Вы находитесь на странице: 1из 29

BUKU PETUNJUK PELATIHAN KETRAMPILAN

PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


BLOK 7 TAHUN AKADEMIK 2008/2009

PEMERIKSAAN OBSTETRI
DAN
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

PUSAT KETRAMPILAN MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2008
TIM PENYUSUN

Dr. Marwan, M.Kes


Dr. Nathaniel Tandirogang, M.Si
Dr. Yudanti Riastiti, M.Kes
Dr. Sri Hastati, M.Kes
Dr. Abdul Mu’ti, M.Kes
Dr. Yadi, M.Si
Dr. Yosef B. Setiono, Sp.A
Dr. Carta G. Agrawanto, Sp.PD
Dr. David H. Masjhoer, Sp.OT
Dr. Alfiani Rahmiputeri, Sp.OG
Dr. Safardi Ibrahim, Sp.OG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik dariNya
sehingga buku modul petunjuk pelatihan ini dapat terselesaikan. Tak lupa kami sampaikan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa literatur,
referensi maupun dorongan motivasi dalam menyempurnakan modul ini.
Penulis berharap Modul petunjuk pelatihan ini dapat mengantarkan mahasiswa mampu
melakukan kecakapan-kecakapan medis yang sangat dibutuhkan oleh seorang petugas medis
dalam praktek sehari-hari sehingga layak menjadi dokter umum yang kompeten di masa yang
akan datang.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada Modul petunjuk pelatihan ini,
sehingga penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang konstruktif dalam pengembangan
modul ini. Penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kekurangan
ataupun kesalahan dalam penyusunan modul ini. Terakhir, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan kedokteran di Universitas Mulawarman.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun
DAFTAR ISI

Hal

Kata pengantar …………………………………………………………………… i


Daftar Isi ………………………………………………………………………….. ii
Keterampilan Pemeriksaan Obstetri ….………………………………………... 1
Daftar pustaka .............................................................................................. .. 8
Check list....................................................................................................... 9
Keterampilan Pemeriksaan ginekologi ..……………..................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................. 28
Check list ....................................................................................................... 29
PEMERIKSAAN OBSTETRI

STANDAR KOMPETENSI
Setelah melakukan pelatihan ketrampilan klinik Pemeriksaan Obstetri mahasiswa
mampu melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil .
KOMPETENSI DASAR
Setelah melakukan pelatihan ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi pemeriksaan obstetri.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antenatal secara umum
( Tinggi Fundus Uteri/TFU )
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antenatal secara khusus yaitu
pemeriksaan palpasi menurut Leopold.
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin menggunakan
stetoskop Laenec dan dopler ,

Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada
umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal, pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi
inspeksi, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-
hal penting yang harus segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu berubah
sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah janin, kondisi janin dan kesesuaian
muatan dengan jalan lahir.

Indikasi
 Asuhan antenatal
 Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan
 Merencanakan persalinan
 Persiapan penyelesaian kehamilan
 Kemajuan perkembangan kehamilan
 Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi
 Penatalaksanaan masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan

Tatalaksana dan pengawasan pada kehamilan di lakukan sedini mungkin. Masa


kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial di dalam keluarga. Tenaga medis menghadapi suatu tugas mulia
dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut
anggota keluarga baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami
ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi
yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi
apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu,
pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal.

Tujuan asuhan antenatal


 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi eksklusif.
 Memberi informasi tentang kontrasepsi yang sesuai
Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
 Satu kali pada triwulan pertama
 Satu kali pada triwulan kedua
 Dua kali pada triwulan ketiga

Pelayanan asuhan standar minimal termasuk "7T"


 (Timbang) berat badan
 Ukur (Tekanan) darah
 Ukur (Tinggi) fundus uteri
 Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
 Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
 Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
 Mengupayakan kehamilan yang sehat
 Melakukan deteksi dini kompikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan
bila diperlukan
 Persiapan persalinan yang bersih dan aman
 Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi

PENILAIAN KLINIK
Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama
antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada
pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin, serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi.
Jadual kunjungan ulang :
 Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
 Penapisan dan pengobatan anemia
 Perencanaan persalinan
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
 Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk:
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
 Penapisan preeklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
 Mengulang perencanaan persalinan
 Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir
 Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
 Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
 Memantapkan rencana persalinan
 Mengenali tanda-tanda persalinan

Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Umum meliputi :
 Keadaan umum
 Tipe badan (astenikus, atletikus, piknikus)
 Tinggi badan
 Berat badan
 Warna konjungtiva, ikterus, edema, kloasma gravidarum
 Mulut, tenggorok, karies dentis, tonsil, faring
 Tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh)
 Kondisi jantung dan paru
 Palpasi hati dan limpa
Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
 Tinggi fundus (penonjolan supra simfisis)
 Hiperpigmentasi (areola mammae, linea nigra ) dan striae
Palpasi
 Tinggi fundus uteri
 Keadaan dinding perut (Massa, cairan bebas/nyeri tekan abdomen)
Auskultasi
Menilai irama dan frekwensi denyut jantung janin selama 1 menit.
Status lokalis
Inspeksi
 Labium dan perineum
 Muara urethra
 Fluor albus atau secret abnormal
Inspekulo
 Dinding vagina dan forniks
 Warna dan keadaan porsio (porsio normal berwarna.......
 Fluor albus atau secret dalam lumen vagina
Periksa dalam
 Vagina
 Besar dan konsistensi porsio
 Besar dan arah korpus uteri
 Tanda Hegar
 Adneksa

Pada kehamilan di atas 20 minggu dilakukan pemeriksaan palpasi tambahan dengan


teknik pemeriksaan Leopold.
Pemeriksaan tambahan lainnya antara :
 Laboratorium rutin dan khusus
 Pelvimetri (kehamilan > 36 minggu)
 USG

Pada pelatihan pemeriksaan obstetri ini akan di batasi pada pemeriksaan


palpasi TFU dan Leopold serta auskultasi untuk menilai denyut jantung janin
menggunakan stetoskop Laenec.
Alat yang di pergunakan pada pelatihan palpasi uterus :
Manekin
Meteran
Selimut/kain penutup
Tempat tidur
Stetoskop Laenec, dopler
Persiapan Ibu sebelum dilakukan pemeriksaan
Mengosongkan vesica urinaria

Pengukuran tinggi fundus uteri


Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan pada ibu hamil dalam posisi berbaring
terlentang.Tinggi fundus uteri disesuaikan dengan umur kehamilan
Gambar 1. Ilustrasi Pemeriksaan Tinggi fundus uteri
Raba puncak/ujung teratas dari uterus menggunakan sisi jari telunjuk. Jika
menggunakan meteran, pengukuran TFU dilakukan dengan meletakkan ujung nol
meteran di atas simpisis pubis dan ukur sampai batas puncak uterus. Untuk menjaga
obyektivitas, letakkan pita meteran pada berut ibu secara terbalik (bagian yang dibada
menempel pada perut ibu)
Gambar 2. Pengukuran dengan pita pengukur tinggi fundus uteri

Tabel 1.Tumbuh kembang janin (nilai normal)


Tinggi Fundus
Usia Kehamilan Menggunakan penunjuk-
Dalam cm
penunjuk badan
13 minggu - Hanya teraba di atas simfisis pubis
Di tengah, antara simfisis pubis
16 minggu -
dan umbilikus
20 minggu 20 cm ( 2 cm) Pada umbilikus
Usia kehamilan dalam
22-27 minggu -
minggu = cm ( 2 cm)
Di tengah, antara umbilikus dan
28 minggu 28 cm ( 2 cm)
prosesus sifoideus
Usia kehamilan dalam
29-35 minggu -
minggu = cm ( 2 cm)
36 minggu 36 cm ( 2 cm) Pada prosesus sifoideus

Selain menentukan TFU pada pemeriksaan palpasi uterus kita melakukan


pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, posisi dan presentasi janin.
Gambar 3. Posisi ibu hamil pada pemeriksaan Leopold

Pemeriksaan Leopold

Leopold 1 :
Pemeriksa berada di sisi kanan ibu dan menghadap ke kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian
Nilai bagian teratas janin (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong).
Saat melakukan pemeriksaan leopold 1, tentukan juga tinggi fundus uteri
menggunakan penunjuk badan
Leopold 2 :
Pemeriksa berada di sisi kanan ibu dan menghadap ke kepala ibu.
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (ekstremitas).
Tentukan punggung dan bagian kecil bayi berada pada sisi kiri atau kanan
ibu
Leopold 3 :
Pemeriksa berada di sisi kanan ibu dan menghadap ke kepala ibu.
Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan pada bagian terbawah janin
Tentukan bagian terbawah janin
Leopold 4 :
Pemeriksa berada di sisi kanan ibu dan menghadap ke kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen bila
bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul atau divergen bila
bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul).
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat
leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang
bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan
jari-jari tangan kanan di antara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Gambar 4. Teknik pemeriksaan Leopold
Auskultasi
Pada kehamilan 16-20 minggu, mulai dilakukan pemeriksaan auskultasi. Karena pada
usia kehamilan tersebut, sulit untuk menentukan punggung bayi, maka ujung stetoskop
Laenec diletakkan pada daerah subumbilikus. Untuk membandingkan dengan bising
aorta, pegang nadi ibu saat memeriksa jantung bayi. Denyut jantung dihitung selama 1
menit.
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin
ambil stetoskop Leanec dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya
pada dinding perut ibu sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang dan rata)
Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebut
kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum)
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi
jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif
tipis, yaitu sekitar 3 cm di bawah pusat (subumbilikus)
Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali
pemeriksaan, dengan interval 5 detik diantara masing-masing penghitungan
Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 dan 3 kemudian dikalikan 4 untuk
mendapatkan frejuensi denyut jantung bayi permenit (perhatikan perbedaan
jumlah masing-masing perhitungan untuk menilai irama atau keteraturan
bunyi jantung)
Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain
penutup dan rapikan kembali pakaian ibu
Gambar 5. Pemeriksaan denyut jantung Janin
CHECK LIST PENILAIAN KETRAMPILAN
PEMERIKSAAN OBSTETRI

No ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3 Mempersilahkan ibu mengosongkan vesica
urinaria
4 Mempersilahkan pasien berbaring di atas tempat
tidur
5 Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu
tampak jelas, kemudian minta ibu untuk meletakkan
kedua telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi
sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut
(genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut
6 Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah
disediakan
7 Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan
air hangat kemudian keringkan kedua tangan
tersebut dengan handuk
8 Pemeriksa berada di sisi kanan ibu (dibagian lateral
kanan) menghadap kearah kepala ibu
9 Beritahukan kepada ibu pemeriksa akan memulai
proses pemeriksaan
10 Lakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri
11 Lakukan pemeriksaan leopold 1-4
12 Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi
 Usia kehamilan
 Letak janin (memanjang, melintang, oblik)
 Posisi janin (punggung kanan/kiri,
superior/inferior)
 Presentasi (kepala, sungsang, lintang, ganda)
13 Lakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin
14 Catat hasil pemeriksaan/diagnosis
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang benar
2 : dilakukan dengan benar

Skor : Nilai X 100%


12
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Materna dan Neonatal. Edisi Pertama
Cetakan Kedua. Editor : Saifudin A.B., Adrianz G., WiknjosatroG.H., Waspodo D.
JNPK KR – POGI – Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2001
b. Perawtan Ibu Sehat dan Bayi Sehat. Edisi Pertama. Diana Beck dkk. ACNM.
Mother Care/JSI. 1996
c. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. JNPKKR – POGI. Juli 2001.
d. Managing Complications in Pregnancy and Chilbirth. Harshad Sanghvi dkk. WHO
2001.
e. Textbook of Phisical Diagnosis. Mark H. Swartz. .W.B. Saunders company 1995
f. Williams Obstetrics. Prichad,J.A., MacDonald, P.C. and Gant, N.F. Seventeeth
edition. Apleton Century Crofts. 1984
g. Ilmu Kebidanan . Winkjosastro,H. Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 1994
h. Bates guide to Physical Examination
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara


bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan
dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut.
Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur pemeriksaan yang lengkap
sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia eksterna dan upaya
untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, tanda kehamilan muda
(Hegar, chadwick), kondisi adneksa, parametrium dan organ-organ disekitar genitalia
interna (rongga pelvic).

Indikasi
 Pemeriksaan bentuk, arah, besar dan konsistensi uterus
 Pemeriksaan adneksa dan parametrium
 Pemeriksaan ballotemen
 Pemeriksaan tanda kehamilan muda
 Konfirmasi kehamilan intra atau ekstra uterin
 Konfirmasi peradangan atau infeksi
 Pemeriksaan flour albus, perdarahan, tumor pelvic

Standar Kompetensi
Standar kompetensi dari keterampilan ini diharapkan mahasiswa mampu
melakukan pemeriksaan ginekologik secara baik dan benar.

Kompetensi dasar
Pada keterampilan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pemasangan spekulum vagina dengan benar dan aman
2. Melakukan pemeriksaan bimanual dengan benar
Media dan alat Bantu pembelajaran :
1. Penuntun Belajar pemeriksaan ginekologik
2. Kapas dan larutan antiseptik, spekulum cocor bebek (Grave’s speculum), meja
instrumen, lampu sorot, sarung tangan, sabun dan wastafel/air bersih untuk cuci
tangan, handuk bersih dan kering
3. Fetal monitoring and Labor Progress Model Set
4. Labor delivery model
5. ZOE Gynaecologic and Carrying Bag
6. Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
Gambar 1. Anatomi Urogenital

Sebelum melakukan pemeriksaan lakukan persiapan pasien dan pemeriksa sebagai


berikut :

Kebutuhan alat persiapan Pasien

Speculae, from left to right: small metal Pedersen, medium metal Pedersen,
medium metal Graves, large metal Graves, and large plastic Pedersen
Gambar 2. Berbagai Jenis dan Tipe speculum
MEMPERSIAPKAN PASIEN

1. Mintalah pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian


dalam
2. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi
3. Atur pasien pada posisi litotomi
4. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

Kebutuhan alat dan persiapan Pemeriksa


 Sarung tangan DTT
 Apron dan baju periksa
 Sabun dan air bersih
 Handuk bersih dan kering

Persiapan Pemeriksaan
1. Cuci tangan, keringkan dengan handuk bersih dan kering
2. Lepaskan lipatan sarung tangan dan letakkan di atas meja, ambil sarung
tangan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri (pada tepi atas
lipatan)
3. Memasukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan dan sesuaikan jari-jari
tangan dengan alur-alur jari yang tersedia
4. Ambil sarung tangan kiri dengan menyelipkan jari-jari tangan kanan
diantara lipatan sarung tangan (tahan sarung tangan dengan ibu jari)
5. Memasukkan jari-jari tangan kiri ke dalam alur jari yang tersedia,
kencangkan dengan jalan mendorong lipatan sarung tangan ke atas
kemudian tarik lingkaran sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan, untuk menghilangkan lipatannya
6. Dengan tangan kiri, tarik lingkaran sarung tangan kanan ke atas dengan
cara menyelipkan jari-jari tangan kiri di antara lipatan sarung tangan kanan.

TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
genitalis
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah
vagina, vulva dan perineum
3. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus
(bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk
megeluarkan air kemih)
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar
Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan catat kelainan-
kelainan yang ditemukan)
6. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada
introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus
(yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam
lumen vagina.Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 hingga
tangkainya kearah bawah
7. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah
(hingga masing-masing menyentuh dinding atas dan bawah vagina)
8. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau forniks)
9. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah,
kemudian keluarkan spekulum
10. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan

Porsio normal berwarna kemerahan, bentuk oval, permukaan licin.


Gambar 3. Pemasangan spekulum

Gambar 4. Pemeriksaan bimanual


Pemeriksa berdiri untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan kanan
dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk membuka vulva, masukkan jari telunjuk
dan tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher)

1. Pemeriksaan Vagina
Dinding vagina dipalpasi untuk melihat adanya nodulus,parut atau
indurasi. Kalau sudah dimasukan ke dalam vagina,tangan kanan diputar
90 searah jarum jam sehingga telapak tangan menghadap ke
atas.sebagian dokter lebih suka untuk tidak memutar tangan di dalam
Vagina,karena tindakan ini dapat mengurangi dalamnya penetrasi.
Tangan kiri sekarang diletakkan di atas abdomen di daerah suprapubis.
Tangan kanan ( di dalam vagina ) mengangkat organ-organ pelvis ke
atas pelvis dengan cara mendorong cervix ke ventrocranial dan
menstabilkannya,sementara organ-organ itu dipalpasi oleh tangan kiri ( di
atas abdomen ).Tangan yang di perut yang melakukan Palpasi
2. Pemeriksaan rongga panggul
Pindahkan tangan kiri ke fundus uteri
Arahkan bagian ventral/palmar jari-jari dalam, telusuri linea inomata kiri
sejauh mungkin, kemudian lakukan pula pada bagian kanan dengan
cara yang sama
Dengan ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri line inomata kiri
sejauh mungkin, kemudian lakukan pula pada bagian kanan dengan
cara yang sama
Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan linea inomata kiri
kemudian geser ke bawah (sejajar sumbu badan ibu) menelusuri
dinding samping panggul untuk menilai arah dan sudutnya (rata,
menyudut ke dalam atau ke luar)
Menjelang akhir dinding samping panggul (sekitar 5 cm dari pintu atas
panggul) akan teraba tonjolan tulang, ke arah dalam jalan lahir dan
erbentuk segitiga, yang disebut dengan spina iskiadika. Nilai derajat
penonjolan spina ke jalan lahir
Lakukan hal yang sama pada dinding samping panggul bagian kanan
(gunakan bagian atau sisi medial jari tengah) kemudian nilai distansia
interspinarum
Raba tuberositas iskiadikum dengan meneruskan rabaan dinding
samping panggul hingga bagian paling ujung. Lakukan untuk dinding kiri
dan kanan, kemudian nilai distansia intertuberosum (jarak antara kedua
tuberositas)
Geser tangan dalam ke arah belakang sehingga teraba bagian tulang
yang rata dan mempunyai lekukan ke belakang, bagian ini disebut
dengan sakrum. Nilai konkafitas tulang tersebut dengan menelusurinya
ke arah atas dan bawah (tepat di bagian tengah)
Teruskan perabaan bagian tengah sakrum hingga mencapai ruas dan
bagian ujung tulang coxcigeus. Nilai inklinasi tulang tersebut, ke depan (
mengarah ke jalan lahir) atau ke belakang
Pindahkan jari tangan ke dalam linea inomata kanan kemudian telusuri
sejauh mungkin ke belakang hingga posisi jari mengarah ke tengah
(sumbu badan ibu). Bila di tengah teraba tonjolan tulang ke bagian
dalam jalan lahir (promontorium), letakkan jari telunjuk tangan kiri tegak
lurus jari telunjuk kanan dan menempel pada pubis
Keluarkan telunjuk dan jari tengah kanan sementara jari telunjuk tangan
kiri yang menentukan batas tadi, tetap pada posisinya
Ambil alat ukur/penggaris dengan tangan kiri, dekatkan dengan jari
tengah tangan kanan dan pembatas yang telah dibuat tadi
untumenentukan konyugata vera yang kemudian dikonversikan menjadi
konyugata diagnolis

3. Pemeriksaan uterus
identifikasi serviks.
Letakkan tangan kiri di bagian suprapubis abdomen, dan dorong pelan-
pelan kearah panggul, perkirakan dan posisi uterus dengan mendorong
serviks pelan-pelan dan meraba uterus dengan tangan kiri.
Pada ± 2/3 wanita,posisi uterus anteversi,sedangkan sisanya retroversi.
Untuk meraba uterus yang retroversi, tarik jari dari porsio vaginalis serviks,
bawa ke forniks posterior,dan tekan lembut abdomen menggunakan
tangan kiri.
Serviks dipalpasi dan tentukan apa konsistensinya
(lunak,keras,nodular,rapuh atau berdungkul )
Beritahukan pasien sekarang ia akan merasakan anda menggerakkan
serviks dan uterus, tetapi ini tidak akan menyakitkan .Serviks biasanya
dapat digerakkan 2-4 cm dalam segala arah. Serviks didorong ke belakang
dan ke atas kearah tangan yang berada dipermukaan perut ketika
tangan itu mendorong ke bawah. Setiap keterbatasan gerakan atau
timbulnya nyeri karena pergerakan itu harus dicatat. Mendorong serviks
ke atas dan ke belakang cenderung menggerakan uterus yang berada
dalam posisi anteversi dan antefleksi ke dalam posisi yang lebih mudah
dipalpasi .Uterus kemudian dipalpasi diantara kedua tangan.Dengan
cermat uraikanlah posisinya, Ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas dan
nyeri tekan.
Tentukanlah apakah uterus anteversi atau retroversi, membesar, keras
dan mobile. Apakah teraba adanya ketidakteraturan ? Apakah ada nyeri
tekan kalau uterus digerakan ?
Palpasi dengan teknik bimanual dapat dilakukan hanya jika uterus anteversi
dan antefleksi,yang merupakan posisi uterus yang paling lazim. Uterus
yang retroversi mengarah ke tulang belakang dan tidak mudah di raba
dengan palpasi bimanual.
Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus (tentukan
apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam)

Uterus normal berbentuk seperti alpukat atau buah per, berat sekitar 30 mg
dengan panjang sekitar 6-8 cm .

4. Pemeriksaan adneksa dan parametrium


Setelah memeriksa uterus, palpasilah adneksa kanan dan Kiri. Jika pasien
sudah mengeluh nyeri pada satu sisi, mulailah pemeriksaan pada sisi
lainnya.Tangan kanan harus pindah ke forniks lateral kiri sementara tangan
kiri ( yang dipermukaan perut ) pindah ke kuadran kiri bawah pasien.
jari-jari di dalam vagina mengangkat adneksa kearah tangan yang
dipermukaan,yang berusaha melakukan palpasi struktur –struktur adneksa.
Adneksa harus diperiksa untuk mengetahui adanya massa
Nilai ukuran ,bentuk,konsistensi,dan mobilitas,dan juga nyeri tekan struktur
–struktur adneksa. Ovarium normal peka terhadap tekanan kalau diremas.
Setelah memeriksa sisi kiri, adneksa kanan dipalpasi dengan memindahkan
tangan kanan (vagina) ke Forniks lateral kanan dan tangan kiri (perut) ke
Kuadran kanan bawah pasien.
Setelah menyelesaikan pemeriksaan adneksa,jari pemeriksa yang berada
didalam vagina dipindahkan ke forniks posterior untuk melakukan palpasi
ligamentum uterosakral dan kantong Douglas. Nyeri tekan yang jelas dan
nodularitas mengarah kepada adanya endometriosis.
Ovarium pada kondisi normal sulit dipalpasi kecuali pada kondisi patologis

keluarkan jari tengah dan telunjuk tangan kanan. Angkat tangan kiri dari
dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada bekas sekret/cairan di dinding
perut dan sekitar vulva/perineum. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan
sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk
Pada banyak orang struktur adneksa tidak dapat dipalpasi.Pada wanita kurus, ovarium
sering kali dapat dipalpasi.
Jika pasien sudah mempunyai anak, pemeriksa seharusnya tidak mengalami
kesukaran dalam mempergunakan jari telunjuk dan tengah kanan didalam vagina untuk
palpasi bimanual. Jika introitusnya kecil, pemeriksa mula –mula harus memasukan jari
tengah kanan dan dengan hati –hati menekan kebawah ke arah anus. Dengan
meregangkan introitus, jari telunjuk kanan kemudian dapat dimasukkan dengan sedikit
rasa tak enak.Jika pasiennya seorang gadis, pakailah jari tengah kanan saja dengan
syarat pemeriksaan dalam dilakukan setelah menyampaikan penjelasan yang lengkap
dan persetujuan tertulis tentang perlunya pemeriksaan di lakukan dan tercatat dalam
rekam medis pasien.

PENCEGAHAN INFEKSI
1. Kumpulkan semua alat yang telah digunakan dan masukkan ke dalam wadah
yang berisi larutan klorin 0,5 %
2. Seka dengan larutan klorin 0,5% pada bagian atau benda yang dikenal sekret
atau cairan tubuh pasien
3. Masukkan dan bersihkan sarung tangan ke dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam di dalam wadah tersebut selama
10 menit
4. Cuci tangan dengan sabun dan bilas di bawah air mengalir
5. Keringkan tangan dengan handuk kering dan bersih

CHECK LIST KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

NO ASPEK YANG DINILAI nilai


0 1 2
1. Jelaskan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan
3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan
menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan
tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal tersebut
4. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan
5. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis jika pasien berstatus gadis
6 Mempersiapkan alat dan bahan pemeriksaan
7 Mempersiapkan pasien
8 Mempersiapkan diri
9 Lakukan pemeriksaan ginekologik menggunakan speculum
10 Lakukan Pemeriksaan Bimanual :
 Pemeriksaan bentuk, arah, besar, dan konsistensi
uterus
 Pemeriksaan adneksa dan parametrium
11. Keluarkan jari-jari tangan kanan dan lepaskan sarung tangan
dilarutan klorin 0,5% secara terbalik
12 Beritahu pada ibu pemeriksaan sudah selesai dan hasil
pemeriksaan, kemudian ibu disilahkan untuk bangun
13 Lakukan pencegahan infeksi
14 Menyampaikan hasil pemeriksaan, diagnosis dan rencana
pengobatan
15 Pastikan pasien mengerti dan beri kesempatan untuk
bertanya
16 Catat hasil pemeriksaan

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang benar
2 : dilakukan dengan benar

Skor : Nilai X 100%


32

DAFTAR PUSTAKA
a. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
Pertama Cetakan Kedua. Editor : Saifudin A.B., Adrianz G.,
WiknjosatroG.H., Waspodo D. JNPK KR – POGI – Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2001
b. Perawatan Ibu Sehat dan Bayi Sehat. Edisi Pertama. Diana Beck dkk.
ACNM. Mother Care/JSI. 1996
c. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. JNPKKR – POGI. Juli
2001.
d. Textbook of Phisical Diagnosis. Mark H. Swartz. .W.B. Saunders
company 1995
e. Williams Obstetrics. Prichad,J.A., MacDonald, P.C. and Gant, N.F.
Seventeeth edition. Apleton Century Crofts. 1984
f. Ilmu Kebidanan . Winkjosastro,H. Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1994
g. Bates guide to Physical Examination

Вам также может понравиться