Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
2. Apa saja undang-undang mengenai lalu lintas?
3. Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas ?
4. Apa saja dampak dari pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi?
5. Apa saja peraturan lalu lintas ?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang
4
b. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan,
dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang
secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.
c. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui
kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk
pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu
mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu
mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga
dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.
5
2.2. Keselamatan Lalu Lintas
Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk
menurunkan angka kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena
kecelakaan mengakibatkan pemiskinan terhadap keluarga korban
kecelakaan.
Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk menurunkan korban
kecelakaan lalu-lintas di jalan. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas jauh
lebih tinggi dari kecelakaan transportasi laut, kereta api dan udara.
6
Sistem peringatan jarak antar kendaraan (Anti Collision Alert)
Safety Belt (Sabuk Pengaman)
Air Bag (Kantong Udara)
Jika dirasa kendaraan yang kita pakai kurang aman atau
diragukan atas pertimbangan keselamatan di jalan, sebaiknya kita
memilih kendaraan yang lebih baik atau lebih bagus kondisinya.
Untuk kendaraan lain yang membawa muatan barang, kecelakaan
bisa juga disebabkan karena kurang kuatnya pengikat/tali atas
barang, kelebihan beban muatan, dan keseimbangan beban muatan.
Oleh karena itu mesti diperhatikan juga jika kita sedang membawa
barang dalam kendaraan.
7
5. Emergency response melalui penanganan pada si korban
kecelakaan yang tepat
Pemerintah juga telah mengeluarkan Rencana Umum
Nasional Keselamatan Jalan (RUNK 2011-2035) dan telah
ditindaklanjuti dengan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013
tentang program dekade aksi keselamatan jalan dengan target
mewujudkan 5 (Lima) Pilar Aksi Keselamatan Jalan diantaranya :
Pilar I yaitu Manajemen Keselamatan Jalan, dengan
koordinator Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas, yang fokus kepada:
1. Penyelarasan dan Koordinasi Keselamatan Jalan;
2. Protokol Kelalulintasan Kendaraan Darurat;
3. Riset Keselamatan Jalan;
4. Survailans Cedera (Surveilance Injury) dan Sistem Informasi
Terpadu;
5. Dana Keselamatan Jalan;
6. Kemitraan Keselamatan Jalan;
7. Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum;
8. Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Jalan;
8
Pilar III yaitu Kendaraan yang Berkeselamatan, dengan
koordinator Menteri Perhubungan yang fokus kepada:
1. Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji
Tipe;
2. Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan;
3. Penanganan Muatan Lebih (Overloading);
4. Penghapusan Kendaraan (Scrapping);
5. Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan Angkutan Umum;
9
5. Riset Pra dan Pasca Kejadian Kecelakaan pada Korban.
b. Tahap 2
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang
ditemukan dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan
perundangan untuk meningkatkan keselamatan,
menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan
kecelakaan dan perumusan program keselamatan disertai
dengan langkah untuk melakukan penertiban terhadap angka
pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa
10
sebagian besar kecelakaan yang terjadi didahului oleh
pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.
c. Tahap 3
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis
lebih lanjut adalah menyusun program keselamatan yang lebih
makro untuk menurunkan angka kecelakaan secara nyata,
misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah
dilaksanakan dengan telah terbitnya Undang-undang No 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang
masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan
pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan yang
berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik.
Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun
adalah identifikasi dan analisis black spot lokasi yang rawan
kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk kemudian
dilakukan langkah perbaikan.
11
3. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas
yang berkesinambungan
4. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk
meningkatkan keselamatan lalu lintas
5. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan
kecelakaan
6. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan
keselamatan bagi anak sekolah
7. Meningkatkan kualitas pengemudi
8. Melakukan program penyuluhan keselamatan
9. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
10. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan
angkutan jalan
11. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
12. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
13. Pengembangan penelitian keselamatan jalan
12
1. Tidak menggunakan helm standar SNI bagi pengendara sepeda
motor
Para pelajar cenderung lebih memilih untuk mengikuti
perkembangan trend ketimbang keselamatan diri sendiri.
Seperti halnya dengan tidak memakai helm standar SNI tapi
lebih memilih menggunakan helm non berstandar SNI atau
disebut juga helm ”Batok”. (pasal 57 ayat 2 dan pasal 106 ayat
8 serta pasal 291)
13
3. Pengendara melanggar rambu lalu lintas
Hal ini yang sering kita lihat di setiap peremapatan atau
pertigaan yang terdapat lampu rambu lalu lintas, kebanyakan
para pengendara melanggar lampu rambu lalu lintas karena
sedang terburu atau malas menunggu karena terlalu lama.
14
Kemacetan lalu lintas yang semakin parah dikarnakan para
pengendara tidak mematuhi peraturan maupun rambu-rambu
lalu lintas
Kebiasaan para pengendara yang melanggar lalu lintas
sehingga budaya melanggar peraturan lalu lintas
15
kalangan remaja. Mereka belum merasa percaya diri terhadap
dirinya sendiri. Ego yang labil ini tidak hanya
membahayakan diri sendiri tetapi juga membahayakan
pemakai jalan yang lain
1. Semenjak kecil seorang anak kecil sudah di perbolehkan
membawa kendaraan bermotor yang seharusnya umurnya
belum mencukupi untuk berkendara sehingga mereka
sering melanggar peraturan lalu lintas karna belum
mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
2. Hanya patuh ketika ada kabar bahwa akan ada razia atau
saat ada polisi. Ini sudah hal biasa yang sering kita lihat
dijalanan.
16
lintas maka dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada
kalangan pelajar.
3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas
Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada kalangan
pelajar, maka tingkat pelanggaran lalu lintaspun akan
berkurang. Sehingga kedamaian pemakai jalan akan lebih
meningkat. Contohnya memakai mesin knalpot yang
berstandart nasional makan pemakai jalan yang lain tidak akan
terganggu dengan suara knalpot yang tidak berstandart
nasional.
17
b. Kecelakaan Berat :
Apabila terdapat minimal satu orang terluka berat
(mendapatkan perawatan rumah sakit) pada kecelakaan
tersebut. (LB: luka yang memerlukan rawat inap terhitung 30
hari sejak kejadian kecelakaan )
c. Kecelakaan Ringan:
Apabila terdapat minimal satu orang mengalami luka ringan
(tidak memerlukan rawat inap ) pada kecelakaan
d. Kecelakaan Tanpa Luka:
Apabila tidak terdapat korban luka-luka, kecuali mengalami
kerusakan materi yang ditimbulkannya
18
2.4.4. Data Kecelakaan Di Ambon
JUMLAH MENINGGAL LUKA LUKA
TAHUN
KECELAKAAN DUNIA BERAT RINGAN
2000 12.649 9.536 7.100 9.518
2001 12.791 9.522 6.656 9.181
2002 12.267 8.762 6.012 8.929
2003 13.399 9.856 6.142 8.694
2004 17.732 11.204 8.983 12.084
2005 91.623 16.115 35.891 51.317
2006 87.020 15.762 33.282 52.310
2007 49.553 16.955 20.181 46.827
2008 59.164 20.188 23.440 55.713
2009 62.960 19.979 23.469 62.936
2010 66.488 19.873 23.196 63.809
2011 108.696 31.195 35.285 108.945
2012 117.949 29.544 39.704 128.312
2013 93.578 23.385 27.054 104.976
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
19
2.5. Peraturan Lalu Lintas
Sebagai negara hukum,indonesia tentu mempunyai Undang-undang
yang mengatur setiap aspek kehidupan bernegara. Dan kita sebagai
warga negara yang baik,sepatutnya kita mentaati setiap aturan yang ada
dinegara tercinta kita. Seperti yang akan kita bahas kali ini adalah
undang-undang lalu lintas yang yang berlaku di negara Indonesia.
Undang-Undang Lalu Lintas
Peraturan lalu lintas di Indonesia diatur dalam undang-undang lalu
lintas. Pertama UU No 14 tahun 1992 yang kemudian
disempurnakan pada UU No 22 tahun 2009 yang lebih rinci
terhadap setiap pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi. UU
lalu lintas dibuat untuk mengatur tingkah laku para pengguna lalu
lintas,demi terwujudnya ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.
Kelengkapan Surat-surat
a. STNK
Pengendara kendaraan bermotor wajib membawa STNK,dan
Untuk kendaraan baru diharuskan membawa surat tanda coba
kendaraan bermotor,misalnya saat belajar mengendarai mobil
yang ditetapkan oleh Polri. Sanksi terhadap pelanggaran ini di
atur pada pasal 288 Ayat (1) dengan hukuman sanksi
kurungan,paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp
500.000.
b. SIM
Pada UU lalu lintas tertulis jelas bagi penegndara tanpa SIM
lebih berat dikenakan sanksi dari pada STNK. Pelanggaran
Pasal 281,dengan pidana kurungan empat bulan atau denda
paling banyak Rp 1.000.000. Jika diketahui menggunakan SIM
yang tidak sah merupakan pelanggaran terhadap pasal 288
Ayat (2) dengan pidana kurungan paling lama satu bulan
dan/atau denda paling banyak Rp 250.000.
20
Beberapa peraturan lalu lintas berikut berlaku bagi pengendara
kendaraan roda dua,hal ini diatur pada UU lalu lintas seperti
berikut :
Penggunaan Helm dengan lisensi SNI
Pada pasal 57 Ayat (2) dan pasal 106 Ayat (8) mengatur tentang
penggunaan Helm SNI bukan jenis helm lain,bagi pengendara dan
juga yang membonceng wajib menggunakan juga. Sanksi bagi
pelanggar pasal ini akan dikenakan pidana kurungan paling lama
satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 (pasal 291)
Kelengkapan kendaraan
Hal ini merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
pengendara,untuk kendaraan yang layak jalan meliputi kaca
spion,klakson,lampu utama,lampu rem,lampu penunjuk
arah,spidometer,knalpot sesuai standar,kedalaman alur ban. Untuk
modifikasi kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan telah
diatur dalam pasal 106 Ayat (3) dengan sanksi terhadap
pelanggaran tersebut,pada pasal 285 Ayat (1) ancaman hukuman
pidana kurungan paling lama satu bulan atau tenda paling banyak
Rp 250.000
21
Sedangkan untuk kendaraan roda empat atau lebih,telah diatur di
beberapa undang-undang lalu lintas yaitu :
Penggunaan sabuk pengaman
Sabuk pengaman adalah hal yang harus menjadi perhatian bagi
pengendara mobil baik sebagai pengemudi maupun
penumpang,karena merupakan hal penting untuk keselamatan
berkendara. Pelanggaran terhadap penggunaan sabuk pengamanan
telah diatur dalam pasal 289,dengan hukuman pidana kurungan
paling lama satu bulan atau denda paling banayk Rp 250.000
Kelengkapan teknis
Untuk kelengkapan teknis,untuk kendaraan roda empat atau lebih
sebenarnya hampir sama dengan kendaraan roda dua,hanya ada
beberapa tambahan diantaranya lampu mundur,lampu tanda batas
dimensi badan kendaraan,lampu gandengan,alat pemantul
cahaya,kaca depan,spakbor,bumper,dll. Bagi pengendara yang
memodifikasi kendaraanya tidak sesuai dengan ketentuan,akan
terjerat dengan pasal 285 Ayat (2) dengan sanksi pidana kurungan
paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.
22
Manusia sebagai pengguna
Manusia sebagai pengguna disini dapat berperan sebagai
pengendara atau sebagai pejalan kaki yang dalam keadaan normal
memiliki kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda
(waktu,reaksi,konsentrasi,dll). Perbedaan-perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikologi,umur serta jenis
kelamin dan pengaruh luar seperti cuaca,penerangan, dan jalan
serta tata ruang.
Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan,
dimensi, dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas
secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.
Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui
kendaraan bermotor maupun kendaran tidak bermotor (becak,
sepeda onthel, delman, dll), termasuk juga pejalan kaki. Jalan
tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas
dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu
kendaraan serta aman,sehingga dapat meredam angka kecelakaan
lalu lintas.
23
Safety gear adalah perlengkapan keselamatan seperti helm,
kacamata, sarung tangan, jaket, celana panjang, dan segala hal yang
bisa melindungi diri kita diperjalanan.
Utamakan keselamatan
Tiga perempat pengguna roda dua mengalami kecelakaan dengan
mobil. Hal itu terjadi karena pengendara tidak menghiraukan
keselamatan pengendara lain,sebaiknya apabila kita mengendarai
kendaraan,menjadi kewajiban kita untuk saling menjaga
keselamatan pengendara lain. Dan selalu berhati-hati dalam
berkendara
24
Jadi pengendara yang pandai
Jika kita sudah mempersiapkan semua perlengkapan,tentunya kita
juga harus menjaga kondisi tubuh kita,jangan sampia kita
berkendara dalam kondisi badan yang tidak sehat. Apalagi dalam
keadaan mabuk,jangan sampai kita berkendara dalam kondisi
meminum alkohol. Selain berdosa,juga membahayakan diri kita
jalan.
25
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keselamatan lalu lintas, peraturan lalu lintas, pelanggaran lalu
lintas dan kecelakaan lalu lintas merupakan sesuatu yang saling berhubungan.
Keselamatan lalu lintas dapat terjadi jika para pengguna jalan mematuhi
peraturan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dapat terjadi jika para
pengguna jalan melanggar peraturan lalu lintas.
Untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas jalan merupakan
tanggung jawab bersama sehingga diperlukan koordinasi dan komitmen
bersama baik antar pengambil kebijakan, organisasi pemerintah /non
pemerintah, masyarakat maupun generasi muda. Kecelakaan lalu lintas dapat
dicegah, kecelakaan lalu lintas bukanlah takdir semata.
3.2. Saran
Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta
harus mematuhi dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri
jalan terus atau ke kiri ikuti lampu, dilarang parkir juga tidak membuang
sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam mengendarai kendaraan
harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai atau sepi,
waktu pagi, siang, sore, ataupun malam.
Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa bukan
hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap
orang berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan
mematuhi peraturan lalu lintas yang ada.
26
DAFTAR PUSTAKA
27