Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
PEMBAHASAN
Syarat sah perjanjian jual beli secara umum ditentukan dalam KUHP, khusunya
Pasal 1320 diantaranya :
Pengalihan Bentuk Dokumen dan Legalisasi Pasal 12 ayat 1 dan Pasal 15 ayat
1 dan 2 yang isinya berturut-turut. Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam
mikrofilm atau media lainnya.
Dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti yang sah.
Apabila dianggap perlu dalam hal tertentu dan untuk keperluan tertentu dapat
dilakukan legalisasi terhadap hasil cetak dokumen perusahaan yang telah dimuat
dalam mikrofilm atau media lainnya.
Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak,
produsen, dan produk yang ditawarkan.
Pasal 10
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat
disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. Ketentuan mengenai
pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat
para pihak. Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku
bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya. Jika para pihak tidak
melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik internasional, hukum yang
berlaku didasarkan pada asa Hukum Perdata Internasional. Para pihak memiliki
kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau lembaga
penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa
yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya. Jika
para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa
alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari
transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional.
Pasal 20
Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat
penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.
Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.
Pasal 21
Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui
pihak yang dikuasakan olehnya , atau melalui Agen Elektronik. Pihak yang
bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
Jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
Pasal 22
Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen
Elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan
perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 23
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apapun.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik .
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 46
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 600.000.000,00( enam ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp700.000.000,00( tujuh ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Selain mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet
& Transaksi Elektronika di atas, ada beberapa peraturan atau perundangan yang
mengikat dan dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam kegiatan bisnis e-
commerce, diantaranya adalah :
E-Commerce telah memenuhi syarat syah perjanjian (1320 KUH Perdata), namun
masih ada celah hukum yakni pada syarat “kesepakatan” rentan adanya unsur
penipuan dan “kecakapan” ini sulit diketahui, dan untuk pembuktiannya
menggunakan alat bukti berupa “print out” dengan mendasarkan pada 1866 KUH
Perdata, 164 HIR jo pasal 15 UU N0. 8 / 1997 tentang Dokumen Perusahaan
Sebelum Cyberlaw terwujud, maka peraturan perundangan lain yang terkait dengan
internet / e-commerce dapat digunakan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan
hukum yang timbul. Ada beberapa peraturan perundangan yang terkait antara lain:
1. UU larangan parktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat No.5/ 1999 UU,
2. Perlindungan Konsumen No. 8/ 1999,
3. UU Telekomunikasi No. 36/ 1999,
4. UU Hak Cipta No.12/ 1997,
5. UU Merek No. 15/ 2001,
6. UU Dokumen Perusahaan No. 8/ 1997 (pasal 15) jo Peraturan Pemerintah
No.88/1999 tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan, SEMA
No.39/TU/88/102/Pid,
7. RUU Pemanfaatan Tehnologi Informasi (RUU PTI).
(Ramanda, 2013)
3. Asas keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material maupun spiritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan
kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa
yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hukum
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum
dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta
Negara menjamin kepastian hukum.
2.7 Sanksi-sanksi
2.7.1 Sanksi Perdata
Ganti rugi dalam bentuk :
Pengembalian uang
Penggantian barang
Perawatsan keehatan, dan/atau
Pemberian santunan
Ganti rugi diberikan dalam tenggang waktu 7 hari setelah tanggal transaksi
Sakti (2014:163) Terdapat dua hal yang perlu menjadi kerangka perpajakan
dalam e-commerce. Pertama, perlu adanya pengkajian aspek hukum dalam e-
commerce. Terutama mencermati peraturan yang ada sekarang apakah dapat
diterapkan dalam e-commerce. Kedua adalah menyiapkan mekanisme untuk
melakukan pengawasan terhadap kepatuhan perpajakan terkait kegiatan bisnis yang
diadakan secara online. Tingkat kepatuhan yang rendah terjadi karena
ketidaktahuan aspek perpajakan dan juga karena memang sengaja untuk tidak patuh
dikarenakan tidak adanya pengawasan.
Berikut ini merupakan data yang disarikan dari majalah tentang perkembangan
ecommerce :
a. Jumlah transaksi di toko online pada tahun 2011 mencapai 1.6 Triliun
dengan jumlah pengunjung 600ribu per bulan.
b. Dari sekitar 55 juta pengguna internet, 57% diantaranya menggunakan
bisnis online.
c. Jual beli online tumbuh 100% pada tahun 2011 dengan jumlah 12.5 juta
pengguna yang melakukan transaksi ecommerce.
Pajak e-commerce online retail menjadi salah satu dari empat model bisnis
yang dikenakan pajak e-commerce. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor SE/62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan
Atas Transaksi e-Commerce.
Terbitnya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIV oleh pemerintah yang di
antaranya memuat kebijakan pajak e-commerce, menegaskan ketentuan atas objek
pajak start up e-commerce. Untuk mengakomodasi kebutuhan pelaku bisnis e-
commerce dan start up, maka OnlinePajak menjadi satu-satunya aplikasi pajak
yang dapat menyediakan API pajak e-commerce. Berikut ini pemaparan
selengkapnya.
Berikut ini adalah ketentuan atas objek pajak, subjek pajak, dasar hukum,
tarif, pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan e-Commerce Online Retail :
Objek Pajak
Subjek Pajak
Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, Pasal 21, Pasal 22, Pasal
23, dan Pasal 26 Undang-Undang PPh.
Tarif
Pemotongan/Pemungutan PPh
Apabila pembeli barang atau pengguna jasa adalah Wajib Pajak Orang
Pribadi atau Badan yang ditunjuk sebagai pemotong/pemungut PPh, maka
pembeli barang atau pengguna jasa tersebut wajib melakukan
pemotongan/pemungutan PPh dengan tarif dan tata cara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Berikut ini adalah ketentuan atas objek pajak, subjek pajak, dasar hukum,
tarif, pemotongan/pemungutan Pajak Perambahan Nilai (PPN) e-Commerce
Online Retail :
Objek Pajak
ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP.
DPP
Dasar hukum
Pasal 1, Pasal 4 ayat (1), Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 13
Undang-Undang PPN; dan
Pasal 6, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 17 Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2012.
Saat penyerahan BKP dan/atau JKP untuk transaksi cash on delivery; atau
Saat pembayaran diterima oleh Penyelenggara Online Retail atas pembelian BKP
dan/atau JKP untuk transaksi non-cash on delivery.
Saat Pembuatan
Faktur Pajak
Pengurangan pajak bagi investor lokal yang berinvestasi pada perusahaan start
up.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Ada 3 pasal yang dilanggar Lazada yaitu Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 16.
Isi dari pasal 9 adalah pelaku usaha dilarang menawarkan, memproduksikan atau
mengiklankan suatu barang dan jasa secara tidak benar, atau seolah olah barang
tersebut telah memenuhi potongan harga, harga khusus, standar mutu, barang
tersebut dalam keadaan baik, barang dan jasa tersebut telah mendapatkan sponsor
atau persetujuan, menggunakan kata kata berlebihan seperti, aman, murah serta
menawarkan sesuatu yang belum pasti.
Isi dari pasal 10 adalah pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang
ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, atau
membuat pernyataan tidak benar atau menyesatkan mengenai harga atau tarif,
kegunaan suatu barang, tawaran potongan harga dan hadiah yang menarik.
Dan isi pasal 16 adalah pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa melalui
pesanan dilarang untuk tidak menepati pesanan atau kesepakatan waktu
penyelesaian dan tidak menepati janji.
"Indonesia adalah negara hukum dan jika ada yang melanggar ada sanksinya," ujar
dia.
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud pasal 16,
dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta.
Achmad membeli 1 unit sepeda motor honda vario dan 3 unit sepeda motor Honda
Revo pada 12 Desember 2015 di Lazada, 3 unit Honda Revo dibeli dengan harga
masing masing Rp 500 ribu dengan total Rp 1.500.000, sementara Honda Revo
dibeli dengan harga Rp 2.700.000 untuk pembelian cash on the road, harga pada
situs Lazada adalah harga sepeda motor secara cash on the road bukan kredit, dan
angka tersebut bukan angka uang muka, dan Achmad mengira harga murah bagian
dari promosi gila gilaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), dan ia sudah
melakukan pembayaran transfer melalui ATM BCA, transaksi sah dan dikonfirmasi
Lazada.
Pada 14 Desember 2015, Achmad kembali membuka situs Lazada dengan tampilan
sama namun sudah ada bagian tambahan bahwa harga motor sudah merupakan
harga kredit, di tanggal yang sama, ia ditelepon pihak Honda Angsana yang
merupakan tenant sepeda motor Lazada, staf Angsana menanyakan apakah sepeda
motor dibeli secara kredit, Achmad menjelaskan sepeda motor dibeli secara cash
on the road, pihak Angsana menelepon hingga dua kali.
Dua hari kemudian, Achmad mengecek status transaksi di Lazada dan ia terkejut
karena transaksi yang dikonfirmasi dan tinggal menunggu pengiriman ternyata
berubah menjadi ditolak dan ditutup oleh Lazada. Secara sepihak Lazada
memproses refund dengan memberikan voucher belanja sesuai jumlah uang yang
dibelanjakan untuk membeli 4 unit sepeda motor dan mengganti dana dengan 2
voucher sebesar Rp 4,2 juta.
Achmad mengaku kecewa, karena voucher tidak bisa diuangkan, sebagai konsumen
ia meminta Lazada meminta maaf, dan sebagai perusahaan besar tidak selayaknya
memperlakukan konsumen dengan tidak terhormat.
Sakti, Nufransa Wira. 2014. Buku Pintar Pajak E-commerce dari Mendaftar
Sampai Membayar. Jakarta: PT. Visimedia
Sukandar, Dadang. 2017. Panduan membuat kontrak bisnis. Jakarta: PT. Visimedia
Pustaka