memasuki tahapan dimana Demokrasi lebih ditegakkan. Pemerintahan Gus Dur dianggap
yang paling kontroversial, beliau ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel namun
menuai begitu banyak tentangan dari dalam negeri. Politik luar negeri yang dijalankannya
masih menggunakan formula lama yaitu politik luar negeri bebas aktif. Lalu beralih masa
presiden Megawati, Indonesia dilanda begitu banyak tindak terorisme di dalam negeri.
Sehingga fokus utama adalah memberantas tindak terorisme dalam negeri. Dalam politik
luar negerinya pun terfokus bagaimana meningkatkan keamanan nasional dan juga ikut
berperan aktif dalam memberantas tindak terorisme di dunia internasional. Indonesia
bekerjasama dengan negera-negara di dunia terutama negara Amerika Serikat dalam
memerangi tindak terorisme. Memasuki pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) pemerintah Indonesia tetap memfokuskan respon tentang tindak terorisme. Lalu
bermunculan isu-isu lain seperti isu lingkungan dan isu perekonomian. Dalam beberapa hal
saat ini Indonesia dianggap memiliki peranan yang besar di kancah internasional. Namun
seakan-akan pemerintah Indonesia saat ini tidak memiliki sikap yang jelas dan tegas dalam
mengambil keputusan. Presiden SBY mengatakan kebijakan politik luar negerinya masih
tetap mengikuti prinsip bebas aktif dan lebih kepada “Thousand friends, zero anemy”. Saat
ini muncul pertanyaan, apakah masih relevan politik luar negeri yang bebas akktif diterapkan
dan digunakan oleh pemerintah saat ini dengan situasi dan kondisi dunia yang jelas berbeda
dengan kondisi dimana politik luar negeri ini dicetuskan? Pada dasarnya politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif masih relevan dipergunakan namun seperangkat formula
kebijakan yang dikeluarkan harus tegas menunjukan sikap Indonesia bukan sebagai “Yes
Man”. Politik luar negeri saat ini tidak jelas menggunakan prinsip apa dan seakan-akan
hanya mengikuti prinsip aktif namun tidak independen

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aditabella/periodisasi-politik-luar-negeri-
indonesia-dari-masa-orde-lama-hingga-masa-reformasi_55006a6ca33311926f510fed

Вам также может понравиться