Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dari jurnal yang berjudul “Snake bite in Australia: first aid and envenomation
management” bahwa di Australia banyak berbagai macam jenis ular, beberapa
diantaranya ada ular yang paling beracun didunia. Kejadian terkena gigitan ular telah
diperkirakan terjadi beberapa ribu tahun lalu. Gigitan ular tidak semuanya menghasilkan
racun, tetapi terdapat sekitar 300 gigitan ular dalam setahun yang membutuhkan
pengobatan injeksi racun. Dalam hal ini perawat darurat harus memberikan teknik
pertolongan pertama yang tepat agar tidak terjadi keterlambatan dalam penerapan
pertolongan pertama. Penelitian ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang
diperlukan untuk menerapkan teknik pertolongan pertama yang dianggap efektif dalam
memperlambat penyebaran bisa ular. Teknik Perban menjadi salah satu pertolongan
pertama yang efektif digunakan untuk mengurangi racun dalam tubuh. Teknik perban
adalah prioritas dalam intervensi triase pada korban gigitan ular, dengan cara
mengidentifikasi korban terlebih dahulu apakah terjadi sengatan beracun dan jenis ular
apa yang menggigit lalu memberikan anti racun, penerapan tekanan immobilisasi
perban (PIM) bertujuan untuk mengurangi gerakan anggota badan saat gigitan ular telah
terjadi dan juga untuk menekan jaringan di sekitar gigitan. Dari penelitian ini juga
menerapkan system imobilisasi dimana hal ini bertujuan agar mengurangi penyebaran
racun. Berikut langkah–langkah dalam melakukan teknik perban PIM sebagai
pertolongan pertama pada gigitan ular :
1. Identifikasi lokasi gigitan pada korban
2. Dari tempat gigitan ular lakukan perban dan biarkan ujung perban terbuka untuk
memungkinkan pemantauan sirkulasi
3. Jangan mencuci atau membersihkan lokasi gigitan sebelum dilakukan tindakan
karena hal tersebut dapat menghilangkan jejak racun yang diperlukan untuk
identifikasi ular dan racun
4. Belat ( membalut dengan papan) harus diterapkan untuk menjaga ekstremitas
bergerak dan pasien ditempatkan dalam posisi istirahat.
5. Perban harus tetap digunakan sampai racun telah dikeluarkan atau sampai infuse
anti racun telah mulai diberikan kepada pasien.
Mengidentifikasi ular yang menggigit
A venom detection kit (VDK) adalah tes yang digunakan dan dianggap handal
untuk mengidentifikasi jenis ular dan anti racun yang diperlukan dalam kasus gigitan
ular beracun. Tes VDK lebih efektif digunakan dibandingkan identifikasi visual dari
ular karena identifikasi visual dari ular sering membutuhkan ular untuk dibunuh dan hal
tersebut dapat meningkatkan bahaya dan kemungkinan bisa terjadi gigitan ular yang
membuat ular marah danmeningkatkan bahaya gigitan ular yang beracun.
Mengidentifikasi gigitan ular beracun
Jika racun telah diidentifikasi melalui VDK, maka perlu untuk menentukan
apakah pasien telah mengalami gigitan ular beracun. Banyak pasien, meski tentu digigit
ular tidak mengalami bisa racun (Sprivulis & Jelinek 2000). Korban harus diamati untuk
tanda-tanda kelumpuhan atau parestesia, seperti penglihatan kabur, bicara cadel, Ini
adalah gejala yang terkait dengan neurotoksin yang ditemukan banyak ular di Australia,
tetapi mungkin juga karena aktivitas myotoxin (White 1998). Tes lainnya termasuk
pemeriksaan darah lengkap dan profil pembekuan untuk mengidentifikasi kelainan yang
terkait dengan hemotoksin. Penilaian fisik dapat mengungkapkan memar atau keluarnya
darah dari luka kecil atau selaput lendir (White 1998). Urea, kreatinin, elektrolit, dan
kinase kreatinin juga harus dievaluasi untuk tanda-tanda efek racun pada fungsi ginjal
dan kerusakan otot. Pasien juga biasanya mengalami mual, muntah, sakit perut, sakit
kepala, pusing, dan berkeringat. Namun dengan tidak adanya tanda-tanda kelumpuhan
atau data dari laboratorium, manifestasi ini tidak dapat dianggap sebagai indikasi gigitan
ular yang beracun.
Setelah tanda tanda gigitan ular beracun telah diidentifikasi, pasien diberikan
anti racun sebagai obat penawar. Anti racun diberikan dalam bentuk encer melalui infus
dan harus dipatuhi dengan hati-hati. Reaksi alergi termasuk anafilaksis bisa terjadi
karena diproduksi dari serum. Untuk mengatasi hal tersebut maka infus harus dimulai
perlahan dan dapat ditingkatkan ke tingkat yang dibutuhkan jika pasien menunjukkan
tanda-tanda alergi. Langkah lain untuk mencegah respon alergi adalah dengan
pemberian adrenalin profilaksis dan promethazine. Perban PIM tidak boleh dilepas
sampai infus telah di berikan untuk mencegah memperburuk kondisi pasien. Agar anti
racun efektif , ia harus bersentuhan dengan racun yang beredar, oleh karena itu setelah
infus telah diberikan perban dapat dilepaskan jika terdapat peningkatan dan kondisi
telah stabil.
Sangat sedikit pasien akan mengalami bisa racun meskipun mengalami gigitan
ular. Pada pasien-pasien ini perawatan yang tepat yaitu dengan pengangkatan perban
PIM dengan pengamatan deket area yang dilengkapi dengan peralatan resusitasi, tes
darah berulang harus dilakukan dan dievaluasi satu jam setelah pelepasan perban, jika
tidak ad perubahan dalam kondisi pasien atau laporan laboratorium, pasien dapat
dipindahkan ke area observasi untuk dilakukan pemantauan ketat dan mengulang tes
darah 6-12 jam, jika tidak ada indikasi gigitan ular beracun dalam 12 jam maka pasien
sudah boleh untuk keluar rumah sakit dan pulang kerumah.