Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
VAKSIN
DISUSUN OLEH :
SITI RAHMAWATI
NIM : 1602050064
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa Penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
Dan harapan Penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah Vaksin
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Edward
Jenner sedang menyuntikkan vaksin Dunia sudah selayaknya mengucapkan terima kasih
untuk pionir-pionir seperti Jenner dan Pasteur.Mereka telah menemukan vaksin yang
mencegah tingginya angka kesakitan dan kematian.Namun demikian, kondisi masih
memprihatinkan, bahkan dirasakan tragis, karena menurut laporan Badan Kesehatan Dunia
(WHO), hampir dua juta anak-anak masih menjadi korban penyakit tiap tahun. Menutup
tahun-tahun pada abad ke-19 dan memasuki abad ke-20 ditandai dengan
munculnya achievements of great vaccine scientist seperti Pasteur. Sejak
Jenner vaccinia200 tahun yang lalu diperkenalkan, sembilan penyakit utama manusia telah
dapat dikendalikan dengan penggunaan vaksin: smallpox (1798), rabies
(1885), plague (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberculosis/BCG (1927), tetanus
(1927), dan yellow fever (1935).Beberapa vaksin digunakan secara individu di daerah
dengan resiko penyakit seperti rabies dan plague, tetapi tidak pernah digunakan secara
sistematis dalam skala global.Antara lain pada vaksin BCG pada tanggal 24 April 1927,
dokter Albert Calmette dan seorang peneliti bernama Camille Guerin berhasil menemukan
vaksin untuk mengobati penyakit TBC, yang dinamakan vaksin bacillus calmette
guerin (BCG).
2.2.Definisi Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
oleh organisme alami atau “liar”. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah
dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit.Vaksin dapat juga berupa organisme
mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin
akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu
sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).Pemberian vaksin diberikan
untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.Ada
beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi
kekebalan tanpa menimbulkan penyakit. Ketika seorang individu divaksinasi terhadap
4
penyakit atau infeksi, mengatakan difterinya sistem kekebalan tubuh siap untuk melawan
infeksi.Setelah divaksinasi ketika orang terkena bakteri yang menyebabkan tubuh
persneling untuk melawan infeksi. Vaksin memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk
belajar bagaimana untuk menghilangkan hampir semua penyebab penyakit kuman, atau
mikroba, yang menyerang itu.Setelah divaksinasi tubuh "mengingat" bagaimana
melindungi diri dari mikroba yang dialami sebelumnya.
5
Ammonium Sulfat, diduga dapat meracuni sistem pencernaan, hati, syaraf dan
sistem pernafasan.
Ampotericin B, sejenis obat yang digunakan untuk mencegah penyakit jamur. Efek
sampingya dapat menyebabkan pembekuan darah.
Kasein, perekat yang kuat, sering digunakan untuk merekatkan label pada botol.
Walaupun dihasilkan dari susu, namun di dalam tubuh protein ini dianggap sebagai
protein asing beracun.
2.5.Jenis-Jenis Vaksin
1. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan
memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.Bahan bersifat imunogenik yang
dibuat dari toksin kuman.Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural
fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.Imunisasi
bakteri toksoid efektif selamasatu tahun.Contoh :Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Rekombinan
7
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar.
Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi
eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus.Dengan teknologi DNA
rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan
virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya,
misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus
vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi
yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan-epitop organisme
yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen
epitop bagi sel penerima vaksin.
5. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi
dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon
ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang
diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam
nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya
mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens
nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin
ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan
saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang
percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon
humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini
sedang dilakukan.
6. Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B dan berbagai
komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker.Vaksinasi Hepatitis B dibuat dari
bagian virus, bukan seluruh virus tersebut sehingga vaksin hepatitis tidak dapat
menimbulkan penyakit hepatitis. Vaksin Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini
memberikan efek proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.
7. Vaksin Pneumokokus
Persatuan kesehatan sedunia menempatkan penyakit Pneumokokus yaitu penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin sebagai penyebab no.1 kematian anak-anak di bawah
umur 5 tahun di seluruh dunia. Bakteri Pneumonia (Pneumokokus) dapat menyebabkan
penyakit Pneumokokus. Biasanya ditemukan di dalam saluran pernafasan anak-anak yang
8
disebarkan melalui batuk atau bersin.Kini terdapat lebih dari 90 jenis Pneumokokus yang
diketahui, namun hanya lebih kurang 10% yang bisa menyebabkan penyakit yang serius di
seluruh dunia. Jenis 19A adalah bakteri yang muncul di dunia dan dapat menyebabkan
penyakit pneumokokus yang sangat serius dan resisten terhadap antibiotik. Pneumokokus
menyerang beberapa bagian tubuh yang berbeda, diantaranya adalah:
Meningitis (Radang selaput otak)
Bakteremia (infeksi dalam darah)
Pneumonia (infeksi Paru-paru)
Otitis Media (infeksi Telinga)
Penyakit Pnemokokus sangat serius dan dapat menyebabkan kerusakan otak,
ketulian, dan kematian.
9
Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam keadaan sudah dibunuh
atau sangat lemah. Ketika mereka yang disuntikkan ke dalam jaringan lemak atau otot,
antigen vaksin tidak cukup kuat untuk menghasilkan gejala dan tanda-tanda penyakit,
tetapi cukup kuat bagi sistem imun untuk menghasilkan antibodi terhadap mereka. Sel-sel
memori yang menetap akan mencegah infeksi ulang ketika mereka kembali lagi
berhadapan dengan antigen penyebab penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan
datang. Dengan demikian, melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit yang mestinya bisa dicegah. Namun perlu juga diingat bahwa karena
vaksin berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak atau host sedang
lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit. Karena itu pastikan anak/host dalam
keadaan sehat ketika akan divaksinasi. Jika sedang demam atau sakit, sebaiknya ditunda
dulu untuk imunisasi/vaksinasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam keadaan sudah dibunuh
atau sangat lemah. Ketika mereka yang disuntikkan ke dalam jaringan lemak atau otot,
antigen vaksin tidak cukup kuat untuk menghasilkan gejala dan tanda-tanda penyakit,
tetapi cukup kuat bagi sistem imun untuk menghasilkan antibodi terhadap mereka. Sel-sel
memori yang menetap akan mencegah infeksi ulang ketika mereka kembali lagi
berhadapan dengan antigen penyebab penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan
datang. Dengan demikian, melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit yang mestinya bisa dicegah. Namun perlu juga diingat bahwa karena
vaksin berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak atau host sedang
lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit. Karena itu pastikan anak/host dalam
keadaan sehat ketika akan divaksinasi. Jika sedang demam atau sakit, sebaiknya ditunda
dulu untuk imunisasi/vaksinasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Suwandi, Usman. 1990. Perkembangan Pembuatan Vaksin. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan PT Kalbe Farma
12
13