Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dalam penelitian ini, penulis membandingkan penggunaan koagulan Alum Sulfat dan Poli
Aluminium Klorida (PCL). Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, pH
meter, spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer AAS, neraca analitik dan lain-lain. Bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas dua kelompok yaitu bahan-bahan untuk
analisis dan kegiatan penelitian. Bahan-bahan untuk analisis terdiri atas bahan kimia yang
berkualitas proanalysis (p.a) seperti Asam Sulfat, Asam Nitrat, Asam Klorida, NaOH, dan garam-
garam Kalium Bikromat, Mangan Sulfat, Nessler, Brucin Sulfat, Alum Sulfat dan Ferro Sulfat
serta logam-logam stan- dar seperti Besi, Mangan dan Krom. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan untuk penelitian terdiri atas limbah laboratorium, Alum sulfat (Tawas), dan Poli
Aluminium Klorida (PAC).
Adapun parameter-parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu : TDS (mengacu pada SNI.06-
6989.27- 2004.), Kadar Fe (dan mengacu pada SNI.06.6989.4-2004), Kadar Mn (mengacu pada
SNI 06-6989.5.2004), NH3 ( mengacu pada SNI.06-2478-1991), Total Cr (mengacu pada SNI 06-
699.17-2004), dan pH (mengacu pada SNI.06-6989.11-2004). Adapun tahap penelitian yang
dilakukan yaitu pertama pengujian karakteristik awal limbah, kemudian dilanjutkan dengan uji
untuk menentukan konsentrasi optimum koagulan yang digunakan dengan variasi konsentrasi
masing-masing berkisar antara 0,5 gr/L s/d 10 gr/L dan dengan variasi pengadukan cepat dan
pengadukan lambat.
Pada reduksi TDS, diperoleh hasil bahwa alum tawas memiliki efektifitas pengolahan yang
lebih besar disbandingkan dengan PAC diihat dari nilai optimum persen penyisihan dari kedua
koagulan ini. pada awal waktu kontak hingga nilai optimum grafik menunjukan adanya
peningkatan hal ini dikarenakan dalam prosesnya selalu terjadi tumbukan dengan partikel limbah.
Semakin banyak tumbukan yang terjadi maka koagulan semakin banyak mengikat partikel limbah
sehingga stabilitasnya menurun dan muatannya ternetralisasi sehingga cenderung membentuk flok
dan mengendap. Setelah mencapai waktu optimum diketahui nilai ammonia masih tinggi hal ini
dikarenakan sudah netralisasi muatan antara koagulan dan limbah namun tumbukan antar partikel
koagulan tetap terjadi sehingga koagulan justru tidak dapat mengikat limbah. Penurunan kadar Fe
menggunakan koagulan alum sulfat diperoleh hasil dimana efektivitasnya mencapai 85-100%
dengan efektifitas tertinggi pada kadar 1 gr/L sedangkan dengan PAC diperoleh efektifitas 82 %
pada konsentras 4 g/L. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alum sulfat lebih unggul
dibandingkan PAC namun pada penggunaannya alum sulfat cenderung kurang stabil karena
presentasi penurunannya selalu menurun. Pada penurunan kadar Cr, diketahui nilai optimum kadar
penurunan Cr menggunakan alum sulfat adalah sekita 98 % pada konsentrasi 1 gr/L sedangkan
PAC yaitu 70% pada 4 gr/L. Namun pada penggunaan alum sulfat, pada konsentrasi lebih dari 1
gr/L persentase penurunan terus menurun sedangkan pada PAC setelah konsentrasi optimum
persentase penurunan tetap stabil. Hal ini menunjukkan alum sulfat tidak cocok digunakan dalam
konsentrasi terlalu tinggi dalam mereduksi logam Fe. Hasil yang sama juga menunjukan
perbandingan efektivitas antara alum sulfat dengan PAC dalam mereduksi logam Cr. Dalam
mereduksi logam Mn, efektivitas kedua koagulan hampir sama, yaitu baik pada konsentrasi rendah
namun dalam hal ini efektivitas Alum sulfat lebih baik yaitu 60% sedangkan PAC yaitu 58% pada
konsentrasi yang sama 0,5 gr/L. Ketika melebihi konsentrasi tersebut keduanya sama-sama
mengalami penurunan dengan nilai efektivitas yang sama. Kemampuan PAC dalam mereduksi
amoniak jauh lebih baik dibandingkan alum sulfat, hal ini dilihat dari efektivitas optimumnya
sebesar 62% pada 4 gr/L, sedangkan alum sulfat efektivitasnya hanya sebesar 25% pada
konsentrasi 1 gr/L dan setelah itu efektivitasnya terus menurun. Dalam meningkatkan nilai pH
baik koagulan alum sulfat maupun PAC sama-sama memberikan hasil yang bagus. Dapat
disimpulkan bahwa alum tawas merupakan koagulan terbaik namun penggunaanya tidak dalam
konsentrasi yang terlalu tinggi.
TUGAS PRINSIP DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
RESUME JURNAL
“Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan
Poli Aluminium Klorida (PAC)”
Disusun Oleh :
Ni Made Armita Dewi
1508105009