Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN PENDAHULUAN

LIMFOMA NON HODGKIN

1. PENGERTIAN

Limfoma non Hodgkin merupakan sekelompok keganasan yang berasal


dari sistem kelenjar getah bening, yang biasanya menyebar ke seluruh tubuh.
Diagnosis limfoma non Hodgkin ditegakkan berdasarkan konfirmasi patologis
melalui pemeriksaan biopsi jaringan. Patogenesis terjadinya limfoma non
Hodgkin adalah translokasi kromosom dan perubahan molekuler, seperti t(14;18)
(q32;q21), t(11;14)(q13;q32), dan lainnya. Beberapa virus juga dipercaya
mempengaruhi patogenesis terjadinya limfoma non Hodgkin, oleh karena
kemampuan mereka untuk menginduksi stimulasi antigen dan disregulasi sitokin,
yang akhirnya menyebabkan stimulasi, proliferasi, dan limfomagenesis sel B dan
sel T yang tak terkontrol. Virus-virus ini antara lain yaitu virus Epstein Barr,
hepatitis C, human T cell leukemia virus type 1 (HTLV-1).3
Limfoma maligna (LM) adalah proliferasi abnormal sistem lymfoid dan
struktur yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah bening

2. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit limfoma maligna masih belum diketahui dengan
pasti..Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan sistem
kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan
toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).

3. FATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS


Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau
penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah
bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal,
mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar
tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam.
Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan
yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma.Bisa saja benjolan tersebut
hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis
limfa.Biasanya berawal sebagai :
 pembesaran nodus limfe tanpa ada nyeri pada salah satu sisi leher
yang menjadi sangat besar.
 Nodus limfe mediastinal dan retroperitonial kadang membesar
menyebabkan gejala penekanan berat pada tekanan terhadap trakea
menyebabkan sulit bernafas, penekanan terhadap esofagus
menyebabkan sulit menelan, pada syaraf menyebabkan paralisis
faringeal dan nuralgia brakeal lumbal atau sakral, pada vena
mengakibatkan oedem pada salah salah satu atau kedua ekstremitas
dan efusi pleura, pada kandung empedu menyebabkan ikterik
obstruktif.
 Akhirnya limpa menjadi teraba dan hati membesar. Terkadang
penyakit bermula di nodus mediastinum atau peritonial dan tetep
terbatas disana. Pada pasien lain pembesaran limpa merupakan
satu-satunya lesi
 Kemudian terjadi anemia progresif. Jumlah leukosit biasanya tinggi
dengan jumlah polimorfomoklear ( PMN ) meningkat secra
abnormal dan peningkatan eosinofil.
 Sekitar separuh pasien mengalami demam ringan, dengan suhu
melebih 38,30C ( 1010F ).
 Namun pasien yang mengalami keterlibatan mediastinal dan
abdominal dapat mengalami demam tinggi intermiten. Suhunya
dapat naik sampai 400C ( 1040F ) selama periode waktu 3-14 hari,
kemudian kembali normal dalam beberapa minggu.
 Apabila penyakit ini tidak ditangani pasien akan kehilangan berat
badan dan menjadi kakeksia ( kelemahan secara fisik ), terjadi
infeksi, anemia, timbul edema anasarka ( oedem umum yang
berat ), tekanan darah turun dan kematian pasti terjadi dalam 1-3
tahun tanpa keganasan.
Namun biasanya penyakit ini sudah menyebar keseluruh sistem limfatik
sebelum pertama kali terdianogsa. Apabila penyakit masih terlokalisasi, radiasi
merupakan penanganan pilihan. Jika terdapat keterlibatan umum, dipakai
kombinasi kemoterapi. Pemberian dosis rendah pada penderita HIV positif
dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi berat yang potensial mematikan.
Seperti pada penyakit Hogkin, infeksi merupakan masalah utama. Keterlibatan
sistem saraf pusat juga sering terjadi.
Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh
meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah
normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul
berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma. Terdapat 3 gejala spesifik pada
Limfoma antar lain:
1. Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38oC
2. Sering keringat malam
3. Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan
Pathways limpoma non hopkins

Abnormalitas genetic, factor lingkungan, infeksi virus

nyeri Pembesaran kelenjar getah


bening

menekan sistem jaringan Mendesak pembuluh darah

menekan sistem pernafasan

Pa O2menurun
PCO2 meningkat
Sesak napas
Peningkatan produksi sekret
Penurunan imunitas
EXICISI TUMOR

cemas, takut ( pre op ) risiko infeksi nyeri post op


( intra op )

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT –
scan, biopsi sunsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologi. Untuk LH memakai
krioteria lukes dan butler (4 jenis). Untuk LNH memakai kriteria internasional
working formulation (IWF) menjadi derajat keganasan rendah, sedang dan tinggi
Penentuan tingkat/stadium penyakit (staging) Stadium ditentukan menurut kriteria
Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E) Ada 2 macam stage : Clinical stage dan
Pathological stage

5. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


5.1 Penatalaksanaan medis
Lymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
 Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
 Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utama
Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang
(CHOP) Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya
melalui Tim onkology

5.2 Penatalaksanaan Keperawatan Perioperatif


5.2.1 Pre Operative
5.2.1.1 Persiapan fisik, meliputi : status kesehatan fisik secara
umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit,
kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi,
personal hyegene, pengosongan kandung kemih.
752.1.2 Latihan Pra Operasi, meliputi : Latihan nafas dalam, latihan
batuk efektif, latihan gerak sendi.
5.2.1.3 Analisa Faktor Risiko terhadap pembedahan, meliputi
Usia, nutrisi, penyakit kronis, ketidak sesuaian respon
neuroendokrin, merokok, alcohol dan obat-obatan.
5.2.1.4 Pemerikasaan Penunjang dan Pemeriksaan status anestesi
5.2.1.5 Inform Concern meliputi : tindakan pembedahan
dan pemberian darah serta produk darah.
5.2.1.6 Persiapan Mental / Psikis, meliputi : Pemberian edukasi
tentang prosedur tindakan dan prosedur sesudah operasi,
memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
menanyakan tentang prosedur yang ada dan melakukan
kolaborasi pemberian obat-obatan untuk menurunkan
kecemasan
5.2.2 Intra Operatif
5.2.2.1 Safety Mangement,meliputi : Pengaturan posisi
pasien, memasang alat grounding, memberikan dukungan
secara fisik dan psikis pada pasien dan memastikan
peralatan sudah siap untuk dipergunakan sesuai kebutuhan.
5.2.2.2 Monitoring Fisiologis, meliputi : Melakukan
penghitungan balance cairan, monitoring kondisi
kardiopulmonal dan monitoring perubahan vital sign.
5.2.2.3 Monitoring Psikologis ( bila pasien sadar ) , antara lain
: memberikan dukungan emosional, berdiri dekat klien,
mengkaji status emosional dan mengkomunikasikan status
emosional klien dengan tim kesehatan lain ( jika terjadi
perubahan ).
5.2.2.4 Pengaturan dan koordinasi nursing care, antara lain :
memasang keamanan fisik pasien dan mempertahankan
prinsip dan teknik asepsis.
5.2.3 Post Operatif
5.2.3.1 Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan
pasca anestesi ( Recovery Room ), Tujuan Perawatan pasien
di recovery room , antara lain : mempertahankan jalan
nafas, mempertahankan ventilasi/oksigenasi,
mempertahankan sirkulasi darah, observasi keadaan umum,
vomitus dan drainage, balance cairan, mempertahankan
kenyamanan dan mencegah risiko injuri.
5.2.3.2 Tranport pasien ke ruang rawat , dilakukan setelah
memenuhi score post anestesi untuk bisa dipindahkan.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam transport pasien
adalah : perencanaan, sumber daya manusia, equipment/
peralatan, prosedur dan passage ( jalur lintasan ).
5.2.3.3 Perawatan di ruang rawat, meliputi : monitoring tanda-
tanda vital, manajemen luka, mobilisasi dini, rehabilitasi
dan discharge planning ( persiapan pasien pulang ke rumah)

6. KOMPLIKASI
 Tranfusi leukemik
 Superior vena cava syndrom
Ileus
7. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN BERDASARKAN KASUS
17.1. Pengkajian Primer-Primary Survey
7.1.1. Identitas pasien, meliputi : nama, tanggal lahir, agama,
pendidikan, alamat, no.CM, diagnose medis.
7.1.2. Identitas Penanggung jawab, meliputi : nama, umur, agama,
pendidikan, alamat,pekerjaan, dan hubungan dengan pasien.
7.1.2. Pre operatif
7.1.2.1 Keluhan Utama : Pada umumnya pasien mengeluh
tidak nyaman karena adannya bejolan.
7.1,2.2 Riwayat Penyakit : Pada umumnya pasien dengan
limfoma didapat keluhan benjolan terasa nyeri bila
ditelan kadang-kadang disertai dengan kesulitan
bernafas, gangguan penelanan, berkeringat di malam
hari. Pasien biasanya mengalami demam dan disertai
dengan penurunan BB.
7.1.2.3 Pengkajian psikososial/spiritual Bagaimana hubungan
klien dengan keluarga dan bagaiman peran klien
dirumah dan dirumah sakit Pada klien dengan LNH
mungkin terjadi gangguan interaksi sosial karena
perubahan body image sehingga pasien mungkin
menarik diri
7.2. Pengkajian Sekunder- Survey sekunder
7.2.1 Pemeriksaan Fisik ( head to toe ) :
REGIO KEADAAN SECARA UMUM
tidak adanya kelainan secara spesifik
Kepala
Leher sangat penting untuk dikaji secara mendetail karena
LNH berawal pada serangan di kelenjar lymfe di leher
Leher
mel;iputi diameter (besar), konsistensi dan adanya nyeri
tekan atau terjadi pembesaran
pernafasan cepat dan distress pernafaan
Dada
distensi
Abdomen
normal
Genitalia
kulit pucat dan elastisitas kulit menurun sesuai tahapan dehidrasi
Integumen
secara umum ektremitas normal
Ekstremitas

7.2.2. Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin , meliputi : Hb,
leukosit, Golongan darah, CT, BT.
7.2.3. Diagnosa Keperawatan Utama
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor ( pre
operatif )
2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka insisi dan
pembuatan kolostomi( intra operatif )
3. Nyeri akut b.d tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan
edema pasca operasi. ( post operatif )
7.2.4. Intervensi dan Rasionalisasi
Diagnosa 1 Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
ketidakmampuan Kolon mengevakuasi feces (
Wong, Donna, 2004 : 508 ) ( pre operatif )
Tujuan : Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan
eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak distensi
abdomen
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor
presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
8. kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri:
Rasionalisasi :
1. menentukan tindak lanjut intervensi.
2. nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah
meningkat, nadi, pernafasan meningkat
3. mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
4. relaksasi mengurangi ketegangan otot-otot sehingga
mengurangi penekanan dan nyeri.
5. mengurangi keteganagan area nyeri.
6. analgetika akan mencapai pusat rasa nyeri dan menimbulkan
penghilangan nyeri.
Diagnosa 2 : Risiko infeksi berhubungan dengan luka insisi
( intra operatif )
Intervensi :
a. Lakukan teknis asepsis pada daerah insisi operasi
Rasionalisasi : Teknis asepsis dapat mengurangi tingginya
akumulasi kuman pada daerah insisi.
b. Modifikasi suhu ruangan dibawah 210C
Rasionalisasi : suhu yang rendah dapat mengurangi populasi
mikroba
c. Kolaborasi pemberian antibiotika
Rasionalisasi : antibiotika adalah untuk menekan atau
menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang berada di dalam tubuh
Diagnosa 3. Nyeri akut berhubungan dengan: kerusakan
jaringan akibat insisi luka operasi. ( post operatif )
Intervensi :
a. fiksasi luka insisi dengan kasa steril
Rasionalisasi : fiksasi akan menghindari luka insisi terbuka
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
b. Hindari luka insisi dari benda yang mengenai area insisi
Rasinalisasi : Benda yang menekan luka insisi akan menambah
rasa nyeri
c. Fiksasi yang kuat dan benar pada drainage ( bila ada )
Rasionalisasi : Posisi drainage yang berubah akan menekan
luka insisi sehingga menyebabkan nyeri.
d. Kolaborasi pemberian analgetika secara parenteral
Rasionalisasi : analgetika akan menghambat stimulus terhadap
rangsang nyeri
DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Cecily & Sowden. ( 2002 ). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Alih
bahasa Jan Tambayong. Jakarta : EGC
2. Carpenito, & Lyinda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
ke- 10. Alih Bahasa, Yasmin Asih. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
3. Doenges, E.M. 2008. Nursing Diagnosis Manual: planning,
individualizing, and documenting client care. 2nd ed. United States of
America: F. A. Davis
4. Company Grace A pierce. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga..
5. Nancy R dan Judith M Wilkinson. 2012. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan
6. Nanda Nic Noc. Jakarta: EGC.
7. Reksoprodjo, Soelarto (ed). 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.
Tangerang: Bina Rupa Aksara.
8. Sjamsuhidajat dan Wim De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3.
Jakarta:EGC.
9. Suzanne, C Smeltser (ed). 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner& Suddarth. Jakarta: EGC.
Deny S. 2004. Pengaruh Kuman Salmonella terhadap Kesehatan Tubuh. Tugas
Akhir. Tidak di terbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Damayanti S. 2011. Ciri-Ciri Kanker Serviks. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas


Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang.

1. Carpenito, & Lyinda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-
10.
Alih Bahasa, Yasmin Asih. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Doenges, E.M. 2008. Nursing Diagnosis Manual: planning, individualizing, and
documenting client care. 2nd ed. United States of America: F. A. Davis
Company
Grace A pierce. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kumar. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC.
Nancy R dan Judith M Wilkinson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Nanda Nic Noc. Jakarta: EGC.
Nasar I Made (ed). 2010. Patologi II (Khusus). Jakarta: Sagung Seto.
Price Sylvia, & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Dasar Penyakit (
Pathophysiologi: Clinical Concepts of Diasase Process. Jakarta : EGC.
Reksoprodjo, Soelarto (ed). 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tangerang: Bina
Rupa Aksara.
Sjamsuhidajat dan Wim De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3. Jakarta:
EGC.
Sujono dan Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi Pertama. Jogjakarta:
Graha Ilmu.
Suzanne, C Smeltser (ed). 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth. Jakarta: EGC.
Apriyanti.2012. Latar Belakang Fibroadenomma Mammae. Diakses: 27 Mei
2013. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-apriyanthi-

Вам также может понравиться

  • Terjemah Kitab Ihya
    Terjemah Kitab Ihya
    Документ7 страниц
    Terjemah Kitab Ihya
    Abdul Rajab
    Оценок пока нет
  • Format LP
    Format LP
    Документ19 страниц
    Format LP
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Format LP
    Format LP
    Документ17 страниц
    Format LP
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Intruksi
    Intruksi
    Документ1 страница
    Intruksi
    Husein Ahmed
    Оценок пока нет
  • Silabus MTK Kls 7 k13 Revisi 2017
    Silabus MTK Kls 7 k13 Revisi 2017
    Документ5 страниц
    Silabus MTK Kls 7 k13 Revisi 2017
    Dewi Yanwari Madyaratri
    100% (1)
  • Format LP
    Format LP
    Документ16 страниц
    Format LP
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Format LP
    Format LP
    Документ16 страниц
    Format LP
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Askep Tumor Mamae Dengan Pathway
    Askep Tumor Mamae Dengan Pathway
    Документ25 страниц
    Askep Tumor Mamae Dengan Pathway
    julyyansyah saputra asmara
    Оценок пока нет
  • LP H.ilham
    LP H.ilham
    Документ16 страниц
    LP H.ilham
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Herwan
    Herwan
    Документ15 страниц
    Herwan
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ5 страниц
    Bab 1
    Atmo Atun
    Оценок пока нет
  • LP Batu Empedu
    LP Batu Empedu
    Документ16 страниц
    LP Batu Empedu
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Modul 4 Tumor Jinak Payudara
    Modul 4 Tumor Jinak Payudara
    Документ11 страниц
    Modul 4 Tumor Jinak Payudara
    Rahani Ayu Amalia
    Оценок пока нет
  • Microsoft Word - BAB I
    Microsoft Word - BAB I
    Документ4 страницы
    Microsoft Word - BAB I
    Achmad Adi
    Оценок пока нет
  • 1014028111-3-Bab 2
    1014028111-3-Bab 2
    Документ27 страниц
    1014028111-3-Bab 2
    yudiuna
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ24 страницы
    Bab Ii
    Rahma Chipengagum Rhsiamoe
    Оценок пока нет
  • Kista Ateroma
    Kista Ateroma
    Документ34 страницы
    Kista Ateroma
    Yuddy Afandi Chaniago
    100% (2)
  • Ilham Farizal 22010112130091 Lap - Kti Bab2
    Ilham Farizal 22010112130091 Lap - Kti Bab2
    Документ12 страниц
    Ilham Farizal 22010112130091 Lap - Kti Bab2
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • H Faturrahman
    H Faturrahman
    Документ14 страниц
    H Faturrahman
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Tumor
    Tumor
    Документ25 страниц
    Tumor
    Ayu Andrian
    Оценок пока нет
  • LP Apendiktomi
    LP Apendiktomi
    Документ12 страниц
    LP Apendiktomi
    Yoppy Septa
    Оценок пока нет
  • Spo DPJP
    Spo DPJP
    Документ1 страница
    Spo DPJP
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus - Laki-Laki 11 Tahun Dengan Appendicitis Akut
    Laporan Kasus - Laki-Laki 11 Tahun Dengan Appendicitis Akut
    Документ12 страниц
    Laporan Kasus - Laki-Laki 11 Tahun Dengan Appendicitis Akut
    rylle
    Оценок пока нет
  • LP Hanafi
    LP Hanafi
    Документ17 страниц
    LP Hanafi
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Aswkep Epitaksis 2016 OKE
    Aswkep Epitaksis 2016 OKE
    Документ4 страницы
    Aswkep Epitaksis 2016 OKE
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Pedoman Pengorganisasian HPK Noname
    Pedoman Pengorganisasian HPK Noname
    Документ24 страницы
    Pedoman Pengorganisasian HPK Noname
    hari_87
    0% (1)
  • Spo DNR
    Spo DNR
    Документ1 страница
    Spo DNR
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Tindakan
    Surat Pernyataan Tindakan
    Документ2 страницы
    Surat Pernyataan Tindakan
    Alfie Yannur
    Оценок пока нет