Вы находитесь на странице: 1из 24

Kerajaan – Kerajaan Hindu Budha

Di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
 Letak dan sumbernya

Berdasarkan sumber yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa Kerajaan


Kutai terletak di Kalimantan Timur, dihulu sungai Mahakam. Sumber kerajaan ini
berupa tujuh buah prasasti yupa atau tugu batu yang berhuruf Pallawa dan berbahasa
Sansekerta. Namun, karena dari setiap prasasti yang ditemukan tidak menyebutkan
nama kerajaan tersebut, maka nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat
dimana prasasti ditemukan, yaitu di daerah Kutai.Pusat pemerintahannya diperkirakan
berada di Muarakaman, dihulu sungai Mahakam. Wilayah kerajaan Kutai mencakup
wilayah yang cukup luas, yaitu hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.Bahkan pada
masa kejayaannya, kerajaan ini menguasai hampir sebagian wilayah Kalimantan.

 Silsilah Raja

1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)


2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa
15. Maharaja Guna Parana Dewa
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa
18. Maharaja Mulia Putera
19. Maharaja Nala Pandita
20. Maharaja Indra Paruta Dewa
21. Maharaja Dharma Setia

 Pemerintahannya

a. Raja Mulawarman disebut sebagai raja yang terbesar di Kutai, sebab menaklukkan
raja-raja sekitarnya.
b. Segi sosial, masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India. Keluarga
Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri
untuk masuk pada kasta Ksatria

 Perekonomiannya

Tentang kehidupan ekonomi masyarakat Kutai, tidak banyak hal yang bisa diketahui
dari prasasti-prasasti Kutai. Namun, berdasarkan letaknya, Kutai sangatlah strategis
yaitu terletak pada jalur dimana aktivitas pelayaran dan perdagangan antara dunia
barat dan timur. Ditambah lagi letak Kutai yang jauh ke arah pedalaman membuat
Kutai sangat baik sebagai tempat peristirahatan bagi pelayar yang melakukan
perjalanan jauh.secara langsung hal ii berpengaruh besar terhadap perkembangan
perekonomian masyarakat,dimana perdagangan juga dijadikan sebagai mata
pencaharian utama.

 Peninggalannya

Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang
berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa
sansekerta. Yupa merupakan salah satu hasil dari masyarakat Kutai. Yupa merupakan
tugu batu untuk mengikat kurban yang dipersembahkan untuk para dewa. Namun,
sebenarnya tugu batu itu merupakan warisan nenek moyang Indonesia dari zaman
Megalithikum, yaitu kebudayaan menhir.

Yupa banyak mengungkapkan kehidupan masyarakat saat itu. Dalam satu


yupa,tertulis bahwa Aswawarman, putra Maharaja Kudungga, sangat mahsyur
seperti Ansuman.Ansuman adalah dewa matahari dalam agama Hindu.putra
Kudungga, Mulawarman, menghadiahkan dua puluh ribu ekor sapi kepada para
brahmana. Sebagai tanda terima kasih, para brahmana lalu
mengadakanupacaravaprakecvara. Menurut salah satu ahli, Ny. Sulaiman,
kata vaprakecvara diartikan sebagai sebuah lapangan yang luas sebagai tempat
pemujaan. Kata vaprakecvara dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan
demikian, dapat dipastikan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.Hal
ini juga didukung oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Besarnya pengaruh Kerajaan Pallawa yang beragama Siwa menyebabkan agama


Siwa terkenal di Kutai.
2. Pentingnya peranan para brahmana di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh
brahmana dalam agama Siwa, terutama mengenai upacara korban.

2.Kerajaan Tarumanegara

 Letak dan sumber


Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah
satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan
sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu
Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
 Silsilah Raja
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669
Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang
Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah.

 Pemerintahannya
Raja Purnawarman adalah satu-satunya raja yang namanya dicantumkan
dalam prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Raja ini
digambarkan sebagai seorang raja yang sangat bijaksana dan telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya berkat penggalian sebuah sungai sebagai
sarana irigrasi. Namun meskipun begitu, Purnawarman bukanlah satu-satunya raja
yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara. Hal ini didasarkan pada sebuah
sumber dari naskah kuno bernama Wangsakerta. Meskipun kevalidan naskah ini
masih diperdebatkan oleh para ahli, namun kitab ini berisi informasi yang cukup
menarik, yaitu tentang silsilah lengkap raja-raja yang pernah memerintah
Tarumanegara dari mulai awal berdirinya hingga raja terakhirnya. Berikut adalah
daftar raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara berdasarkan
Naskah Wangsakerta. - See more at: http://iwak-
pithik.blogspot.com/2012/10/sejarah-kerajaan-
tarumanegara.html#sthash.GwwDaHEm.dpuf

 Perekonomiannya

Prasasti tugu menyatakan bahwavraja Purnawarman memerintahkan rakyatnya


untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini
mempunyai arti ekonomis yang besar nagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan
sebagai sarana untuk mencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan
antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan
daera-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan
Tarumanegara sudah berjalan teratur.

 Peninggalannya
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Terletak di pinggir sungai Ciaruteun, dekat muaranya dengan
Cisadane. Prasasti ini mengingatkam adanya hbungan dengan
prasasti raja Mahendawarman I dari keluarga Pallawa. Bunyi dari
prasasti ini ialah :
vikrantasyavanipateh srimatah purnavarmmanah
tarumanegarendrasya visnor iva padadvayam
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki Yang
Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah
berani di dunia’’.
b. rasasti Pasir Koleangkak Di temukan di bukit, daerah perkebunan
Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.
c. Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
Prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Jawa Barat dapat dikaji
mengenai tata letak kerajaan Tarumanegara. Prasasti Tugu yang terjemahkan
oleh Poerbatjaraka (1976:9) ditemukan di desa Tugu dekat tanjung priok,
prasasti ini berbahasa sansekerta:
1. Pura raja dirajena guruna pinabahuna khata khiyatam purim prapya candra
baha garnnavam yayau
2. Pravarddhamana-dvavincad-vatsare cri-gunaujasa
3. Narendradva jabhutena crimata purnnavarmana
4. Caitracukla-trayedcyam dinais siddhai-kavincakaih
5. Ayata satsahasrena dhanusam sanatena ca
6. Pitamahasya rajarser vvidarya cibiravanim brahmananggo-sahasrena
prayati krta-daksina
Artinya:
“Dulu (kali yang bernama) candrabhagga telah digali oleh maharaja
yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat (yakni raja
Purnawarman) buat mengalirkannya kelaut, setelah kali ini sampai di istana
yang termasyhur.

3. Kerajaan Kalingga
 Letak dan Sumbernya
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak
Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini
belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur,
kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah
Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16
menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan
Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari
sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal
memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
 Silsilah Kerajaan
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang
dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang
dikenal sebagai Mandiminyak – kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh.
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan
Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka
dari sebuah dinasti atau wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram
Kuno (Hindu).
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu
Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga menikahi Sudiwara
puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu
Rakai Panangkaran .
Kerajaan Kalingga atau disebut juga Kerajaan Ho-ling diperkirakan terletak di utara Jawa
Tengah. Kalingga telah ada pada abad ke-7 Masehi dan keberadaannya diketahui dari
sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal
memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
 Pemerintahannya

a. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu
Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan
bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin
menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di
suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil.
b. Keadaan sosial Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani,karena wilayah
Kaling dikatakan subur untuk pertanian.
c. kehidupan agama
kerajjan kalingga sangat berpengaruh dengan ajaran Budha. Oleh karrna itu Holing menjadi
pusat pendidikan agama budha. Holing menpunyai soerang pendeta yang bernama
Jnanabhadra.

 Perekonomiannya
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing
berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan
perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di
sebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan teratur.
Selain itu, kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam,
menghasilkan kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat
garam. Kehidupan masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di
Holing tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing
memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah
mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.

 Peninggalannya

Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya


di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
Prasasti bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Prasasti
menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari
sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu
ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga
teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa
Hindu.[3]

Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten


Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuna
dan berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais.
Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu
ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya
bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama
Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Candi Angin

Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara,


Jawa Tengah.

Candi Bubrah, Jepara

Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara,


Jawa Tengah.

Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa
Tengah dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais. Catatan ini
menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa Sailendra atau
kerajaan Medang yang berkembang kemudian di Jawa Tengah Selatan.

4. Kerajaan Sriwijaya
 Letak dan sumber

Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya; atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah
satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak
memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari
Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir
Kalimantan. Maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-
gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya
tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua
mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di
Palembang, bertarikh 682.

 Silsilah Raja

Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sunmatra (kerajaan


Buddha). Raja-raja yang memerintah ialah:
* Sri Jayanaga.
* Balaputradewa.
* Sri Sangrawijayatunggawarman.
Guru agama Buddha yang terkenal ialah Sakyakirti

 Pemerintahannya

Masyarakat Sriwjaya sangat majemuk, dan mengenal stratatifikasi


sosial.[11] Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas
politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung
informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan
bhūmi.Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini
hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti
dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan
kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi
masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi
Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang
berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-
patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala
merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh
kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan


dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota),
pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya).[65]
Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur
pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya. Menurut Prasasti Telaga Batu, selain
diceritakan kutukan raja Sriwijaya kepada siapa saja yang menentang raja,
diceritakan pula bermacam-macam jabatan dan pekerjaan yang ada di zaman
Sriwijaya.[20] Adapun, jabatan dan pekerjaan yang diceritakan tersebut adalah raja
putra (putra raja yang keempat), bhupati (bupati), senopati (komandan pasukan),
dan dandanayaka (hakim). Kemudian terdapat juga Tuha an watak wuruh
(pengawas kelompok pekerja),[Note 1] Adyaksi nijawarna/wasikarana (pandai besi/
pembuat senjatapisau), kayastha (juru tulis), sthapaka (pemahat), puwaham
(nakhoda kapal), waniyaga, pratisra, marsi haji, dan hulu haji (peniaga,
pemimpin, tukang cuci, budak raja).[20]

Menurut kronik Cina Hsin Tang-shu, Sriwijaya yang begitu luas dibagi
menjadi dua. Seperti yang diterangkan diatas, Dapunta Hyang punya dua orang
anak yang diberi gelar putra mahkota, yakni yuvarāja (putra mahkota),
pratiyuvarāja (putra mahkota kedua).[20][65] Maka dari itu, Ahmad Jelani Halimi
(profesor di Universiti Sains Malaysia) mengatakan bahwa untuk mencegah
perpecahan di antara anak-anaknya itulah, maka kemungkinan Kerajaan Sriwijaya
dibagi menjadi dua.

 Perekonomiannya
Letak Sriwijaya sangat strategis, yakni di tengah jalur perdagangan India -
Cina, dekat Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan daerah-
daerah di Asia Tenggara. Menurut Coedes, setelah Kerajaan Funan
runtuh, Sriwijaya berusaha menguasai wilayahnya agar dapat memperluas
kawasan perdagangannya.
Untuk mengawasi kelancaran perdagangan dan pelayarannya, Sriwijaya
menguasai daerah Semenanjung Malaya, tepatnya di daerah Ligor.
Adanya hubungan perdagangan dengan Benggala dan Colamandala di
India, lalu lintas perdagangan Sriwijaya makin ramai. Ekspor Sriwijaya
terdiri atas gading, kulit, dan beberapa jenis binatang. Adapun impornya
adalah sutra, permadani, dan porselin.
 Peninggalannya

Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan


keberadaanya sempat terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya,
penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah
membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa
kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah
bangkit, tumbuh, dan berjaya pada masa lalu.

Warisan terpenting Sriwijaya mungkin adalah bahasanya. Selama berabad-


abad, kekuatan ekononomi dan keperkasaan militernya telah berperan besar atas
tersebarluasnya penggunaan Bahasa Melayu Kuno di Nusantara, setidaknya di
kawasan pesisir. Bahasa ini menjadi bahasa kerja atau bahasa yang berfungsi
sebagai penghubung (lingua franca) yang digunakan di berbagai bandar dan pasar
di kawasan Nusantara.[67] Tersebar luasnya Bahasa Melayu Kuno ini mungkin
yang telah membuka dan memuluskan jalan bagi Bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional Malaysia, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Indonesia
modern. Adapun Bahasa Melayu Kuno masih tetap digunakan sampai pada abad
ke-14 M.[68]

Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan


Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau
Indonesia.[69] Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional
dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, Sumatera
Selatan. Keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan
tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat
selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai yang berdasarkan
pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.

Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai


nama jalan di berbagai kota, dan nama ini juga digunakan oleh Universitas
Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang. Demikian pula Kodam II
Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di
Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya
TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan
Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang). Semuanya dinamakan
demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kemaharajaan
Sriwijaya yang gemilang. Pada tanggal 11 November 2011 digelar upacara
pembukaan SEA Games 2011 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Upacara
pembukaan ini menampilkan tarian kolosal yang bertajuk "Srivijaya the Golden
Peninsula" menampilkan tarian tradisional Palembang dan juga replika ukuran
sebenarnya perahu Sriwijaya untuk menggambarkan kejayaan kemaharajaan
bahari ini.
5. Kerajaan Medang

 Letaknya dan sumber

Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan


Medang Kahuripan terletak di muara Sungai Brantas. Ibukotanya bernama Watan
Mas. Kerajaan itu didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Wilayah kekuasaan Kerajaan
Medang Kahuripan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup Nganjuk di
sebelah barat, Pasuruan di sebelah timur, Surabaya di sebelah utara, dan Malang
di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan
Kerajaan Medang Kahuripan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
a. Sumber Sejarah
Sumber sejarah Kerajaan Medang Kahuripan berasal dari berita asing dan
prasasti-prasasti.

 Silsilah raja

Raja-raja yang memerintah :


* Mpu Sendok, bergelar Maharaj Rake Hino Sri Isyana
Wikramadharmotunggadewa.
* Sri Isyanatunggawijaya
* Makutawangsawardhana.
* Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh
Anantawikramatunggadewa.
* Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara
Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.

 Pemerintahannya

Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kahuripan, terdapat beberapa


raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai
berikut.
Raja Mpu Sindok Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kahuripan
dengan gelar Mpu Sindok Sri Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah
diambil nama Dinasti Isyana.
Raja Mpu Sindok termasuk keturunan Raja Dinasti Sanjaya (Mataram) di Jawa
Tengah. Oleh karena kondisi Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya
Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok
memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Bahkan
dalam prasasti terakhir, Mpu Sindok adalah peletak dasar Kerajaan Medang
Kamulan di Jawa Timur. Namun, setelah Mpu Sindok turun tahta, keadaan Jawa
Timur dapat dikatakan suram, karena tidak adanya prasasti-prasasti yang
menceritakan kondisi Jawa Timur. Baru setelah Airlangga naik tahta muncul
prasasti-prasasti yang dijadikan sumber untuk mengetahui keberadaan Kerajaan
Medang Kahuripan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang
memiliki pandangan politik yang tajam. Kebesaran Dharmawangsa tampak jelas
pada politik luar negerinya. Raja Dharmawangsa percaya bahwa kedudukan
ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang kuat merupakan ancaman bagi perkembangan
Kerajaan Medang Kahuripan. Oleh karena itu. Raja Dharmawangsa mengerahkan
seluruh angkatan lautnya untuk menduduki dan menguasai Kerajaan Sriwijaya.
Akan tetapi, selang beberapa tahun kemudian, Sriwijaya bangkit dan mengadakan
pembalasan terhadap Kerajaan Medang Kahuripan yang masih diperintah oleh
Dharmawangsa.
Dalam usaha menundukkan Kerajaan Medang Kahuripan, Kerajaan Sriwijaya
mengadakan hubungan dengan kerajaan kecil yang ada di Jawa, yaitu dengan
Kerajaan Wurawari. Serangan dari Kerajaan Wurawari itulah yang
mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (1016 M). Serangan itu
terjadi ketika Raja Dharmawangsa melaksanakan upacara pernikahan putrinya
dengan Airlangga (dari Bali). Dalam serangan itu. Raja Dharmawangsa beserta
kerabat istana tewas. Namun Airlangga dapat melarikan diri bersama pengikutnya
yang setia, yaitu Narottama.
Airlangga Dalam prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga masih
termasuk keturunan Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya yang bernama
Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang menikah dengan Raja Udayana.
Ketika Airlangga berusia 16 tahun ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa.
Pada saat upacara pernikahan itulah terjadi serangan dari Kerajaan Wurawari,
yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kahuripan. Seperti sudah
disebut, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu
Narottama ke dalam hutan. Di tengah hutan Airlangga hidup seperti seorang
pertapa dengan menanggalkan pakaian kebesarannya.
Selama tiga tahun (1016-1019 M), Airlangga digembleng baik lahir maupun batin
di hutan Wonogiri. Kemudian, atas tuntutan dari rakyatnya, pada tahun 1019 M
Airlangga bersedia dinobatkan menjadi raja untuk meneruskan tradisi Dinasti
Isyana, dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh
Ananta Wirakramatunggadewa.
Antara tahun 1019-1028 M, Airlangga berusaha mempersiapkan diri agar dapat
menghadapi lawan-lawan kerajaannya. Dengan persiapan yang cukup, antara
tahun 1028-1035 M, Airlangga berjuang untuk mengembalikan kewibawaan
kerajaan. Airlangga menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat seperti Kerajaan
Wurawari, Kerajaan Wengker, dan Raja Putri dari selatan yang bernama Rangda
Indirah. Peperangan menghadapi Rangda Indirah ini diceritakan melalui cerita
yang berjudul Calon Arang.
Setelah Airlangga berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, ia mulai membangun
kerajaan di segala bidang kehidupan untuk kemakmuran rakyatnya. Dalam waktu
singkat Kerajaan Medang Kahuripan berhasil meningkatkan kesejahteraannya,
keadaan masyarakatnya stabil. Setelah tercapai kestabilan dan kesejahteraan
kerajaan, pada tahun 1042 M Raja Airlangga memasuki masa kependetaan. Tahta
kerajaan diserahkan kepada seorang putrinya yang terlahir dari permaisuri, tetapi
putrinya telah memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar Ratu Giri Putri,
maka tahta kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir
Airlangga. Selanjutnya, Kerajaan Medang Kahuripan terbagi dua, untuk
menghindari perang saudara, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri
(Panjalu).

 Perekonomianya

Letak Sriwijaya sangat strategis, yakni di tengah jalur perdagangan


India - Cina, dekat Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan
daerah-daerah di Asia Tenggara. Menurut Coedes, setelah Kerajaan Funan
runtuh, Sriwijaya berusaha menguasai wilayahnya agar dapat memperluas
kawasan perdagangannya. Untuk mengawasi kelancaran perdagangan dan
pelayarannya, Sriwijaya menguasai daerah Semenanjung Malaya, tepatnya
di daerah Ligor. Adanya hubungan perdagangan dengan Benggala dan
Colamandala di India, lalu lintas perdagangan Sriwijaya makin ramai.
Ekspor Sriwijaya terdiri atas gading, kulit, dan beberapa jenis binatang.
Adapun impornya adalah sutra, permadani, dan porselin.

 Peninggalannya

a) Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka (683 M) ditemukan di


tepi Sungai Tatang, dekat Palembang.
b) Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 Saka (684 M) ditemukan di
sebelah barat Pelembang.
c) Prasasti Kota Kapur berangka tahun 608 Saka (686 M) ditemukan di
Bangka.
Prasasti ini menjadi bukti serangan Sriwijaya terhadap Tarumanegara
yang membawa keruntuhan kerajaan tersebut, terlihat dari bunyi:
"Menghukum bumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya."
d) Prasasti Karang Berahi berangka tahun 608 Saka (686 M). Isi prasasti
ini memperjelas bahwa secara politik, Sriwijaya bukanlah negara kecil,
melainkan memiliki wilayah yang luas dan kekuasaannya yang besar.
Prasasti ini juga memuat penaklukan Jambi.
e) Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun). Prasasti ini menyebutkan
bahwa negara Sriwijaya berbentuk kesatuan dan menegaskan kedudukan
putra-putra raja: Yuwaraja (putra mahkota), Pratiyuwaraja (putra
mahkota kedua), dan Rajakumara (tidak berhak menjadi raja).
f) Prasasti Ligor berangkat tahun 697 Saka (775 M) ditemukan di Tanah
Genting Kra. Prasasti ini memuat kisah penaklukan Pulau Bangka dan
Tanah Genting Kra (Melayu) oleh Sriwijaya
g) Prasasti Palas Pasemah (tidak berangka tahun) ditemukan di Lampung
berisi penaklukan Sriwijaya terhadap Kerajaan Tulangbawang pada abad
ke-7.
6. Kerajaan Mataram Hindu atau MATARAM KUNO ( 732 – 929 M )

1.Letak
Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan terdapat
kerajaan Hindu yang berpusat di lembah sungai Progo. Kerajaan Mataram kuno pernah
diperintah oleh dua dinasti / wangsa yang berbeda agama.
2.Silsilah Raja-nya
Raja-raja yang memerintah ialah :
* Sarna
* Sanaya yang bergelar Raka Mataram Ratu Sanjaya.
* Rakai Panangkara, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai
Panangkarana

Setelah memerintah Rakai Panagkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai pemeluk
agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hinsu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah
Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan
Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali

Raja-raja yang selanjutnya ialah :


* Belitung yang bergelar Rakai Watukara.
* Daksa.
* Tulodong
* Wawa
* Mpu Sendok.
3. Pemerintahanya
A.Pemerintahan Dinasti Sanjaya Pertama
Kerajaan Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna yang bijaksana, setelah Sanna
meninggal Mataram diperintah oleh raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti Mantyasih, Sanjaya
dipakai sebagai pangkal silsilah, ia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja Sanjaya
meneruskan cara pemerintahan yang telah dirintis oleh raja Sanna.
Ia berhasil menciptakan kemakmuran dan ketentraman rakyatnya, agama yang berkembang
adlah Hindu Syiwa. Raja-raja Hindu keluarga Sanjaya banyak membangun candi-candi Hindu
didataran tinggi Dieng, daerah ini sering disebut “Kota Para Paderi”
Disekeliling candi didirikan rumah kediaman para Brahmana, penginapan para musafir, raja
dan para bangsawan. Setelah raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah oleh Rakai
Panangkaran.
B. Pemerintahan Dinasti Syailendra
Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran di daerah Bagelan dan Yogyakarta
Timbul kerajaan baru yang berkembang pesat dibawah dinasti Syailendra. Kerajaan ini pada
mulanya merupakan taklukan kerajaan Mataram.
Pada tahun 778 M Syailendra berhasil menaklukkan Mataram dan sejak saat itulah Mataram
Jawa Tengah diperintah oleh dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Dinasti Syailendra berkuasa kira-kira satu abad di Mataram. Raja-raja dari dinasti Syailendra
diantaranya adalah : Bhanu, Sri Dharmatungga ( Wisnu ), Sri Sanggramadananjaya ( Indra ),
Samaratungga dan Balaputra Dewa. Silsilah keluarga Syailendra terdapat piagam Manjusri.
Kerajaan Mataram pada masa dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaan ketika diperintah
raja Samaratungga.
Pada masa dinasti Syailendra dibangun candi-candi yang bercorak Budha seperti, candi sewu,
Kalasan, Sari, Borobudur, Pawon, Mendut, Ngawen.
Setelah beberapa lama Mataram dibawah pengaruh Syailendra, dinasti Sanjaya yang pernah
tersingkir bangkit kembali. Rakai Pikatan ( Sanjaya ) menikah dengan Pramodawardhani (
Syailendra ). Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Rakai Pikatan untuk merebut tahta kerajaan
dari dinasti Syailendra.
Adik pramudawardani : Balaputradewa tidak setuju akhirnya terjadi perang Balaputradewa
malawan Pikatan . Balaputradewa terdesak melarikan diri ke Sriwijaya ( kakeknya ) . dari
Sriwijaya , Balaputradewa akan menghancurkan kerajaan Mataram Hindu di Jawa .
Untuk menghindari serangan dari Sriwijaya , Mpu Sendok memindahkan kerajaan Mataram
Hindu ke Jawa Timur dan mendirikan dinasty baru yaitu ISANA .
4. Ekonominya
Kerajaan mataram kuno merupakan negara agraris yang bersifat tertup. Akibatnya,kerajaan
ini sulit berkembang ekonominya, terutama karena segi perdagangan dan pelayaran sangat
kering. Kejayaan baru di peroleh pada masa pemerintahan Beitung. Membangun pusat
perdagangan yang terletak di kanan-kiri sungai bengawan solo dan dibebaskan dari pajak.
5.Peninggalan
Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M.
Ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat desa Sleman, daerah Yogya. Prasasti ini
berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa. Isinya asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga
di bukit Stirangga. Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan,ada yang
menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud belum
jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak
prasasti yang ditemukan).

7. Kerajaan Kediri ( 1050 – 1222)

1. Letak
kerajaan kediri adalah kerajaan berdiri di Jawa Timur pada tahun 1042-1222. Kerajaan Kediri di
perintah oleh raja Sri Samarawijaya.
Perebut kekuasaan antara jenggala dan kediri berlangsung sampai tahun1520. Selanjutnya selama
kurang lebih setengah abad ke dua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah.
2. Silsilah rajanya
Tahun 117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya :
* Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.
* Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji jaya Jayabaya
Pada masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oleh Mpu sedihdan di lanjutkan Mpu Panuluh (Mpu
Sedah meninggalkan sebelum kitabnya selesai)
* Mpu Penuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya.
* Sri Aryeswara.
* Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.
Pujangga yang terkenal pada masa itu adalah :
* Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya dan Lubdaka.
* Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana.

Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1222, karena ditaklukkan oleh Ken Arok.
Urutan raja Kediri selanjutnya adalah :
a. Sarvecvara
b. Aryyaecvara
c. Kracaradipagandra.
d. Kamecvara – hasil sastra antara lain : Kitab Smaradahana
oleh Mpu Darmaja dan Kitab Cerita Panji.
e. Raja Kertajaya 1194 – 1222, yang merupakan raja terakhir
dari Kediri yang dikalahkan Ken Arok di Ganter.
3. Pemerintahanya
Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji
Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Raja Kediri yang
pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 –
1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya – Jangka Jayabaya.
Hasil sastra pada masa pemerintahannya adalah :
a. Kitab Bharatayuda oleh Mpu Sedah dan Panuluh.
b. Kitab Hariwangsa karangan Mpu Panuluh.
c. Kitab Gatotkcasraya karangan Mpu panuluh.
4. Ekonominya
Dunia perekonomianya pun mengalami perkembangan : dari yang semula sistem barter hingga sistem
nilai tukar uang. Perdangan dan perlayaran maju pesat melalui Sungai Brantas yang dapat dilayari
sampai ke pedalaman wilyah Kediri dan bermuara di Laut Selatan (Samudera Indonesia)
5. Peninggalanya
a. Prasasti Banjaran (1052 M)
b. Prasasti Hantang (1135 atau 1052 M)
c. Prasasti Jepun (1144 M)
d. Prasasti Talan (1136 M)

8. KERAJAAN SINGASARI ( 1222 – 1292 )

Ken Arok
1.Letak
Letak kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur. Semula berawal dari kekuasaan seorang
akuwu / bupati Tumapel. Perkembangan selanjutnya Singasari menjadi kerajaan besar.
Sumber sejarah : Kitab Pararaton yang berisi tentang raja-raja yang memerintah Singasari.
Raja-raja yang pernah memerintah Singasari adalah :
2. Silsilah Rajanya
Ken Arok ( 1222 – 1227 ), merupakan pendiri dinasti Girindrawangsa dengan gelar Ranggah Rajasa
sang Amurwabumi.
Anusapati ( 1227 – 1248 ), dimakamkan di candi Kidal
Tohjaya , masa pemerintahannya tidak lama karena dibunuh oleh Ranggawuni anak Anusopati.
Ranggawuni (1249 – 1267 ) , bergelar Wisnuwardana dibantu Mahesa Cempaka bergelar Narasinga
Murti.
Kertanegara ( 1268 -1292 ), raja terbesar yang ingin menyatukan nusantara.
3. Pemerintahanya
1) Ken Arok.
Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan
Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari yang
bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan
wangsa Rajasa.

2) Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes).


Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang
pengalasan (budak).

3) Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang).


Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang
dilancarkan oleh :
* Ranggawuni (anak Anusapati).
* Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes)

4) Ranggawuni.
Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama
Mahisa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya
yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.

5) Kertanegara.
Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – I292), merupakan raja Singasari yang terbesar.
Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu.

Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat
Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman -
Raja Campa. Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.

- Ekspedisi Pamalayu, mengirim pasukan ke Sumatera untuk menaklukan kerajaan Melayu, Sriwijaya.
- Tahun 1289 Meng-Ki utusan dari Cina ( Kubilai- Khan ) dilukai dipotong hidungnya
- Tahun 1292, Kertanegara gugur.
- Tahun 1293 tentara Cina ( 20.000 ) datang untuk membalas dendam pada raja Kertanegara namun
raja sudah meninggal ( hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang ).
Runtuhnya Singasari karena diserang oleh Jayakatwang ( Kediri ) tahun 1292 . R Wijaya melarikan diri,
ditolong oleh lurah desa Kudadu dan disarankan untuk pergi ke Madura minta bantuan Bupati
Madura Aryawiraraja.
Disarankan agar Raden Wijaya menyerah pada Jayakatwang . Raja Jayakatwang menerima Raden
Wijaya dan diberi tanah Hutan Tarik , dimana ditanah ini nanti Raden Wijaya mendirikan kerajaan
Majapahit .
4. Ekonominya
Dalam hal kepemilikan tanah, transportasi, perpajakan, dan tenaga kerja kehidupan rakyat medang
kamulan menyerupai Mataram, karena Medang Kamulan tak lain adalah kelanjutan Mataram hanya
nama dinastinya saja yang berbeda.
5. Peninggalanya
Candi Singosari, Candi Jago, Candi Sumberawan, Arca Dwarapala, Prasasti Manjusri, Prasasti Mula
Malurung, Prasasti Singosari, Candi Jawi, Prasasti Wurare.

9. KERAJAAN MAJAPAHIT ( 1215 – 1400 )

1.Letak
Gerbang Majapahit
Kerajaan Majapahit semula sebidang tanah bernama Hutan Tarik yang diberikan Jayakatwang kepada
R. Wijaya. Secara diam-diam R. Wijaya membangun kerajaan bernama Majapahit terletak di daerah
wilwatikta (Trowulan) .
Sumber sejarah :
Prasasti Butak, berisi peristiwa runtuhnya Singasari dan perjuangan R. Wijaya mendirikan Majapahit.
Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari dan Majapahit
Kitab Negarakertagama, berisi kisah perjalanan Hayam Wuruk keliling Jawa Timur.
2. Silsilah Raja Majapahit
1) Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309).
Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :
* Tribuana, sebagai permaisuri.
* Gayatri. yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit.
* Narendraduhita.
* Prajnaparamita.
Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan tiga orang putra:
* Jayanegara (dari permaisuri).
* Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan
* Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.

2) Sri Jayanegara (1309 - 1329).


4) Rajasanegara (1350 -13891)
5) Wikramawardhana (1389 – 1429
3. Pemerintahanya
Raja-raja Majapahit adalah :
Raden Wijaya ( 1215 – 1309 )
bergelar Kertarajasa Jayawardana. Pendiri kerajaan Majapahit pada masa pemerintahannya terjadi
pemberontakan,yaitu:
* Ranggalawe, tahun 1295
* Sora, tahun 1311
* Juru Demung, tahun 1313
Pemberontakan terjadi karena mereka tidak
puas dengan jabatan yang diberikan .Tahun
1309 R. Wijaya meninggal di candikan di candi
Antapura.
Jayanegara ( 1309 – 1328 )
Kala Gemet bergelar Jayanegara . Pada masa pemerintahan terjadi pemberontakan yakni:
* Kuti , tahun 1319
* Nambi , tahun 1316
* Semi , tahun 1318
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti yang berhasil menguasai ibu kota
kerajaan. Namun pemberontakan-pemberontakan dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.
Tri Bhuwanatunggadewi ( 1328 – 1350 )
Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng ( 1331 ). Pemberontakan Sadeng dapat
dipadamkan oleh Gajah Mada, kemudian Gajah Mada diangkat Mangkubumi / perdana menteri di
Majapahit. Pada upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang artinyaGajah
Mada tidak akan bersenang-senang sebelum menyatukan Nusantara.
Gajah Mada
Hayam Wuruk ( 1350 – 1389 )
Hayam Wuruk bergelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya terjadi perang Bubat tahun 1357
,karena kesalahpahaman antara Gajah Mada dengan Sri Baduga raja Pajajaran.
Gajah Mada meninggal tahun 1364, sejak itu Majapahit mengalami kemerosotan.
Wikramawardana
Setelah Hayam Wuruk wafat tahun 1389,digantikan putrinya Kusuma Wardani yang menikah dengan
Wikrama Wardana. Tahun 1400 Kusuma Wardani wafat, Wikrama Wardana kemudian menjadi Biksu.
Sebagai raja pengganti adalah Suhita. Namun Wirabumi anak dari selir Hayam Wuruk menginginkan
tahta, akhirnya terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta. Perang ini sering disebut perang
Paregreg / perang Saudara. Perang ini sering dikisahkan perang antara Damarwulan melawan
Minakjinggo.
Wirabumi dapat dikalahkan sehingga Majapahit dapat stabil kembali ,Raja Majapahit terakhir adalah
Brawijaya V,setelah itu kerajaan hancur diserang oleh Raden Patah dari Demak.
Sebab keruntuhan kerajaan Majapahit :
1. Wafatnya tokoh besar Gajah Mada dan Hayam Wuruk
2. Adanya perang “ Paregreg “ tahun 1401 – 1406
3. Serangan dari armada Cina yang dipimpin Laksamana Cheng-Ho
4. Daerah vasal Majapahit melepaskan diri
5. Masuknya agama Islam ke Nusantara
4. Ekonominya
Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan bandar-bandar, setelah ada ekspedisi
Cina,bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis,
berusaha melepaskan diri dari Majapahit.
5.PENINGGALAN SEJARAH BERCORAK HINDU-BUDHA
1. Prasasti
Peninggalan kerajaan –kerajaan Hindu-Budha di Indonesia yang masih ada adalah prasasti-prasasti
yang memuat tentang informasi kerajaan – kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
Contoh :
* Prasasti Yupa ( Kalimantan Timur )
* Prasasti Ciaruteun ( Bogor )
* Prasasti Mantyasih ( Jawa Tengah )
* Prasasti Canggal ( Jawa Tengah )
2. Candi
Menurut fungsinya dari daerah asalnya India candi merupakan bangunan suci tempat upacara ,
tetapi di Indonesia ada yang difungsikan untuk makam raja-raja.
Candi yang bercorak Hindu :
§ Candi Prambanan
§ Kelompok Candi Dieng
§ Candi Gedong Songo
§ Candi Sambisari
§ Candi Gunung Wukir
Candi bercorak Budha :
§ Candi Borobudur
§ Candi Mendut
§ Candi Pawon
§ Candi Sewu
§ Candi Plaosan
3 . Sastra
Hasil karya sastra pada zaman kerajaan
Kediri
Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Empu Panuluh tahun 1157.
Kitab Arjunawiwaha dikarang oleh Mpu Kanwa , berisi perkawinan raja Erlangga.
Kitab Smaradhahana dikarang oleh Mpu Dharmaja .
Hasil karya sastra pada zaman kerajaan Majapahit :
kitab Negarakertagama ( 1365 ) dikarang oleh Mpu Prapanca .
Kitab Sutasoma dikarang oleh Mpu tantular .
Kitab Pararaton tanpa nama pengarang , berisi cerita tentang kerajaan Singasari dan Majapahit.
Kitab Sundayana berisi tentang Perang bubat.
Kitab Ranggalawe berisi tentang pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Usana Jawa berisi tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada .
10. Kerajaan Mataram Hindu atau MATARAM KUNO ( 732 – 929 M )

1.Letak
Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan terdapat
kerajaan Hindu yang berpusat di lembah sungai Progo. Kerajaan Mataram kuno pernah
diperintah oleh dua dinasti / wangsa yang berbeda agama.
2.Silsilah Raja-nya
Raja-raja yang memerintah ialah :
* Sarna
* Sanaya yang bergelar Raka Mataram Ratu Sanjaya.
* Rakai Panangkara, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai
Panangkarana

Setelah memerintah Rakai Panagkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai pemeluk
agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hinsu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah
Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan
Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali

Raja-raja yang selanjutnya ialah :


* Belitung yang bergelar Rakai Watukara.
* Daksa.
* Tulodong
* Wawa
* Mpu Sendok.
3. Pemerintahanya
A.Pemerintahan Dinasti Sanjaya Pertama
Kerajaan Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna yang bijaksana, setelah Sanna
meninggal Mataram diperintah oleh raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti Mantyasih, Sanjaya
dipakai sebagai pangkal silsilah, ia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja Sanjaya
meneruskan cara pemerintahan yang telah dirintis oleh raja Sanna.
Ia berhasil menciptakan kemakmuran dan ketentraman rakyatnya, agama yang berkembang
adlah Hindu Syiwa. Raja-raja Hindu keluarga Sanjaya banyak membangun candi-candi Hindu
didataran tinggi Dieng, daerah ini sering disebut “Kota Para Paderi”
Disekeliling candi didirikan rumah kediaman para Brahmana, penginapan para musafir, raja
dan para bangsawan. Setelah raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah oleh Rakai
Panangkaran.
B. Pemerintahan Dinasti Syailendra
Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran di daerah Bagelan dan Yogyakarta
Timbul kerajaan baru yang berkembang pesat dibawah dinasti Syailendra. Kerajaan ini pada
mulanya merupakan taklukan kerajaan Mataram.
Pada tahun 778 M Syailendra berhasil menaklukkan Mataram dan sejak saat itulah Mataram
Jawa Tengah diperintah oleh dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Dinasti Syailendra berkuasa kira-kira satu abad di Mataram. Raja-raja dari dinasti Syailendra
diantaranya adalah : Bhanu, Sri Dharmatungga ( Wisnu ), Sri Sanggramadananjaya ( Indra ),
Samaratungga dan Balaputra Dewa. Silsilah keluarga Syailendra terdapat piagam Manjusri.
Kerajaan Mataram pada masa dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaan ketika diperintah
raja Samaratungga.
Pada masa dinasti Syailendra dibangun candi-candi yang bercorak Budha seperti, candi sewu,
Kalasan, Sari, Borobudur, Pawon, Mendut, Ngawen.
Setelah beberapa lama Mataram dibawah pengaruh Syailendra, dinasti Sanjaya yang pernah
tersingkir bangkit kembali. Rakai Pikatan ( Sanjaya ) menikah dengan Pramodawardhani (
Syailendra ). Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Rakai Pikatan untuk merebut tahta kerajaan
dari dinasti Syailendra.
Adik pramudawardani : Balaputradewa tidak setuju akhirnya terjadi perang Balaputradewa
malawan Pikatan . Balaputradewa terdesak melarikan diri ke Sriwijaya ( kakeknya ) . dari
Sriwijaya , Balaputradewa akan menghancurkan kerajaan Mataram Hindu di Jawa .
Untuk menghindari serangan dari Sriwijaya , Mpu Sendok memindahkan kerajaan Mataram
Hindu ke Jawa Timur dan mendirikan dinasty baru yaitu ISANA .
4. Ekonominya
Kerajaan mataram kuno merupakan negara agraris yang bersifat tertup. Akibatnya,kerajaan
ini sulit berkembang ekonominya, terutama karena segi perdagangan dan pelayaran sangat
kering. Kejayaan baru di peroleh pada masa pemerintahan Beitung. Membangun pusat
perdagangan yang terletak di kanan-kiri sungai bengawan solo dan dibebaskan dari pajak.
5.Peninggalan
Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M.
Ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat desa Sleman, daerah Yogya. Prasasti ini
berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa. Isinya asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga
di bukit Stirangga. Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan,ada yang
menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud belum
jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak
prasasti yang ditemukan).

Вам также может понравиться