Вы находитесь на странице: 1из 4

ASURANSI SYARIAH

A. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH


Asuransi dalam bahasa Arab disebut Atta’min yang berasal dari kata amanah yang
berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta bebas dari rasa takut.
Istilah menta’minkan sesuatu berarti seseorang memberikan uang cicilan agar ia atau
orang yang ditujuk menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti rugi atas hartanya yang
hilang.
Konsep asuransi Islam berasaskan konsep Takaful yang merupakan perpaduan rasa
tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta. Takaful yang mempunyai arti tolong
menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Takaful yang berarti
saling menanggung / memikul resiko antar umat manusia merupakan dasar pijakan
kegiatan manusia sebagai makhluk sosial.
Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan, dan kematian
merupakan takdir Allah dan tidak dapat ditolak. Hanya saja kita sebagai manusia juga
diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan.
Asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional mempunyai tujuan sama
yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Perbedaan mendasar antara keduanya
adalah cara pengelolaan risiko asuransi konvensional berupa transfer risiko dari para
peserta kepada perusahaan asuransi (risk transfer) sedangkan asuransi jiwa syariah
menganut asas tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi jiwa
(risk sharing). Selain perbedaan cara pengelolaan risiko, ada perbedaan cara mengelola
unsur tabungan produk asuransi. Pengelolaan dana asuransi jiwa syariah menganut
investasi syariah dan terbebas dari unsur riba.1
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR ASURANSI SYARIAH
Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syari’ah ada sembilan macam, yaitu :
1. Tauhid (unity)
Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk tabungan yang ada dalam
syari’ah islam. Dalam berasuransi ytang harus diperhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-
nilai ketuhanan paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas berasuransi ada semacam
keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu mengawasi seluruh gerak langkah kita
dan selalu berada bersama kita.
2. Keadilan (justice)
Prinsip kedua dalam berasuranasi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan antara
pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami
sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan
asuransi.
3. Tolong menolong (ta’awun)

1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan system
Operasional, hal : 326
Prinsip dasar yang lain dalam melakasnakan kegiatan berasuransi harus didasari
dengan adanya rasa tolong menolong antara anggota. Praktik tolong menolong dalam
asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-Chromosom) bisnis transkasi.

4. Kerja sama (cooperation)


Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad yang dijadikan
acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara anggota (nasabah) dan
perusahan asuransi. Dalam operasionalnya, akad yang dipakai dalam bisnis asuransi
dapat memakai konsep mudharabah atau musyarakah. Konsep mudharabah dan
musyarakah adalah dua buah konsep dasar dalam kajian ekonomika dan mempunyai
nilai historis dalamm perkembangan keilmuan
5. Amanah ( trustworthy / al-amanah )
Prinsip amanah dalam organisasi perusahan dapat terwujud dalam nilai-nilai
akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan melalui penyajian laporan keuangan
tiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar
bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan
kedaiulan dalam bermuamalah dan melalui auditor public. Prinsip amanah juga harus
berlaku pada diri nasabah asuransi. Seseorang yang menjadi nasabah asuransi
berkewajiban menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran dana
iuran dan tidak memanipiyulasi kerugian yang menimpa dirirnya.
6. Kerelaan ( al-ridha )
Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada setiap anggota
(nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana
(premi) yang disetorkan ke perusahan asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial
(tabarru). Dana sosila (tabarru) memang betul-betul digunakan tujuan membantu
anggota (nasabah) asuiransi yang lain jika mengalami bencana kerugian.
7. Larangan riba
Secara bahasa adalah tambahan. Sedangakan menurut syari’at menambah sesuatu
yang khusus. Jadi riba adanya unsur penambahan nilai. Ada beberapa bagian dalam al-
Qur’an yang melarang pengayaan diri dengan cara yang tidak dibenarkan. Islam
menghalalkan perniagaan dan melarang riba.
8. Larangan maisir ( judi )
Allah SWT telah memberi penegasan terhadap keharaman melakukan aktivitas
ekonomi yang memepunyai unsur maisir (judi). Maisir dari kata yusr artinya mudah.
Karena orang memeperolkeh uang tanpa susah payah, atau bersala dari kata yasar yang
berarti kaya, karena perjudian diharapkan untung yang bermakna mudah. Maysir
merupakan unsur obyek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu.
9. Larangan gharar
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ yaitu suatu tindakan yang di
dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Secara konvensional kata Syafi’I
kontrak dalam asuransi jiwa dapat dikategorikan sebagai aqd tabaduli atau akad
pertukaran, yaitu pertukaran pembayaran premi dan dengan uang pertanggungan.
Secara syari’ah dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang harus diterima. Keadaan
ini akan menjadi rancu karena kita tahu berapa yang akan diterima (sejumlah uang
pertanggungan), tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (jumlah seluruh premi)
karena hanya Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal.2
C. MENGAPA ASURANSI SYARIAH PERLU DIAUDIT
Sebuah perusahaan asuransi syariah memperoleh pendapatan dari kegiatan usaha yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajemen
asuransi syariah harus mampu mengelola dan mengembangkan perusahaannya sesuai
dengan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan meliputi keorganisasian di
perusahaan tersebut. Penyediaan sumber-sumber daya, administrasi dan pengendalian
untuk informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelolah perusahaan tersebut.
Dalam sebuah perusahaan asuransi syariah yang ruang lingkupnya besar maka akan
memerlukan suatu penanganan yang baik, dimana dalam hal ini menyangkut banyaknya
jumlah karyawan. Hal ini akan menimbulkan masalah apabila tidak mendapatkan
perhatian, karena di satu pihak karyawan memberikan jasa sehingga harus diberi gaji,
sebagai balas jasa yang diberikan perusahaan. Salah satu kegiatan yang diberikan
perusahaan adalah aktivitas penggajian. Aktivitas penggajian yang di maksud yaitu
kegiatan perusahaan di dalam mengatur jumlah gaji yang seharusnya di berikan kepada
karyawan agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemberian gaji. Pemberian gaji oleh
perusahaan kepada karyawannya dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi
kerja dan untuk mengurangi tingkat keluar masuknya karyawan yaitu dengan memberi gaji
yang benar dan tepat pada waktunya sesuai dengan jasa yang diberikan karyawan pada
perusahaan. Gaji merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam
bisnis perusahaan yang diterima karyawan sebagai pengganti jasa mereka pada
perusahaan. Suatu struktur gaji akan memberikan data sebagai berikut:
1) Adanya jumlah tenaga kerja yang pasti dan efisiensi dalam menggunakan tenaga kerja
2) Adanya penghitungan gaji yang dapat dipercaya.
3) Adanya data yang dapat dipercaya sebagai dasar pembuatan standar biaya jam kerja
dan standar biaya tenaga kerja.
Biaya gaji merupakan unsur biaya yang sangat besar jika dibandingkan dengan unsur-
unsur biaya lain, karena itu diperlukan suatu pengendalian terhadap unsur biaya tenaga
kerja ini. Pengendalian terhadap biaya tenaga kerja dapat tercapai apabila terdapat suatu
pengendalian intern yang memadai perusahaan. Adanya fenomena manajemen pada
perusahaan asuransi syariah yang tidak menyadari atau bahkan mungkin tidak mengetahui
bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab atas terselenggaranya suatu
pengendalian internal yang memadai tetapi di lain pihak, tidak sedikit pimpinan
perusahaan yang telah berpikir maju sehingga mereka menyadari bahwa terselenggaranya
pengendalian internal yang memadai didalam perusahaan merupakan tanggungjawabnya
dan demi kepentingan perusahaan juga. Alasan perusahaan untuk menyusun pengendalian
internal adalah dalam rangka membantu mencapai tujuan perusahaan. Dan merupakan
suatu hal yang mutlak diperlukan karena peranannya amat penting bagi perusahaan.
Tujuan audit adalah untuk menjaga dan mengamankan harta milik perusahaan dari
penyimpangan penyimpangan baik oleh pihak intern perusahaan maupun ekstern. Untuk
2 http://ekobis-staibn.blogspot.co.id/2016/04/makalah-asuransi-syariah-landasan-teori.html (diakses
tamggal 27 mei 2018)
mengoptimalkan efektifitas dan efesiensi kerja, perlu didorong untuk mematuhi kebijakan
manajemen, serta untuk menjaga agar tercapainya manajemen informasi yang baik. Ada
berbagai pendapatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pengawasan yang salah
satunya adalah dengan audit. Dengan demikian audit merupakan ruang lingkup dari tugas
manajemen suatu perusahaan sebagai pengawasan yang menjadi fungsi dari setiap level
manajemen untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan perusahaan utamanya
yang berkaitan dengan manajemen.3

3http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/3014/06bab2_marliana
%20oktariani_10010210132_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y. (diakses tamggal 27 mei 2018)

Вам также может понравиться