Вы находитесь на странице: 1из 4

CONTOH ROLE PLAY MENGENAI KONSELING INTERPERSONAL

YANG DILAKUKAN SEORANG BIDAN

Chaerani Tri Handayani sebagai Ayah


Fernanda Dian Shafira sebagai Bidan
Miranti Puteri Aulia sebagai Ibu hamil
Rahmalia Deyananda sebagai Perawat
Ziyan Jannati sebagai Perempuan

Di pagi hari, seorang ibu yang sedang mengandung anak keduanya ingin memeriksakan
kehamilannya kerumah sakit. Usia kehamilan ibu tersebut adalah 5 bulan, ibu ini selalu
memeriksakan kehamilan kepada dokter di rumah sakit.
(Di rumah sakit)

Perawat /R : selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu?


Ibu hamil : iya selamat pagi mba, saya mau periksa kandungan mba dengan dokter Seno mba di
spesialis obgyn
Perawat/R: oh iya baik ibu, saya cek dulu dia praktek hari ini atau tidak.
Ibu hamil: ok mba, saya tunggu
Perawat/R: ibu duduk dulu saja. Nanti kalo sudah ada informasinya saya panggil ibu.
Ibu hamil: iya baik mba, saya duduk disana ya mba
Perawat/R: iya ibu

10 menit kemudian, perawat menghampiri ibu yang ingin memeriksakan kandungannya.

Perawat/R : mohon maaf ibu, dokter obgyn yang ibu cari sedang tidak ada bu
Ibu hamil: Beliau kemana mba?
Perawat: dokternya ada urusan dengan kuliah nya di luar negeri bu kemungkinan beliau akan
praktek lagi minggu depan ibu.
Ibu hamil: waah mba gimana ninh? padahal minggu ini adalah jadwal kontrol kehamilan saya
mba, yasudah mba terimakasih ya mba.
Perawat/R: sekali saya minta maaf ya bu
Ibu hamil: iya mba

Ibu hamil duduk kembali di ruang tunggu dan ia menghubungi keluarganya untuk meminta
dijemput di rumah sakit.

Ibu hamil: *tut..tut..tut..* Assalamualaikum, halo ayah.. ayah ada dimana?


Ayah : Di kantor Bun? Ada apa? Bunda udah selesai periksanya ? gimana keadaan kehamilan
anak kita, Bun?
Ibu hamil : Belum diperiksa Yah, dokternya lagi ada urusan ke luar negeri dan dokternya minggu
depan baru praktek lagi. Ayah bisa jemput Bunda di rumah sakit ga, Yah?
Ayah : loh kok gitu Bun, bukannya minggu ini jadwalnya Bunda harus kontrol kehamilan ya? Kalau
begitu gimana kita bisa tahu nanti keadaan kehamilan Bunda? Ayah sudah tidak sabar
mengetahui perkembangan anak kita
Ibu hamil: iya yah, bunda juga baru tahu kalau dokternya dadakan ada urusan lain di luar negeri.
Ayah : Tapi ayah penasaran dengan perkembangan anak kita nanti. Sudah pokoknya kamu
minggu ini harus periksa kehamilan kamu ya
Ibu hamil : iya yah, mau periksa dimana kita yah?
Ayah: Di bidan praktek mandiri dekat kantor ayah saja. Nanti ayah jemput
Ibu hamil: kenapa harus di bidan yah? Ibu takut kalo harus periksa di bidan.
Ayah: sudah kamu nurut apa kata ayah saja, coba dulu untuk periksa kehamilan bunda di bidan.
Ibu: pokoknya ibu tidak mau periksa di bidan. Ayah dimana sekarang ? cepetan jemput ibu di
rumah sakit sekarang
Ayah: iya ini ayah sudah dekat dari rumah sakit, sabar ya bunda kasian dedek bayinya.
Saat ibu sedang menelpon ayah untuk meminta jemput, seseorang perempuan tidak
sengaja mendengar perbicangan ibu hamil tersebut dengan suaminya. perempuan itu mencoba
untuk mengajak ngobrol ibu hamil tersebut.
Perempuan : ibu sedang hamil berapa bulan?
Ibu hamil : sudah lima bulan mba.
Perempuan: wah anak ke berapa ibu? Hari ini ibu kesini mau periksa kehamilan atau ada yang
sakit?
Ibu hamil: anak ke dua mba. Saya mau periksa kehamilan mba tetapi dokternya tidak bisa
praktek sampai satu minggu kedepan padahal minggu ini adalah jadwal memeriksa kehamilan
saya. Mba kesini mau periksa kehamilan juga?
Perempuan: engga ibu, saya mengantarkan adik saya yang sedang sakit ke dokter umum. Ibu
kenapa tidak coba untuk memeriksakan kehamilannya ke bidan saja bu.
Ibu hamil: saya takut mba mau periksa ke bidan. Dari anak pertama, saya selalu memeriksa
kehamilan ke dokter mba.
Perempuan: coba datang ke bidan saja ibu untuk periksa kehamilan . Dan bidan juga ibu bisa
konsultasi tentang apa saja kendala ibu kepada bidan dengan leluasa karena ibu dan bidan kan
sama sama perempuan.
Ibu hamil: nanti deh saya pikirkan lagi.
Perempuan: iya ibu. Ibu itu layar hp nya menyala ada yang menelpon.
Ibu hamil: oh iya ini suami saya, saya duluan ya mba, suami saya sudah di depan rumah sakit.
Perempuan : iya ibu , hati-hati di jalan bu.
Ibu hamil: iya mba.

(Di Bidan Praktik Mandiri)


Bidan: halo ibu dan bapak, apakah ada yang bisa saya bantu?
Ayah: ini bu, istri saya mau memeriksakan kandungannya
Bidan: oke baik, sekarang bunda naik ke ranjang ya. Nanti saya akan periksa dan memeriksa
perkembangan janin bunda.
Ibu hamil: ih ayah bunda tidak mau .
Bidan: kenapa tidak mau ibu?
Ibu hamil: saya takut ibu bidan.
Bidan: takut kenapa bu? Saya kan tidak menggigit bu. Ayo bu naik ke ranjang!
Ibu hamil: ok deh saya mau di periksa ibu ( dengan muka memelas)
Bidan: (Memeriksa kandungan) apakah selama ini bunda mengalami keluhan?
Ibu hamil: Alhamdulillah bu kehamilan saya yang saat ini baik-baik saja dibandingkan
sebelumnya.
Bidan: waah Alhamdulillah ya. Perkembangan janinnya pun sangat cepat dan berkembang
dengan baik bunda.
Ibu hamil: syukurlah. Kelahiran saya nanti di Caesar aja ya bu
Bidan: kenapa harus Caesar bunda? Padahal janin bunda sangat bagus dan bisa sekali untuk bisa
melakukan persalinan dengan normal
Ibu hamil: saya takut bu. Lagi pula sejak awal dokter selalu menyarankan saya untuk melakukan
persalinan dengan Caesar saja agar resiko terjadinya hal yang tidak diinginkan lebih rendah dari
pada saya harus melakukan persalinan normal yang jauh lebih sakit itu
Bidan: jadi begini bunda, sebenarnya banyak hal positif yang di dapatkan dari persalinan normal
ini yang dampaknya sangat baik untuk bunda dan janin yang ada di perut bunda. Salah stunya
benturan demi benturan kepala janin dengan tulang panggul bunda dapat meningkatkan kualitas
otak janinnya. Selain itu kualitas yang dihasilkan dari persalinan normal jauh lebih baik.
Ibu hamil: ooh begitu ya. Saya baru tau bu bidan mengenai hal itu. Kalau begitu saya mau deh
jika persalinan anak saya nanti normal saja.

Вам также может понравиться