Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pangan merupakan hal dasar untuk memenuhi kebutuhan manusia agar dapat
melakukan aktivitas dan kegiatan yang dilakukan setiap hari. Sedangkan pengertian dari
ketahanan pangan adalah jaminan bagi manusia untuk hidup sehat dan bekerja secara
produktif. Menurut UU No 7 tahun 1996 pengertian ketahanan pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,termasuk bahan
tammbahan pangan,bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan,pengolahan,dan atau pembuatan makanan dan minuman.
Pangan yang merupakan bahan esensial bagi kehidupan manusia yang sehat dan
produktif memiliki kebutuhan gizi dalam membentuk keseimbangan kalori ,karbohidrat
,protein, lemak,vitamin,serat dan zat esensial lainnya,serta pangan yang dibutuhkan atas
kepentingan sosial dan budaya seperti kesenangan,kebugaran,kecantikan dsb. Peningkatan
ketahanan pangan merupakan hal yang menjadi sebuah prioritas utama dalam proses
pembangunan nasional karena dengan adanya pangan yang menjadi sebuah kebutuhan
utama yang paling dasar bagi manusia agar manusia dapat melakukan aktivitas dan kegiatan
sehari – hari secara produktif sehingga pangan sangat berperan dalam pertumbuhan
ekonomi nasional.
Dalam era modern dan globalisasi banyak perdagangan bebas yang sangat
kompetitif di pasar internasional, Indonesia mengahadapi sebuah tantangan berat dalam
membentuk serta merumuskan sebuah kebijakan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan
pangan warga negaranya. Kebijakan pangan yang bertujuan untuk menjaga
,mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan ragam komoditas pangan dan upaya
peningkatan diversidikasi konsumsi pangan. Indonesia merupakan sebuah negara dengan
sumber daya alam yang sangat baik,tetapi dengan sumber daya manusia yang terbatas,
kebijakan merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan bahan pangan dalam kaitannya
untuk mempertahankan ketahanan pangan,dari berbagai sumber daya perlu digunakan
untuk menghasilkan komoditas pangan yang berdaya saing dalam harga maupun kualitas
terhadap produk impor. Dalam kondisi demikian kegiatan produksi pangan harus
berpandangan dan berfokus pada pasar internasional.
Faktor – Faktor yang dapat berpengaruh besar pada ketahanan pangan ialah lahan
menurut jurnal “ konversi lahan melaju “ lahan sawah di indonesia hanya 4,5% dari luas
daratan. Sekitar 8,5% merupakan lahan perkebunan,7,8% lahan kering, 13% dalam bentuk
rumah,tegalan,dan ilalang,serta 63% merupakan kawasan hutan. Menurut BPS,pada tahun
2030 kebutuhan beras di indonesia mencapai 59 juta ton. Karena luas tanam padi di tahun
2007 hanya sekitar 11,6 hektar,maka untuk mendukung kebutuhan beras tersebut
diperlukan tambahan luas tanam baru 11,8 juta hektar.
Masalah lahan pertanian berakibat pada konversi yang tidak dapat dibendung
menjadi tambah serius akibat distribusi lahan yang timpang. Ini tambah lagi dengan
pertumbuhan penduduk di perdesaan akan hanya menambah jumlah petani gurem atau
petani yang tidak memiliki lahan sendiri atau dengan lahan yang sangat kecil yang tidak
mungkin menghasilkan produksi yang optimal,akan semakin banyak. Lahan pertanian yang
semakin terbatas juga akan menaikkan harga jual atau sewa lahan,sehingga hanya sedikit
petani yang mampu membeli atau menyewannya,dan akibatnya, kepincangan dalam
distribusi lahan tambah besar.
Relasi Kerja merupakan hal dalam menentukan proporsi nisbah ekonomi yang
akan dibagi oleh para pelaku ekonomi di perdesaan,dengan kata lain,pola relasi kerja yang
ada di sektor pertanian akan sangat menentukan apakah petani sebagai produser akan
menikmati atau tidak hasil dari pertaniannya yang diolahnya.
Ditinjau oleh beberapa faktor – faktor dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional
maka dibutuhkan pendekatan yang terkait dengan strategi untuk mencapai ketahanan
pangan, secara umum digunakan dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan ketersediaan pangan;
dan (2) Pendekatan kepemilikan (entitlement). Pendekatan atau paradigma baru yang
digunakan mengacu pada konsep tentang ketahanan pangan yang berkelanjutan
yang mendasarkan pada tiga aspek (1) Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia;
(2) Ketahanan pangan harus diperlakukan sebagai suatu sistem hierarki mulai tingkat global
sampai tingkat rumah tangga/individu; (3) Perlunya peranan pemerintahan yang bersih dan
bertanggung jawab dan adanya kebebasan pers serta presure group
untuk turut bertanggung jawab dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan; dan
(4) Ketahanan pangan mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif pangan serta pangan secara
keseluruhan (tidak hanya pangan sumber karbohidrat). Selain itu dalam upaya mencapai
ketahanan pangan, pemberdayaan kelembagaan lokal (seperti lumbung desa) dan peningkatan
peran serta masyarakat dalam penyediaan pangan merupakan strategi yang patut
dipertimbangkan.