Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AGREGAT
DISUSUN OLEH:
MUH.FADLY ISKANDAR
D111 15 519
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
ABSTRAK
Lapis Pondasi Agregat kelas-A atau juga disebut lapis pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang
berada dibawah lapis perkerasan aspal dan terbuat dari campuran agregat kasar dan agregat halus
sedemikian rupa sehingga sesudah dihampar dan dipadatkan memberikan kestabilan dan daya
dukung yang tinggi; yang diukur dengan nilai CBR. Selain susunan ukuran butir atau gradasi, bentuk
butiran batu mempengaruhi besarnya CBR. Bentuk butiran yang pipih (dinyatakan dengan indeks
kepipihan) juga akan mempengaruhi daya dukung.
Dalam penelitian ini akan ditinjau pengaruh kepipihan butiran agregat kasar terhadap daya dukung
Lapis Pondasi Agregat Kelas-A.
Penelitian dilakukan terhadap sample material yang terpilih dan sudah sering digunakan yakni dari
lokasi sumber Lilang. Penelitian diawali dengan memeriksa sifat-sifat bahan yang digunakan
mengacu pada persyaratan spesifikasi Teknik Bina Marga 2010, kemudian dibuat benda uji dengan
kandungan agregat kasar yang berbentuk pipih bervariasi; dalam hal ini dibuat variasi 0 %, 25 %,
dan 50 % dan dilakukan uji pemadatan yang ditentukan berdasarkan SNI 03-1743-1989 untuk
memperoleh kadar air optimum dan berat kering maksimum, selanjutnya dilakukan pengujian CBR
berdasarkan SNI 03-1744-1989.
Hasil penelitian diperoleh jika indeks kepipihan 0% didapat nilai CBR =117%, indeks kepipihan 25%
didapat nilai CBR= 110% dan indeks kepipihan 50% didapat nilai CBR =95%. Dengan demikian
disimpulkan bahwa kepipihan mempengaruhi daya dukung Lapis Pondasi Agregat Kelas-A, dan
semakin banyak kandungan agregat kasar yang berbentuk pipih semakin rendah nilai CBR.
287
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
Manfaat Penelitian
Untuk melihat sejauh mana mendapatkan
pengaruh kepipihan terhadap CBR, serta
mendapatkan presentase agregat pecah dan non
pecah/pipih yang dapat dipakai untuk lapis
pondasi agregat kelas-A.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah
melalui research di laboratorium dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut : Gambar 1. Potongan Melintang Tipikal Jalan Sumber
1. Pengambilan sampel material dari lokasi : Standar Pedoman Manual Pekerjaan Lapis
penyediaan contoh agregat kasar dan halus. Pondasi Jalan Buku 1
2. Memilih material yang digunakan yang sesuai
dengan Spesifikasi Bina Marga 2010. Sebagai lapisan perantara, maka syarat-syarat
3. Pemisahan agregat kasar dan agregat halus, untuk bahan perkerasan ini adalah :
dimana agregat kasar di bagi menjadi dua Kualitas bahan harus baik.
bagian yaitu Agregat pecah dan Agregat non Mengenai bentuk butir,
pecah/pipih. Gradasi butiran-butiran harus merupakan
4. Membuat komposisi sample yang bergradasi susunan yang rapat.
baik, sehingga hasil pencampuran agregat Kandungan filler harus cukup tetapi tidak
pecah dan non pecah/pipih dibuat sedemikian melampaui batas maksimum/minimum.
rupa sehingga dalam kondisi will graded Homoginitas atau sesempurna mungkin
(bergradasi baik) Material yang akan digunakan untuk lapis
5. Membuat variasi agregat kasar. pondasi atas adalah material yang cukup kuat.
6. Pemeriksaan nilai CBR berdasarkan kadar air Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat,
optimum. umumnya menggunakan material dengan CBR ≥
7. Menganalisa perubahan Nilai CBR tiap 90% dan Plastis Indeks (PI) ≤ 6% (sesuai
contoh yang divariasikan. spesifikasi Bina Marga tahun 2010). Bahan-
bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah,
stabilisasi tanah dengan semen dan kapur dapat
TINJAUAN PUSTAKA digunakan sebagai lapis pondasi atas.
Pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi
Lapis PondasiAgregatKelas-A Agregat harus dikerjakan menurut persyaratan
Lapis pondasi agregat merupakan bagian yang dibuat oleh Direktorat Bina Marga
perkerasan lentur jalan raya yang terletak antara KementerianUmum. Adapun Spesifikasi Umum
288
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
Tabel 2. Sifat-Sifat Lapis PondasiAgregat Selain kadar air maka faktor lain yang
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan
energi pemadatan. Ada dua jenis pemadatan di
Laboratorium yang bisa dipakai untuk
menentukan kadar air optimum dan berat kering
maksimum. Percobaan ini disebut “Standard
Compaction Test” dan “Modified Compaction
Test”.
Sumber: Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 Pemadatan Standar (Standard Compaction
Test).
Agregat Dalam percobaan ini tanah dipadatkan
Secara umum agregat didefinisikan sebagai
dalam suatu mold yang isinya 1/30 ft 3, diameter
suatu bahan keras dan kaku yang digunakan
sebagai campuran berupa berbagai jenis butiran mold 4 inch, tinggi 4,58 inch dengan
menggunakan alat penumbuk seberat 5,5 pound
atau pecahan yang merupakan komponen utama
yang dijatuhkan dengan ketingggian 12 inch.
lapisan perkerasan jalan. Agregat terdiri dari
Cetakan isi dengan lapisan, dipadatkan dengan
pasir, gravel, batu pecah, slag atau material lain 25 pukulan dari alat penumbuk. Percobaan ini
dari bahan mineral alami atau buatan. Material dilakukan sebanyak 3 lapisan.
agregat yang digunakan untuk konstruksi
perkerasan jalan tugas utamanya untuk menahan
Pemadatan Modifikasi (Modified Compaction
beban lalu lintas. Agar dapat digunakan sebagai
Test).
campuran aspal, agregat harus lolos dari berbagai
Cara melakukan percobaan ini tidak banyak
uji yang telah ditetapkan.
berbeda dengan cara sebelumnya. Bedanya hanya
pada penumbuk yang digunakan, berat
Pemadatan
penumbuknya 10 pound dan tinggi jatuh 18 inch.
Pemadatan berfungsi untuk meningkatkan
Juga disini tanah dipadatkan dalam 5 lapisan,
daya dukung tanah.Dengan meningkatnya daya
bukan 3 lapisan seperti pada percobaan
dukung tanah deformasi dapat dihindari.Tingkat
Pemadatan Standar.
pemadatan tanah diukur dari berat volume kering
tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan
Penelitian ini menggunakan Pemadatan
pada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
Modifikasi (Modified Compaction Test).
tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah
Dari setiap pekerjan pemadatan yang telah
(pelumas) pada partikel-partikel tanah. Dengan
dikerjakan dihitung:
adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan
a. Berat volume basah :
lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama
lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat (gram/cm3) (1)
atau padat. Untuk usaha pemadatan yang sama, b. Berat volume kering benda uji
berat volume kering dari tanah akan naik bila
kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) (gram/cm3) (2)
meningkat.
289
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
290
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
291
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
292
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
293
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (287-294) ISSN: 2337-6732
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
bahwa:
1. Kandungan agregat kasar yang pipih dalam
campuran Lapis Pondasi Agregat Kelas-A
mempengaruhi nilai CBR. Kepipihan dengan
Variasi 0% nilai CBR = 117%, Kepipihan
dengan Variasi 25% nilai CBR = 110%, dan
Kepipihan dengan Variasi 50% nilai CBR =
95%.
2. Pengaruh kepipihan terhadap nilai CBR
hampir berbanding lurus tetapi tidak linear.
Saran
Gambar 7. Grafik Hubungan Kepipihan (%)
Pada Lapis Pondasi Agregat Kelas-A adanya
dan Nilai CBR (%)
kandungan agregat bentuk pipih sedapat
Sumber: Hasil Penelitian
mungkin dihindari atau sesedikit mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2001. Buku Besar Laboratorium Rekayasa Jalan, Jurusan Teknik Sipil, ITB. Bandung
Anonimous, 2006. Satuan Pedoman Manual Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan, Buku 1.
Direktorat Jendral Bina Marga
Anonimous, 2006. Satuan Pedoman Manual Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan, Buku 3.
Direktorat Jendral Bina Marga
Anonimous, 2010. Spesifikasi Umum. Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga
Bowles, J. E., 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Edisi ke-2. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Soedarmono, G. Djatmiko, Edy Purnomo, S. J., 1997. Mekanika Tanah I, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Suryanto Bawata, Kelayakan Material Domato di Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud
sebagai Material Lapis Pondasi Perkerasan Jalan. Fakultas Teknik, Universitas Sam
Ratulangi, Manado
Tarigan, S., 2003. Korelasi CBR dengan Indeks Plastisitas, Skripsi Program S1 Teknik Sipil,
Universitas Maranatha, Bandung
Wesley, L. D., 1977. Mekanika Tanah, cetakan VI, Badan Penerbit, Pekerjaan Umum.
294