Вы находитесь на странице: 1из 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas
tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J
dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal
lambung 1-2 liter. Lambung mengekresikan enzim-enzim, asam hidroklorida
hormon-hormon dengan mukus-mukus yang membantu pencernaan. Pada
lambung sering terjadi gangguan-gangguan, diantaranya gastritis, ulkus
peptikum dan kanker lambung.
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
kronik akut atau lokal. Jenis gastritis yang pasing sering terjadi yaitu gastritis
akut dan gastritis kronis, dan biasanya gastritis akut yang sering ditemukan
dan dapat sembuh sendiri karena merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal.
Ulkus peptikum yaitu eksteapasi yang berbentuk dalam dinding mukosa
lambung, pilorus, duodenum atau eksophagus. Ulkus ini disebebkan oleh erosi
area terbatas dari membran mukosa, kedua penyakit ini disebabkan karena diet
yang sembrono dan biasanya yang mengalami penyakit ini karena minum
alkohol dan merokok dan gejala-gejala yang timbul yaitu nyeri abdomen yang
tidak jelas seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat seperti
nyeri epigastrium, muntah dan perdarahan.
Sedangkan penyakit yang ketiga yaitu kanker lambung yang merupakan
bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan hampir 2,6% dapat
menyebabkan kematian, biasanya penyakit ini tidak nyata dan tidak pasti
gejala yang ditimbulkannya, tapi biasanya gejala dini hanya dapat berupa
perasaan sedikit tidak enak pada abdomen dan akhirnya timbul anoreksia dan
penurunan berat badan.

1
Dan PO ketiga penyakit ini, cara penatalaksanaannya dengan mengajurkan
pasien memodifikasi diet, obat-obatan dan penghentian alkohol dan merokok.
B. Tujuan Penulisan
Dalam hal ini tentunya penulis mempunyai tujuan dan pembuatan makalah
ini baik tujuan umum maupun khusus.
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan abdomen sehingga
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang gangguan di daerah
abdomen tersebut.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
penatalaksanaan serta prosedur diagnostik dari masing-masing gangguan
di daerah abdomen

C. Metode dan Sistematika Penulisan


1. Metode Penulisn
Dalam makalah ini penulis menggunakan metode studi literatur yaitu data-
data yang diambil dari buku-biku pelayanan yang memuat tentang sistem
pencernaan.
2. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Gangguan pada abdomen yang terdiri dari pengertian etiologi,
tanda dan gejala, penamaan dan prosedur diagnostik.
BAB III : Kesimpulan dan saran

2
BAB II
GANGGUAN PADA ABDOMEN

A. Gastritis
Yaitu merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronik, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi
yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.
1. Gastritis superfisial akut
a. Pengertian
Gastritis akut merupakan penyakit yang paling sering ditemukan,
blasnya jinak dan dapat sembuh sendiri, merupakan respon mukosa
lambung terhadap berbagai iritan lokal.
b. Etiologi
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono. Individu ini makan teralu banyak atau terlalu cepat atau
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebab lain dari gastritis akut
mencakup lakohol, aspirin, reflek empedu atau terapi radiasi.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang
mengakibatkan obstruksi pilorus, gastritis juga merupakan tanda
pertama dari infeksi sistemik akut.
c. Tan dan gejala
Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.
Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual
dan anorexia, sering disertai dengan muntah dan cegukan beberapa
pasien asimotamatik.
d. Penanganan

3
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet yang mengandung gizi di
anjurkan, bila gejala menetap cairan perlu diberikan secara parental.
Bila perdarahan terjadi maka penanganannya serupa dengan prosedur
yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal, bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen
penyebab.
 Untuk menetralisir asam, digunakan antasida umum
(mis. Aluminium hidroksida) ; untuk menetralisir alkali,
digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
 Bila korosi luas atau berat, emtik dan larase dihindari
karena bahaya perforasi.

Kadang pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida


serta cairan intravena. Endocospi fiber optik mungkin diperlukan,
pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat ganggren
atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau regeksi lambung
mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.
e. Prosedur diagnostik
Perdarahan dan hematemesis pada beberapa kasus bila gejala-gejala
memanjang dan resisten terhadap pengobatan, mungkin diperlukan
tindakan diagnostik tambahan seperti endocoscopi, biopsi mukosa dan
analisis cairan lambung untuk memperjelas diagnosis.
2. Gastritis atrofik kronik
a. Pengertian
Yaitu inflamasi lambung lama yang dapat disebabkan oleh ulkus
benigna/maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory
(H. pylory).

4
b. Etiologi
Penyakit ini lebih sering terdapat pada orang tua, minum alkohol
berlebihan, the panas dan merokok merupakan predis posisi timbulnya
gastritis kronis.
Gastritis kronis disebabkan dapat diklasfisikasikan sebagai tipe A dan
tipe B (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari
perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler.
Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
(kadang disebut gatritis H. pylory), ini dihubungkan dengan bakteri G.
pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-
obatan dan lakohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
c. Tanda dan gejala
Manifestasi klinis pasien dengan gastritis tipe A secara khusus
asimtomatik kecuali untuk gejala defistensi vitamin B12. pada gastritis
tipe B, pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan,
kembung, rasa asam di mulut mual dan muntah.
d. Penanganan
1) Diet lunak, diberikan sedikit demi sedikit tetapi
lebih sering hindari bahan-bahan yang merangsang, seperti
alkohol, bumbu dapur dan lain-lain.
2) Berikan antasid kecuali pada gastritis hipotropik dan
atrofik gaster.
3) Bila rada nyeri tidak hilang dengan natasid berikan
oxitosm tablet 15 menit sebelum makan.
4) Berikan obat anto kolinergik bila sekresi asam
berlebihan
e. Prosedur diagnostik
Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria
(kadar asam hidrokordia tidak ada atau rendah) sedangkan gastritis tipe
B dihubungkan dengan hiperklorhidria atau kadar tinggi dari asam
hidroklorida. Diagnosis dapat ditentukan dengan endoscopi,

5
serangkaian pemeriksaan sinar-X gastrointestinal atas dan pemeriksaan
nistologis.

B. Ulkus Peptikum
1. Pengertian
Ulkus peptikum adalah ekskapasi yang berbentuk dalam dinding mukos
lambung, pilorus, duodenum atau eksophagus.
Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membran mukosa. Erosi
ini dapat meluas sedalam lapisan otot atau saluran otot diperitoneum ulkus
ini terjadi pada duodenum daripada lambung secara tunggal.
2. Etiologi
Etiologi ulkus peptikum yaitu bakteri gram negatif, H pylory. Diketahui
bahwa ulkus hanya terjadi pada area saluran Gi yang terpajan pada asam
hidroklorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi paling besar antara 40-60
tahun. Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional. Stres
dan marah yang tidak diekspresikan dan juga orang-orag yang
menggunakan obat anti inflamasi nin steroid, minum alkohol dan merokok
berlebihan.
Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastro duodenal karena
jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung penercanaan dan
pepsin. Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yaitu sepalik lambung dan
usus. Ulkus pepyikum dapat terjadi karena 2 faktor yaitu :
a. Hipersekresi asam pepsin
b. Kelemahan barier, mukosa lambung
3. Tanda dan gejala
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, beberapa
bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa
penyebab yang dapat diedentifikasi. Pasien ulkus akan mengeluh nyeri
seperti tertusuk atau terbakar diepigastrium tengah atau punggung dan
akan hilang apabila makan, lalu akan bersendawa, muntah, mual dan
perdarahan.
4. Penanganan

6
Penanganan disini diutamakan untuk mengatasi keasaman lambung
seperti:
a. Penurunan stres
b. Beristirahat
c. Penghentian merokok
d. Modifikasi diet
e. Obat-obatan
Dan hal semua hal tersebut memerlukan proses berlanjut, dan bertahap
tidak boleh berhenti agar gejala ulkus dapat dihindari.
5. Prosedur diagnostik
Pemeriksaan fisik dapat menunjukan adanya nyeri tekan pada epigastrik
atau distensi abdominal dan dapat dilakukan juga dengan endoscopi lalu
pemeriksaan feces, pemeriksaan sekretori lambung.

C. Kanker Lambung
1. Pengertian
Karsinoma lembung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat
kanker, laki-laki lebih sering terserang dan sebagian besar kasus timbul
setelah usia 40 tahun.
2. Etiologi
Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-faktr
predisposisi tertentu. Misalnya faktor genetik karena kanker lebih sering
pada orang dengan golongan darah A, faktor geografis dan lingkungan
karena kenker lambung lebih sering terdapat pada golongan sosial
ekonomi.
3. Tanda dan gejala
Pada stadium dini gejala timbul lambat atau tidak nyata dan tidak pasti,
gejala dini dapat berupa perasaan sedikit tidak enak pada abdomen, pada
akhirnya timbul anoreksia dan penurunan berat badan.
4. Penanganan
Pasien diajurkan diet, tidak boleh banyak merokok dan minum alkohol

7
5. Prosedur diagnostik
Pemeriksaan radiologi, sitologi eksfoliatif dan endoscopi disertai biopsi.

TINJAUAN KASUS

A. Definisi
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa lambung, sedangkan
gastritis akut itu sendiri adalah peradangan yang terjadi pada permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan conosi.

B. Etiologi
Gastritis akut disebabkan oleh :
1. Obat analgesik abti inflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2. Bahan kimia, misalnya lisol
3. Banyak merokok
4. Alkohol
5. Stres fisik
Ex : Luka bakar, trauma, pembedahan
6. Kuman-kuman
Ex : Premokokus, virus influenza, virus varcila, virus marbin

C. Tanda-tanda Klinis
1. Nyeri epigastrium
2. Nausca, mual, anorexia
3. Kadang-kadang terjadi perdarahan pada lambung yang
mengakibatkan terjadinya hematemisis.

D. Komplikasi

8
1. Perdarahan lambung yang dapat menyebabkan kedaruratan medis,
kadang-kadang perdarahan cukup banyak, sehingga menyebabkan
kematian.
2. Terjadinya ulkus kalau prosesnya hebat.

E. Pengobatan
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
2. Pemberian obat antasida, analgetika dan roboransia

F. Asuhan Keperawatan
1. Memberikan rasa nyaman dengan mengistirahatkan pasien
2. Menghindari mual, muntah dengan pemberian obat anti emetik
3. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan
4. Bila terjadi perdarahan atau muntah darah tindakannya adalah :
a. Penderita istirahat mutlak, tidur terlentang dan pasang eskap gantung
di lambung.
b. Pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan
c. Pasang infus, kalau perlu transfusi darah

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT
GASTRITIS KRONIS

I. PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama : Tn.S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI-AD
Suku Bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Korem Serang
Diagnosis : Gastritis
Tanggal Masuk : 19 Agustus 2017
Tanggal dikaji : 20 Agustus 2017
No. Register : 0312010009/XII/04

Penanggung Jawab
Nama : Ny.D
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Korem Serang
Hubungan keluarga : Istri

10
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
5 hari sebelum masuk puskesmas klien mengeluh sakit pada
daerah ulu hati yamg disertai dengan pusing, mual dan
muntah-muntah, kemudian klien berobat ke UGD dan
ternyata dokter menyarankan kepada klien untuk dirawat.
b. Keluhan Utama Saat Didata
Klien mengeluh nyeri di daerah ulu hati, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dengan skala tiga (3), nyeri sedang
yang disertai dengan rasa panas di daerah perut bagian atas,
pusing, mual dan muntah, nyeri dirasakan bertambah
apabila klien duduk dan berdiri dan nyeri dirasakan
berkurang apabila klien tidur terlentang.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan bahwa dirinya pernah dirawat dengan
penyakit yang sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang serupa atau penyakit menurun lainnya.

C. Struktur Keluarga

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan : Klien

11
D. Data Biologis
NO KEGIATAN DI RUMAH DI PUSKESMAS
1 Nutrisi
 Frekwen MB (Nasi, sayur + LP) ML (bubur, sayur, LP)
si 2x/hari 3x/hari
 Jenis 1 porsi habis 4-5 sdm
Makan Makanan pedas & asam Makanan pedas & asam
 Jumlah Mual Tidak nafsu makan
 Pantang
an
 Keluhan Air putih + kopi + susu Air putih
+ 100 cc/hari 600 cc/hari
Minum Tidak ada kopi
 Jenis - -
minuman
 Frek
uensi
 Pant
angan
 Kelu
han
2 Eliminasi
a. BAB
 Frekuen 1x/hari Semenjak dirawat baru 1x
si Lembek Lembek
 Konsiste Kuning tengguli Kuning tengguli
nsi Khas Khas
 Warna Tidak ada Tidak ada
 Bau
 Keluhan
7-8x/hari 5-6x/hari
b. BAK Kuning Jernih Kuning Jernih
 Frekuen Khas Khas
si
 Warna
 Bau
3 Istirahat dan Tidur
 Kuantitas 7-8jam/hari 4-5jam/hari
 Siang 3 jam/hari 1 jam/hari
 Malam jam 21.00-05.30 jam 22.00-05.00
 Kualitas tidur nyenyak tidur nyenyak

12
4 Personal hygiene
Mandi
 Frekuensi 2-3x/hari 1x/hari
Gosok gigi
 Frekluensi 2x/hari 1x/hari
Keramas
 Frekuensi 2x/minggu selama dirawat belum
pernah
5 Aktivitas Dapat melakukan Tidak dapat melakukan
aktivitas sesuai dengan aktifitas sesuai peran dan
peran dan fungsinya. fungsinya.

E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
R : 20 x/menit
N : 82 x/menit
S : 360C
BB : 48 kg
TB : 152 cm
2. Antrovomentri
Berat Badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
3. Kepala
Simetris, tidak ada lesi/nodul
a. Rambut
Penyebarannya merata, warnanya hitam, lengket, berminyak,
kulit kepala kotor, tidak rontok.
b. Mata
Alis simetris, penyebaran merata, mata simetris, mata terlihat
cekung, bola mata merata penyebarannya, konjungtiva tidak

13
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, dapat mengikuti
gerakan bola mata ke 8 lapang pandang dapat membaca pada
jarak + 30cm. tidak ada nyeri tekan.
c. Telinga
Kedua telinga simetris, ukuran kedua telinga sama besar tidak
ada nyeri tekan, tidak ada serumen, gendang telinga berwarna
abu-abu, test pendengaran menggunakan garpu talla, test
rinne hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang dan
test weber laterasi bunyi telinga kanan dan kiri seimbang.

d. Hidung
Hidung simetris, kedua lubang hidung sama besar, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada sekresi mucus, septum
merah muda, tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis dan
maxilaris, klien dapat membedakan antara bau kayu putih dan
kopi.
e. Mulut
Bibir simetris, warnanya pucat, gusi berwarna merah muda,
jumlah gigi 32 buah, tidak ada karies gigi, gigi kotor, lidah
ber slag putih, mukosa mulut kering, bau mulut, ovula
terletak di tengah, tonsil tidak kemerahan, test pengecapan
klien tidak bisa merasakan rasa manis karena selalu terasa
pahit dan mual.
4. Leher
Trakea ditengah leher, tidak ada kemerahan, tidak ada
pembengkakan kelenjar tyroid dan lympe, tidak ada nyeri tekan,
reflek menelan baik, pergerakan leher tidak kaku, bisa fleksi,
ekstensi dan rotasi, tidak ada pembesaran vena jugolaris.
5. Thorax
Vokal premitus terdengar lebih besar di jalan nafas utama dan
lebih kecil dibagian ferifer, tidak ada retraksi dinding dada,

14
ekspansi dada seimbang, perbandingan diameter anterior
posterior dengan transversal 1 : 2, tidak ada edema, tidak ada
nyeri tekan, suara perkusi paru-paru resonan, pada jantung
pekak, pada lambung tympani, pada hepar pekak. Usara nafas
ditrakea terdengar ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, di
bronkhus ekspirasi sama panjang dengan inspirasi dan diparu
panjang inspirasi lebih lama dari pada ekspirasi, bunyi jantung
reguler, tidak ada nyeri tekan perkusi ginjal.

6. Abdomen
Bentuk abdomen sedikit cembung, tidak ada nodul, tidak ada
lesi, suara bising usus terdengar 26x/menit, perkusi hepar
dulnes, daerah lambung tympani, ginjal dulnes, tidak ada asites,
terdapat nyeri tekan di daerah abdomen kiri atas dengan skala 3,
hepar tidak ada pembesaran, limfa tidak ada pembesaran, turgor
kurang baik.
7. Alat genetalia dan anus
Klien tidak bersedia diperiksa tapi klien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAB dan BAK.
8. Ekstremitas
a. Atas
Tidak ada sianosis, tidak ikterik, kuku tangan bersih, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada nodul/lesi, tangan dapat digerakan
fleksi, ekstensiu, rotasi, tanpa bantuan perawat, kekuatan otot
skala 4, reflek biseps fleksi, reflek trisep ekstensi, reflek
plantar fleksi, tidak ada kaku sendi.
b. Bawah
Turgor baik, kuku kaki bersih, terdapat fisura, pergerakan
kaki fleksi, ektensi tidak dibantu oleh perawat, reflek patela

15
ekstensi, rfelek ansiles fleksi dan rfelek babinski positif, tidak
ada kaku sendi

F. Data Sosial
1. Pendidikan : Klien berpendidikan SLTA dan sekarang
sebagai TNI-AD
2. Hubungan Sosial : Klien berhubungan baik dengan
keluarga, teman dan orang-orang yang
ada disekitarnya.
3. Gaya hidup : Dilihat dari cara berpakaian dan
berbicara klien hidup sederhana.
4. Pola Interaksi : Klien mampu menjalin hubungan baik
dengan lingkungan sekitarnya, klien
mengatakan banyak teman dilingkungan
rumah dan tempat kerjanya.
G. Data Psikologis
1. Status Emosi
Klien tampak gelisah tentang keadaannya dan selalu
menanyakan tentang penyakitnya.
2. Gaya Komunikasi
Dalam menjawab pertanyaan klien menggunakan bahasa verbal
dan klien mampu menerima masukan dari orang lain.
3. Konsep Diri
a. Body Image
Klien mengatakan bahwa ia merasa takut jika penyakitnya
tidak bisa disembuhkan, klien berharap cepat sembuh.
b. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin melakukan
aktivitas seperti biasa.
c. Harga Diri
Klien kurang percaya diri dengan keadaannya seperti
sekarang ini.

16
d. Peran
Klien mengatakan bahwa ia seorang suami dan kepala
rumah tangga.
e. Identitas Diri
Klien adalah anak ke 3 dari 4 saudara
4. Pola Koping
Dalam mengatasi masalah klien selalu membicarakan pada
istrinya, dalam menghadapi masalah yang berat klien pun
meminta dukungan orang tuanya.

H. Data Spiritual
Klien berragama Islam dan klien percaya dan yakin bahwa penyakit
yang dideritanya merupakan cobaan dari Allah SWT dan selalu berdoa
agar penyakit yang dideritanya segera sembuh.

I. Data Penunjang
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Hemaglobin 15,4 12,5-18,0
Lekosit 8,8 4,0-10
Trombosit 2,0 150-440
LED/2jam PP 20/30 -
SGOT 81 10-40
SGPT 132 8-53
Ureum 24 9-23
Kreatinin 0,6 0,7-1,5

J. Therapy
 Pasang NGT
 Cimetidin 3x1
 Priperastop
 Antasid 3x1 tab
 Infus RL 20 tts/mnt

17
ANALISA DATA

Nama : Tn.S
Ruang :X

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 2 3 4
1 DS : Peradangan pada Gangguan Rasa
 Klien mengatakan lambung nyaman nyeri
nyeri ulu hati, nyerinya 
seperti ditusuk-tusuk Merangsang reseptor
dengan skala nyeri 3 nyeri
(sedang) 
Dihantarkan seratbut
DO : saraf delta A dan delta C
 Klien tampak sering pada subtansia
meringis terhadap nyeri gelatinosa
tekan pada daerah 
abdomen kiri atas. Thalamus
 TTV 
Tensi : 120/100 mmHg Kortek serebri
Nadi : 80x/menit 
Respirasi : 20x/menit nyeri dipersepsikan
Suhu : 36,50C
2 DS : Respirasi nyeri pada Gangguan istirahat
 Klien mengeluh sulit kortek serebri tidur
untuk tidur 
 Frekunesi tidur klien Merangsang RAS (pusat
sebanyak 4-5 jam/hari dan tidur terjaga)
sering terbangun. 
Fase terjaga

18
DO : 
 Terdapat lingkaran Istirahat, tidur terganggu
hitam pada kelopak mata
 Wajah klien tampak
lesu
3 DS : Peradangan kronis pada Gangguan
 Klien mengeluh nyeri lambung kebutuhan nutrisi
lambung disertai dengan 
mual, pusing dan muntah peningkatan HCL
 Klien mengatakan 
porsi makan tidak habis Merangsang medula
komite center pusat
DO : medula mual/muntah
 Klien tampak lemah pada hipothalamus
dan lesu. 
 Porsi makan habis 4-5 Mual/muntah
sendok

Prioritas Masalah
1. Gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri, sehubungan dengan adanya
peradangan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan rasa
mual
3. Gangguan kebutuhan istirahat, tidur sehubungan dengan
rasa nyeri

19
20
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
1 2 3 4 5
1 Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Observasi tingkat nyeri 1. Deteksi dini
sehubungan dengan peradangan teratasi dengan kriteria: dan TTV setiap 4 jam terhadap perubahan
yang ditandai dengan : Jangka Pendek sekali yang menyimpang
DS :  Dalam jangka 1x24 untuk menentukan
 Klien mengeluh nyeri jam nyeri berkurang dari asuhan keperawatan
pada abdomen kiri atas skala 3 menjadi 1. yang diberikan.
dengan skala nyeri 3 (sedang)  Wajah klien tidak 2. Posisi terlentang
tampak meringis 2. Atur posisi nyaman dapat mengurangi rasa
DO : Ex : Terlentang nyeri pada lambung
 Wajah klien tampak Jangka Panjang klien
meringis terdapat nyeri tekan  Nyeri dirasakan dapat 3. Berikan kompres 3. kompres hangat
pada daerah abdomen kiri hilang dalam waktu 2 hari hangat pada abdomen dapat memblok
atas. stimulasi nyeri pada
cortex serebri
TTV : T : 110/70 mmHg 4. Anjurkan untuk 4. Teknik relaksasi
N : 80x/menit melakukan teknik relaksasi nafas dalam dapat
S : 36,50C nafas dalam meningkatkan
R : 20x/menit kosentrasi O2 pada otak
sehingga stimulasi
nyeri pada cortex
serebri dapat dihambat.

21
2 Gangguan kebutuhan nutrisi Gangguan kebutuhan nutrisi 1. Berikan makanan 1. Menyebabkan cepat
sehubungan dengan mual muntah dapat teratasi dengan kriteria : sedikit-sedikit tapi sering. kenyang sehingga
yang ditandari dengan : Jangka Pendek mengurangi mual
DS :  Segera setelah 2. Sajikan makanan selagi 2. Dapat menambah
 Klien mengeluh nyeri, dilakukan perawatan klien hangat dan bervariasi nafsu makan dan
disertai mual dan muntah, tidak merasa mual. mengurangi mual
klien mengatakan porsi  Dalam 1x24 jam porsi 3. Berikan penyuluhan 3. Supaya klien
makan tidak pernah habis. makan klien habis ½ porsi tentang makanan yang mengerti dan tahu
DO : dapat mengakibatkan makanan yang dapat
 Klien tampak lemah Jangka Panjang meningkatnya HCL menyebabkan
 Porsi makan habis 4-5  Setelah dilakukan peningkatan HCL
sendok perawatan klien dapat 4. Kolaborasi dengan sehingga dapat
menghabiskan 1 porsi dokter tentang pemberian dihindari.
makanannya. obat anti emetik 4. Dapat mengurangi
rasa mual
3 Gangguan pemenuhan kebutuhan Gangguan kebutuhan istirahat 1. Kaji pola 1. Untuk mengidentifikasi
istirahat, tidur sehubungan tidur teratasi dengan kriteria : tidur dan istirahat normal pola tidur klien
dengan rasa nyeri, ditandai Jangka Pendek klien. 2. Untuk menjaga
dengan :  Mengurangi 2. Memperta kenyamanan tidur klien
DS : kegaduhan hankan lingkungan yang
 Klien mengeluh sulit  Klien menunjukan nyaman disekitar klien. 3. Untuk menjaga
untuk tidur. kemampuannya untuk 3. Batasi kenyaman tidur klien
 Frekuensi tidur klien tidur. pengunjung selama periode
sebanyak 4-5 jam/hari dan istirahat dan tidur
sering terbangun. Jangka Panjang
 Klien dapat tidur
DO : dengan nyaman
 Terdapat lingkaran hitam
pada kelopak mata.

22
 Wajah klien tampak lesu

23
CATATAN TINDAKAN DAN EVALUASI

Nama : Tn.S
Ruang : X
NO TANGGAL/JAM TINDAKAN DAN EVALUASI TTD
1 21 Agustus 2017  Mengo
Jam 10.00 WIB bservasi TTV
Hasil Tensi : 120/100 mmHg
Nasi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,50C
 Mengan
jurkan teknik nafas dalam
Hasil : Klien dapat mengulangi lagi
 Membe
rikan kompres hangat
Hasil : nyeri sedikit berkurang
 Membe
rikan makan pagi
Hasil : ¼ porsi habis
(tidak nafsu akan karena rasa mual)
 Membe
rikan penjelasan tentang makanan yang
dapat meningkatkan HCL.
Hasil : Klien mengerti apa yang
dijelaskan
 Mengat
ur posisi klien senyaman mungkin
Hasil : Klien dapat beristirahat tapi bisa
tidur nyenyak.
2 22 Agustus 2017  Mengo
bservasi TTV
Hasil Tensi : 120/90 mmHg

24
Nasi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,50C
 Mengan
jurkan untuk makan makanan kecil tapi
sering.
Hasil : Klien mulai mau mengemil
 Melaks
anakan tindakan memandikan pasien
ditempat tidur
Hasil : Klien tampak segar
 Membe
rikan kompres hangat
Hasil : Nyeri berkurang
 Membe
rikan minuman yang hangat
Hasil : Nyeri sedikit berkurang rasa mual
mulai hilang.
 Memberikan makan sore
selagi hangat
Hasil : ½ porsi habis
 Mengat
ur posisi pasien senyaman mungkin
Hasil : Klien dapat beristirahat dan bisa
tidur, walaupun tidurnya belum normal.

25
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn.S
Ruang : X

NO TGL DX CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


1 23-08-2017 Dx. 1 S : Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
O : Wajah klien tampak meringis
A : Gangguan rasa nyaman nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Dx. 2 S : Klien mengeluh tidak nafsu makan


O : Klien tampak lemas dan lesu
A : Gangguan intake makanan belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Dx. 3 S : Klien mengeluh susah tidur


O : Terdapat lingkaran hitam pada kelopak
mata
A : Gangguan istirahat tidur belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 24-08-2017 Dx. 1 S : Klien mengatakan nyeri sedikit


berkurang
O : wajah klien tampak masih meringis
A : Gangguan rasa aman nyaman belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

26
Dx. 2 S : Klien mengatakan nafsu makan sedikit
bertambah
O : Porsi makan klien habis ½ porsi yang
awalnya hanya ¼ porsi
A : Gangguan intake makanan teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Dx. 3 S : Klien masih mengatakan sulit untuk


tidur
O : Sklera tampak kemerahan
A : Gangguan kebutuhan tidur belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Gangguan pada daerah abdomen ada tiga yaitu gastritis, ulkus peptikum dan
kanker lambung.
Gastritis yaitu suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut
maupun kronik dan biasanya yang paling sering ditemukan yaitu gastritis akut dan
ulkus peptikum yaitu ekskavasi yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung.
Pilorus, duedeneum, sedangkan kanker lambung yaitu bentuk neoplasma lambung
dimana hampir 20% dapat menyebabkan kematian.
Ketiga penyakit ini biasanya sering ditimbulkan oleh individu itu sendiri
seperti diet yang sembrono dan meminum alkohol yang berlebihan serta menjadi
perokok aktif dan biasanya penyakit-penyakit ini sering ditandai dengan pada
daerah abdomen, mual, muntah, sakit kepala.
Penanganan ketiga penyakit ini yaitu dengan menganjurkan pasien untuk
memodifikasi diet, penurunan stres dan istirahat yang cukup, penghentian
merokok, dan obat-obatan tapi biasanya untuk kanker lembung tidak ada
pengobatan yang berhasil kecuali dengan mengangkat tumornya.

27

Вам также может понравиться