Вы находитесь на странице: 1из 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial” ini. Tak lupa shalawat dan salam kita hanturkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai junjungan kita. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah
pengantar kesehatan masyarakat yang sedang diikuti oleh penyusun dalam perkuliahan di
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Penyusun juga ingin berterima kasih kepada dosen mata kuliah pengantar kesehatan
masyarakat ini atas bimbingannya. Namun, penyusun menyadari bahwa masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran pembaca sangat diperlukan guna
melengkapi makalah ini. Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Ungaran, Mei 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
2. Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian BPJS ..................................................................................................... 3
1.1 Pembentukan BPJS .......................................................................................... .3
2. Jenis – Jenis BPJS .................................................................................................. 4
2.1 BPJS Kesehataan.............................................................................................. .4
2.2 BPJS Ketenagakerjaan ..................................................................................... .6
3. Iuran ....................................................................................................................... 8
4. Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS Kesehatan ........................ 9
4.1 Fungsi BPJS ..................................................................................................... 9
4.2 Tugas BPJS ...................................................................................................... 9
4.3 Wewenang BPJS ............................................................................................. .10
4.4 Kewajiban BPJS.............................................................................................. 10
4.5 Hak BPJS. ....................................................................................................... 12
5. Kelebihan dan Kekurang BPJS ............................................................................. 12
5.1 Kelebihan BPJS............................................................................................... 12
5.2 Kekurangan BPJS ........................................................................................... .12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada tanggal 1 Januari 2014 BPJS Kesehatan telah menyelenggarakan Program
Jaminan Kesehatan. Bagi Tenaga Kerja yang mengikuti program JPK (Jaminan
Pemelihara Kesehatan) PT Jamsostek (Persero) akan dialihkan ke BPJS Kesehatan.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan
diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014.
Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).
BPJS Kesehatan akan memberikan manfaat perlindungan sesuai dengan hak dan
ketentuan yang berlaku. Hak dapat diperoleh setelah perusahaan dan tenaga kerja
menyelesaikan kewajiban untuk membayar iuran.
Dalam pelaksanaan BPJS, masih ditemukan banyak masalah yang
menyebabkan munculnya keluhan-keluhan dari masyarakat diantaranya: proses
registrasi yang rumit, pelayanan yang kurang memuaskan, ruang perawatan yang
tidak sesuai dengan jenis iuran BPJS, dan masih banyak lainnya. Hal ini disebabkan
karena kurangnya persiapan dalam pelaksanaan BPJS. Tidak hanya itu, banyak dari
pihak masyarakat yang belum tahu prosedur registrasi dan cara kerja BPJS. Untuk itu,
kita perlu mengenal BPJS lebih dalam agar kita tidak hanya terikut dengan keluhan-
keluhan yang ada tetapi juga bisa ikut membantu menyelesaikan masalah
secara bersama. Melihat masih banyaknya masalah BPJS yang belum diketahui
penyebabnya maka dalam makalah ini penyusun tertarik untuk membahas pengenalan
terhadap BPJS, bagaimana struktur organisasinya dan lain-lain. Karena untuk masuk
dan ikut dalam sebuah program pemerintah maupun program-program lainnya
setidaknya kita sudah mengetahui mengenai cara kerja program tersebut.

1
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian BPJS
2. Untuk mengetahui Pembentukan BPJS
3. Untuk mengetahui Jenis – Jenis BPJS
4. Untuk mengetahui Iuran BPJS
5. Untuk mengetahui Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS
6. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan BPJS

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian BPJS
BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan
sosial yang sekarang telah berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan
penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan sosial. (Asih Eka
Putri,2014:7)
BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial. (Kementrian Kesehatan RI,2013:2)
Jadi dapat disimpulkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
badan hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial.
Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa BPJS
merupakan badan hukum publik, yaitu:
1. Cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan
konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (Negara) dengan
Undang-undang.
2. Lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum
tersebut pada umumnya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang
sama dengan publik.
3. Wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan
diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang
mengikat umum. (Asih Eka Putri,2014:7)

1.1 Pembentukan BPJS


UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Pembentukan dan pengoperasian BPJS melalui serangkaian tahapan, yaitu:
1. Pengundangan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN pada 19 Oktober 2004

3
2. Pembacaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 007/PUU- III/2005
pada 31 Agustus 2005
3. Pengundangan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS pada 25 November 2011
4. Pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek pada 1 Januari 2014
5. Pengoperasian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari
2014.
Rangkaian kronologis di atas terbagi atas dua kelompok peristiwa. Peristiwa
pertama adalah pembentukan dasar hukum BPJS yang mencakup pengundangan UU
SJSN, pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi dan pengundangan UU BPJS.
Peristiwa kedua adalah transformasi badan penyelenggara jaminan sosial dari badan
hukum persero menjadi badan hukum publik (BPJS). Transformasi meliputi pembubaran
PT Askes dan PT Jamsostek tanpa likuidasi dan diikuti dengan pengoperasian BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Komisaris dan Direksi PT Askes serta Komisaris dan Direksi PT Jamsostek
bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan transformasi dan pendirian serta
pengoperasikan BPJS. Di masa peralihan, keduanya. (Putri Asih Eka,2014:11)

2. Jenis – Jenis BPJS


BPJS dibedakan menjadi 2 kelompok, antara lain:
2.1 BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan
hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. (Asih Eka Putri,2014:14)
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungna kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
perlindungan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiapa orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.(Kementrian Kesehatan RI,2013:5)
BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang diberikan oleh pemerintah
untuk memperoleh perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Semua
penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS

4
termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 bulan diIndonesia dan telah
membayar iuran.
Peserta BPJS kesehatan ada 2 kelompok, yaitu:
1. PBI Jaminan Kesehatan
PBI (Penerima Bantuan Iuran) Adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir
miskin dan orang yang tidak mampu sebagiamana diamanatkan UU SJSN (Sistem
Jaminan Sosial Nasional) yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program
jaminan kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah
dan diatur melalui peraturan pemerintah.Yang berhak menjadi peserta PBI lainnya
adalah yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu.(Kementrian Kesehatan
RI,2013:7-9)
2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan.
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang bekerja kepada pemberi kerja dengan menerima gaji
atau upah.Pekerja penerima upah terdiri atas:
1. Pegawai negeri sipil
2. Anggota TNI
3. Anggota Polri
4. Pejabat negara
5. Pegawai pemerintah non pegawai negeri
6. Pegawai swasta
7. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, terdiri atas :
1. Pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri
2. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran jaminan
kesehatan, terdiri atas:
1. Investor

5
2. Pemberi kerja
3. Penerima pensiun
4. Veteran
5. Perintis kemerdekaan
6. Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah.
Orang yang dimaksud denga anggota keluarga adalah
a. Satu orang istri atau suami yang sah dari peserta
b. Anak kandung, anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan
kriteria :
1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri
2. Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih
melanjutkan pendidikan formal
Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan
paling banyak 5 orang. Apabila peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari
5 orang termasuk peserta, dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang lain dengan
membayar iuaran tambahan.
Semua penduduk Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena
kepesertaan BPJS kesehatan bersifat wajib, meskipun yang bersangkutan sudah memiliki
jaminan kesehatan lain.
Apabila kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan maka ketika sakit dan harus
berobat atau dirawat semua biaya yang timbul harus dibayar sendiri dan kemungkinan
bisa sangat mahal diluar kemampuan kita. (Kementrian Kesehatan RI,2013:13-26)

2.2 BPJS Ketenagakerjaan


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)
adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun
dan jaminan kematian. (Asih Eka Putri2014:17).
1. Jaminan Hari Tua
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan sebagai

6
pengganti atas hilangnya penghasilan tenaga kerja akibat meninggal dunia, cacat
total tetap, atau mencapai usia tua (55 Tahun) dan penyelenggaraannya dengan
sistem tabungan hari tua yang besarnya merupakan akumulasi iuran ditambah
hasil pengembangannya.
Sebelum mengajukan klaim Jaminan Hari Tua, pastikan Anda memenuhi salah
satu kriteria - kriteria dibawah ini:
1. Mencapai usia 55 Tahun, atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
2. Pergi ke luar negeri dan tidak kembali
3. Menjadi PNS/TNI/POLRI
Selain mendapatkan tabungan di program Jaminan Hari Tua, Anda juga
mendapatkan manfaat berupa pembiayaan kepemilikan perumahan berupa fasilitas
Pinjaman Uang Muka Perumahan (rumah tapak dan rumah susun), Kredit Pemilikan
Rumah (rumah tapak dan rumah susun), rusunawa dan pinjaman renovasi
perumahan.
Manfaat JHT untuk PUMP dan KPR dapat diambil apabila masa kepesertaan
Anda minimal 10 tahun dengan besaran maksimal 30%. Apabila masa kepesertaan
Anda dibawah 10 tahun, manfaat JHT yang didapat berupa PUMP dengan
mekanisme subsidi bunga dari hasil pengembangan investasi (deposito khusus).
Pengambilan manfaat sebagian setelah kepesertaan 10 tahun adalah sebesar 10%
tanpa mengambil manfaat kepemilikan perumahan.
2. Jaminan Kematian
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang
diperuntukkan bagi ahli waris peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang
meninggal bukan akibat kecelakaan kerja. Program ini merupakan
perlindungan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk
biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Daftarkan nama ahli waris
Anda yang berhak ke BPJS ketenagakerjaan secara akurat.
3. Jaminan Kecelakaan Kerja
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan untuk
memberikan penggantian pendapatan berupa santunan dan kompensasi,
pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami

7
kecelakaan kerja mulai dari saat berangkat kerja, didalam lingkungan kerja,
sampai tiba kembali ke rumah atau menderita penyakit akibat kerja.
4. Jaminan Pensiun
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ketika
tenaga kerja memasuki usia tua, mengalami cacat total tetap atau kepada ahli
waris bagi peserta yang meninggal dunia untuk mengganti pendapatan bulanan
serta memastikan kehidupan dasar yang layak. Daftarkan nama ahli waris Anda
yang berhak ke BPJS Ketenagakerjaan secara akurat.
Penerima manfaat pensiun terdiri dari :
a. Peserta
b. 1 (satu) orang istri atau suami yang sah menurut peraturan perundang-
undangan di Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Paling banyak 2 (dua) orang anak yaitu anak kandung, anak tiri, atau anak
angkat yang sah; dan
d. 1 (satu) orang tua terdiri dari ayah kandung, ibu kandung, ayah tiri, ibu
tiri, ayah angkat, atau ibu angkat.
Manfaat Jaminan Pensiun akan di berikan secara berkala setelah Anda
mencapai masa iuran minimal 180 bulan atau setara dengan 5 tahun. Apabila
masa iuran belum mencapai 180 bulan, maka Anda akan mendapatkan
manfaat jaminan Pensiun secara Lumsum yaitu akumulasi iuran di tambah
dengan hasil pengembangan.

3. Iuran
Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh
peserta, pemberi kerja dan atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan. Iuran
jaminan kesehatan yang sudah disepakati di tingkat pokja yang harus diputuskan lagi oleh
pemerintah bagi anggota keluarga tambahan dari peserta pekerja bukan penerima upah
dan peserta bukan pekerja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari lima orang
termasuk peserta. (Putri Asih Eka,2014:44). Adapun ketentuannya:
1. Sebesar Rp.22.200,- perorang perbulan, bagi peserta yang menghendaki pelayanan
diruang perawatan kelas III.

8
2. Sebesar Rp.40.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan
diruang perawatan kelas II
3. Sebesar Rp.50.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan
diruang perawatan kelas I
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta
yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat
tanggal 10 kepada BPJS kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran
dibayarkan pada hari kerja berikutnya.(Kementrian Kesehatan RI,2013:44-48)

4. Fungsi,Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS Kesehan


4.1 Fungsi
UU BPJS menentukan bahwa, “BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.” Jaminan kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas,
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. (Asih Eka
Putri,2014:20)
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 (empat)
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun,
dan jaminan kematian.
4.2 Tugas
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial;
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat. (Asih Eka Putri,2014:20)

9
4.3 Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas BPJS berwenang:
1. Menagih pembayaran iuran;
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai;
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program
jaminan sosial.
Kewenangan menagih pembayaran iuran dalam arti meminta pembayaran dalam
hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan
melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang
diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.
(Asih Eka Putri,2014:21)
4.4 Kewajiban
UU BPJS menentukan bahwa untuk melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban
untuk:
1. Memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta. Yang dimaksud dengan
”nomor identitas tunggal” adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh
BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan

10
kewajiban setiap peserta. Nomor identitas tunggal berlaku untuk semua program
jaminan sosial;
2. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta;
3. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai
kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya.
Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan BPJS mencakup informasi
mengenai jumlah aset dan liabilitas, penerimaan, dan pengeluaran untuk setiap
Dana Jaminan Sosial, dan/ atau jumlah aset dan liabilitas, penerimaan dan
pengeluaran BPJS;
4. Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;
5. Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku;
6. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan
hak dan memenuhi kewajiban;
7. Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo Jaminan Hari Tua (JHT)
dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
8. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun;
9. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim
dan berlaku umum;
10. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial;
11. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara
berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
12. Kewajiban-kewajiban BPJS tersebut berkaitan dengan tata kelola BPJS sebagai
badan hukum publik. (Asih Eka Putri,2014:22)
4.5 HAK
UU BPJS menentukan bahwa dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak:
 Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber
dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan

11
peraturan perundang-undanganmemperoleh hasil monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN. (Asih Eka Putri,2014:23)

5. Kelebihan dan Kekurangan BPJS


BPJS yang baru beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, tentunya tidak luput dari
kekurangan. Namun walaupun demikian BPJS pun tentu memiliki kelebihan. Berdasarka
analisis, kekurangan dan kelebihan BPJS anatara lain:

5.1 Kelebihan
a. Lebih menguntungkan dibandingkan asuransi komersial, yang mana BPJS
kepesertaanya wajib bukan sukarela, BPJS bukan profit (mencari keuntungan)
tetapi bersifat non-profit, dan manfaat yang didapat bersifat komprehensif.
b. Secara aturan BPJS memenuhi prinsip-prinsip jaminan sosial.
c. Sistem gotong royong yang memunculkan kemandirian.
d. Asuransi berlaku seumur hidup dari anak baru lahir hingga lansia.
5.2 Kekurangan
a. Terjadi pengalihan tanggung jawab negara kepada individu atau rakyat
melalui iuran yang dibayarkan langsung, atau melalui pemberi kerja bagi
karyawan swasta, atau oleh negara bagi pegawai negeri. Lalu sebagai tambal
sulamnya, negara membayar iuran program jaminan sosial bagi yang miskin.
Pengalihan tanggung jawab negara kepada individu dalam masalah jaminan
sosial juga bisa dilihat dari penjelasan undang-undang tersebut tentang prinsip
gotong-royong yaitu: Peserta yang mampu (membantu) kepada peserta yang
kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta
yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat
membantu yang sakit. Jadi, jelas undang-undang ini justru ingin melepaskan
tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial atau kesehatan.
b. Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang terdaftar dan tercatat
membayar iuran.
c. Belum mencakup semua masyarakat, misalnya gelandangan, anak panti
asuhan, orang jompo, dan sebagainya.

12
d. Jaminan sosial tersebut hanya bersifat parsial, misalnya jaminan kesehatan :
tidak semua jenis penyakit dan semua jenis obat akan ditanggung oleh BPJS.
e. Sistem kerjasama dengan rumah sakit belum efektif. Masih banyak rumah
sakit swasta yang enggan bekerjasama dengan BPJS karena merasa dirugikan.

13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial.
BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
merupakan badan hukum publik yang diberikan oleh pemerintah untuk memperoleh
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. BPJS Kesehatan akan
membayar kepada fasilitas kesehatan tinghkat pertama dengan kapitasi. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) adalah
badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun dan jaminan kematian.

14
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI, Buku Saku FAQ ( Frequently Asked Questions ) BPJS Kesehatan,
( Jakarta: Kementrian Kesehatan RI,2013 )
BPJS Kesehatan, Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan, ( Jakarta: Pusat Layanan
Informasi BPJS Kesehatan 2013 ).
BPJS Ketenagakerjaan, Panduan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Perusahaan, ( Jakarta:
Pusat Layanan Informasi BPJS Ketenagakerjaan 2014 )
Putri, Asih Eka.2014.Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.Jakarta: Friedrich-
Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia.

15
MAKALAH

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

(BPJS)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat


Dosen pengampu: Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Nunung Aryanti 010115A085


2. Puspa Siwi Wulandari 010115A095
3. Rafika Rahma 010115A098
4. Riska Novi Asafitri 010115A105
5. Sahrul 010115A107
6. Sang Ayu Ketut Sri Suprapti 010115A110

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO UNGARAN
2016

Вам также может понравиться