Вы находитесь на странице: 1из 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita, sehingga dalam menyusun makalah Biomedik Dasar yang berjudul Anatomi dan
Fisiologi Sistem Sensoris ini kita mampu mempelajari dengan baik serta menyelesaikannya
dengan lancar. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang
dengan jasanyalah kita mampu terbebas dari belenggu jaman kejahiliyahan menuju jaman
yang terang benderang.
Makalah ini disusun untuk pembaca memperluas pengetahuan mengenai anatomi dan
fisiologi sistem sensoris pada manusia. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan
memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih.

Cianjur, 16 November 2016

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. 1
Daftar isi................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... 3
B. Rumusan masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah........................................................................................... 3

BAB II TINJAUN PUSTAKA


A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris……………………………………...... 4
B. Anatomi Sistem Pengelihatan………………………………................................ 4
C. Anatomi Sistem Pendengaran ………………………………………………... 8
D. Anatomi Sistem Pengecapan …..…………................................................. 11
E. Anatomi Sistem Peraba………………………………................................. 13
F. Anatomi Sistem Penciuman………………………………............................ 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................. 17
B. Saran ………………………………………………………………..........…... 17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia,
karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini. Misalkan
saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Hidup
tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan nada atau musik. Atau
saat kita mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat
merasakan yang namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan
melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor
akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal ataupun
informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem Sensoris.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf) dan sistem
pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang dapat
dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses di saraf
pusat (encephalon danmedulla spinalis).
Makalah ini disusun agar kita mengetahui tentang sistem sensoris di dalam
tubuh kita serta bagaimana fisiologis ataupun cara kerja dari sistem tersebut. Dengan
mengetahui jalannya sistem sensoris, diharapkan mampu menambah wawasan,
mempersiapkan ilmu-ilmu dasar mengenai anatomi dan fisiologi sistem sensoris,
dapat mengidentifikasi secara akurat, meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam
menentukan asuhan keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan-rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris ?
2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris ?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi indra pada manusia ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai setelah
menyusun makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian sistem sensoris
2. Mengetahui cakupan/hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi indra-indra pada manusia

3
BAB II
ISI

A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris


Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir
yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut
dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju
otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima
informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus
listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya
akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam makalah ini hanya akan
membahas mengenai reseptor sensori yang menerima rangsangan dari luar tubuh.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem
sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca
indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh,
yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut
adalah penjelasan tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di
tubuh manusia.
Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan reseptor yang
dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau bisa disebut juga
eksteroseptor. Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat,
indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut
adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra
ke sistem saraf pusat.
B. INDRA PENGLIHATAN (MATA)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak
sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya
karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata
mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan
terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya
kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat terhubung
melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ).

4
Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di
serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan
dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.

a. Struktur Anatomi Mata


Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit.
Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid,
zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah
dan melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan
saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk
lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri dari.
1). Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak
tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera
memberi bentuk pada bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2). Kornea
Kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak
pada bagian depan mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat
masuknya cahaya dan memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan
yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim.
3). Lapisan Koroid
Lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang
berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan
oksigen pada retina . warna gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau
pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut
membentuk iris.

5
4). Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung
dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi
mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah
ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler
yang mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan kelebaran
pupil.
5). Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah,
transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel,
tabelnya sekitar 4mm dan diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan
oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini
menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang
lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor , cairan ini
diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi cairan
vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa pada tempatnya dan
dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada korne dan lensa . lensa
tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium.
Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui
mekanisme akomudasi yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk
memfokuskan objek secara jelas yang beragam.
6). Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada
bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata.
Retina meruapakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian
depan retina terdapat lapisan berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan pada
bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam
mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod
atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen
ungu.kedua pigmen tersebut akan terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen
ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu pigmen pada sel batang berfungsi
untuk situasi yang kurang terang atau matahari sedangkan pada pigmen sel kerucut
berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam pengliatan disiang hari .

6
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang
merupakan senyawa protein dan vitamin A apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai
menjadi vitamin A pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan
kelap yang disebut adaptasi gelap sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut
merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan oksin.
Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka terhadap merah, hijau dan biru
sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan pada salah satu sel
kerucut akan meyebabkan buta warna.
7). Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina,
untuk menuju ke otak.

b. Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf
sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan
gambar fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks
dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang
masuk kemata melalui konjungtiva, korne, okueus humor, lensa dan fitreurus humor,
diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum
akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan diatur oleh iris
dengan jalan membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos
yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk
pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan
(terjadi proses yang disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran
utama dari lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan
lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina merupakan
bagian mata veterbrata yang peka terhadap cahaya dan mampu mengubahnya menjadi
implus saraf untuk dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2).
Pada retina terdapat lapisan saraf atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar
dan neuron ganglion. Neuron merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya karena
mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones) sel batang mengandung sel
redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya redup sedangkan
sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa iodoksin yang

7
peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum
berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam bayangan
pertama kemudian akan diubah kembali jadi bayangan kedua disel bifolar dan
diselanjutnya menjadi bayangan ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa
kekorteks penglihatan primer untuk dihasilkan visual penglihatan.

C. INDRA PENDENGAR (TELINGA)


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi
di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang
tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian
luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah penjelasan tentang struktur
anatomi telinga.

a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)


Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm,
berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar
minyak dan kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3
bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus
dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar
keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar
apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat
berwarna kecoklat–coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen
berfungsimenangkapdanmencegahinfeksi.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani

8
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah
kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran
timpani dari pada trauma langsung dari luar.
b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang
pendengaran) dan eustachius.

1). Membran Timpani


Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk
menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima
rangsang fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara meuju
tulang-tulang pendengaran (osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
(a). Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan
dengan antrum dengan aditus adantrum
(b). Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
(c). Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang
berhubungan dengan tuba eustachius
Pembagian secara fisiologi:
(a). Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba auditiva
(b). Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan selula)

2). Osikula
Merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun
pada rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani
menuju rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:
(a). Malleus (martil)
(b). Incus (landasan)
(c). Stapes (sanggurdi)
yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga telinga dalam.
Yang letaknya melekat pada bagian dalam membra timpani. Antrum timpani
merupakan rongga tidak teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari
kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa, merupakan lanjutan dari
lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga
kecil yang disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum, di dalam

9
tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7
cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3). Saluran eustacius


Merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok
menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam
keadaan biasa dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di
dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau
ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani berfungsi memfokuskan
bunyi yang masuk dalam liang telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang
pendengaran berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk meningkatkan
amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan membran timpani.

c. Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang menyerupai saluran-
saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan
koklea (rumah siput)).
1). Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai
pintu penghubung antar bagian-bagian telinga.
2). Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu saluran superior,
posterior dan lateral.ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama
lain. Pada salah satu ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran
semi serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam mengendalikan keseimbangan,
dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti
rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut
yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat
jendela oval (vanestra vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga
dalam, dan jendela melingardan (fanestra kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor
suara. Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar
jika ada bunyi, getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus
auditori) oleh ujung-ujung saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan
sebagai suara.

10
D. INDRA PENGECAP ( LIDAH)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan
lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan
atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah
dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis,
asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di
tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah
dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu,
makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat
dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga
mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk
ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.

a. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak


Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari
lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus
glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada
pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar
sepanjang nervus facial dan dari 1/3.
posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain
lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di
medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan

11
membawa sinyal dan bertemu denganleminiskus medialis kemudian akan disalurkan
ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral
gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang
dirasa.
b. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis. Terdapat
dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;


2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf
V di belakang lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila
folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di
pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk
rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut
berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada
permukaan atas lidah.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke
lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup
pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap
dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit.
Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3). Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4). Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

12
Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.
c. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah
gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan
limpa kaku, menandakan masuk angin panjang, adanya akivitas panas pada jantung
Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

E. INDRA PERABA (KULIT)


Jika dilihat di bawah mikroskop, kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
epidermis dan lapisan dermis. Jaringan epidermis biasa disebut juga jaringan
pelindung. Pengertian jaringan epidermis adalah lapisan jaringan paling luar yang
berfungsi sebagai pelindung atau menutupi seluruh organ.

a. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit
berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan
lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1). Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

13
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak
tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit.
Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan
yang paling atas sampai yang terdalam):
(a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
(b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit
tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
(c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
Terdapat sel Langerhans.
Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan
kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi.
Terdapat sel Langerhans.
Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia
dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi
Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan
dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
2). Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal
pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
(a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
(b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat

14
epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength,
suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

3). Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut
daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar,
isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
b. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa
bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit.
Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan
mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal
kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Kulit mengandung berbagai
jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar,
serta ujung saraf yang terselubung.

F. INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)


Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki
banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip
komposisi (component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki
tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat
wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor. Namun
dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem
olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus
benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia

15
yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut
dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin
berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul
yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior
dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan
berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:


a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian tengkorak
yang permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs (saraf cranial yang
pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi sinapsis dengan neuron yang menyampaikan
pesan secara menyebar ke olfactory paleocortex di lobus temporal bagian medial
melalui lateral olfactory tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf yang menuju
medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian menuju olfactory neocortex dibagian
depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan inferior. Neuron-neuron olfactory
paleocortex yang lain akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi neuron ke
thalamic-neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma,
maka proyeksi neuron ke sistem lymbic bertugas sebagai perantara respon emosional
terhadap aroma.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di
ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di
jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ
yang bersangkutaan diataranya sebagai berikut :
1. Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan.
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga
telinga dalam.
2. Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi
optikal untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa
komponen utama, sebagai berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta,
fovea, iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron
bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel
kerucut, sklera, vitreus humor.
3. Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf
sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan
dingin), serta rasa sakit.
4. Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan
lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah
terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
5. Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang
terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah
hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Anatomi Fisiologi sangat penting bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita
dimudahkan dalam menjaankan aktifitas kita. Selain dari pada itu, penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan
yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
http://ps-dasar.lab.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/Indera-Penciuman-dan-
Indera-Pengecap.pdf

18

Вам также может понравиться