Вы находитесь на странице: 1из 5

KEMISKINAN

A. Pengertian Kemiskinan
Secara umum kemiskinan lazim didifinisikan sebagai kondisi dimana seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang lebih
bermartabat. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses
terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan.
Definisi beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat
miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga
kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
B. Penyebab Kemiskinan (Potret Pembangunan di Indonesia)
Permasalahan masih besarnya penduduk miskin di Indonesia disebabkan oleh
beberapa hal yang antara lain, Pertama, pemerataan pembangunan belum menyebar
secara merata terutama di daerah perdesaan. Penduduk miskin di daerah perdesaan pada
tahun 2006 diperkirakan lebih tinggi dari penduduk miskin di daerah perkotaan.
Kesempatan berusaha di daerah perdesaan dan perkotaan belum dapat mendorong
penciptaan pendapatan bagi masyarakat terutama bagi rumah tangga miskin. Masih
tingginya pengangguran terbuka di daerah perdesaan dibandingkan dengan di daerah
perkotaan menyebabkan kurangnya sumber pendapatan bagi masyarakat miskin terutama
di daerah perdesaan. Sementara itu masyarakat miskin yang banyak menggantungkan
hidupnya pada usaha mikro masih mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses
permodalan dan sangat rendah produktivitasnya.
Kedua, masyarakat miskin belum mampu menjangkau pelayanan dan fasilitas
dasar seperti pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi, serta transportasi. Gizi buruk
masih terjadi di lapisan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh cakupan
perlindungan sosial bagi masyarakat miskin yang belum memadai. Bantuan sosial kepada
masyarakat miskin, pelayanan bantuan kepada masyarakat rentan (seperti penyandang
cacat, lanjut usia, dan yatim-piatu), dan cakupan jaminan sosial bagi rumah tangga
miskin masih jauh dari memadai. Prasarana dan sarana transportasi di daerah terisolir
masih kurang mencukupi untuk mendukung penciptaan kegiatan ekonomi produktif bagi
masyarakat miskin.
Ketiga, harga bahan pokok terutama beras cenderung berfluktuasi sehingga
mempengaruhi daya beli masyarakat miskin. Kondisi terakhir, di mana dunia sedang di
landa dua krisis besar yakni krisis pangan dan krisis energi, juga turut mempengaruhi
lonjakan jumlah rakyat miskin. Di pasar ASEAN harga beras dengan kualitas patahan
sebesar 25 % pada tahun 2007 adalah sebesar 330 dollar AS per ton. Pada bulan maret
kemarin sudah sampai level 500 dollar AS per ton. Harga beras Vietnam dengan kualitas
patahan 5% pecan lalu setersebut besar 550 dollar AS per ton. Sedangkan patahan 10%
mencapai 540 dollar AS per ton. Sementara di India harga beras dengan patahan 5%
menembus level 650 dollar AS per ton. Di Argentian harga beras dengan patahn 10%
sebesar 625 dollar AS per ton. Sedangkan di Uruguay mencapai 630 dollar AS per ton.
Kualitas beras medium di pasar Asia rata-rata mengalami kenaikan sebesar 52%.
C. Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan
berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha
(sektor swata) dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab
sama terhadap penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah melaksanakan
penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar warga negara secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta
melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai
masyarakat Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.
Namun keseluruhan upaya tersebut belum maksimal jika tanpa dukungan dari para
pemangku kepentingan lainnya. Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan yang
komprehensif dan mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan dirumuskan
empat startegi utama. Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan tersebut diantaranya:
1. Memperbaiki program perlindungan sosial;
2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar;
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin; serta
4. Menciptakan pembangunan yang inklusif.

A. LINGKARAN SETAN KEMISKINAN INDONESIA


1. Ekonomi Makro dan Mikro
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan.
Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga
(household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara
terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas
harga, tenaga kerja dan pencapaiankeseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas
faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai
keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa,
yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa selanjutnya.[1][2] Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris
paribus).
2. Masalah Ekonomi Di Negara Berkembang & Negara Maju
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga negara berkembang
lainnya, Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan terjadi di mana-mana,
jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat masih rendah, dan distribusi
pendapatan tidak merata.
Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum.
Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung sampah. Oleh
karena pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak dapat disekolahkan sehingga
tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan kesenjangan
ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan
rendah.
1. Masalah Ekonomi di Negara Maju
Kota Tokyo di Jepang terkenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan teratur. Setiap jalan
diatur sedemikian rupa sehignga terlihat rapih, begitu pun gedung-gedung dibangun dengan
teratur.
Meskipun sudah terbiasa dengan budaya disiplin dan teratur, tetapi tetap saja negara-negara maju
menghadapi berbagai masalah ekonomi.

B. TEORI LINGKARAN SETAN KEMISKINAN DALAM PEMBANGUNAN


Pada awal pembangunan di Indonesia, beredar suatu teori yang sangat terkenal mula-mula
dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi asal Swedia dan penerima hadiah nobel untuk ekonomi,
Ragnar Nurkse. Teori itu disebut teori “Lingkaran Setan Kemiskinan”, terjemahan dari “Vicius Sircle
of Poverty” yaitu konsep yang mengandaikan suatu konstellasi melingkar dari daya- daya yang
cenderung beraksi dan beraksi satu sama lain secara sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu
negara miskin terus menerus dalam suasana kemiskinan. Teori itu menjelaskan sebab-sebab
kemiskinan dinegara-negara sedang berkembang yang umunya baru merdeka dari penjajahan asing.
Bertolak dari teori inilah, kemudian dikembangkan teori-teori ekonomi pembangunan, yaitu teori yang
telah dikembangkan lebih dahulu di Eropa Barat yang menjadi cara pandang atau paradigma untuk
memahami dan memecahkan masalah-masalah ekonomi di negara-negara sedang berkembang,
misalnya India atau Indonesia. Pada pkoknya teori itu mengatakan bahwa negara-negara sedang
berkembang itu miskin dan tetap miskin, karena produktivitasnya rendah. Kerana rendah
produktivitasnya, maka penghasilan seseoarang juga rendah yang hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan konsumsinya yang minim. Karena itulah mereka tidak bisa menabung. Padahal tabungan
adalah sumber utama pembentukan modal masyarakat sehingga capitalnya tidak efisien (boros). Untuk
bisa membangun, maka lingkaran setan itu harus diputus, yaitu pada titik lingkaran rendahnya
produktivitas, sebagai sebab awal dan pokok.
Caranya adalah dengan memberi modal kepada pelaku ekonomi. Modal tersebut berasal dari
utang luar negeri. Dari sinilah maka pemerintah terjebak dari teori itu. Dengan alasan tidak memiliki
modal rupiah atau devisa, maka pemerintah melakukan utang luar negeri. Dalam wacana selanjutnya
berdasar pengalaman negara-negara sedang berkembang muncul teori mengkoreksinya. Menurut kami
untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dari sisi supply yaitu dengan meningkatkan produktifitas
yang rendah tersebut sehingga penghasilan yang mereka dapat bisa meningkat , dengan meningkatnya
penghasilan mereka maka sebagian dari penghasilan tersebut dapat mereka tabung, denagn menabung
maka investasi akan meningkat dan modal akan menjadi efisien (tidak boros).Menurut kami untuk
memutus lingkaran setan kemiskinan dari sisi demand yaitu dengan meningkatkan pendapatannya.

C. KEMISKINAN MENURUT RAGNAR NURKS


Ragnar Nurkse menjelaskan dua lingkaran perangkap kemiskinan dari segi penawaran (supply)
dan permintaan (demand). Segi penawaran menjelaskan bahwa tingkat pendapatan masyarakat yang
rendah akibat tingkat produktivitas rendah menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung
rendah. Rendahnya kemampuan menabung masyarakat menyebabkan tingkat pembentukan modal
(investasi) yang rendah, sehingga terjadi kekurangan modal dan dengan demikian tingkat produktivitas
juga akan rendah. Begitu seterusnya. Sedangkan dari segi permintaan menjelaskan di negara-negara
yang miskin rangsangan untuk menanamkan modal sangat rendah karena keterbatasan luas pasar
untuk berbagai jenis barang. Hal ini disebabkan pendapatan masyarakat yang sangat rendah karena
tingkat produktivitasnya yang juga rendah, sebagai akibat dari tingkat pembentukan modal yang
terbatas di masa lalu. Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan kekurangan rangsangan untuk
menanamkan modal. Begitu seterusnya.

Вам также может понравиться