Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB V

EVALUASI

5.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan

5.1.1 Evaluasi Struktur Penataan Ketenagaan Keperawatan

Dalam penataan ketenagaan kelompok mempersiapkan lembar


catatan harian jumlah penderita, format klasifikasi dan tingkat
ketergantungan pasien, konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat,
BOR setiap hari dan ALOS. (Terlampir)

5.1.2 Evaluasi Proses Penataan Ketenagaan Keperawatan

Pada pelaksanaan penataan ketenagaan, kelompok tidak mengalami


hambatan yang berarti karena semua format sudah dipersiapkan sebelum
pelaksanaan dan adanya acuan untuk perhitungan tenaga. (Terlampir)

5.1.3 Evaluasi Hasil Penataan Ketenagaan Keperawatan

Kebutuhan tenaga rata-rata per hari selama pelaksanaan praktik


manajemen keperawatan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien. Pembagian peran selama pelaksanaan
manajemen dapat berjalan dengan lancar, semua dapat berperan sesuai
dengan job description masing-masing dengan baik sebagai Kepala
Ruangan, Perawat Primer dan Perawat Assosiate. (Terlampir)

5.2 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

5.2.1. Evaluasi Struktur

a) Mampu melaksanakan pembentukan struktur organisasi MAKP

b) Mampu melaksanakan pembagian peran (Kepala Ruangan,


Perawat Primer, Perawat Associate)
c) Mampu melaksanakan pembagian ketergantungan pasien serta
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan.

d) Mampu melaksanakan pembagian kriteria ketergantungan pasien

e) Mampu melaksanakan perhitungan BOR

f) Mampu melaksanakan perhitungan ALOS

5.2.2 Evaluasi Proses

Pelaksanaan MAKP berjalan sesuai dengan rencana, masing-


masing mahasiswa mampu menerapkan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing sesuai dengan perannya dalam ruangan. Melakukan
perhutungan BOR, ALOS dan kebutuhan perawat. (Terlampir)

5.2.3 Evaluasi Hasil

Pemahaman mahasiswa praktek manajemen keperawatan


meningkat tentang pelaksanaan MAKP Primer.

5.3 Penerimaan Pasien Baru

5.3.1 Evaluasi Struktur

Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara di mulai dari


pembuatan proposal. Perawat Primer dan Perawat Asociate yang
melaksanakan penerimaan pasien baru serta kepala ruangan sebagai
supervisor pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan sudah sesuai
dengan rencana pelaksanaan.
5.3.2 Evaluasi proses

Pelaksanaan sesuai dari jadwal dan alur pelaksanaan

No Waktu Kegiatan
1 11.00 Kepala ruangan memberitahu perawat primer
dan perawat asociate untuk menyiapkan bahwa
mau ada pasien baru
2 11.02 Kepala ruangan meminta perawat primer dan
perawat asociate untuk menyiapkan penerimaan
pasien baru
3 11.05 Perawat primer meminta perawat asociate
untuk membantu mempersiapkan from
peneriman pasien baru dan menyiapkan alat-
alat kesehatan yang di butuhkan pasien
diruangan.
4 11.10 Perawat primer memberitahu pada kepala
ruangan bahwa semua sudah siap.
5 11.10 Karu mengecek kembali kelengkapan-
kelengkapan yang dibutuhkan untuk
penerimaan pasien baru
6 11.15 Karu bersama perawat primer dan perawat
asociate menemui pasien. Karu menyapa
pasien, memperkenalkan diri dan perawat yang
bersamanya. Karu meminta perawat primer
melaksanakan penerimaan pasien baru
7 11.20 Perawat primer dengan di bantu perawat
asociate untuk mengobservasi klien kemudian
memberi penjelasan tentang penerimaan pasien
baru, memperkenalkan perawat yang
bertanggung jawab, dokter yang merawat, tata
tertib, sentralisasi obat, menanyakan kembali
pada klien tentang penjelasan perawat.
8 12.00 Perawat primer melapor pada kepala ruangan
bahwa penerimaan pasien baru telah selesai

1.3.3 Evaluasi hasil


a. Kegiatan di hadiri oleh 2 pembimbing klinik, 1 pembimbing
akademik 1 kepala ruangan, dan 1 bidang keperawatan.
(Terlampir)
b. Kegiatan berjalan dengan lancar
c. Setiap mahasiswa berkerja sama sesuai dengan tugas masing-
masing
d. Hasil penerimaan pasien baru di dokumentasikan dengan benar.
(Terlampir)
e. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan serta tata tertib
ruangan.
5.4 Sentralisasi Obat
5.4.1 Evaluasi Struktur
Persiapan proposal dan form pendokumentasian telah di
laksanakan sejak 1 hari sebelum pelaksanaan role play. Pelaksanaan
sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar dengan adanya lembar
informed consent, lembar bukti serah terima obat, lembar penerimaan
dan pendistribusian obat. Pengisian lembar informed consent diajukan
kepada pasien, keluarga dan diisi oleh Perawat Primer. Lembar bukti
serah terima obat diisi oleh Perawat Primer dibantu oleh Perawat
Associate dalam pengecekan.

5.4.2 Evaluasi proses


Pelaksanaan role play sentralisasi obat yang dilaksanakan pada hari
selasa, 13 maret 2018 , dengan Kepala Ruangan, Perawat Primer,
Perawat Associate. Pelaksanaan role play sesuai jadwal yang di
tentukan. Sedangkan anggota kelompok lain yang tidak terlibat role
play menjalankan tugas masing masing sesuai dengan job description
sesuai perannya dalam MAKP.

No Jam Kegiatan
1 11.00 Karu memberitahu PP bahwa akan dilakukan
Sentralisasi Obat
2 11.05 PP meminta bantuan PA untuk menyiapkan
kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk
sentralisasi obat
3 11.07 Karu menanyakan kembali tentang kelengkapan
dokumen kepada PP
4 11.10 PP menyebutkan kembali hal-hal yang telah disiapkan
kepada Karu
5 11.12 Karu membuka acara untuk sentralisasi obat
6 11.15 PP menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang
sentralisasi obat
7 11.30 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
8 11.35 PP meminta pasien / keluarga untuk menandatangani
surat persetujuan sentralisasi obat
9 11.38 PP mengisi form serah terima obat dari pasien ke
perawat
10 11.39 PA menyimpan obat yang telah diterima ke lemari obat
pasien
11 11.40 Keluarga menandatangani surat serah terima obat
beserta PP
12 11.45 PA melapor kepada PP bahwa sentralisasi obat telah
dilakukan
13 11.47 Karu memeriksa kelengkapan dokumentasi

5.4.3 Evaluasi hasil

a. Kegiatan SO di hadiri oleh 1 pembimbing akademik, 1


pembimbing lahan, 1 kepala ruangan, dan 1 bidang keperawatan.
(Daftar hadir terlampir)
b. Pasien puas dengan hasil sentralisasi obat.
c. Obat dapat diberikan secara tepat sesuai dengan 6T dan 1W
d. Perawat mudah memberikan obat
e. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
(Terlampir)

5.5 Discharge Planning


5.5.1 Evaluasi Struktur
Persiapan proposal dan identifikasi masalah telah di laksanakan 1
hari sebelum pelaksanaan role play. Pelaksanaan discharge planning
dapat berjalan dengan lancar dengan adanya format discharge planning,
format resume keperawatan, kartu rencana pulang, dan leaflet.
Pengisian format discharge planning, resume keperawatan, kartu
kontrol dan kartu rencana pulang dilakukan oleh Perawat Primer dan di
periksa ulang oleh Kepala Ruangan. Kartu rencana pulang, dan leaflet
diberikan kepada keluarga setelah dilakukan penyuluhan kesehatan oleh
Perawat Primer.

5.5.2 Evaluasi Proses


Pelaksanaan role play discharge planning yang dilaksanakan pada
hari selasa, 13 maret 2018 yang dilaksanakan oleh Kepala Ruangan,
Perawat Primer, dan Perawat Associate. Pelaksanaan sesuai dengan
rencana, sedangkan anggota lain yang tidak terlibat role play
menjalankan tugas masing masing sesuai dengan job discription
sesuai peranannya dalam MAKP.
Pelaksanaan discharge planning melibatkan peran kepala ruangan,
Perawat Primer, Perawat Associate dan keluarga pasien. Setiap peran
melaksanakan tugasnya sesuai job discriptionnya. Kegiatan dibuka di
bed klien oleh kepala ruangan, kemudian pendidikan kesehatan
disampaikan oleh Perawat Primer dibantu oleh Perawat Associate
secara lisan dan tertulis melalui leaflet, dijelaskan tentang HE serta
kartu rencana pulang. Kemudian PP melakukan evaluasi terhadap
materi penyuluhan yang diberikan kepada keluarga klien dan
mendokumentasikannya dalam format discharge planning yang telah
dipersiapkan.

No Waktu Kegiatan
1 10.30 Kepala ruangan memberitahu perawat primer dan perawat associate
bahwa akan ada pasien pulang
2 10.40 Kepala ruangan meminta perawat primer dan perawat associate untuk
menyiapkan berkas discharge planning
3 10.45 Perawat primer memberitahu kepala ruangan bahwa semua sudah siap
4 10.55 Kepala ruangan mengecek kelengkapan yang diperlukan untuk
discharge planning
5 11.00 Perawat primer dengan dibantu perawat associate menemui keluarga
pasien untuk memberikan Health Education mengenai cara perawatan
pasien di rumah, cara minum obat, waktu kontrol, serta memberikan
berkas-berkas yang diperlukan ketika kontrol.
6 11.15 Perawat primer melapor pada kepala ruangan bahwa discharge
planning sudah selesai

5.5.3 Evaluasi Hasil


1. Kegiatan discharge planing di hadiri oleh, 1 pembimbing akademik,
1 pembimbing lahan, 1 kepala ruangan, dan 1 bidang keperawatan,
1 supervisor. (Daftar hadir terlampir)
2. Kepala ruangan, Pearawat Primer, Perawat Associate telah
menjalankan tugas sesuai peran masing masing
3. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan di pahami oleh
keluarga klien
4. Kartu rencana pulang yang diserahkan kepada keluarga telah diisi
dengan singkat, jelas, dan lengkap sehingga mudah dipahami oleh
keluarga
5. Keluarga diberikan leaflet tentang febris sebagai bahan tambahan
pengetahuan keluarga dan klien
6. Discharge planning berjalan sesuai dengan alur, tidak terdapat
hambatan berarti keluarga merasa senang dan berterima kasih
karena mendapatkan informasi yang jelas tentang perawatan klien
selama dirumah sambil menunggu jadwal kontrol berikutnya.

5.6 Timbang Terima


5.6.1 Evaluasi Struktur
Pada timbang terima dan identifikasi masalah di laksanakan 1 hari
sebelum kegiatan role play. Sarana dan prasarana yang menunjang
telah disiapkan antara lain : catatan timbang terima, status klien, work
sheet dan kelompok shift timbang terima. Acara role play
dilaksanakan sesuai dengan jadwal gann chart yang telah dibuat.
Timbang terima dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke
siang. Kegiatan timbang terima dipimpin oleh perawat primer yang
bertugas saat itu.

5.6.2 Evaluasi proses


Pelaksanaan role play timbang terima di laksanakan pada tanggal
06 maret 2018 jam 11.00 sesuai dengan rencana. Proses timbang
terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners station
kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang
terima mencakup jumlah pasien, masalah keperawatan, intervensi
yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan rencana
tindakan selanjutnya. Proses Timbang terima setiap pasien dilakukan
dalam waktu tidak lebih dari 5 menit saat interaksi langsung ke
pasien.

5.6.3 Evaluasi hasil


a. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik, 2 pembimbing
ruangan dan 1 supervisor.
b. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai
dengan tugasnya.
c. Acara dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Pendokumentasian timbang terima SBAR(terlampir)
e. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik

5.7 Supervisi Keperawatan


5.7.1 Evaluasi Struktur
Proposal dibuat 2 hari sebelum pelaksanaan, setelah proposal
disetujui, proses selanjutnya adalah menentukan kinerja perawat yang
akan di supervisi, serta penentuan peran Kepala Ruangan dan Perawat
Primer serta Perawat Associate yang mendapat pendelegasian dari
Perawat Primer. Setelah jenis tindakan dilakukan, Kepala Ruangan
membuat instrument atau format penilaian yang dibutuhkan untuk
supervisi . Pada kegiatan role play supervisi, tindakan yang akan di
supervisi adalah dokumentasi keperawatan.

5.7.2 Evaluasi Proses


Pelaksanaan role play supervisi dilakukan pada tanggal 14 maret 2018
pukul 11.00 wib sesuai jadwal.
1. Karu melakukan cross check kelengkapan dokumentasi
keperawatan
2. Perawat Primer mendelegasikan kepada Perawat Associate untuk
membantu menyiapkan dokumentasi keperawatan
3. Perawat Primer menemui Kepala Ruangan untuk melaporkan hasil
dokumentasi keperawatan yang akan disupervisi
4. Kepala Ruangan melakukan supervise dokumentasi keperawatan
yang dikerjakan oleh perawat primer

5.7.3 Evaluasi Hasil


a. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik, 1 pembimbing
ruangan dan 1 supervisor.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan supervise secara optimal
c. Supervisi dilakukan sesuai rencana
d. Kepala ruangan mengevaluasi hasil supervise
e. Kepala ruangan memberikan reward /feed back pada Perawat
Primer dan Perawat Associate (hal pendokumentasian terlampir).

5.8 Dokumentasi Keperawatan


5.8.1 Evaluasi struktur
Persiapan proposal serta sarana dan prasarana yang menunjang
antara lain lembar penerimaan pasien baru, lembar pengkajian
keperawatan, lembar pemeriksaan patologi, lembar advice dokter,
analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas), asuhan keperawatan
(diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume keperawatan,
surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat, daftar
pemberian obat, surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan
tindakan medis dan surat permintaan konsultasi. Telah dipersiapkan
sejak 2 hari sebelum pelaksanaan pendokumentasian.

5.8.2 Evaluasi proses


a. Perawat Primer melakukan pengkajian, menentukan problem dan
intervensi sesuai SAK
b. Perawat Primer mendelegasikan penulisan implementasi kepada
Perawat Associate
c. Perawat Primer melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan
yang dilakukan setiap shift

5.8.3 Evaluasi hasil


Dokumentasi dilaksanakan sesuai SOP serta diisi dengan lengkap
relevan dan baru (terlampir).

5.9 Ronde Keperawatan


5.9.1 Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 4 hari sebelum kegiatan, dimulai dari
penentuan kasus, penyusunan proposal, penyusunan laporan asuhan
keperawatan konsultasi dan koordinasi dengan pembimbing akademik
serta pembimbing klinik, berlatih role play dan penyebaran undangan.
Pelaksanaan role play telah dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018
pukul 11.00 wib. Waktu pelaksanaan role play maju dari waktu yang
ditentukan karena jadwal diajukan.

5.9.2 Evaluasi Proses


a. Perawat primer melaporkan kepada kepala ruangan bahwa akan
dilakukan ronde keperawatan pada pasien Tn. S dengan Diagnosa
medis Posp OP VP Shunt hari ke 2
b. Kepala ruangan membuka kegiatan ronde keperawatan
c. Kepala ruangan mempersilahkan perawat primer untuk
menjelaskan laporan asuhan keperawatan pada Tn. S
d. Kepala ruangan membuka sesi klarifikasi kepada undangan yang
telah hadir, seperti farmasi, ahli gizi, mengenai data yang telah di
presentasikan
e. Seluruh tim ronde keperawatan menghampiri pasien untuk
melakukan validasi
f. Kepala ruangan membuka sesi diskusi untuk memecahkan
masalah pada Tn. S
g. Kegiatan ronde keperawatan di tutup oleh kepala ruangan.

No Jam Kegiatan

1 11.00 Salam Pembuka


2 11.02 Memperkenalkan tim ronde

3 11.05 Menyampaikan identitas dan masalah pasien

4 11.10 Menjelaskan tujuan Ronde Keperawatan

5 11.10 Memberi salam memperkenalkan pasien dan keluarga


kepada tim Ronde

6 11.15 Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien

7 11.20 Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang


telah dilakukan dan menentukan prioritas yang akan
didiskusikan

8 11.25 Validasi data

9 11.30 Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah


disampaikan

10 11.40 Diskusi tim ronde keperawatan

11 11.45 Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah


keperawatan tersebut

12 11.50 Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau


kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan

13 11.55 Menetukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas


yang telah ditetapkan

14 12.00 Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan

15 12.05 Reward dan salam penutup

5.9.3 Evaluasi Hasil


a. Kegiatan ronde keperawatan dihadiri oleh (daftar hadir terlampir) :
1. Pembimbing akademik
2. Pembimbing klinik
3. Ahli farmasi
4. Ahli gizi
5. Mahasiswa sebagai kepala ruangan
6. Mahasiswa sebagai perawat primer
7. Mahasiswa sebagai perawat associate
8. Mahasiswa sebagai observer
b. Hasil ronde keperawatan
1. Ronde keperawatan berjalan sesuai dengan alur namun kurang
maksimal.
2. Ahli farmasi menyarankan untuk melengkapi dosis pemberian
seperti piracetam 3 kali sehari dosis 3g/15ml
3. Ahli gizi menyarankan untuk mengganti alergi makanan
terhadap ikan laut.dan kembali memberikan terapi pasien
dengan susu sonde 3x150cc. karena pasien mulai tersedak.
Baiknya untuk memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhi maka
disarankan untuk memotivasi makan extra protein menambah
makanan putih telur dan sari kutuk..
4. Pembimbing kepala Ruangan menyarankan untuk
menambahkan SOP tentang ronde keperawatan dan
memperbaiki lagi hasil datanya
5. Pembimbing Ruangan menyarankan untuk memperbaiki lagi
hasil datanya.
6. Pembimbing akademik menyarankan untuk memperbaiki dan
melengkapi data yang kurang, memfokuskan masalah yang ada
dan di terapkan di intervensi. Mengatakan kurang adanya
persiapan.

5.10 Kepuasan Pasien


5.10.1 Evaluasi Struktur
Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan membagikan kuesioner
pada pasien. Untuk jawaban “sangat puas” diberi nilai 5, untuk
jawaban “puas” diberi nilai 4, untuk jawaban “cukup puas” diberi
nilai 3, untuk jawaban “tidak puas” diberi nilai 2, untuk jawaban
“sangat tidak puas” diberi nilai 1.
Kategori penilaian adalah sebagai berikut :
Nilai 92 – 115 (Sangat puas) dengan prosentase 81 – 100 %
Nilai 68 – 91 (Puas) dengan prosentase 61 – 80 %
Nilai 44 – 47 (Cukup puas) dengan prosentase 41 – 60 %
Nilai 43 – 20 (Tidak puas) dengan prosentase 21 – 40 %
Nilai 19 – 0 (Sangat tidak puas) dengan prosentase 0 – 20 %.

5.10.2 Evaluasi Proses


Kuesioner dibagikan kepada pasien kelolaan, kuesioner dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu sebelum penerapan MAKP primer dan
setelah penerapan MAKP primer. Berdasarkan jumlah kuesioner pre
dan post MAKP kemudian di prosentase. Hasil pengisian terlampir.

5.10.3 Evaluasi Hasil


Dari hasil penilaian kelolaan atas kinerja perawat didapatkan hasil
dibawah ini. Pelaksanaan evaluasi yang kami lakukan dengan
membagikan kuesioner berisi 23 soal berbentuk pilihan. Masing-
masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian di total
tiap-tiap responden dan dijumlah secara keseluruhan. Pertanyaan
mencakup 1) Reliability 2) Assurance 3) Tongibles 4) Empathy 5)
Responsivenes.

PUAS
80% PRE MAKP

PUAS
70%
SANGAT PUAS
POST MAKP
60%
SANGAT PUAS
50%

40%
Berdasarkan pembagian kuisioner yang telah dihitung dapat
30%
disimpulkan bahwa hasil PRE MAKP menunjukkan 2 responden
20% sangat puas (28,5%), sedangkan yang puas terdapat 5 responden
10%
(71,5%). Kemudian POST MAKP didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa 3 responden sangat puas (42,8%) dan yang puas
4 responden (57,2%).

5.10.4 Evaluasi Kasus Pasien Kelolaan

Berdasarkan diagram batang diatas dapat diketahui bahwa dari 26


pasien kelolaan yang dirawat didapatkan diagnosa medis terbanyak adalah
CVA, DM dan CKD sebanyak 4 pasien (15,3 %).

5.11 Evaluasi Everage Length Of Stay (ALOS)


Evaluasi Average Length Of Stay yaitu rata-rata lama rawatan seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu yang dijadikan trecer (yang perlu pengamatan lebih lanjut),
secara umum ALOS yang baik adalah 6-9 hari.
Rumus = Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Kasus terbanyak pasien yang dikelola oleh mahasiswa di ruang Shofa 3
adalah rata-rata lama perawatannya adalah sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan pada pasien keluar = 121 hari
Jumlah pasien sudah keluar adalah = 21 orang
ALOS = 121 = 5,76 hari dibulatkan 6 hari
21

Rata-rata lama hari perawatan pada pasien di Ruang Shofa 3 kamar


A dan G adalah hari. Indikator ALOS memberikan gambaran tingkat
efisien dan memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu (Chariswanti, 2013). ALOS dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang
dijadikan trecer (yang perlu pengamatan lebih lanjut) dan dapat
memberikan gambaran tingkat efisiensi (depkes RI 2005). Efisiensi
merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik. Semakin
tinggi rasio input maka semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai
(Agustiana, 2013). Hari perawatan berbanding lurus dengan biaya yang
harus dikeluarkan, artinya bahwa semakin lama pasien dirawat di RS akan
semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Sehingga dengan penerapan
asuhan keparawatan secara MAKP (primary nursing) diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi lama masa RS. Secara keseluruhan rata-rata
ALOS di ruang Shofa 3 kamar A dan G RSU Haji Surabaya sudah cukup
baik.

5.12 Evaluasi Bed Occupancy Rate (BOR)


Penghitungan BOR per hari dari tanggal 05-17 Maret 2018 di Ruang
Shofa 3 kamar A dan G.

TANGGAL ∑ PASIEN ∑BED BOR= (∑PASIEN :


∑BED) X 100%
05-3-2018 7 8 87,5 %
06-3-2018 8 8 100 %
07-3-2018 6 8 75 %
08-3-2018 8 8 100 %
09-3-2018 8 8 100 %
10-3-2018 8 8 100 %
11-3-2018 8 8 100 %
12-3-2018 7 8 87,5 %
13-3-2018 5 8 62,5 %
14-3-2018 6 8 75 %
15-3-2018 5 8 62,5 %
16-3-2018 6 8 75 %
17-3-2018 8 8 100 %
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan rata-rata BOR Ruang Shoga 3 kamar A
dan G adalah 86,5%
Salah satu indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi
RS adalah BOR. Secara teoritis BOR optimal adalah 70-85%, yang artinya
semakin tinggi angka BOR akan mempengaruhi TOI (Turn Ofer Interval)
sehingga akan berakibat meningkatnya tingkat stres kerja dan kinerja
perawat. Tetapi di sisi lain peningkatan BOR akan mempengaruhi income
RS. Berdasarkan hasil BOR Ruang Shofa 3 kamar A dan G dapat diketahui
bahwa hasil BOR sudah optimal.

5.13 Evaluasi status pasien kelolaan

Berdasarkan diagram batang diatas, Jumlah pasien kelolaan


(SHOFA 3 kamar A dan G) periode 5-17 Maret 2018 berjumlah 26 orang.
Dengan distribusi status pasien pulang sembuh sebanyak 21 orang
( 82,7%) , meninggal 0 orang (0 %) , pindah 4 orang ( 10,3%) dan pulang
paksa 1 orang (6,8%).

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN


6.1 Simpulan

1. Model asuhan keperawatan yang diterapkan Mahasiswa adalah Model


Primer namun masih sebatas pada pasien kelolaan saja, dengan hasil
evaluasi tingkat kepuasan pasien meningkat setelah diterapkan MAKP
primer.

2. Sentralisasi obat telah diterapkan dengan baik (pasien kelolaan) pada obat
oral dan injeksi serta infus, dengan sistem UDD pada obat oral dan ODD
pada obat injeksi dan infus.

3. Timbang terima telah dilaksanakan pada setiap pergantian shift dan


menekankan pada jumlah pasien setiap hari, identifikasi pasien, data fokus
(subjektif dan objektif), masalah keperawatan, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilakukan atau yang harus dilanjutkan serta pesan khusus.
Pelaksanaan timbang terima telah sesuai dengan teori dan konsep yang
ditetapkan, menggunakan lembar CPPT & format timbang terima SBAR.

4. Ronde keperawatan dilakasanakan pada pasien Tn. S dengan diagnosa


medis POST OP VP SHUNT hari ke 2 dengan masalah keperawtan
Hambatan mobilitas fisik, resiko infeksi dan defisit nutrisi, serta didapatkan
hal-hal yang digunakan untuk memecahkan masalah pasien dari seluruh tim
ronde

5. Supervisi telah dilaksanakan pada tindakan pendokumentasian asuhan


keperawatan dan dapat berjalan dengan lancar sesuai alur supervisi.

6. Pendokumentasian dilakukan menggunakan model SOAPI modifikasi pada


laporan mahasiswa dan model SOR (Source Oriented Record) pada ruang
Shofa 3.

7. Discharge Planning dilaksanakan pada setiap pasien kelolaan mulai dari


pasien masuk (admission orientasion) sampai pasien akan pulang. Setiap
pelaksanaan discharge planning dilengkapi dengan membuat resume
keperawatan, pengisian lembar discharge planning, surat kontrol, dan
leaflet yang sesuai dengan diagnosa pasien.
6.2 Saran

1. Ruang Shofa 3 telah menerapkan MAKP model tim primer yang telah
berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu dikembangkan untuk
pelaksanaan MAKP primer murni melalui sosialisasi secara terus menerus
kepada seluruh staf melalui pelatihan atau seminar dan evaluasi berkala
serta peningkatan kualitas pendidikan.

2. Sesuai hasil peningkatan kepuasan pasien sebelum dan sesudah dilakukan


MAKP primer (pasien kelolaan), maka diharapkan ruang Shofa 3 dapat
mempertimbangkan penerapan MAKP Primary Nursing untuk
meningkatkan kepuasan pasien.

3. Dalam pelaksanaan timbang terima perlu dikembangkan dari penyampaian


isi timbang terima, terutama untuk masalah keperawatan serta tindakan
mandiri perawat yang bisa dilakukan.

4. Ronde keperawatan hendaknya dilaksanakan khususnya bila dijumpai


pasien dengan masalah yang belum teratasi (masalah kronis) meskipun
sudah dilakukan berbagai macam tindakan, masalah yang jarang
dijumpai/langka, pasien dengan masalah akut yang komplek.

5. Perlu pengembangan kegiatan supervisi dengan jadwal dan dokumentasi


yang sistematis. Misal untuk supervisi dokumentasi dan lain sebagainya.

6. Pendokumentasian asuhan keperawatan perlu dikembangkan pada setiap


pasien secara lengkap, akurat, relevan, dan faktual.

7. Pelaksanaan discharge planning untuk pasien yang akan KRS perlu


ditingkatkan dalam hal pemberian informasi tentang perawatan lanjutan
dirumah berhubungan dengan penyakit pasien, ataupun penjelasan waktu
untuk kontrol dan pemberian leaflet, kelompok kami juga memberikan
inovasi berupa leaflet yang belum ada di ruangan seperti mobilisasi pada
pasien stroke.
8. Kegiatan penerimaan pasien baru perlu ditingkatkan sesuai dengan
mekanisme penerimaan pasien baru, serta pendokumentasian terhadap
pelaksanaan penerimaan pasien baru.

9. Ruangan Shofa 3 baru sekitar 2 bulan menggunakan MAKP tim primer dan
belum ada struktur organisasi yang tertempel di ruangan, kami memberikan
inovasi berupa struktur yang bisa digunakan untuk berjalannya MAKP tim
primer di ruang Shofa 3 (berupa banner).

10. Di Ruang Shofa 3 kasus terbanyak adalah kasus CVA kelompok kami
mencoba memberikan inovasi berupa skrining disfagia untuk mencegah
pasien tersedak.

Вам также может понравиться