Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
net/publication/287644930
CITATIONS READS
0 3,343
1 author:
Serra Delvira
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Serra Delvira on 21 December 2015.
1. Pendahuluan
Proses fermentasi bir meliputi beberapa dinamakan sebagai bir hijau (green beer) [2].
tahap, yaitu malting dan mashing, fermentasi Dengan adanya proses hilir, bir hijau dipoles
oleh ragi, dan penghilangan ragi dan lebih lanjut untuk menjadi produk akhir yang
senyawa kontaminan lainnya. Malting dan siap dikonsumsi. Proses hilir pada
mashing adalah proses pemecahan pembuatan bir meliputi maturasi bir,
polisakarida pada substrat menjadi klarifikasi bir, stabilisasi bir, dan karbonasi
oligosakarida dengan menggunakan enzim (bila diperlukan) [3]. Proses hilir ini adalah
di rumah kecambah. Fermentasi dilakukan tahap yang paling memakan waktu pada
dalam kondisi anaerob oleh ragi, serta brewing. Biaya alat-alat yang digunakan
menghasilkan etanol dan gas karbondioksida dalam proses hilir ini juga memakan 25%
[1]. Setelah fermentasi, bir yang dihasilkan dari total modal yang dikeluarkan dalam
masih belum siap dikonsumsi karena masih proses pembuatan bir [4].
mengandung partikel-partikel tersuspensi,
kurang terkarbonasi, kurang memiliki rasa Ada tiga jenis ragi yang digunakan pada
dan aroma bir yang khas, dan tidak stabil fermentasi bir, yaitu ragi ale, ragi lager, dan
secara fisik, aroma, dan biologis. Bir yang ragi wild. Ragi ale termasuk top-fermenting,
dihasilkan dari proses fermentasi tersebut yaitu ragi yang melakukan fermentasi pada
Serra Delvira, Proses Hilir dalam Proses Produksi Bir, 2015, 1-11 2
Proses sedimentasi pada klarifikasi bir Dari persamaan (4), kita dapat
bertujuan menyebabkan partikel-partikel memperkirakan waktu pengendapan yang
padat tersuspensi mengendap dengan dibutuhkan untuk memisahkan partikel
memanfaatkan gaya gravitasi selama rentang padatan dari tangki fermentasi. Data-data
waktu tertentu. Proses sedimentasi ini yang dibutuhkan adalah densitas partikel
mengikuti Hukum Stokes, di mana semakin padatan, densitas cairan, diameter partikel
besar ukuran partikel, semakin besar juga padatan, dan viskositas cairan [10]. Data
laju sedimentasi [9]. diameter partikel padatan dapat diperkirakan
melalui Tabel 1.
Pada proses sedimentasi, partikel
mengendap dengan nilai percepatan tertentu Tabel 1. Diameter Umum Zat Padatan
hingga gaya hambat (drag force) sama (Morris, 1984)
dengan gaya dorong (driving force). Saat Zat Diameter (m)
gaya hambat sama dengan gaya dorong,
Zat koloid 0,1
kecepatan pengendapan (settling velocity)
Bakteri 1
menjadi konstan. Kecepatan pengendapan
Ragi 2,8
pada saat ini disebut sebagai kecepatan
Lumpur 10
terminal (terminal velocity). Nilai kecepatan
Pasir halus 100
pengendapan ini dapat dihitung melalui
persamaan (1).
Gambar 1 mengilustrasikan waktu
0,5 pengendapan dari berbagai ukuran partikel
2𝑔(𝑠 −)𝑉 padatan berbentuk bola pada bir. Data-data
𝑣=[ ] (1)
𝐶𝐷 𝐴 yang digunakan adalah densitas partikel
sebesar 1.984 kg/m3, densitas cairan sebesar
Serra Delvira, Proses Hilir dalam Proses Produksi Bir, 2015, 1-11 4
1012 kg/m3, viskositas cairan sebesar 1,51 x mempercepat proses sedimentasi. Tetapi
10-3 kg/m.s, dan percepatan gravitasi sebesar karena variasi nilai densitas cairan terhadap
9,81 m/s2. temperatur sangat kecil, cara ini tidak
berpengaruh banyak terhadap waktu
pengendapan [11].
Waktu pengendapan (hari)
100000
3.2. Penggunaan fining agents
1000
10
Peningkatan diameter partikel padatan pada
klarifikasi bir dapat dilakukan dengan
0.1 penggunaan fining agents atau metode
0.001 sentrifugasi. Fining agents memiliki muatan
0.01 1 100 netto positif karena struktur kimianya
Ukuran partikel (µm) sehingga dapat berinteraksi dengan sel ragi
yang bermuatan negatif. Akibatnya, flok-
Gambar 1. Waktu Pengendapan yang flok lebih mudah terbentuk dan dapat
Dibutuhkan untuk Mengendap Sebanyak 1 diendapkan dari cairan bir. Penghilangan
Meter flok-flok ini menambah stabilitas fisik dari
(Morris, 1984) bir. Namun, penggunaan fining agents
meningkatkan volume bawah tangki, biaya
Seperti yang terlihat pada Tabel 1 dan pembersihan, dan volume bir yang hilang
Gambar 1, zat koloid membutuhkan waktu karena ikut terlarut pada flok-flok [8]. Fining
yang sangat lama untuk mengendap, yaitu agents yang umum digunakan adalah
sekitar 7000 hari. Oleh sebab itu, proses isinglass, gelatin, asam tannin, silikat dan
sedimentasi ini membutuhkan cara-cara silika gel, tanah liat, ovalbumin, gluten
untuk mempercepat waktu pengendapannya. gandum, karbon aktif, kalium kaseinat, dan
Cara-cara ini dapat dilihat dari persamaan polivinilpolipirolidon (PVPP).
kecepatan pengendapan pada Persamaan (4)
[10]. Isinglass adalah substansi bergelatin yang
didapat dari membran internal kandung
Cara-cara mempercepat waktu pengendapan kemih ikan. Komponen terbesar isinglass
adalah meningkatkan diameter partikel adalah kolagen yang memiliki muatan positif
padatan, meningkatkan perbedaan densitas bila didispersikan dalam bir. Rantai samping
antara padatan dan cairan, dan mengurangi kolagen akan menarik sel ragi yang
viskositas cairan. Diameter partikel padatan bermuatan negatif sehingga menghasilkan
dapat diperbesar dengan membentuk flok- kompleks kolagen-ragi. Kompleks ini akan
flok dari partikel yang ada. Hal ini dapat membentuk flok-flok yang kemudian akan
dilakukan dengan penambahan fining agents mengendap sehingga dapat dipisahkan dari
maupun proses sentrifugasi. Peningkatan bir. Efektivitas isinglass dalam membantu
perbedaan densitas antara padatan dan cairan proses sedimentasi ragi bergantung kepada
sulit dilakukan karena densitas partikel jenis ragi. Isinglass khususnya tidak
padatan cenderung bernilai konstan. Namun, direkomendasikan untuk jenis ragi lager atau
nilai densitas cairan umumnya menurun ragi bottom-fermented [12].
seiring dengan meningkatnya temperatur.
Oleh sebab itu secara teoritis, kita dapat Karena isinglass diperoleh dari ikan, ada
meningkatkan temperatur proses untuk kekhawatiran bahwa isinglass tidak cocok
untuk orang-orang yang mempunyai alergi
Serra Delvira, Proses Hilir dalam Proses Produksi Bir, 2015, 1-11 5
terhadap ikan. Padahal menurut European berdasarkan ukuran pori karena partikel
Food Safety Authority (EFSA), isinglass berukuran lebih besar dari pori pada
tidak akan menimbulkan reaksi alergi pada medium. Sementara itu pada depth filtration,
orang-orang yang alergi terhadap ikan. partikel dilewatkan pada matriks filtrasi.
Namun banyak orang yang masih Partikel-partikel ini dapat terpisah secara
menghindari meminum bir yang diklarifikasi mekanis di pori atau terabsorpsi pada
menggunakan isinglass. Selain isinglass, pemukaan internal pori di medium filtrasi
fining agents yang juga sedang [8].
dikembangkan adalah kolagen avian dan
ekstrak kacang polong. Keduanya memiliki Filtrasi dapat dilakukan pada dua atau lebih
efek klarifikasi yang bagus pada percobaan tahap setelah fermentasi berlangsung. Tahap
klarifikasi bir pada skala laboratorium. pertama filtrasi bertujuan menghilangkan sel
Selain itu, keduanya menghasilkan bir ragi dalam jumlah besar dan materi
dengan aroma yang kurang lebih sama tersuspensi. Tahap pertama ini umumnya
seperti bir yang diklarifikasi dengan disebut filtrasi primer atau pra-filtrasi. Tahap
isinglass [9]. kedua filtrasi bertujuan menghasilkan bir
yang jernih. Tahap ini umumnya disebut
Selain itu, fining agents dapat juga berasal sebagai filtrasi sekunder atau filtrasi final
dari pektin tumbuhan. Pektin tumbuhan [8].
dapat diisolasi dari berbagai jenis tanaman.
Semua jenis pektin tumbuhan memiliki Metode filtrasi bir yang paling populer
kandungan dasar asam poligalakturonat, adalah dengan menggunakan filter aid.
namun bervariasi di derajat esterifikasi Metode filtrasi ini juga disebut sebagai
gugus asidik, derajat percabangan (degree of metode klarifikasi bir secara konvensional
branching), dan berat molekul. Bir yang karena hanya menggunakan filter press atau
diklarifikasi dengan pektin memiliki kualitas pressure vessel filter dengan filter aid. Filter
yang cukup bagus, seperti saat diklarifikasi aid yang umum digunakan adalah tanah
dengan isinglass. Klarifikasi dengan pektin diatom [8]. Mekanisme yang terjadi terdiri
paling baik dilakukan pada jenis bir lager dari dua tahap. Tahap pertama adalah
[13]. pembentukan ikatan hidrogen antara gugus
karboksil protein dan gugus hidroksil tanah
diatom. Tahap kedua adalah absorspi
3.3. Filtrasi
molekul protein dalam pori tanah diatom
Filtrasi bertujuan menghilangkan partikel- yang berukuran 4-8 m. Jumlah tanah
partikel tersuspensi yang menyebabkan diatom yang digunakan pada filtrasi
kabut pada bir. Partikel-partikel ini berada bergantung kepada kualitas bir hijau yang
dihasilkan, teknologi yang digunakan, jenis
pada rentang ukuran 0,5-4 m. Ukuran
agen penstabilisasi yang digunakan, dan
partikel ini penting untuk menyesuaikan
shelf life yang diinginkan pada bir.
parameter filtrasi yang digunakan,
contohnya adalah pori membran filtrasi [14].
Walaupun tanah diatom bekerja cukup
efektif, tanah diatom cenderung dihindari
Mekanisme filtrasi dapat dibagi menjadi tiga
karena menyebabkan masalah kesehatan dan
tipe, yaitu surface filtration, depth filtration
lingkungan. Masalah kesehatan yang dapat
melalui rintangan mekanis bagi partikel, dan
timbul akibat kontak dengan debu tanah
depth filtration melalui adsorpsi partikel.
diatom adalah kanker paru-paru dan
Surface filtration berarti partikel dipisahkan
penyakit pernapasan lainnya. Sedangkan,
Serra Delvira, Proses Hilir dalam Proses Produksi Bir, 2015, 1-11 6
masalah lingkungan yang dapat timbul blocking), dan penutupan pori internal
adalah limbah yang meningkat jumlahnya (internal blocking). Laju permeat hasil
karena lumpur tanah diatom. Oleh sebab itu, filtrasi dapat berkurang bila terjadi minimal
dosis tanah diatom yang digunakan satu dari keempat hal tersebut. Semakin
diusahakan berada dalam jumlah kecil. Salah tinggi tekanan yang terdapat di antara
satu cara mengurangi dosis tanah diatom membran, semakin tinggi laju permeat yang
adalah dengan menginisiasi stabilisasi dihasilkan [17].
koloidal saat pendidihan wort. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan zat
kaaragenan pada tahap pendidihan wort. Bir
yang dihasilkan dengan penambahan
kaaragenan memiliki kandungan kabut yang
lebih sedikit daripada yang tanpa
ditambahkan kaaragenan. Dengan demikian,
pada proses filtrasi, tanah diatom dapat
digunakan dalam jumlah yang lebih sedikit
[15].
gravitasi selama rentang waktu tertentu. [9] Walker, S. L., Camarena, M. C. D., dan
Penambahan fining agents bertujuan Freeman, G., Alternatives to Isinglass for Beer
memperbesar diameter partikel dengan Clarification, J. Inst. Brew (2007) 113(4), 347–
membentuk flok-flok dengan sel ragi. 354.
[10] The Brewer International Technical
Sedangkan, stabilisasi bir dilakukan agar bir
Summary, "Sedimentation – Liquid/Solid
yang telah diklarifikasi memiliki stabilitas Separation in the Brewing Process" (2002).
aroma, biologis, dan fisik terhadap kabut. [11] The Practical Brewer, MBAA, 1977.
Stabilisasi bir bertujuan mengurangi kadar [12] Canadian Vintners Association, Guidance
protein dan polifenol pada bir. for The Fining of Wine and The Labelling of
Fined Wines (2012).
[13] Duan, D., et al, The use of pectin-based
Daftar Notasi
finings in commercial-scale beer making, Fosters
v kecepatan pengendapan [m/s]
Group Ltd, 4 Southampton Crescent, Abbotsford,
g percepatan gravitasi [9,8 m/s2]
3067, Australia (2006).
s densitas partikel [kg/m3] [14] Morris, T. M., Particle Size Analysis of Beer
densitas cairan [kg/m3] Solids Using a Coulter Counter, Journal of The
V volume partikel [m3] Institute of Brewing (1984) 90 (3), 162-166.
A luas daerah yang diproyeksikan ke arah [15] Poreda, A., Zdaniewicz, M., Sterczynska M.,
gerakan [m2] dan Puchalski, C., Effects of Wort Clarifying by
CD koefisien hambat using Carrageenan on Diatomaceous Earth
d diameter partikel [m] Dosage for Beer Filtration, Czech J. Food Sci.
viskositas dinamis cairan [kg/m.s] (2015) 33, 392–397.
Re bilangan Reynolds [16] Cimini, A., Marconi O., dan Moresi M.,
Rough Beer Clarification by Crossflow
Microfiltration in Combination with Enzymatic
Daftar Pustaka and/or Centrifugal Pretreatments, The Italian
[1] Bokulich, N. A., dan Bamforth, C. W., The Association of Chemical Engineering Online
Microbiology of Malting and Brewing, (2013) 32, 1729-1734.
Microbiology and Molecular Biology Reviews [17] Oliveria, R. C., dan Barros, S. T. D., Beer
(2013) 77(2), 157-172. Clarification with Polysulfone Membrane and
[2] Lodolo, E. J., et al, The yeast Saccharomyces Study on Fouling Mechanism, Brazilian Archives
cerevisiae – the main character in beer brewing, of Biology And Technology (2011) 54(6), 1335-
Federation of European Microbiological 1342.
Societies Yeast Res 8 (2008) 1018–1036. [18] Leeder, G., Weigand, T., dan Zuber, J.,
[3] Cahill, G., Optimisation of Brewery Yeast Kieselguhr vs Cross-Flow Filtration: Economical
Management: A Study Incorporating Image and Ecological Aspects, VLB Berlin, 2011
Analysis, PhD dissertation, Dublin City International Brewing Conference Bangkok
University, Dublin, 1999. (2011).
[4] Hornsey, I., Brewing, Second Edition, RSC [19] European Beer Guide, Brewing Operations,
Publishing, 2013, 202-221. 767-768.
[5] Oppelt, S., The Science of Brewing Beer, [20] Viessman, W. and Hammer, M., Water
Boston University. Supply and Pollution Control, 4th ed, 1985.
[6] Lewis, M. J., dan Young, T. W., Brewing, [21] Campbell, S. L., The Continuous Brewing of
Aspen Publishers, Inc., 2001, 339-342. Beer, DB Breweries Ltd.
[7] Priest, F. G., dan Stewart, G. G., Handbook of [22] Balan, V., Graur, I., Balan, G. M., The Sonic
Brewing, Second Edition, CRC Press, Taylor and Tecnology in The Beer Industry, SISOM 2012
Francis Group, 2006, 86-88. and Session of the Commission of Acoustics
[8] Hardwick, A. W., Handbook of brewing, (2012) 351-357.
Marcel Dekker, Inc., 1995. [23] Virkajarvi, I., Feasibility of continuous main
fermentation of beer using immobilized yeast,
Serra Delvira, Proses Hilir dalam Proses Produksi Bir, 2015, 1-11 11