Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulisan disini adalah untuk menambah pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca agar lebih memahami lagi tentang asuhan kebidanan II persalinan kala III.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FISIOLOGI KALA III
A.ASKEB II Persalinan,2014,
Kala tiga dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala tiga disebut
juga kala uri. Kala III merupakan priode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah
kelahiran bayi. penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan
plasenta. Oleh karena tempat perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal kemudian terlepas sampai dinding uterus.
Setelah lepas , plasenta akan turun kebawah uterus atau kedalam vagina.Kala III ini tidak kalah
pentingnya dengan kala I dank ala II. Kelalaian dalam memimpin kala III dapat mengakibatkan
kematian karena pendarahan. Rata-rata lama kala tiga berkisar 15-30 menit, baik pada primi para
maupun multipara. Tempat implantasi plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus
uteri atau dinding lateral. Sangat jarang terdapat pada fundus uteri (hal.119).
B. ASKEB II persalinan,CV TRANS info media 2009
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak ke atas pusat
beberapa menit ,kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit,setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan fundus uteri(hal.139)
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus kelahiran
bayi penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta.
Oleh karena itu tempat perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,
maka, plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus.
D. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus, kontraksi
akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran
uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh
karena tempatnya melekatnya plasenta tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi
tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-
pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan
berdarah terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan
berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan menghentikan
perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi, wanita
tersebut bisa kehilangan darah 350-560/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus
tidak bisa sepenuhnya berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu,
kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepas dari dinding uterus merupakan
tujuan manajemen kebidana dari kala III yang kopeten.
E. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Pada kala III ,otot uterus(miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga
uterus stelah lahirnya bayi.Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta.Karena tempat perlekatan plasenta menjadi semakin kecil,sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah,plaasenta terlipat,menebal,kemudian terlepas dari dinding uterus.Setelah
lepas,plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina.
2.2 MANEJEMEN AKTIF KALA III
A.Askeb II persalinan,2014
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin dengan
melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir lebih cepat.
Manajemen aktif dilakukan berdasarkan alasan bahwa dengan mempersingkat lamanya waktu
kala III bisa mengurangi darah yang hilang dan oleh karena itu mengurangi angka kematian dan
angka kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan.Syarat manajemen aktif kala III yaitu
janin tunggal/ memastikan tidak ada lagi janin di uterus. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu
untuk membuat kontraksi uterus efektif. (hal,119)
3. Tali pusat :
Jumlah arteri dan tali pusat, adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta
suksenturia.
Intesi tali pusat , apakah sentral, marginal
Panjang tali pusat
Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin pilin)
B. ASKEB II persalinan ,2009
Terjadi perubahan bentuk dan tinggi fundus ,dimana setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi,uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di
bawah pusat setelah uterus berkintraksi dan plasenta terdorong ke bawah ,uterus terbentuk
segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat ,dan tali pusat
memanjang,dimana tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
C. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Untuk mengetahui apakah plasenta sudah melepas atau belum , bidan harus memeriksa
hal-hal yang berikut ini:
a. Semburan darah
b. Pemanjangan tali pusat
c. Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi bentuk bundar (glonular)
d. Perubahan dalan posisi uterus :uterus naik di dalam abdomen
Tanda-tanda pelepasan plasenta
1. Bentuk uterus berubah menjadi globular
2. Uterus naik
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah
2.4 PEMANTAUAN KALA III
A. Askeb II Persalinan,2014
1. Perdarahan
Jumlah darah diukur, disertai pembekuan darah atau tidak
2. Kontraksi uterus
Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen aktif kala III
(ketika PTT), sampai pada saat plasenta lahir . pemantauan kontraksi dilajutkan selama satu jam
berikutnya dalam kala IV.
3. Robekan jalan lahir / laserasi , rupture verenium
4. Tanda vital
Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan, nadi bertambah cepat, temperature
bertambah tinggi, respurasi berangsur normal, gastrointenstinal (normal, pada awal persalinan
mungkin muntah).
5. Personal hyangine
Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama didaerah genitelia sangat penting dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap luka robekan jalan lahir dan
kemungkinan infeksi intra uterus.(hal,127).
B. ASKEB II persalinan,2009
Pemantauan kontraksi ,robekan jalan lahir,dan perineum,tanda vital,hygiene
Pemeriksaan apakah ada robekan pada utroitus vagina dan perineum yang menimbulkan
perdarahan aktif,bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,segera lakukan penjahitan
,periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam ,pastikan kontraksi
uterus baik.
Pemantauan terhadap kontraksi uterus ,tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu
:2-3 kali dalam 10 menit pertama:setiap 15 menit pada 1 jam pertama:setiap 20-30 menit pada
jam kedua:pastikan kontraksi uterus ,bila kontraksi uterus lebih baik,lakukan masase uterus dan
beri metil ergometrim 0,2 mg intramuscular
Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi kemudian memeriksa tekanan darah dan
nadi ibu ,kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan.
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Pemantauan Kontraksi, Robekan Jalan Lahir dan Perineum , serta Tanda-tanda Vital termasuk
Higiene
Pemeriksaan kembali uterus setelah satu sehingga dua menit untuk memastikan uterus
berkontraksi, jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik, ulangi masase fundus uteri.
Ajari ibu dan keluarganya cara melakukan masase uterus sehingga mampu untuk segera
mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik.
Laserasi perineum dapat diklafikasi menjadi empat yaitu sebagai berikut.
1. Derajat satu: Mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit
2. Derajat dua: derajat satu+ otot perineum
3. Derajat tiga: derajat dua + otot sfingter ani
4. Derajat empat: derajat tiga + dinding depan rectum
2.5 KEBUTUHAN IBU PADA KALA III
A. Askeb II Persalinan,2014
1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping.
2. Penghargaan terhadap proses pengeluaran janin yang telah dilalui
3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan.
4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran
plasenta, yaitu saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan plasenta.
5. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketubuan.
6. Hidariasi.
B.Askeb II Persalinan,2009
Penatalaksanaan aktif kala III bagi semua ibu melahirkan yaitu:pemberian oksitosin
,penanganan tali pusat ,masase uterus setelah segera lahir agar tetap kontraksi,pemeriksaan rutin
,plasenta dan selaput ketubannya:pemeriksaan rutin pada vagina dan perineum untuk mengetahui
danya laserasi dan luka,pemberian hidrasi pada ibu ,pencegahan infeki,dan mencaga privasi.
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
ibu pada kala ini secara fisik mengalami suatu keadaan yang lelah setelah prose
persalinan, terlebih lagi pada primipara dimana kala I persalinannya cukup memakan waktu yang
lama.Ibu membutuhkan rasa nyaman dan tenang untuk istirahat.
D. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Sebaiknya ibu dan bayi tetap dipantau oleh bidan, sampai dipastikan ibu dan bayi aman.
Kebanyakan ibu merasa tidak nyaman ingin segera melakukan kebersihan diri. Terutama jika ibu
berada dirumah. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih sebab kandung
kemih yang penuh akan menghalangi kontraksi uterus. Anjurkan ibu makan dan minum.
.
2.6 PENDOKUMENTASIAN KALA III
A. Askeb II Persalinan,2014
Semua asuhan dan tindakan yang dilakukan haruslah didokumentasikan dengan baik dan
benar. Pada pendokumtasian pada kala III ini pencatatan dilakukan pada lembar belakang
patograf (catatan persalinan pada kala III) dan pada catatan lain yang tersedia di institusi
pelayanan.
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, peregangan tali
pusat terkendali, rangsangan fundus, kelengkapan plasenta saat lahir, retensi plasenta yang lebih
dari 3o menit, laserasi , Antonia uteri, jumlah pendarahan, masalah lain, penatalaksaan dan
hasilnya.
B.Askeb II persalianan 2009
Melakukan 4 langkah pendokumentasian
a. Subjektif
b. Objektif
c. Assessment
d. Planning
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Semua asuhan dan tindakan yang dilakukakan haruslah didokumentasikan dengan baik
dan benar. Pada pendokumentasian kala III ini pencatatan dilakukan pada lembar belakang
partograf.
Data untuk kala III terdiri atas lamanya kala III, pemberian oksitosin, perenggangan taali
pusat terkendali, rangsangan fundus, kelengketan plasenta saat lahir, retensi plasenta yang lebih
dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lainya.
D. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Laporan yang lengkap dan akurat sari seluruh asuhan , menjadi tanggung jawab bidan. Hal-hal
yang perlu dicatat selama kala III sebagai berikut:
1. Lama kala III
2. Pemberian oksitosin berapa kali
3. Bagaimana pelaksaan penegangan tali pusat terkendali
4. Perdarahan
5. Kontraksi uterus
6. Adakah laserasi jalan lahir
7. Vital sign ibu
8. Keadaan bayi baruu lahir
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah dimana batasan asuhan kala III yaitu masa setelah
lahirnya bayi berlangsungnya proses pengeluaran plasenta ,tanda tanda pelepasan plasenta
:terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri ,tali pusat memanjang atau terjukur
keluar melalui vagina /vulva ,adanya semburan darah secara tiba tiba kala III ,berlangsung tidak
lebih dari 30 menit .setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat
beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya,biasanya plasenta lepas dalam 60 menit -15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan takanan pada fundus uteri ,pengeluaran plasenta ,disertai dengan
pengeluaran darah