Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH

“IDENTITAS NASIONAL”

Disusun Oleh :

Ilham Prastyo (05.2016.1.01113)


Rizal Rachman (05.2016.1.01122)
Rizky Iqiyat Illah (05.2016.1.01125)
Gerson Garcia (05.2016.1.01129)
Mercia Pascoela (05.2016.1.01130)

Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan


Teknik Perkapalan
ITATS
2018

Mata Kuliah: Kewarganegaraan


Dosen pengampuh : Heru Pragolo, S.H., M.B.A.
KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Rasa terima kasih juga kami panjatkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, tidak terkecuali kepada Dosen Pengampuh
mata kuliah Kewarganegaraan, yang telah bersedia untuk membimbing. Lalu kepada
teman-teman yang telah membantu menuangkan refrensi untuk kelancaran pembuatan
makalah ini.

Makalah ini mengulas mengenai Identitas Nasional. Sebelum memasuki


penjelasan yang lebih jauh mengenai perihal tersebut, Makalah ini kami tuliskan
bertujuan untuk memahami konsep Identitas Nasional. Harapannya makalah ini sudi
untuk di baca dan bisa berguna bagi kawan – kawan yang ingin menambah wawasan
dalam perihal Identitas Nasional.

Sekian dari kami, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penjelasan, kami
mohon maaf sebesar – besarnya.

Surabaya, 11 Maret 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3 . Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Definisi Identitas Nasional

2.2. Unsur Unsur Identitas Nasional

2.3. Komponen Identitas Nasional

2.4. Fungsi Identitas Nasional

2.5. Jenis Jenis Identitas Nasional

2.6. Faktor – Faktor Pembentuk Identitas Nasional

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya
berbeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu
Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya
berbeda dari Negara-negara lainnya. Pengertian identitas menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati diri. Disini yang
dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas
dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana
mereka dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan
besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era
globalisasi seperti saat ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang
ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia
menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi dapat
berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut
mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain.
Jangan sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain,
sehingga kita terlena dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk
melupakan dan tidak mau mengenal identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai
generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah mengenal dan mengetahui apa saja
identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya banyak generasi muda
Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari
identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri. Seringkali kita marah ketika aset
identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya
kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk
mengembangkan dan mengoptimalkannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang apa yang
dimaksud dengan definisi identitas nasional, apa saja komponen dari identitas nasional,
apa fungsi dari identitas nasional dan Jenis-jenis dari identitas nasional. Yang
diharapkan dapat bermanfaat untuk kita semua dalam memahami, mengoptimalkan dan
melestarikan identitas nasional bangsa kita yaitu Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, terdapat poin-poin penting
untuk kita bisa mengenal tentang identitas nasional Indonesia, yang antara lain yaitu :
1. Apa pengertian dari definisi identitas nasional?
2. Apa saja macam komponen dari identitas nasional?
3. Apa saja jenis-jenis dari identitas nasional?
4. Apa fungsi dari identitas nasional?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca mampu untuk mengetahui dan
mengimplementasikan secara riil di kehidupan sehari - hari mengenai Identitas Nasional
dalam berbangsa yang berkarakter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Identitas Nasional

Kata Identitas berasal dari kata “Identity”, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-
ciri, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain.

Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan
tujuan. Himpunan kelompokinilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan
dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional.

Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh


dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun
dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.

Hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan
kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan
atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam
tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai
budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka
yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional
merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

maka, Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah
dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hokum / perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Identitas Nasional merupakan salah satu bentuk dari identitas
sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan penilaian yang positif dari individu
terhadap bangsa dan negaranya.
2.2. Unsur – Unsur Identitas Nasional
Berbicara mengenai unsur-unsur identitas nasional, maka identitas nasional
Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan
gabungan unsur unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi :

(1) Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek
bahasa.

(2) Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama).
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik,
kristen, hindu, budha dan kong hu cu.

(3) Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat
atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukung utntuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

(4) Kebudayaan Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas
nasional. Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara
arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi antarmanusia.

Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi
tiga bagian yaitu :

(1) Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara
dan ideologi negara.

(2) Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-
undangannya. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera
negara Indonesia, lambang negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu
Indonesia Raya.

(3) Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam
suku, budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan.
Maka, didapatkan Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat
dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri),
kesamaan sejarah, sistim hukum / perundang undangan, hak dan kewajiban serta
pembagian kerja berdasarkan profesi. Identitas Nasional merupakan salah satu bentuk
dari identitas sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan penilaian yang
positif dari individu terhadap bangsa dan negaranya.

2.3. Komponen Identitas Nasional


Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga
komponen dalam identitas sosial, yaitu cognitive component (self
categorization), evaluative component (group self esteem), dan emotional
component (affective component).

a. Cognitive component (Self categorization)


Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok. Individu
mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan
kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan kelompoknya.
Komponen ini juga berhubungan dengan self stereotyping yang menghasilkan identitas
pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya. Self
stereotyping dapat memunculkan perilaku kelompok (Hogg, 1988)

b. Evaluative component (group self esteem)


Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap
keanggotaannya dalam kelompok. Evaluative component ini menekankan pada nilai-
nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya.

c. Emotional component (affective component)


Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok. Emotional
component ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang
dimiliki individu terhadap kelompoknya (affective commitment). Komitmen afektif
cenderung lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara positif karena kelompok
lebih berkontribusi terhadap social identity yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan
keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun kelompoknya
diberikan karakteristik negatif.
2.4. Fungsi Identitas Nasional

Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut
akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu
dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.

2.5. Jenis – Jenis Identitas Nasional


A. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang
digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami
kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

B. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih


Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera
Negara, adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang
disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk
empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian
atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya
berukuran sama.

C. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya


Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama
kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28
Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran
pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu
“Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa
koloni.
D. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

E. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda
tetapi tetap satu”.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari
sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena
mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

F. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945


Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie
secara harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang
dasar. Ditinjau dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai
lembaga atau kumpulan asas-asa yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi
anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep trias politika, kekuasaan
dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

G. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat


Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Dengan demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti
pemerintahan yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman
Yunani oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan
kratein (memerintah) atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung
pengertian pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui
perjanjian masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan
haknya kepada untuk kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas
dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan atau
melalui pemilihan umum. Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak
sipil kepada warganya.

H. Konsepsi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan
nasional.

G. Kebudayaan Nasional
Gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan
budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu
Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara
tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat
menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang
bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga
tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut.

2.6. Faktor – Faktor Pembentuk Identitas Nasional


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa
Indonesia, meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Surbakti, 1999).

A. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah,
bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk
negara-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama,
tetapi juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-
citakan. Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin
terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain yang lebih menonjol),
namun kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru
(negara bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
B. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang
kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.

C. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh
masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini
menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang
pemimpin, dan ia dianggap sebagai “penyambung lidah” masyarakat.

D. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman
masa lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya
melahirkan solidaritas (sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan
tujuan yang sama antar kelompok suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang
sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka sebagai bangsa, sebab
dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.

E. Bhinneka Tunggal Ika


Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor
yang dapat membentuk bangsa-negara. Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan
warga masyarakat untuk bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau
pemerintahan walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama
yang berbeda.

F. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan
semakin bervarariasi kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling
bergantung di antara berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin kuat suasana saling bergantung antar
anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, maka semakin besar pula
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
G. Kelembagaan
Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan
politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidak-tidaknya
terdapat dua sumbangan birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses
pembentukan bangsa, yakni mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi
pemerintah dengan berbagai kepentingan di kalangan penduduk sehingga tersusun
suatu kepentingan nasional, watak kerja, dan pelayanannya yang bersifat impersonal;
tidak saling membedakan untuk melayani warga negara. Angkatan bersenjata
berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan mempertahankan keutuhan
wilayah dan persatuan bangsa, personilnya direkrut dari berbagai etnis dan golongan
dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan
profesi. Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga
komponen dalam identitas sosial, yaitu:
- cognitive component (self categorization),
- evaluative component (group self esteem),
- emotional component (affective component).
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
(1) Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut
akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa,
(2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu
dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa,
(3) Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu:
(1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia;
(2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih;
(3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya;
(4) Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila;
(5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika;
(6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945;
(7) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat;
(8) Konsepsi Wawasan Nusantara;
(9) Kebudayaan Nasional.
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa
Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan
3.2. Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan komponen-komponen
yang menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki
bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai
warga Negara juga harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam identitas
nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA
 Anonym. (-). KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD 1945.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29865/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada : 10 Maret 2018. Pukul : 11.47 WIB.
 Astikarhy. (-). Identitas Nasional.
http://www.slideshare.net/astikarhy/identitas-nasional-15693885.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2018. Pukul 11.00 WIB.
 Hayati, K. (2014). BAB II Landasan Teori.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42405/3/ChapterII.pdf.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2018. Pukul 14.15 WIB.
 Heychael, Muhamad. (2012). Identitas Nasional dalam Buku Sejarah untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP). http://lib.ui.ac.id.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2018. Pukul 14.30 WIB.
 Nugroho, Hening. (2012). Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan
Bahasa Negara.
http://www.kompasiana.com/heningnugroho/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-
persatuan-dan-bahasa-negara_5517fca2a33311bc06b66430.
Diakses pada tanggal 11 Maret 2018. Pukul 11.00 WIB.
 Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan
Tinggi), Cetakan II. Yogyakarta: UNY Press.
 Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul : Cerdas, Kritis, Dan
Aktif Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi).
Penerbit ERLANGGA : Jakarta

Вам также может понравиться