Вы находитесь на странице: 1из 9

A.

Tujuan Praktikum
Menghitung gaya gesek yang bekerja pada bidang miring
1. Untuk mengetahui konsep bidang miring
2. Untuk menentukan pengaruh sudut terhadap kecepatan
3. Untuk mengetahui penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

B. Dasar Teori
Gerak dapat didefinisikan sebagai perubahan yang sesungguhnya
berlangsung secara terus-menerus. Gerak pada bidang miring ini, terdapat
sudut kemiringan dan gaya gesekan yang sangat mempengaruhi dari gesek itu
sendiri. Gerak atau perpindahan kedudukan suatu benda biasanya disebabkan
oleh gaya, jadi apabila ada suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda maka
benda itu akan bergerak atau berpindah tempat. Secara umum, gaya
didefinisikan sebagai suatu yang dapat mengubah keadaan gerak atau benda.
Gaya gesekan sangat diperlukan, misalnya antara ban mobil dan jalan
agar todak slip, orang dapat berjalan diatas lantai dengan lancar bila terdapat
gaya gesekan antara kaki dengan lantai. Gerak pada bidang miring ini terdapat
dua gerak yaitu gerak menaik dan menurun, yang masing-masing juga
dipengaruhi oleh waktu dan jarak yang telah ditempuh serta apakah terjadi
pemantulan pada ujung track.
Jenis gerak dari suatu benda ditentukan oleh bentuk lintasannya.
Sesuatu gerak disebut gerak lurus, apabila lintasannya merupakan garis lurus.
Gerak melingkar, apabila lintasannya merupakan lingkaran. Gerak parabola
apabila lintasannya merupakan parabola. Tidak ada gesekan antara benda
dengan bidang miring, bila bidangnya licin sempurna. Sedangkan yang
menyebabkan benda bergerak adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring.
Issac Newton telah merumuskan tiga asas tentang suatu pengamatan
yang berdasarkan teorinya yang dikenal dengan hukum gerak. Hukum
Newton yang bersangkut paut tentang gaya dalam bidang ini adalah hukum
Newton yang ketiga. Hukum Newton yang ketiga berbunyi bahwa jika sebuah
benda bermassa mengerjakan sebuah gaya yang sama pada yang lain, maka
benda ini mengerjakan sebuah gaya yang sama pada benda yang pertama
sama besar tapi berlawanan arah. Dua hal yang harusdiperhatikan dalam
menggunakn hukum Newton yang ketiga ini adalah yang pertama pasangan
aksi akan reaksi selalu melibatkan dua benda dan bekerja pada dua benda
yang belainan.
Gaya gesekan yang terjadi tidak konstan, hal ini disebabkan massa
yang digunakan berbeda. Bila massa benda besar, maka jarak pantul glider
yang dihasilkan akan semakin jauh. Semakin besar benda yang bergerak
turun pada bidang miring maka bertambah gaya dorong glider.
Sehingga dapat diperoleh persamaan
- Gerak benda pada bidang miring yang licin
a = g sin θ
- Gerak benda pada bidang miring yang kasar
a = w sin θ – fk / m

Yang mempengaruhi gaya gesek sebagai berikut :

1. Koefisien gesekan(µ) adalah tingakat kekesaran permukaan yang


bergesekan. Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan
makin besra gesekan yang ditimbulkan. Jika bidang kasar µ= 1 dan jika
bidang halus µ = 0.
2. Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari
benda makin besar gaya normalnya makin besar gaya gesekannya. Cara
merumskan gaya normal adalah dengan memakai memakai hukum
Newton I Yaitu:

a. Benda diatas bidang datar ditarik gaya mendatar N= w=m.g


b. Benda diatas bidang miring membentuk sudut.
C. Alat dan Bahan
1. 4 buah balok (50 cm)
2. 2 buah engsel
3. Stopwatch
4. Penggaris busur
5. Beban 500 gr dan 800 gr
6. Alat tulis

D. Prosedur Kerja
Cara buat alat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Potong balok 50 cm (4 buah)
3. Buat bidang miring seperti pada gambar 1.1 (dilampiran)
4. Dibuat permukaan halus dan kasar
5. Dipasang engsel di antara dua balok
6. Disiapkan beban 500 gr dan 800 gr (berbentuk persegi)

Cara kerja Alat

1. Disiapkan bidang miring dengan permukaan halus dan kasar


2. Pasang sudut 60 derajat pada kedua bidang miring
3. Sudut diukur dengan penggaris busur
4. Diletakan beban 500 gr di kedua bidang miring
5. Luncurkan beban pada bidang miring
6. Dihitung waktu beben melewati bidang miring
7. Dihitung gerak kecepatan bebannya.
8. Dilakukan hal yang sama pada sudut 90 derajat dan beban 800 gr.
E. Data Hasil Pengamatan
Permukaa Beban Sudut Waktu Kecepatan
n (v)
Halus 500 60° 3s 25.8 m/s
Kasar 500 60° 4.2 s 10.5 m/s
Halus 800 90° 1.5 s 15 m/s
Kasar 800 90° 3s 6 m/s

F. Analisis Data
1. Bidang miring dengan permukaan halus
Beban 500 gr dan sudut 60°
a = g sin θ
maka : dik : m = 500 gr (0.5 kg)
g = 10 m/s2
t = 3 sekon
sin θ= 60°
dit : v : …… ?
- Gaya normal
N = mg cos θ
N = (0.5 kg) (10 m/s2 ) cos 60
N = (5 kg m/s2) cos 60
N = (5 kg m/s2) ½
N = 2.5 kg m/s2
- Percepatan benda :
a = g sin θ
a = (10 m/s2 ) sin60
a = 10 x 0.86
a = 8.6 m/s2
- Kecepatan
a = v/t
8.6 m/s2 = v / 3 s
v=at
v = 8.6 m/s2. 3 s
v = 25.8 m/s
2. Bidang miring dengan permukaan kasar
Beban 500 gr dan sudut 60°
𝑤 sin θ−fk
a=
𝑚
maka : dik : m = 500 gr (0.5 kg)
g = 10 m/s2
t = 4.2 sekon
sin θ= 60°
dit : v : …… ?
maka :
- percepatan
𝑤 sin θ−fk
a=
𝑚
𝑚.𝑔 sin θ−fk
a=
𝑚
m
(0.5 𝑘𝑔)( 10 ) sin 60 −fk
s2
a=
0.5 𝑘𝑔
a = 5 m/s – fk
2

a = 5 m/s2 – 2.5 N = 2.5 m/s2


mencari nilai fk = m . a = (0.5 kg) . (5 m/s2 ) = 2,5 N
- kecepatan
v=at
v = 2.5 m/s2. 4.2 s
v = 10.5 m/s
3. Bidang miring dengan permukaan halus
Beban 800 gr dan sudut 90°
a = g sin θ
maka : dik : m = 800 gr (0.8 kg)
g = 10 m/s2
t = 1.5 sekon
sin θ= 90°
dit : v : …… ?
- Gaya normal
N = mg cos θ
N = (0.8 kg) (10 m/s2 ) cos 90
N = (8 kg m/s2) cos 90
N = (8 kg m/s2) 0
N = 0 kg m/s2
- Percepatan benda :
a = g sin θ
a = (10 m/s2 ) sin 90
a = 10 x 1
a = 10 m/s2
- Kecepatan
a = v/t
10 m/s2 = v / 1.5 s
v=at
v = 10 m/s2. 1.5 s
v = 15 m/s
4. Bidang miring dengan permukaan kasar
Beban 800 gr dan sudut 90°
𝑤 sin θ−fk
a=
𝑚
maka : dik : m = 800 gr (0.8 kg)
g = 10 m/s2
t = 3 sekon
sin θ= 90°
dit : v : …… ?
maka :
- percepatan
𝑤 sin θ−fk
a=
𝑚
𝑚.𝑔 sin θ−fk
a=
𝑚
m
(0.8 𝑘𝑔)( 10 ) sin 90 −fk
s2
a=
0.8 𝑘𝑔
a = 10 m/s – 8 N = 2 m/s2
2

mencari nilai fk = m . a = (0.8 kg).(10 m/s2 ) = 8 N


- kecepatan
v=at
v = 2 m/s2. 3 s
v = 6 m/s

G. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dan berdasarkan data
diatas maka, bidang miring sangat berpengaruh terhadap kecepatan suatu
benda. Pada beban 500 gr dengan sudut 60 derajat, pada lintasan halus
kecepatannya lebih besar dibandingkan pada lintasan kasar, hal ini terjadi
karena pada lintasan kasar, benda bergerak pelan karena ada hambatan dari
lintasannya, berbeda dengan yang halus, lintasannya tidak mempengaruhi
gerak beban sehingga kecepatan beban lebih besar pada lintasan halus dari
pada lintasan kasar. Sedangkan pada beban 800 gr dengan sudut 90 derajat
menghasilkan data kecepatan yang sama yaitu pada lintasan halus beban
memiliki kecepatan yang lebih besar dari pada lintasan kasar. Sehingga
terbukti bahwa gerak suatu benda akan mengalami kecepatan yang besar jika
kemiringan bidang memiliki sudut yang lebih besar dengan permukaan halus.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua dapat lihat penerapan bidang
miring yatiu pada permainan papan luncur anak, jalan raya yang miring dan
masih banyak lainnya.

H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang sudah dihitung
dapat diambil kesimpulan bahwa bidang miring adalah suatu lintasan datar
yang memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak lurus. Sehingga sudut
tersebut mempengaruhi bentuk lintasan. Terdapat dua jenis lintasan yaitu
lintasan kasar dan lintasan halus. Pada lintasan halus memiliki kecepatan yang
lebih besar dibandingkan bidang miring dengan lintasan kasar, kemudian
semakin besar sudut bidang miring maka kecepatan benda akan semakin
besar.
I. Pertanyaan
Dari kelompok 6 :
1. Sebutkan aplikasi bidang miring dalam kehidupan sehari-hari ?
Dari Kelompok 3 :
2. Apa penerapannya dibidang fisika ?
Dari Kelompok 8 :
3. Apa yang dimaksud dengan gaya gesek ?
Jawaban :
1. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari seperti :
- Jalan tanjakan atau turunan yang miring
- Seluncuran anak-anak ditaman
Dan masih banyak lainya, yang menggunakan prinsip bidang miring.
2. Pada bidang fisika bidang miring berlaku pada gaya gesek, hokum
newton.
3. Gaya gesek adalah gaya yang terjadi di antara benda yang salin g
bersentuhan sehingga menimbulkan gesekan diantara dua benda yang
bergerak berlawanan, contohnya ban motor dengan jalan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Dwi Astuti, Irnin. 2016. Pengembangan Alat Eksperimen Penentuan


Percepatan Gravitasi Bumi Berdasarkan Teori Bidang Miring Berbasis
Microcomputer Based Laboratoy (Mbl). (Journal Nasional) diakses pada 18
April 2018.
Yulianti, Fitri. 2015. Rumus Anti Lupa Fisika (E-Book) Suplemen Anti Lupa.
Yogyakarta: Saufa.

Вам также может понравиться