Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
131010300006
TA.2015/2016
LEMBARAN PENGESAHAN
Preseptor
(Muliana, S.ST)
Pembimbing Institusi
MENGETAHUI :
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang
mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan
pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi
kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi
lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya. (Sarwono, 2008).
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal
dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan
penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan
cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat
penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu
menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.
Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara
dapat terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu teregang
menjadi rata, ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap
ASI, wanita kadang- kadang menjadi demam akibat ASInya tidak keluar dengan baik.
Keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya
dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila
terjadi pembendungan ASI maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika),
kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan
hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk
membendung sementara produksi ASI. (Prawirohardjo, 2008)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bendungan ASI?
2. Apa penyebab dari bendungan ASI?
3. Bagaimana tanda dan gejala bendungan ASI?
4. Bagaimana pencegahan bendungan ASI?
5. Bagaimana penatalaksanaan bendungan ASI?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan
bendungan asi.
b. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada ibu post
partum dengan bendungan asi.
2. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum dengan bendungan
asi.
3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum dengan
bendungan asi.
4. Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post partum dengan
bendungan asi.
5. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang dilakukan,
didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum dengan bendungan
asi.
6. Melakukan implementasi pada ibu post partum dengan bendungan asi.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post
partum dengan bendungan asi.
8. Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum dengan bendungan asi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005).
Pembendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada puting susu. (menurut Pritchar, 2008).
Keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya
dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan.
(Prawirohardjo, 2009).
Kepenuhan fisiologis adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan,
ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat
fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh
tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. (Rustam, 2007).
B. Etiologi
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika payudara telah
memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan,
hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya pembatasan
waktu menyusui. (Sarwono, 2009)
Pada bendungan ASI payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat
nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir
dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.
C. Faktor Penyebab Bendungan ASI
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi
ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika
tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika
bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau
menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi
tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi
bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena
bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan
ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
F. Penatalaksanaan
1. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
2. Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
3. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
5. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan
(masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2009).
TINJAUAN KASUS
S: Ny. S datang bersama suaminya ke Puskesmas Sibreh. Ibu nifas hari ke-2 mengeluh
payudaranya terasa panas, bengkak, dan nyeri serta ASI belum keluar sejak bayi dilahirkan.
O: K/u baik
TD : 100/80 mmHg
BB : 55 Kg
T : 36,5 0C
N : 80 x/i
RR : 22 x/i
P:
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami.
c. Memberitahu ibu terjadinya bendungan ASI
d. Berikan ibu obat Paracetamol 500 mg 9 tablet 3x1, Amoxicilin 500 mg 9 tablet 3x1,
Vitamin C 3x1, Laktavit 500 mg 6 tablet 2x1.
e. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhannya.
f. Memberitahu ibu cara perawatan payudara
g. Menjelaskan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar.
h. Memberitahu ibu cara memeras ASI untuk mengosongkan payudara
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Ibu yang sedang Dalam masa nifas dapat mengalami beberapa masalah yang
biasanya terjadi seperti pembendunga air susu ibu, ini dapat terjadi pada hari ke dua atau ke
tiga ketika payudara telah memproduksi air susu. hal ini disebabkan karena kadar estrogen
dan progesteron turun dalam 2-3 hari sesudah melahirkan.Dengan ini faktor dari hipotalamus
yang menghalangi prolaktin waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak
dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan
alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkan
dibutuhkan reflek, yang bisa timbul dari hisapan bayi, apabila bayi tidak menyusu dengan
baik, atau jika tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi bendungan air susu.
C. SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan konseling tentang menyusui
secara eksklusif.
b. Diharapkan petugas kesehatan bisa mempertahankan pelayanan kebidanan yang
sudah memenuhi standart.
2. Bagi Pasien
a. Diharapkan pasien aktif bertanya kepada petugas meskipun belum ada keluhan, dan
melakukan kunjungan ulang sesuai dengan jadwalnya.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan dan memahami asuhan kebidanan pada ibu
dengan bendungan ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG