Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Terstruktur
Tantangan Osteoporosis
Pada tahun 2001, The National Institutes of Health mendefinisikan osteoporosis sebagai
“kelainan skeletal yang ditandai dengan kelemahan kekuatan tulang yang menjadi
tulang tertinggi antara usia 18 dan 25 tahun, dan mulai menurun perlahan dan terus-
menerus setelahnya. Perkiraan terkini bahwa 200 juta orang diseluruh dunia terkena
perkembangannya sering tidak diketahui sampai fraktur tulang terjadi. Fator risiko
untuk fraktur tersebut meliputi indeks massa tubuh yang rendah, riwayat fraktur terkait
Beban Fraktur
Sekitar 50% perempuan dan 25% laki-laki yang berusia diatas 50 tahun akan mengalami
fraktur yang rentan/rapuh dalam hidupnya. Fraktur panggul adalah tipe yang dikenal
paling luas, meskipun hanya meliputi sebagian kecil dari beban fraktur terkait
osteoporosis, yang juga dapat terjadi pada proksimal humerus, klavikula, radius distal,
tulang belakang, pelvis, panggul, lutut, dan pergelangan kaki. Terdapat lebih dari
1
300.000 rawat inap setiap tahunnya untuk fraktur panggul pada pasien berusia lebih dari
65 tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 2040 jumlah tersebut dapat mencapai 550.000
dan pada tahun 2050 dapat mencapai lebih dari 21 juta fraktur panggul setiap tahunnya
diseluruh dunia. Perkiraan biaya dari perawatan fraktur panggul di Amerika Serikat
mulai dari 7,2 miliar dollar pada tahun 1984 sampai 20 miliar dollar pada tahun 1997,
Fraktur panggul dapat hanya sebagai bagian kecil dari semua fraktur yang terkait
osteoporosis, tetapi kelainan ini yang paling mudah untuk diteliti karena diperlukannya
tatalaksana pembedahan. Kewajiban rawat inap, operasi, dan pelayanan terkait membuat
populasi terkumpul untuk penelitian dan diawali dengan perbaikan kualitas. Fraktur
panggul juga memiliki efek yang merusak pada kualitas hidup dan kebebasan fungsi
pada sebagian besar fraktur lainnya. Rasio mortalitas satu tahun pada fraktur panggul
adalah 20-30%, dan 30-50% pasien dengan fraktur panggul kehilangan kemampuannya
Disamping inisiatif nasional dan global untuk meningkatkan kewaspadaan dan deteksi,
diagnosis dan tatalaksana osteoporosis masih suram, dengan hanya 23% dari perempuan
densitas tulang atau tatalaksana untuk osteoporosis dalam waktu enam bulan sejak
fraktur. Diagnosis dan manajemen osteoporosis harus diberikan langsung oleh dokter.
Dengan anggapan tersebut, banyak dokter layanan primer ahli pada manajemen
osteoporosis, tetapi beberapa kekurangan ahli, atau dapat dengan mudah diliputi oleh
2
Evaluasi pasien harus dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang detail,
dibawah), dengan pertimbangan terapi farmakologis lebih lanjut. Selain itu, penting
untuk menyarankan olahraga, makan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin
D, pencegahan jatuh, gaya hidup (meliputi konsumsi tembakau dan alkohol), dan juga
The U.S. Preventive Services Task Force memberikan panduan untuk pemeriksaan
risiko
Perempuan pasca-menopause lebih muda, perempuan dalam masa transisi
menopause, dan laki-laki berusia 50-69 tahun dengan faktor risiko klinis untuk
fraktur osteoporotik
Dewasa yang mengalami fraktur pada usia 50 tahun atau lebih
Dewasa dengan kondisi seperti reumathoid arthritis, atau yang mengkonsumsi
obat-obatan terkait dengan massa tulang yang rendah atau kehilangan tulang,
Dual-energy X-Ray Absorptioetry (DXA) dikembangkan pada tahun 1980an dan telah
menjadi andalan untuk pemeriksaan densitas mineral tulang. X-ray tulang belakang,
panggul, dan terkadang pergelangan tangan dilakukan, dan densitas tulang pada setiap
area dibandingkan baik dengan populasi acuan yang disesuaikan dengan umur, jenis
kelamin, dan ras (Z score), atau dengan individu muda dan sehat disesuaikan dengan
jenis kelamin (T score). The World Health Organization (WHO) telah mendefinisikan
3
Tabel 2. Kategori WHO untuk Densitas Tulang
Peralatan FRAX WHO adalah model prediksi fraktur yang dikembangkan baru-baru ini
dengan mengikuti 60.000 pasien yang mengalami lebih dari 5000 fraktur. Model
memprediksi risiko absolut dari fraktur osteoporosis mayor (panggul, tulang belakang,
lengan, dan humerus), bersamaan dengan 10 tahun risiko fraktur panggul. (Tabel 3).
Usia
Jenis kelamin
Merokok
Konsumsi alkohol
Diabetes insulin-dependent
Osteogenesis imperfecta
4
Banyak obat “pelindung tulang”, termasuk bisphosphonates, telah menunjukan sangat
dengan baik oleh sebagian besar pasien, tetapi efek samping yang jarang dan beberapa
komplikasi drastis yang sangat jarang membuat ketakutan yang tidak diperlukan
terhadap pengobatan ini diantara publik. Bawasannya, tiga laporan berbeda dari U.S.
Food and Dru Administration dari tahun 2005 sampai 2010 terhadap efek samping yang
menurun dari yang sudah suram 15% pada tahun 2004 sampai tidak terukur 3% pada
tahun 2013. Hidup akan terselamatkan dan/atau membaik dengan penggunaan yang
bijaksana dari pengobatan pelindung tulang yang tepat akan jauh mengurangi potensi
risiko dari efek samping yang jarang tersebut. Diskusi yang mendetail terhadap pilihan
Ahli reumatologi dan ahli endrokinologi di LGH telah mengikuti pelatihan khusus
terhadap konsekuensinya.
struktur dengan standardisasi dan pengaturan pelayanan dapat menurunkan lama rawat
inap dan beban biaya pelayanan, dan dapat memperbaiki hasil fungsional setelah keluar
rumah sakit. Dengan keterangan masalah sosial dan personal mengenai fraktur panggul,
selama dua dekade terakhir telah terjadi peningkatan pada jumlah program fraktur
5
Pada tahun 2009 Gerald W Rothaker Jr., M.D., sekembalinya dari pertemuan tahunan
perawatan pasien lanjut usia degan fraktur panggul atau femur. Beliau di inspirasi oleh
program model yang dikembangkan oleh perusahaan sintetik implant ortopedis, tetapi
diperoleh di LGH.
Program dimulai pada September tahun 2009 dengan pertemuan bulanan melibatkan
representatif dari tim spektrum luas yang membantu perawatan pasien ini. Diskusi awal
yang melibatkan dokter, penyedia layanan level menengah, dan perawat dari
geriatrik, dan reumatologi. Terdapat juga representatif dari farmasi, pelayanan bedah,
pekerjaan sosial, nutrisi, terapi fisik, rawat inap, manajemen data, dan pemasaran.
Melody Dilman, R. N., adalah koordinator program orthopedic di LGH pada saat itu
Youcis, yang pada saat itu merupakan wakil presiden operasi, berpartisipasi,
M. D., direktor medis di pusat Orthopedic LGH dan ahli reumatologi senior dokter
spesialis arthritis dan reumatologi LGH, telah terlibat dengan GFP sejak awal. Sebagai
pemenang lokal dari kesadaran osteoporosis, beliau melanjutkan untuk membantu GFP
Tim awal yang terdiri dari individu berdedikasi menemukan tantangan yang kompleks
yang menunda perawatan optimal pada pasien yang rapuh ini. Untuk mengidentifikasi
dan bekerja melalui tantangan ini, tim dengan sangat baik mengamati cara berjalan
6
pasien dengan fraktur panggul dari mereka memasuki ruangan hingga ke unit
kegawatdaruratan sampai mereka keluar dari rumah sakit. Tim kemudian membuat
memperbaiki perawatan pasien ini, hal tersebut menjadi tampak dengan cepat bahwa
terdapat keuntungan sekunder dalam menurunkan lamanya rawat inap dan biaya
perawatan.
Evaluasi awal
Pasien dengan fraktur panggul biasanya memiliki tampilan yang khas, dengan paha
yang memendek atau rotasi eksternal. Berikan kepercayaan pemeriksaan fisik awal
pada fraktur panggul dimulai pada saat itu, bahkan sebelum pemeriksaan konfirmasi
yang sesuai, manajemen nyeri, dan konsultasi. Sebagian besar pasien ini dimasukan ke
evaluasinya dengan tujuan mengurangi waktu pasien yang mengalami fraktur panggul
Reversal/pembalikan Antikoagulan
7
yang paling sering, dapat dengan aman dan efektif dibalik dengan vitamin K oral atau
intravena, salah satu temuan awal GFP bahwa dokter lambat atau ragu untuk memesan
yang tepat bergantung pada hasil awal PT/INR yang dicantumkan kedalam
produk koagulasi darah atau menunggu normalisasi pasif pada profil koagulasi.
Perbaikan komunikasi antara perawat rawat inap dan koordinator orthopedic dalam
ruang operasi memfasilitasi transportasi fisik pasien ke ruang operasi dan membantu
klarifikasi hasil pemeriksaan pre-operatif yang tertunda atau yang telah lengkap.
Meskipun, terkadang pasien akan langsung datang dari unit gawat darurat ke area
pelayanan pre-operatif. Dimana hanya 54% dari pasien fraktur panggul menjalani
operasi dalam waktu 24 jam sejak kedatangan di unit gawat darurat pada tahun 2009,
jumlah tersebut telah meningkat menjadi 73% pada tahun 2014. Karena perbaikan pada
manajemen pasien preoperatif dan pascaoperatif, rata-rata lama rawat inap untuk pasien
fraktur panggul di LGH menurun menjadi 36%: dari 6.7 hari pada tahun 2009 menjadi
Ekokardiogram Preoperatif
melakukan pembedahan pada pasien fraktur panggul secepat mungkin untuk alasan
medis, tim kolaborasi yang berdedikasi dari kardiologi, anestesi, medicine dan
orthopedis membuat algoritme yang ketat untuk memutuskan dengan tepat pasien yang
8
membawa kegunaan ekokardiogram preoperatif turun dari 19% pada tahun 2009
menjadi 9% pada tahun 2012 tanpa peningkatan komplikasi, termasuk mortalitas dalam
rumah sakit.
Transfusi Darah
rawat inap, dan biaya keseluruhan perawatan. Berbagai studi dari protokol transfusi
yang berbeda telah menunjukan bahwa kriteria yang lebih ketat untuk transfusi darah
batas absolut; 8 mg/dL untuk pasien dengan angina unstable, infark miokard, atau syok
Orthopedic Surgeons Clinical Practice Guidelines. Rasio transfusi di LGH pada pasien
fraktur panggul terus menurun dari 55% pada tahun 2010 menjadi 25% pada tahun 2016
Siasat logistik mayor adalah untuk menyatukan semua pasien dengan fraktur panggul
dalam satu unit perawatan (4 North). Staf perawatan menjadi terbiasa dengan nuansa
populasi yang rentan ini, terutama dengan tujuan untuk mengenali dampak yang sulit
dipisahkan namun penting dimana delirium dapat terjadi pada pasien fraktur panggul.
dengan demensia, telah dilaporkan insiden pada pasien fraktur panggul sebesar 35-65%
secara nasional. Hal tersebut dapat menyebabkan tambahan rawat inap 7 hari dan
pemeriksaan delirium yang telah diverifikasi yang diadopsi untuk skrining delirium,
9
bersama dengan pengembangan perlengkapan permintaan yang terstandarisasi untuk
terapi untuk mengurangi durasi delirium. Pekerjaan yang sebenarnya dalam area ini
adalah pencegahan delirium, dan staf perawatan secara meningkat melibatkan anggota
keluarga untuk membantu mengenali tanda-tanda bahaya dan untuk mencegah atau
mendeteksi delirium lebih awal. Rasio delirium pada pasien fraktur panggul di LGH
telah menurun dari 21% pada tahun 2011 menjadi 9.7% pada tahun 2016. Staf
perawatan dari 4 North telah mengajari unit perawatan lain mengenai dampak,
Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri adalah tantangan yang unik pada pasien fraktur panggul karena
beberapa alasan: a) fraktur panggul terjadi mendadak sehingga baik pasien maupun
keluarga tidak memiliki kesempatan untuk bersiap; b) jadwal dan rencana dengan cepat
terganggu; c) pasien mungkin merasa bahwa dirinya menjadi penambah masalah dalam
keluarganya atau orang yang dicintainya, yang melingkupi penderitaan fisik dan
psikologis pasien. Pasien usia lanjut sering tidak mengatakan nyeri, baik dari
peningkatan yang nyata pada ambang nyeri, gangguan kognitif, atau permasalahan
personal. Nyeri yang tidak terkontrol suatu saat dapat menyebabkan delirium,
peningkatan lama rawat inap, dan keengganan untuk mengikuti terapi. Disisi lain,
pasien usia lanjut sering mengalami peningkatan sensitivitas terhadap narkotika, yang
inap, skor nyeri, dan penggunaan narkotika, dan dapat meningkatkan partisipasi terapi,
semua hal tersebut meningkatkan angka keluar rumah sakit. Acetaminophen IV yang
10
pascaoperatif dan permintaan narkotika sangat dikurangi kecuali tingkat nyeri
Terapi Fisik
operatif fraktur panggul. Keuntungan segera dari mobilisasi dari tempat tidur adalah
risiko kerentanan kulit dari nekrosis akibat tekanan, dan mempermudah perawatan
personal. Status penyangga tubuh dapat memberikan efek yang dalam pada mobilisasi
keseluruhan, karena sebagian besar pasien fraktur panggul tidak dapat memenuhi
selanjutnya berbeda terhadap masing-masing pasien, tujuan setelah operasi adalah untuk
mencapai penyangga tubuh sesuai toleransi. Fokus jangka panjang dari terapi pasca
operatif adalah pada gaya berjalan, keseimbangan, dan kekuatan - dengan maksud
Dalam beberapa tahun terakhir, 80% pasien fraktur panggul di LGH telah beranjak dari
tempat tidur sehari setelah pembedahan. Untuk mendorong mobilisasi dini, inisiatif
terbaru telah menganjurkan mereka untuk duduk dipinggir tempat tidur pada waktu
Nutrisi
Status nutrisi pada kebanyakan pasien fraktur panggul kurang dari ideal, yang dapat
fraktur. Gangguan kognitif, keadaan gigi yang buruk, kurangnya nafsu makan, delirium
11
dan demensia dapat memberikan dampak negatif pada nutrisi pasca operatif. Intake
kalori yang adekuat dan kontrol glukosa darah yang tepat adalah sangat penting untuk
penyembuhan luka yang baik, yang berkebalikan dengan infeksi luka pasca operatif.
Ahli gizi dan perawat bersama-sama mempelopori sebuah inisiatif melalui GFP yang
teknik kreatif, suplemen oral telah menjadi standar baik dalam diet maupun pengobatan,
LGH.
Tempat rawat jalan pasien fraktur panggul di LGH bervariasi selama beberapa tahun
rehabilitasi rawat inap, dan 6% hidup mandiri. Belakangan ini, GFP di LGH telah
menjadi bagian dari inisiatif kolaborasi untuk memperbaiki perawatan pasien fraktur
panggul setelah pasien keluar rumah sakit. LGH telah bekerjasama dengan 10 area SNF
pengobatan, nutrisi, terapi, dan kontrol nyeri. Salah satu tujuan adalah untuk
mengurangi lama rawat inap di SNF dengan usaha menurunkan pembiayaan secara
27% biaya fraktur panggul berhubungan dengan rawat inap pasien akut, sementara
sisanya datang dari menangani pasien tersebut setelah keluar rumah sakit. Dengan
pertumbuhan masalah pada populasi yang menua dan biaya perawatan kesehatan terkait,
12
Meskipun risiko fraktur non-panggul jelas meningkat dengan usia, puncak insidennya
lebih awal. Fraktur lengan, misalnya, puncaknya pada dekade ke-enam, dimana fraktur
panggul cenderung terjadi pada dekade ke-delapan. Diagnosis dan terapi osteoporosis
yang tepat setelah terjadi peringatan oleh dampak kecil fraktur dapat memberikan
panggul yang mengancam lainnya. GFP di LGH saat ini bekerja dengan wakil dari
departemen radiologi untuk mendapatkan surat automatis yang dibuat berdasarkan hasil
semua X-ray yang dilakukan pada sistem LGH. Hal ini memberikan potensi untuk
menjangkau sejumlah besar pasien yang mungkin tidak mendapat edukasi mengenai
osteoporosis.
Terapi osteoporosis pada pasien geriatrik dengan fraktur panggul masih menjadi
tantangan untuk GFP. Karena pasien tersebar diberbagai jaringan perawatan pasca-akut,
banyak dengan dokter layanan primer baru, dan karena penggunaan sumber daya saat
ini fokus pada pemulihan dan rehabilitasi, diagnosis dan terapi osteoporosis sering
diabaikan. Area ini akan tetap menjadi area aktif terhadap perkembangan untuk GFP
dimasa mendatang.
13