Вы находитесь на странице: 1из 39

G

AM
BAR
AN
PER
AN
PER
AWA
T
DAL
AM
ASU
HAN
KEP
ERA
WAT
AN
PAD
A
PASI
EN
IMO
BILI
SASI
DITI
NJA
U
DAR
I
PEM
ENU
HAN
PER
SON
AL
HYG
IEN
E DI
RUA
NG
RAW
AT
INA
PRS
UD
TUG
URE
JO
SEM
ARA
NG

ARTI
KEL
Artike
l ini
disusu
n
sebag
ai
salah
satu
syarat
untuk
meny
elesai
kan
pendi
dikan
Sarjan
a
Keper
awata
n
pada
Sekol
ah
Tingg
i Ilmu
Keseh
atan
W
idya
Husad
a
Semar
ang
D
isusun
Oleh :
Kina
nti
Linta
ng
Dada
ri
N
IM :
10.70.
21

PRO
GRA
M
STU
DI
ILM
U
KEP
ERA
WAT
AN
SEK
OLA
H
TIN
GGI
ILM
U
KES
EHA
TAN
WID
YA
HUS
ADA
SEM
ARA
NG
OKT
OBE
R
2014
1

ABSTRAK
Kinanti Lintang Dadari GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN IMOBILISASI DITINJAU DARI
PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RSUD
TUGUREJO SEMARANG xii + 85 Halaman + 10 Tabel + 2 Gambar Latar
Belakang:Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien secara berkesinambungan mulai dari pasien
membutuhkan pelayanan sampai pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari
secara produktif untuk dirinya sendiri dan orang lain. Salah satu peran perawat
adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan atau care provider. Peran perawat sebagai
care provider dalam pelaksanaan personal hygiene lebih dominan bila dilaksanakan
pada pasien imobilisasi fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaranperan
perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien imobilisasi ditinjau dari pemenuhan
personal hygiene. Metode: Jenis penelitian studi diskriptif. Metode metode survey,
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling, didapatkan 131 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis
univariat distribusi frekuensi. Hasil: Sebagian besar yaitu sebanyak 57,3% responden
mempunyai peran baik sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagian besar yaitu
sebanyak 56,5% mempunyai peran baik sebagai advokat, sebagian besar responden
yaitu sebanyak 57,3% mempunyai peran baik sebagai edukator, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 62,6% mempunyai peran baik sebagai koordinator dan
kolaborator, sebagian besar yaitu sebanyak 56,5% mempunyai peran baik sebagai
peneliti. Kesimpulan: Perawat memiliki sejumlah peran di dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada. Peran perawat diantaranya
adalah perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagai advokat, sebagai
koordinator dan kolaborator, sebagai peneliti. Kata Kunci: peran perawat, imobilisasi,
personal hygiene Daftar Pustaka: 17 literatur (2004 - 2013)
2

asuhan keperawatan atau care


PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan
provider. Peran perawat sebagai care
bentuk pelayanan profesional dalam
provider harus dilaksanakan secara
memberikan asuhan keperawatan
komprehensif atau menyeluruh, tidak
kepada pasien secara
hanya berfokus pada tindakan
berkesinambungan mulai dari
promotif tetapi juga tindakan
pasien membutuhkan pelayanan
preventif yaitu pelaksanaan personal
sampai pasien mampu melakukan
hygiene.
kegiatan sehari-hari secara
Personal hygiene adalah
produktif untuk dirinya sendiri dan
suatu tindakan untuk memelihara
orang lain. Ketidakmampuan
kebersihan dan kesehatan seseorang
pasien, kurangnya pengetahuan,
untuk kesejahteraan, baik fisik
kondisi penyakit, serta motivasi
maupun psikisnya. Personal hygiene
diri selama menjalani perawatan di
cara perawatan diri manusia untuk
rumah sakit dapat mengganggu
memelihara kesehatan mereka secara
proses pemenuhan kebutuhan sehari-
fisik dan keadaan emosional.
hari pasien ( Kusnanto, 2004 ).
Pemeliharaan personal hygiene
Sebagai tenaga kesehatan,
diperlukan untuk kenyamanan
perawat memiliki sejumlah peran di
individu, keamanan, dan kesehatan.
dalam menjalankan tugasnya sesuai
Ketika memberikan perawatan
dengan hak dan kewenangan yang
kebersihan diri pada pasien, perawat
ada (Asmadi, 2008). Salah satu peran
dapat mengkaji status fisik dan
perawat adalah sebagai pemberi
emosional pasien, dan dapat
3

pendidikan dan pelatihan sesuai


mengimplementasikan proses

dengan bidang tugasnya (Kusnanto,


perawatan bagi kesehatan total

2004).
pasien (Potter, 2005).

Peran perawat dalam


Peran perawat di rumah

memberikan asuhan keperawatan


sakit khususnya di Instalasi Rawat

harus dilaksanakan secara


Inap sangatlah penting. Perawat

komprehensif, tidak hanya berfokus


merupakan ujung tombak pelayanan

pada tindakan promotif tetapi juga


kesehatan di Rumah Sakit

pada tindakan preventif seperti


merupakan tenaga yang paling lama

pelaksanaan personal hygiene


berhubungan dengan pasien. Data

terutama pada pasien imobilisasi


menunjukan kinerja perawat masih

fisik. Berdasarkan latar belakang


banyak dikeluhkan oleh pasien dan

yang diuraikan diatas, yang menjadi


keluarga. Hal ini tampak dari

motivasi bagi peneliti sehingga


banyaknya masukan untuk perawat

tertarik untuk melakukan penelitian


dari pasien dan keluarga atau

tentang “Gambaran peran perawat


pengunjung tentang pelayanan

dalam asuhan keperawatan pada


Rumah Sakit. Kondisi tersebut tentu

pasien imobilisasi ditinjau dari


bertentangan dengan praktik

pemenuhan personal hygiene di


keperawatan yang seharusnya

Rumah Sakit Tugurejo Semarang”


senantiasa meningkatkan mutu

pelayanan profesinya, dengan


TINJAUAN PUSTAKA

Peran merupakan tingkah


mengikuti perkembangan ilmu

laku yang diharapkan oleh orang lain


pengetahuan dan teknologi melalui
4

inidilakukan dari yang sederhana


terhadap seseorang sesuai dengan

hingga yang kompleks.


kedudukan sistem. Peran perawat

Peran ini dilakukan perawat


menurut Kusnanto (2004) terdiri

dalam membantu klien dan keluarga


dari: Pemberi Asuhan Keperawatan,

dalam menginterprestasikan dalam


Advokat Klien, Edukator,

berbagai informasi dari pemberi


Koordinator, Kolabolator, Konsultan,

pelayanan atau informasi yang lain


Peneliti / Pembaharu.

atau khususnya dalam pengambilan


Peran sebagai pemberi

persetujuan atas tindakan


asuhan keprawatan ini dapat

keperawatan yang diberikan oleh


dilakukan perawat dengan

pasien, juga dapat berperan


memperhatikan keadaan kebutuhan

mempertahankan dan melindungi


dasar manusia yang dibutuhkan

hak – hak pasien meliputi hak atas


melalui pemberi pelayanan

pelayanan sebaik – baiknya, hak atas


keperawatan dengan menggunakan

informasi tentang penyakitnya, hak


proses keperawatan sehingga dapat

atas privasi, hak untuk menentukan


ditentukan diagnosis keperawatan

nasibnya sendiri dan hak menerima


agar bisa direncanakan dan

ganti rugi akibat kelalaian.


dilaksanakan tindakan yang tepat

Peran ini dikakukan dengan


sesuai dengan tingkat kebutuhan

membantu klien dalam


dasar manusia, kemudian dapat

meningkatkan tingkat pengetahuan


dievaluasi tingkat perkembangannya.

tentang kesehatan, pencegahan


Pemberian asuhan keperawatan

penyakit dan pertolongan pertama


5

penentuan bentuk pelayanan


yang bisa diberikan. Dengan

kesehatan selanjutnya.
pendidikan kesehatan yang

Proses keperawatan terdiri


diharapkan terjadi perubahan

dari lima tahap, yaitu pengkajian,


perilaku dari klien menuju pola

diagnosis, perencanaan,
hidup sehat.

implementasi, dan evaluasi. Setiap


Peran ini dilaksanakan

tahap dari proses keperawataan


dengan mengarah, merencanakan

saling terkait dan ketergantungan


serta mengorganisasi pelayanan

satu sama lain. Pada tahap


kesehatan dari tim kesehatan

pengkajian, kegiatan yang dilakukan


sehingga pemberian pelayanan

adalah mengumpulkan data, seperti


kesehatan dari tim kesehatan

riwayat keperawatan, pemeriksaan


sehingga pemberian pelayanan

fisik, dan pemeriksaan data skunder


kesehatan dapat terarah serta sesuai

lainnya (catatan, hasil pemeriksaan


dengan kebutuhan klien.

diagnostik, dan literatur).Setelah data


Peran perawat disini

didapatkan, maka tahap selanjutnya


dilakukam karena perawat bekerja

adalah diagnosis. Kegiatan yang


melalui tim kesehatan yang terdiri

dilakukan pada tahap diagnosis ini


dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan

adalah memvalidasi data mengoreksi


lain – lain dengan berupaya

dan mengelompokkan data,


mengidentifikasi pelayanan

menginterpretasikan data,
kesehatan yang diperlukan termasuk

mengidentifikasi masalah dari


diskusi atau tukar pendapat dalam

kelompok data, dan merumuskan


6

selama menggunakan alat bantu


diagnosis keperawatan. (Deswani,

eksternal ( misalnya gips atau traksi


2009).

rangka ), pembatasan gerakan


Personal Hygiene adalah

volunter, atau kehilangan fungsi


suatu tindakan untuk memelihara

motorik. ( Perry, 2005 ).


kebersihan dan kesehatan seseorang

untuk kesejahteran fisik maupun


METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang


psikisnya. (Laily dan Sulistyo, 2012).

digunakan adalah deskriptif


Personal hygienemerupakan

denganmetode survey.Populasi
perawatan diri sendiri yang

dalam penelitian ini adalah seluruh


dilakukan untukmempertahankan

perawat di Ruang Rawat Inap RSUD


kesehatan, baik secara fisik maupun

Tugurejo Semarang yaitu sejumlah


psikologis. ( Alimul, 2006 ).

131 orang.Sampelsebanyak131
Gangguan mobilisasi fisik (

responden, dengan teknik total


imobilisasi ) didefinisikan oleh ( Kim

sampling.Instrumen penelitian yang


et al, 1995 ) North American Nursing

digunakan adalahkuesioner.yang
Diagnosis Association (NANDA)

dikembangkan dengan tehnik


sebagai suatu keadaan ketika

FGD.Analisis univariat, yaitu


individu mengalami atau beresiko

analisis dilakukan dengan


mengalami keterbatasan gerak fisik.

mendiskripsikan besarnya persentase


Perubahan dalam tingkat mobilisasi

pada semua peran perawat untuk


fisik dapat mengakibatkan instruksi

disajikan dalam bentuk tabel


pembatasan gerak dalam bentuk tirah

distribusi frekuensi.
baring, pembatasan gerak fisik
7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Peran Perawat Sebagai Pemberi


Asuhan Keperawatan

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran


Perawat

Sebagai Pemberi Asuhan di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang


Frekuensi Prosentase (%)

Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan

57,3 42,7
75 56
Baik Kurang Baik

Jumlah 131 100


orang lain dalam mempersiapkan
Berdasarkan data diatas

pemenuhan personal hygiene,


menunjukkan bahwa sebagian besar

melakukan pengkajian fisik terhadap


yaitu sebanyak 57,3% responden

pasien imobilisasi (stroke, fraktur,


mempunyai peran baik sebagai

AMI dll) dalam mempersiapkan


pemberi asuhan keperawatan.Hal ini
pemenuhan personal hygiene,
dapat dilihat berdasarkan hasil

menyimpulkan seluruh kebutuhan


kuesioner penelitian yang

dan masalah pasien imobilisasi


menyatakan bahwa sebagian besar

(stroke, fraktur, AMI dll), membuat


responden melakukan pengkajian

diagnosa, rencana tindakan


terhadap kemampuan hidup sehari-

keperawatan berdasarkan masalah


hari pasien imobilisasi (stroke,

yang telah dirumuskan, membuat


fraktur, AMI dll) dalam

diagnosis keperawatan berdasarkan


mempersiapkan pemenuhan personal

prioritas gejala-gejala yang dominan.


hygiene, mengkaji tingkat

Peran sebagai pemberi


ketergantungan pasien imobilisasi

asuhan keprawatan ini dapat


(stroke, fraktur, AMI dll) terhadap
8

hygiene, sebagian perawat diberitahu


dilakukan perawat dengan

rekan perawat lain tentang


memperhatikan keadaan kebutuhan

ketergantungan pasien imobilisasi


dasar manusia yang dibutuhkan

terhadap orang lain dalam


melalui pemberi pelayanan

mempersiapkan pemenuhan personal


keperawatan dengan menggunakan

hygiene, perawat tidak mengkaji


proses keperawatan sehingga dapat

tingkat pengetahuan pasien dan


ditentukan diagnosis keperawatan

keluarga tentang penyakit pasien dan


(Kusnanto, 2004).

program pengobatannya, perawat


Menurut hasil FGD yang

melakukan pengkajian fisik terhadap


dilakukan oleh perawat diketahui

pasien imobilisasi dalam


bahwa sebagian perawat sering

mempersiapkan pemenuhan personal


melakukan pengkajian mengenai

hygiene, perawat menyimpulkan


kemamampuan pasien dalam

seluruh kebutuhan dan masalah


mempersiapkan pemenuhan personal

pasien imobilisasi,perawat membuat


hygiene dan sebagian lagi diberitahu

diagnosa, rencana tindakan


rekan perawat lain tentang

keperawatan berdasarkan masalah


kemamampuan pasien dalam

yang telah dirumuskan, perawat


mempersiapkan pemenuhan personal

membuat diagnosis keperawatan


hygiene, sebagian perawat

berdasarkan prioritas gejala-gejala


melakukan pengkajian tingkat

yang dominan, perawat tidak


ketergantungan pasien imobilisasi

melakukan evaluasi sesuai dengan


terhadap orang lain dalam

tujuan yang diharapkan.


mempersiapkan pemenuhan personal
9

2. Peran Perawat Sebagai Advokat Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran Perawat Sebagai Advokat di


Ruang Rawat Inap

RSUD Tugurejo Semarang Peran Perawat

Sebagai Advokat Frekuensi Prosentase (%)

56,5 43,5
74 57
Baik Kurang Baik

Jumlah 131 100


dengan baik untuk memenuhi
Berdasarkan data diatas

kebutuhan personal hygiene pada


menunjukkan bahwa sebagian besar

pasien imobilisasi (stroke, fraktur,


yaitu sebanyak 56,5% mempunyai

AMI dll), selalu membantu dan


peran baik sebagai advokat.Hal ini

bekerjasama jika ada permasalahan


dapat dilihat berdasarkan hasil

dari pasien imobilisasi (stroke,


kuesioner penelitian yang

fraktur, AMI dll) dalam pemenuhan


menyatakan bahwa sebagian besar

personal hygiene.
responden memberi penjelasan

Peran ini dilakukan perawat


tentang prosedur tindakan yang akan

dalam membantu klien dan keluarga


dilakukan terhadap pasien,

dalam menginterprestasikan dalam


menyiapkan peralatan kebersihan diri

berbagai informasi dari pemberi


yang dibutuhkan oleh pasien

pelayanan atau informasi yang lain


imobilisasi (stroke, fraktur, AMI dll),

atau khususnya dalam pengambilan


bersedia menanggapi keluhan pasien

persetujuan atas tindakan


imobilisasi (stroke, fraktur, AMI dll)

keperawatan yang diberikan oleh


selama di rumah sakit, selalu

pasien, juga dapat berperan


melakukan tindakan sesuai prosedur
10

Menurut hasil FGD yang


mempertahankan dan melindungi

dilakukan oleh perawat diketahui


hak – hak pasien meliputi hak atas

bahwa perawat tidak memberikan


pelayanan sebaik – baiknya, hak atas

pelayanan kesehatan/keperawatan
informasi tentang penyakitnya, hak

yang bertanggung jawab sesuai


atas privasi, hak untuk menentukan

prosedur di rumah sakit, memberi


nasibnya sendiri dan hak menerima

penjelasan tentang prosedur tindakan


ganti rugi akibat kelalaian

yang akan dilakukan terhadap pasien,


(Kusnanto, 2004).

menyiapkan peralatan kebersihan diri


Tanggung jawab diperlukan

yang dibutuhkan oleh pasien


untuk memenuhi kebutuhan dan

imobilisasi, bersedia menanggapi


kinerja yang ditampilkan untuk

keluhan pasien imobilisasi selama di


memperoleh hasil pelayanan yang

rumah sakit, selalu melakukan


berkualitas tinggi dengan memahami

tindakan sesuai prosedur dengan baik


uraian tugas dan spesifikasinya serta

untuk memenuhi kebutuhan personal


berdasarkan standar yang

hygiene pada pasien imobilisasi,


berlaku.Perawat yang bertanggung

selalu membantu dan bekerjasama


jawab berarti menunjukkan

jika ada permasalahan dari pasien


kewajibannya sebagai seorang

imobilisasi dalam pemenuhan


profesional dengan komitmen

personal hygiene, tidak menanggapi


menempatkan kebutuhan pasien di

dengan tepat terhadap permintaan


atas kepentingan sendiri (Putri &

dan pertanyaan pasien imobilisasi.


Fanani, 2010).
11

pasien imobilisasi (stroke, fraktur,

AMI dll).

3. Peran Perawat Sebagai Edukator

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran


Perawat

Sebagai Edukator di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang

Frekuensi Prosentase (%)


Peran Perawat Sebagai Edukator

57,3 42,7
75 56
Baik Kurang Baik

Jumlah 131 100

Berdasarkan data diatas

Peran perawat sebagai


menunjukkan bahwasebagian besar

edukator dilakukan dengan


responden yaitu sebanyak 57,3%

membantu klien dalam


mempunyai peran baik sebagai

meningkatkan tingkat pengetahuan


edukator.Hal ini dapat dilihat
kesehatan, gejala penyakit bahkan
berdasarkan hasil kuesioner

tindakan yang diberikan, sehingga


penelitian yang menyatakan bahwa

terjadi perubahan perilaku dari klien


sebagian besar responden

setelah dilakukan pendidikan


menjelaskan tujuan pentingnya

kesehatan. Pengajaran dianggap


menjaga kebersihan diri (personal

sebagai suatu komponen


hygiene), membantu menjaga

pokok praktik keperawatan pada


personal hygiene pasien imobilisasi

perawatan pasien yang sehat atau


(stroke, fraktur, AMI dll),

yang sakit. Biasanya bila dalam


melaksanakan personal hygiene

lingkungan rumah sakit hal-hal yang


12

bahwa perawat tidak menjelaskan


berkaitan dengan personal

tujuan pentingnya menjaga


hygienediberikan sewaktu pasien

kebersihan diri (personal


akan pulang sehingga diharapkan

hygiene),perawat tidak menjelaskan


pasien dapat melakukan personal

tentang tahap-tahap dan cara-cara


hygiene dengan baik dirumah. Bagi

perawatan diri secara mandiri


keluarga pasien juga diberikan

personal hygiene yang benar kepada


edukasi tentang personal hygiene

pasien dan keluarga, perawat tidak


yang harus dilakukan pada pasien

mengajarkan menjaga personal


setelah pulang dari rumah sakit.

hygiene pasien.Perawat hanya


Pelaksanaan peran perawat

membantu menjaga personal hygiene


sebagai edukator bisa dipengaruhi

pasien imobilisasi, melaksanakan


oleh banyak faktor.Usia, pendidikan,

personal hygiene pasien imobilisasi.


lama kerja, pengetahuan dan sikap

Menurut pendapat Wangi (2012)


mengambil bagian penting yang bisa

bahwa pengetahuan yang dimiliki


mempengaruhi pelaksanaan peran

perawat akan membantu perawat


perawat sebagai edukator di dalam

dalam menyampaikan informasi


rumah sakit (Hartatik, 2012).

dalam hal ini memberikan


Perawat sebagai edukator di rumah

penjelasan. Solusi yang dapat


sakit mempunyai peran dan

diberikan yaitu memberikan


tanggungjawab yang besar (Hunt,

penyuluhan kepada perawat terkait


2013).

informasi yang perlu diberikan


Menurut hasil FGD yang

dilakukan oleh perawat diketahui


13

personal hygiene, berdiskusi dengan


kepada pasien terkait pemenuhan

klien atau keluarga tentang penyakit


kebutuhan personal hygiene pasien.

dan masalah yang terjadi dalam

pemenuhan personal hygiene pasien

4. Peran Perawat Sebagai Koordinator dan Kolaborator

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran


Perawat

Sebagai Koordinator dan Kolaboratordi Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo


Semarang

Frekuensi Prosentase (%)


Peran PerawatSebagai Koordinator dan Kolaborator

62,6 37,4
82 49
Baik Kurang Baik

Jumlah 131 100


imobilisasi (stroke, fraktur, AMI dll),
Berdasarkan data diatas

membantu pasien imobilisasi (stroke,


menunjukkan bahwa sebagian besar

fraktur, AMI dll) melakukan upaya –


yaitu sebanyak 62,6% mempunyai
upaya dalam meningkatkan status
peran baik sebagai koordinator dan

kesehatan terutama pemenuhan


kolaborator.Hal ini dapat dilihat

personal hygiene dengan berdiskusi


berdasarkan hasil kuesioner

atau tukar pendapat dengan tim


penelitian yang menyatakan bahwa

kesehatan lain seperti dokter,


sebagian besar responden

fisioterapis, ahli gizi dll.


berkoordinasi dan bekerjasama

Peran ini dilaksanakan


dengan tenaga kesehatan lain dalam

dengan mengarah, merencanakan


menangani masalah kesehatan yang

serta mengorganisasi pelayanan


dihadapi pasien imobilisasi (stroke,

kesehatan dari tim kesehatan


fraktur, AMI dll) dalam pemenuhan
14

pemenuhan personal hygiene dengan


sehingga pemberian pelayanan

tim kesehatan lain.


kesehatan dari tim kesehatan

Menurut hasil FGD yang


sehingga pemberian pelayanan

dilakukan oleh perawat diketahui


kesehatan dapat terarah serta sesuai

bahwa perawat tidak menjelaskan


dengan kebutuhan klien (Kusnanto,

tujuan pentingnya menjaga


2004).

kebersihan diri (personal hygiene),


Hasil penelitian juga

tidak biasa menjelaskan tentang


menunjukkan bahwa terdapat

tahap-tahap dan cara-cara perawatan


responden yang mempunyai peran

diri secara mandiri personal hygiene


kurang baik sebagai koordinator dan

yang benar kepada pasien dan


kolaborator. Hal ini dapat dilihat

keluarga, tidak mengajarkan


berdasarkan hasil kuesioner

menjaga personal hygiene pasien


penelitian yang menyatakan bahwa

imobilisasi, membantu menjaga


sebagian kecil responden tidak

personal hygiene pasien imobilisasi,


mendiskusikan dengan keluarga

melaksanakan personal hygiene


pasien, dan tim kesehatan dengan

pasien imobilisasi, tidak biasa


membuat rencana tindakan

mendiskusikan dengan keluarga


keperawatan untuk menjaga personal

pasien, dan tim kesehatan dengan


hygiene pasien imobilisasi, tidak

membuat rencana tindakan


bekerjasama dan membantu pasien

keperawatan untuk menjaga personal


imobilisasi untuk mencari solusi

hygiene pasien imobilisasi,


terhadap masalah kesehatan atau

berkoordinasi dan bekerjasama


keluhan – keluhan terutama terhadap
15

untuk meningkatkan mutu asuhan


dengan tenaga kesehatan lain dalam

atau pelayanan dan pendidikan


menangani masalah kesehatan yang

keperawatan, menggali masalah


dihadapi pasien imobilisasi dalam

untuk meningkatkan asuhan


pemenuhan personal hygiene.

5. Peran Perawat Sebagai Peneliti

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran


Perawat

Sebagai Peneliti di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang

Frekuensi Prosentase (%)


Peran Perawat Sebagai Peneliti

56,5 43,5
74 57
Baik Kurang Baik

Jumlah 131 100


keperawatan terutama masalah peran
Berdasarkan data diatas

perawat di rumah sakit.


menunjukkan bahwa sebagian besar

Peran sebagai pembaharu


yaitu sebanyak 56,5% mempunyai
dapat dilakukan dengan mengadakan
peran baik sebagai peneliti.Hal ini

perencanaan, kerjasama, perubahan


dapat dilihat berdasarkan hasil

yang sistematis dan terarah sesuai


kuesioner penelitian yang

dengan metode pemberian pelayanan


menyatakan bahwa sebagian besar

keperawatan. Sebagai peneliti


responden mampu mengidentifikasi

perawat mengembangkan body of


masalah penelitian mengenai peran

knowledge melalui riset keperawatan


perawat di rumah sakit, menerapkan

yang berdasarkan pada praktik nyata


prinsip dan metode penelitian

di lapangan (evidence based


mengenai peran perawat di rumah

practice) (Kusnanto, 2004).


sakit, memanfaatkan hasil penelitian
16

mengakibatkan terjadinya gejala


Peran perawat sebagai

pneumonia pada pasien.


peneliti bisa dilakukan dengan cara

Hasil penelitian juga


melakukan identifikasi terhadap

menunjukkan bahwa terdapat


fenomena yang terjadi dimasyarakat

responden yang mempunyai peran


yang dapat berpengaruh pada

kurang baik sebagai peneliti. Hal ini


penurunan kesehatan bahkan

dapat dilihat berdasarkan hasil


mengancam kesehatan, selanjutnya

kuesioner penelitian yang


penelitian dilaksanakan dalm

menyatakan bahwa sebagian kecil


kaitannya untuk menemukan faktor

responden tidak tidak


yang menjadi pencetus atau

mengidentifikasikan lebih lanjut dan


penyebab terjadinya permasalah

terutama masalah peran perawat di


tersebut melalui kegiatan penelitian

rumah sakit.
dalam praktek keperawatan. Peran

Menurut hasil FGD yang


perawat sebagai peneliti dalam

dilakukan oleh perawat diketahui


masalah personal hygieneakan

bahwa perawat mampu


sangat bermanfaat untuk menjaga

mengidentifikasi masalah penelitian


kesehatan khususnya pada pasien

mengenai peran perawat di rumah


mobilisasi. Salah satu manfaat

sakit, menerapkan prinsip dan


personal hygiene pada pasien

metode penelitian mengenai peran


mobilisasi yang terpasang ventilator

perawat di rumah sakit,


yaitu dapat mencegah tumbuhnya

memanfaatkan hasil penelitian untuk


kuman dalam mulut yang dapat

meningkatkan mutu asuhan atau


17

koordinator dan kolaborator,


pelayanan dan pendidikan

sebanyak 56,5% mempunyai peran


keperawatan, tidak mengidentifikasi

baik sebagai peneliti.


lebih lanjut dan memperluas cakupan

praktik keperawatan terutama

masalah peran perawat.

B. Saran
KESIMPULAN DAN SARAN

Diharapkan RSUD Tugurejo


A. Kesimpulan

Semarang dapat membuat kebijakan


Setelah dilakukan penelitian,

atau Standar Operasinal Prosedur


pengolahan data dan pembahasan

(SOP) tentang peran perawat


tentang Gambaran peran perawat

sehingga perawat mempunyai


dalam asuhan keperawatan pada

pedoman yang jelas dan pasti dalam


pasien imobilisasi ditinjau dari

menjalankan perannya sebagai


pemenuhan personal hygiene di

perawat.Diharapkan perawat dapat


Rumah Sakit Tugurejo Semarang

menjalankan perannya sebagai


diperoleh data sebagai berikut:

seorang perawat, dimana peran


sebanyak 57,3% responden

perawat tersebut mempunyai fungsi


mempunyai peran baik sebagai

sebagai fungsi independen (mandiri),


pemberi asuhan keperawatan,

fungsi dependen (tergantung), fungsi


sebanyak 56,5% mempunyai peran

interdependen (saling
baik sebagai advokat, sebanyak

ketergantungan).Diharapkan pasien
57,3% mempunyai peran baik

dapat melakukan personal hygiene


sebagai edukator, sebanyak 62,6%

dengan baik dan benar setelah


mempunyai peran baik sebagai
18

mendapatkan penjelasan tentang

manfaat dan pentingnya personal


Kuswanto, 2004.Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta :
EGC
hygiene bagi kesehatan pasien

pribadi.
Nolo, Sukma Widya wati, 2012.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Prestasi Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Asmadi, 2008.Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika.
Dermawan, Deden. 2012. Proses
Nursalam, 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Edisi 2. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.Yogyakarta : Gosyen Publising
Ghofar, Abdul. 2012. Pedoman
Nursalam. 2013. Konsep Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
Lengkap Keterampilan Praktek Klinik. Yogyakarta : Mitra Buku
Handayaningsih, Isti. 2009. Dokumentasi Keperawatan DAR.Yogyakarta : Media
Cendikia Offset
Pertiwi. 2002. Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Personal Hygiene Oleh Perawat di
Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta.Yogyakarta : Fakulitas Keperawatan
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah.Jakarta :
salemba Medika
Perry, dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktek.Jakarta : EGC
Isroin, Laily, 2012 .Personal Hygiene Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu
Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistika Kesehatan. Yogyakarta. Mitra Cendekia
19

Suryawati. 2006. Tingkat Kepuasan Tentang Pelaksanaan Personal Hygiene Oleh


Perawat di Rumah Sakit Umum Jawa Tengah.
Tarwoto, 2004.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Salemba Medika :
Jakarta
Wasis, 2008.Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGCSuma’mur,
PK, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), Jakarta: Sagung Seto.
Suyanto. 2008. Mengenal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit. Jogjakarta : Penerbit
Mitra Cendikia.
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J.
1999. Introductory management and leadership for nurses. Canada : Jones and Barlett
Publishers.
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Universitas Islam Surakarta: UNIBA
Press.
Watson, J. 2004. Assessing and
Measuring Caring in Nursing ang Health Sciences: Springer Publishing.

Вам также может понравиться