Вы находитесь на странице: 1из 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan dari
kegiatan tranportasi sebenarnya adalah dampak yang terjadi dari adanya
mobilitas transportasi. Salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas
adalah kondisi lalu lintas dari suatu jalan. Kondisi lalu lintas jalan dapat
diketahui setelah mendapat tingkat pelayanan jalan yang diperoleh setelah
membagi volume lalu lintas dengan kapasitas jalan.
Kecelakaan lalu lintas pada pagi hari menunjukan tingkat
kecelakaan tinggi dapat ditemukan pada segmen jalan yang disekitarnya
terdapat pusat keramaian berupa perkantoran dan kondisi lalu lintasnya
buruk.
Kecelakaan lalu lintas pada siang hari menunjukan tingkat kecelakaan
tinggi dapat ditemukan pada segmen jalan yang di sekitarnya terdapat
pusat keramaian berupa kawasan pertokoan dan mal namun kondisi lalu
lintasnya baik.
Kecelakaan lalu lintas pada sore hari menunjukan tingkat
kecelakaan tinggi dapat ditemukan pada segmen jalan yang di sekitarnya
terdapat pusat keramaian yang berupa kawasan pertokoan serta kondisi
lalu lintasnya buruk.
Keberadaan pusat keramaian menimbulkan hambatan samping,
sehingga menyebabkan terganggunya arus lalu lintas yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah – masalah yang dapat
di simpulkan adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan lalu lintas ?

1
2. Apa saja undang-undang mengenai lalu lintas?
3. Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas ?
4. Apa saja dampak dari pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi?
5. Apa saja peraturan lalu lintas ?

1.3. Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini, penulis bermaksud agar para pengguna


sadar akan pentingnya menaati peraturan dalam berlalu lintas dijalan raya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Lalu Lintas


2.1.1. Pengertian Lalu Lintas
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009.
didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu
Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas
Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib
dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan
rekayasa lalu lintas.

2.1.2. Komponen Lalu Lintas


Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia
sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi
dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan
kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu
lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang

3
menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang

memenuhi persyaratan geometrik.

a. Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi


atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai
kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi,
konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi
oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan
pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan
dan tata ruang.

4
b. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan,
dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang
secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

c. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui
kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk
pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu
mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu
mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga
dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

5
2.2. Keselamatan Lalu Lintas
Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk
menurunkan angka kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena
kecelakaan mengakibatkan pemiskinan terhadap keluarga korban
kecelakaan.
Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk menurunkan korban
kecelakaan lalu-lintas di jalan. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas jauh
lebih tinggi dari kecelakaan transportasi laut, kereta api dan udara.

2.2.1. Keselamatan Kendaraan (Vehicle Safety)


Ada banyak macam kendaraan yang ada di jalan dan perlu
perhatian besar, yaitu mobil, truk, dan kendaraan roda dua seperti
sepeda, sepeda motor, bajai, dan sepeda motor modifikasi. Disini,
keselamatan dalam berkendara dapat ditingkatan dengan
menurunkan kesempatan pengemudi atau pengendara membuat
kesalahan (human error) seperti dengan merancang atau membuat
kendaraan yang bisa mencegah akibat fatal jika terjadi kecelakaan,
seperti:
 Sistem rem anti-macet (ABS)
 Sistem kontrol traksi (TCS)
 Sistem kontrol rem elektronik (EBD)
 Sistem pembantu penglihatan malam hari (Night Vision)

6
 Sistem peringatan jarak antar kendaraan (Anti Collision Alert)
 Safety Belt (Sabuk Pengaman)
 Air Bag (Kantong Udara)
Jika dirasa kendaraan yang kita pakai kurang aman atau
diragukan atas pertimbangan keselamatan di jalan, sebaiknya kita
memilih kendaraan yang lebih baik atau lebih bagus kondisinya.
Untuk kendaraan lain yang membawa muatan barang, kecelakaan
bisa juga disebabkan karena kurang kuatnya pengikat/tali atas
barang, kelebihan beban muatan, dan keseimbangan beban muatan.
Oleh karena itu mesti diperhatikan juga jika kita sedang membawa
barang dalam kendaraan.

2.2.2. Peraturan (Keselamatan) Pengguna Jalan


Pengguna jalan bisa juga itu adalah kita yang sedang
berjalan kaki atau bisa jadi hewan yang yang melintasi jalanan.
Jika hewan tersebut ada pemiliknya, maka sudah seharusnya
pemilik juga memperhatikan keselamatan pengguna jalan yang
lain. Alhamdulillah, Indonesia sudah memiliki undang-undangnya
yang mengatur tentang pengguna jalan tersebut seperti
menggunakan helm, harus memiliki SIM, kendaraan juga harus
lengkap (memiliki spion ganda), menyalakan lampu, dan lain lain.
Untuk menangani permasalahan keselamatan jalan dapat
dilakukan melalui pendekatan 5 E (Engineering, Education,
Enforcement, Encouragement, Emergency response).
1.Engineering, pembinaan dan pembangunan infrastruktur jalan
yang berkeselamatan
2. Education, melalui pendidikan keselamatan jalan
3. Encouragement, melalui pembinaan/dorongan untuk
berperilaku selamat
4. Enforcement, melalui Penegakan hukum yang konsisten;

7
5. Emergency response melalui penanganan pada si korban
kecelakaan yang tepat
Pemerintah juga telah mengeluarkan Rencana Umum
Nasional Keselamatan Jalan (RUNK 2011-2035) dan telah
ditindaklanjuti dengan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013
tentang program dekade aksi keselamatan jalan dengan target
mewujudkan 5 (Lima) Pilar Aksi Keselamatan Jalan diantaranya :
Pilar I yaitu Manajemen Keselamatan Jalan, dengan
koordinator Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas, yang fokus kepada:
1. Penyelarasan dan Koordinasi Keselamatan Jalan;
2. Protokol Kelalulintasan Kendaraan Darurat;
3. Riset Keselamatan Jalan;
4. Survailans Cedera (Surveilance Injury) dan Sistem Informasi
Terpadu;
5. Dana Keselamatan Jalan;
6. Kemitraan Keselamatan Jalan;
7. Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum;
8. Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Jalan;

Pilar II yaitu Jalan yang berkeselamatan, dengan koordinator


Menteri Pekerjaan Umum yang fokus kepada :
1. Badan jalan yang berkeselamatan
2. Perencanaan dan Pelaksanaan pekerjaan yang berkesalamatan;
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Perlengkapan Jalan;
4. Penerapan Manajemen Kecepatan
5. Menyelenggarakan Peningkatan Standar Kelaikan Jalan yang
berkeselamatan;
6. Lingkungan Jalan yang berkeselamatan;
7. Kegiatan tepi jalan yang berkeselamatan;

8
Pilar III yaitu Kendaraan yang Berkeselamatan, dengan
koordinator Menteri Perhubungan yang fokus kepada:
1. Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji
Tipe;
2. Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan;
3. Penanganan Muatan Lebih (Overloading);
4. Penghapusan Kendaraan (Scrapping);
5. Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan Angkutan Umum;

Pilar IV yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan,


dengan koordinator Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang fokus kepada:
1. Kepatuhan Pengoperasian Kendaraan;
2. Pemeriksaan Kondisi Pengemudi;
3. Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi; Peningkatan Sarana dan
Prasarana Sistem Uji Surat Izin Mengemudi;
4. Penyempurnaan Prosedur Uji Surat Izin Mengemudi;
5. Pembinaan Teknis Sekolah Mengemudi;
6. Penanganan terhadap 5 (lima) Faktor Risiko Utama Plus;
7. Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum;
8. Pendidikan Formal Keselamatan Jalan;
9. Kampanye Keselamatan;

Pilar V yaitu Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan, dengan


koordinator Menteri Kesehatan yang fokus kepada:
1. Penanganan Pra Kecelakaan;
2. Penanganan Pasca Kecelakaan;
3. Penjaminan Korban Kecelakaan yang Dirawat di Rumah Sakit
Rujukan;
4. Pengalokasian Sebagian Premi Asuransi untuk Dana
Keselamatan Jalan;

9
5. Riset Pra dan Pasca Kejadian Kecelakaan pada Korban.

2.2.3 Tahapan Program Keselamatan Lalu Lintas


Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB[3]
(Asian Development Bank) bersama dengan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat ada tiga (3) tahapan pendekatan intervensi
peningkatan keselamatan jalan :
a. Tahap 1
Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu
permasalahan yang cukup memprihatinkan di Indonesia
sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan
dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar
luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan
Perwakilan Rakyat baik nasional maupun tingkat daerah,
Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah
identifikasi dari permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk
meninjau kembali program keselamatan yang telah dan sedang
dilaksanakan.

b. Tahap 2
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang
ditemukan dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan
perundangan untuk meningkatkan keselamatan,
menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan
kecelakaan dan perumusan program keselamatan disertai
dengan langkah untuk melakukan penertiban terhadap angka
pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa

10
sebagian besar kecelakaan yang terjadi didahului oleh
pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.

c. Tahap 3
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis
lebih lanjut adalah menyusun program keselamatan yang lebih
makro untuk menurunkan angka kecelakaan secara nyata,
misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah
dilaksanakan dengan telah terbitnya Undang-undang No 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang
masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan
pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan yang
berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik.
Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun
adalah identifikasi dan analisis black spot lokasi yang rawan
kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk kemudian
dilakukan langkah perbaikan.

2.2.4. Program Keselamatan Lalu Lintas


Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam
pengembangan sistem transportasi sehingga perlu ditangani
dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang dibuat oleh
pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan
lalu lintas. Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas
diarahkan kepada beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas
yang mudah diakses oleh instansi pemerintah, akademisi atau
pun masyarakat sebagai masukan dalam mempersiapkan
langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.
2. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka
meningkatkan keselamatan lalu lintas

11
3. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas
yang berkesinambungan
4. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk
meningkatkan keselamatan lalu lintas
5. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan
kecelakaan
6. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan
keselamatan bagi anak sekolah
7. Meningkatkan kualitas pengemudi
8. Melakukan program penyuluhan keselamatan
9. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
10. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan
angkutan jalan
11. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
12. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
13. Pengembangan penelitian keselamatan jalan

2.3. Pelanggaran Lalu Lintas


Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan
tilang merupakan kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur
dalam UU Nomor 14 Tahun 1992.
Pelanggaran lalu lintas atau tilang yang sering biasanya adalah
pelanggaran terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM
dan STNK serta Pasal 59 mengenai muatan berlebihan truk angkutan
kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah memasuki jalur lintas
kendaraan (Sebayang, 2009).

2.3.1. Macam – Macam Pelanggaran Lalu Lintas


Macam – macam pelanggaran dalam berlalu lintas di jalan raya
antara lain :

12
1. Tidak menggunakan helm standar SNI bagi pengendara sepeda
motor
Para pelajar cenderung lebih memilih untuk mengikuti
perkembangan trend ketimbang keselamatan diri sendiri.
Seperti halnya dengan tidak memakai helm standar SNI tapi
lebih memilih menggunakan helm non berstandar SNI atau
disebut juga helm ”Batok”. (pasal 57 ayat 2 dan pasal 106 ayat
8 serta pasal 291)

2. Pengendara dibawah usia (tidak memiliki SIM)


Pelanggaran ini mungkin menjadi permasalahan pokok yang
sering terjadi di jalan raya. Kebanyakan para pelajar nekat
mengendarai sepeda motor tanpa adanya SIM dengan alasan
ingin menempuh pendidikan setinggi mungkin tapi dalam
upaya menempuhnya tidak ada kendaraan umum atau rumah
yang jauh, maka dari itu pelajar memilih untuk menggunakan
kendaraan pribadi. Pelanggaran ini pun telah diatur di dalam
pasal 281 dengan denda satu juta rupiah atau kurungan penjara
paling lama 4 bulan.

13
3. Pengendara melanggar rambu lalu lintas
Hal ini yang sering kita lihat di setiap peremapatan atau
pertigaan yang terdapat lampu rambu lalu lintas, kebanyakan
para pengendara melanggar lampu rambu lalu lintas karena
sedang terburu atau malas menunggu karena terlalu lama.

2.3.2. Dampak Dari Pelanggaran Lalu Lintas


Pastinya setiap hal yang melanggar pasti akan ada dampaknya
termasuk juga dampak pelanggaran lalu lintas, berikut adalah
dampak dari pelanggaran lalu lintas:
 Tingginya angka kecelakan dipersimpangan atau perempatan
maupun dijalan raya
 Keselamatan pengendara yang mengunakan jalan menjadi
terancam bahkan pejalan kali yang menyebrang jalan maupun
berjalan di trotoar

14
 Kemacetan lalu lintas yang semakin parah dikarnakan para
pengendara tidak mematuhi peraturan maupun rambu-rambu
lalu lintas
 Kebiasaan para pengendara yang melanggar lalu lintas
sehingga budaya melanggar peraturan lalu lintas

2.3.3. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Berlalu Lintas


Berikut ini adalah pendapat saya penyebab terjadinya pelanggaran
lalu lintas yang sering sekali terjadi di Indonesia :
1. Budaya pelajar dalam berangkat sekolah
Kenapa hal ini dapat dijadikan kendala dalam menumbuhkan
budaya tertib berlalu lintas. Hal ini disebabkan karena
mayoritas dari pelajar membudayakan berangkat sekolah
yang mepet dengan waktu masuk sekolah mereka. Dengan
dibayangi sanksi yang akan mereka terima di sekolah, para
pelajar menjadi kurang memperhatikan rambu-rambu di
jalan. Sehingga keselamatan pelajar itu sendiri dan pengguna
jalan lain terancam.

2. Masih labilnya ego pelajar


Mengapa hal ini dapat menjadi kendala dalam mewujudkan
budaya tertib lalu lintas di jalan. Karena dengan adanya ego
pelajar yang masih labil sangat mengancam keselamatan
mereka. Ketika kondisi pemakai jalan yaitu kalangan pelajar
sekaligus kondisi batin mereka yang tidak stabil maka
mereka tidak akan menghiraukan rambu-rambu lalu lintas
yang ada. Bahkan mereka sering melamun ketika berkendara,
tidak melihat warna lampu merah, berkendara dengan
kecepatan tinggi, dan masih banyak lagi. Mereka bersikap
seperti itu karena mereka ingin meluapkan semua egonya
ketika di jalan tanpa mempertimbangkan keselamatan
mereka. Sehingga kendala inilah yang sering terjadi pada

15
kalangan remaja. Mereka belum merasa percaya diri terhadap
dirinya sendiri. Ego yang labil ini tidak hanya
membahayakan diri sendiri tetapi juga membahayakan
pemakai jalan yang lain
1. Semenjak kecil seorang anak kecil sudah di perbolehkan
membawa kendaraan bermotor yang seharusnya umurnya
belum mencukupi untuk berkendara sehingga mereka
sering melanggar peraturan lalu lintas karna belum
mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
2. Hanya patuh ketika ada kabar bahwa akan ada razia atau
saat ada polisi. Ini sudah hal biasa yang sering kita lihat
dijalanan.

2.3.4. Manfaat Menaati Tata Tertib Lalu Lintas Di Jalan


Beberapa manfaat akan kita dapatkan ketika kita memiliki budaya
tertib lalu lintas, antara lain :
1. Sampai tujuan dengan selamat
Jika semua orang terutama kalangan pelajar memiliki budaya
tertib lalu lintas maka keselamatanpun terjamin. Karena pelajar
satu dengan yang lain saling memahami dan mengerti posisi
mereka sama-sama pemakai jalan. Budaya tertib lalu lintas
antara lain menjadi pengguna jalan yang baik, menaati rambu-
rambu lalu lintas, serta peraturan yang mengenai lalu lintas.
Sehingga mereka sampai tujuan dengan selamat.
2. Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan pelajar
Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang Jatim terungkap
70 persen dari total 4.286 korban kecelakaan sepanjang Januari
hingga Maret 2014 adalah usia produktif. Kebanyakan dari
kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai swasta. Sehingga
dengan adanya kesadaran dalam memiliki budaya tertib lalu

16
lintas maka dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada
kalangan pelajar.
3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas
Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada kalangan
pelajar, maka tingkat pelanggaran lalu lintaspun akan
berkurang. Sehingga kedamaian pemakai jalan akan lebih
meningkat. Contohnya memakai mesin knalpot yang
berstandart nasional makan pemakai jalan yang lain tidak akan
terganggu dengan suara knalpot yang tidak berstandart
nasional.

2.4. Kecelakaan Lalu Lintas


2.4.1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas
a. Berdasarkan PP No. 43 Tahun 1993
Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu peristiwa di jalan
raya yang tidak disangka – sangka dan tidak disengaja ,
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,
yang dapat mengakibatkan korban jiwa dan harta benda
Secara filosofis, kecelakaan lalu-lintas didefinisikan
sebagai suatu kejadian yang jarang dan acak yang bersifat multi
faktor yang umumnya didahului oleh suatu situasi di mana satu
atau lebih dari pengemudi dianggap gagal menguasai
lingkungan (lalu – lintas dan lingkungan jalan).

2.4.2. Macam-Macam Kecelakaan Lalu Lintas


a. Kecelakaan Fatal :
Apa bila terdapat minimal satu orang meninggal dunia pada
kecelakaan tersebut (MD: terhitung 30 hari sejak kejadian
kecelakaan)

17
b. Kecelakaan Berat :
Apabila terdapat minimal satu orang terluka berat
(mendapatkan perawatan rumah sakit) pada kecelakaan
tersebut. (LB: luka yang memerlukan rawat inap terhitung 30
hari sejak kejadian kecelakaan )
c. Kecelakaan Ringan:
Apabila terdapat minimal satu orang mengalami luka ringan
(tidak memerlukan rawat inap ) pada kecelakaan
d. Kecelakaan Tanpa Luka:
Apabila tidak terdapat korban luka-luka, kecuali mengalami
kerusakan materi yang ditimbulkannya

2.4.3. Faktor Penyebab Kecelakaan

18
2.4.4. Data Kecelakaan Di Ambon
JUMLAH MENINGGAL LUKA LUKA
TAHUN
KECELAKAAN DUNIA BERAT RINGAN
2000 12.649 9.536 7.100 9.518
2001 12.791 9.522 6.656 9.181
2002 12.267 8.762 6.012 8.929
2003 13.399 9.856 6.142 8.694
2004 17.732 11.204 8.983 12.084
2005 91.623 16.115 35.891 51.317
2006 87.020 15.762 33.282 52.310
2007 49.553 16.955 20.181 46.827
2008 59.164 20.188 23.440 55.713
2009 62.960 19.979 23.469 62.936
2010 66.488 19.873 23.196 63.809
2011 108.696 31.195 35.285 108.945
2012 117.949 29.544 39.704 128.312
2013 93.578 23.385 27.054 104.976

GRAFIK KECELAKAAN LALU LINTAS 2000-2013


SELURUH INDONESIA
140,000

120,000

100,000

80,000

60,000

40,000

20,000

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

JUMLAH KECELAKAAN MENINGGAL DUNIA LUKA BERAT LUKA RINGAN

19
2.5. Peraturan Lalu Lintas
Sebagai negara hukum,indonesia tentu mempunyai Undang-undang
yang mengatur setiap aspek kehidupan bernegara. Dan kita sebagai
warga negara yang baik,sepatutnya kita mentaati setiap aturan yang ada
dinegara tercinta kita. Seperti yang akan kita bahas kali ini adalah
undang-undang lalu lintas yang yang berlaku di negara Indonesia.
 Undang-Undang Lalu Lintas
Peraturan lalu lintas di Indonesia diatur dalam undang-undang lalu
lintas. Pertama UU No 14 tahun 1992 yang kemudian
disempurnakan pada UU No 22 tahun 2009 yang lebih rinci
terhadap setiap pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi. UU
lalu lintas dibuat untuk mengatur tingkah laku para pengguna lalu
lintas,demi terwujudnya ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.
 Kelengkapan Surat-surat
a. STNK
Pengendara kendaraan bermotor wajib membawa STNK,dan
Untuk kendaraan baru diharuskan membawa surat tanda coba
kendaraan bermotor,misalnya saat belajar mengendarai mobil
yang ditetapkan oleh Polri. Sanksi terhadap pelanggaran ini di
atur pada pasal 288 Ayat (1) dengan hukuman sanksi
kurungan,paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp
500.000.
b. SIM
Pada UU lalu lintas tertulis jelas bagi penegndara tanpa SIM
lebih berat dikenakan sanksi dari pada STNK. Pelanggaran
Pasal 281,dengan pidana kurungan empat bulan atau denda
paling banyak Rp 1.000.000. Jika diketahui menggunakan SIM
yang tidak sah merupakan pelanggaran terhadap pasal 288
Ayat (2) dengan pidana kurungan paling lama satu bulan
dan/atau denda paling banyak Rp 250.000.

20
Beberapa peraturan lalu lintas berikut berlaku bagi pengendara
kendaraan roda dua,hal ini diatur pada UU lalu lintas seperti
berikut :
 Penggunaan Helm dengan lisensi SNI

Pada pasal 57 Ayat (2) dan pasal 106 Ayat (8) mengatur tentang
penggunaan Helm SNI bukan jenis helm lain,bagi pengendara dan
juga yang membonceng wajib menggunakan juga. Sanksi bagi
pelanggar pasal ini akan dikenakan pidana kurungan paling lama
satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 (pasal 291)

Kelengkapan kendaraan
Hal ini merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
pengendara,untuk kendaraan yang layak jalan meliputi kaca
spion,klakson,lampu utama,lampu rem,lampu penunjuk
arah,spidometer,knalpot sesuai standar,kedalaman alur ban. Untuk
modifikasi kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan telah
diatur dalam pasal 106 Ayat (3) dengan sanksi terhadap
pelanggaran tersebut,pada pasal 285 Ayat (1) ancaman hukuman
pidana kurungan paling lama satu bulan atau tenda paling banyak
Rp 250.000

21
Sedangkan untuk kendaraan roda empat atau lebih,telah diatur di
beberapa undang-undang lalu lintas yaitu :
 Penggunaan sabuk pengaman
Sabuk pengaman adalah hal yang harus menjadi perhatian bagi
pengendara mobil baik sebagai pengemudi maupun
penumpang,karena merupakan hal penting untuk keselamatan
berkendara. Pelanggaran terhadap penggunaan sabuk pengamanan
telah diatur dalam pasal 289,dengan hukuman pidana kurungan
paling lama satu bulan atau denda paling banayk Rp 250.000

Kelengkapan teknis
Untuk kelengkapan teknis,untuk kendaraan roda empat atau lebih
sebenarnya hampir sama dengan kendaraan roda dua,hanya ada
beberapa tambahan diantaranya lampu mundur,lampu tanda batas
dimensi badan kendaraan,lampu gandengan,alat pemantul
cahaya,kaca depan,spakbor,bumper,dll. Bagi pengendara yang
memodifikasi kendaraanya tidak sesuai dengan ketentuan,akan
terjerat dengan pasal 285 Ayat (2) dengan sanksi pidana kurungan
paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.

 Komponen lalu lintas


Sebenarnya ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu,manusia
sebagai pengguna,kendaraan dan jalan saling berinteraksi dalam
pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan
dikemudikan oleh pengemudi dengan mengikuti aturan lalu lintas
yang telah ditentukan berdasarkan peraturan perundangan yang
menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang
memenuhi persyaratan geometrik.

22
 Manusia sebagai pengguna
Manusia sebagai pengguna disini dapat berperan sebagai
pengendara atau sebagai pejalan kaki yang dalam keadaan normal
memiliki kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda
(waktu,reaksi,konsentrasi,dll). Perbedaan-perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikologi,umur serta jenis
kelamin dan pengaruh luar seperti cuaca,penerangan, dan jalan
serta tata ruang.

 Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan,
dimensi, dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas
secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

 Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui
kendaraan bermotor maupun kendaran tidak bermotor (becak,
sepeda onthel, delman, dll), termasuk juga pejalan kaki. Jalan
tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas
dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu
kendaraan serta aman,sehingga dapat meredam angka kecelakaan
lalu lintas.

 Selalu gunakan Safety Gear

23
Safety gear adalah perlengkapan keselamatan seperti helm,
kacamata, sarung tangan, jaket, celana panjang, dan segala hal yang
bisa melindungi diri kita diperjalanan.

 Utamakan keselamatan
Tiga perempat pengguna roda dua mengalami kecelakaan dengan
mobil. Hal itu terjadi karena pengendara tidak menghiraukan
keselamatan pengendara lain,sebaiknya apabila kita mengendarai
kendaraan,menjadi kewajiban kita untuk saling menjaga
keselamatan pengendara lain. Dan selalu berhati-hati dalam
berkendara

 Jaga jarak dengan kendaraan lain


Berkendara memang sering membuat kita lupa diri,apalagi bila kita
berada diatas kendaraan dengan kecepatan tinggi. Dengan hal ini
membuat kita tidak sadar keberadaan kendaraan lain,mungkin kita
terlalu dekat dengan kendaraan didepan kita ataupun disamping
kita. Tentunya hal itu sangat berbahaya bagi kita,apalagi apabila
kendaraan didepan kita mengerem mendadak,bila sudah begitu
tentunya potensi tabrakan semakin besar. Maka dari itu seharusnya
kita mengupayakan agar kendaraan kita selalu menjaga jarak
dengan kendaraan lain,dengan jarak kira-kira 3-5 meter. Atau
perkirakan sendiri berapa jarak yang ideal bila kendaraan lain
mengerem mendadak,sehingga kita tidak mengalami kecelakaan.

 Selalu cek kondisi kendaraan


Sering kali dari kita mengabaikan kondisi dari kendaraan
kita,bahkan ada beberapa orang beranggapan kalau kendaraan
masih bisa dipakai tidak perkli dicek kembali. Tetapi pada
kenyataannya hal ini pengaruh apalagi kalau tekanan angin pada
ban,kondisi ban,dan rem yang tidak sesuai,bisa membuat kita
celaka saat dijalan.

24
 Jadi pengendara yang pandai
Jika kita sudah mempersiapkan semua perlengkapan,tentunya kita
juga harus menjaga kondisi tubuh kita,jangan sampia kita
berkendara dalam kondisi badan yang tidak sehat. Apalagi dalam
keadaan mabuk,jangan sampai kita berkendara dalam kondisi
meminum alkohol. Selain berdosa,juga membahayakan diri kita
jalan.

25
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keselamatan lalu lintas, peraturan lalu lintas, pelanggaran lalu
lintas dan kecelakaan lalu lintas merupakan sesuatu yang saling berhubungan.
Keselamatan lalu lintas dapat terjadi jika para pengguna jalan mematuhi
peraturan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dapat terjadi jika para
pengguna jalan melanggar peraturan lalu lintas.
Untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas jalan merupakan
tanggung jawab bersama sehingga diperlukan koordinasi dan komitmen
bersama baik antar pengambil kebijakan, organisasi pemerintah /non
pemerintah, masyarakat maupun generasi muda. Kecelakaan lalu lintas dapat
dicegah, kecelakaan lalu lintas bukanlah takdir semata.

3.2. Saran
Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta
harus mematuhi dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri
jalan terus atau ke kiri ikuti lampu, dilarang parkir juga tidak membuang
sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam mengendarai kendaraan
harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai atau sepi,
waktu pagi, siang, sore, ataupun malam.
Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa bukan
hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap
orang berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan
mematuhi peraturan lalu lintas yang ada.

26
DAFTAR PUSTAKA

www.transparansi. or. id, 2009


http://tahukansemua.blogspot.co.id/2015/08/peraturan-lalu-lintas_25.html
file:///D:/lalu%20lin/lita%20lalu%20lintas.pdf
file:///D:/lalu%20lin/digital125831-S-5849-Analisis%20faktor-Literatur.pdf
file:///D:/lalu%20lin/lita%20lalu%20lintas.pdf
file:///D:/lalu%20lin/1421-2977-1-SM.pdf

27

Вам также может понравиться