Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Dalam arsitektur, bangunan yang baik adalah bangunan yang tidak hanya
estetis, tetapi juga menimbulkan rasa nyaman bagi penghuninya. Salah satu
faktornya adalah sirkulasi panas yang baik dalam bangunan, bagaimana
bangunan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan iklim tempatnya berdiri.
Indonesia sendiri merupakan Negara beriklim tropis, dimana panas matahari
terjadi sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi.
1
BAB II
BUNYI
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
atau gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang
diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran
dalam desibel.
Bunyi dapat berasal dari alam dan juga dari perbuatan manusia. Selain perbedaan
bahannya, sumber bunyi dapat dibedakan oleh bentuk dan ukurannya. Bila bentuknya
berbeda maka berbeda pola bunyinya. Jadi sumber bunyi akan berbeda oleh perbedaan
bahan bentuk dan ukurannya.
Dalam klarifikasi bunyi. Bunyi itu dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
yaitu, sebagai berikut:
Berdasarkan frekuensi, bunyi itu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Infrasonik : bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini tidak
dapat didengar oleh manusia, karena mungkin terlalu kecil jadi sulit di dengar oleh kita
dan yang bisa mendengar ini cuma beberapa hewan saja, seperti anjing dan jangkrik.
2. Audiosonik : bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz. Bunyi audiosonik
adalah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga kita.
3. Ultrasonik : bunyi yang mempunyai frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ini tidak
dapat didengar oleh telinga manusia karena terlalu besar, kalau kita bisa dengar, kuping
kita akan merasa sakit, dan bunyi ini dapat didengar oleh beberapa hewan saja, seperti
lumba-lumba dan kelelawar. Bunyi ultrasonik ini juga sering digunakan oleh manusia
pada aplikasi radar untuk mendeteksi kedalaman laut dan objek tertentu, serta dapat
digunakan untuk mengukur panjang gua dan ketebalan logam di industri.
2
2.2. Bunyi Dalam Arsitektur
Dalam hal ini bunyi yang dibahas adalah mengenai sebuah ruang auditorium.
Sering di temukannya ruang auditorium yang tidak memenuhi fungsi dan
tujuannya. Akibat dari kualitas akustik gedung yang buruk sehingga fungsi dari gedung
itu sendiri dalam penerapannya sangat kurang. Gedung Auditorium yang tidak
memenuhi fungsi sebagai mana mestinya , biasanya apabila ada suatu kegiatan di dalam
gedung tersebut para pendengar sebagian besar tidak dapat menangkap apa yang di
sampaikan oleh pembawa acara atau penyaji dalam acara tersebut. Hal ini di sebabkan
kualitas penyebaran suara yang tidak merata dan suara yang bercampur antara suara
dari panggung dan suara para audience itu sendiri.
2.2.1. Definisi
3
pertunjukan yang optimal serta kepuasan bagi penikmatnya. Persyaratan
utama yang harus dipenuhi dalam perancangan tata akustik Auditorium
adalah: kekerasan (loudness) yang cukup dengan cara memperpendek jarak
penonton dengan sumber bunyi, penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai,
sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara, kesesuaian luas
lantai dengan volume ruang, menghindari pemantul bunyi paralel yang
saling berhadapan dan penempatan penonton di area yang menguntungkan.
4
Permukaan cembung Permukaan cekunga
Sumber
bunyi
5
2.2.2.4. Difraksi Bunyi (Penyerapan Bunyi)
Dalam ruang Auditorium, banyak masalah yang bisa terjadi. Hal ini di
karenakan kurangnya pengetahuan dalam bidang pembangunan suatu Auditorium
yang memiliki kualitas akustik yang baik dan kurangnya perhatian terhadap
suara-suara yang tidak perlu di dalam suatu ruangan. Suara-suara yang tidak perlu
itu misalnya suara-suara yang tidak berssumber dari panggung utama.
Kualitas suara dari sumber suara yang terlalu keras juga akan
menimbulkan suatu ketidaknyamanan bagi pendengar. Pemilihan material dalam
pembangunan sangat di perlukan. Khususnya dalam ruang Auditorium. Pemilihan
jenis dan bentuk plafond dan dinding akan sangat mempengaruhi kualitas akustik
dalam ruang Auditorium. Sebuah ruangan yang didesain untuk suatu fungsi
tertentu, baik yang mempertimbangkan aspek akustik maupun yang tidak,
seringkali dihadapkan pada problem-problem berikut :
6
alam terbuka seperti di lembah atau jurang. Terjadinya gema hampir sama
dengan gaung yaitu terjadi karena pantulan bunyi. Namun, gema hanya terjadi
bila sumber bunyi dan dinding pemantul jaraknya jauh, lebih jauh daripada
jarak sumber bunyi dan pemantul pada gaung. Tidak seperti pemantulan pada
gaung, pemantulan pada gema terjadi setelah bunyi misalnya jika kita
berteriak di daerah pegunungan, setelah beberapa saat, terdengar kembali
teriakanmu berteriak. Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang
baru sampai di telinga kita. Echoe disebabkan oleh permukaan datar yang
sangat reflektif atau permukaan hyperbolic reflektif (terutama pada dinding
yang terletak jauh dari sumber). Pantulan yang diakibatkan oleh permukaan-
permukaan tersebut bersifat spekular dan memiliki energi yang masih besar,
sehingga (bersama dengan delay time yang lama) akan mengganggu suara
langsung. Problem akan menjadi lebih parah, apabila ada permukaan reflektif
sejajar di hadapannya. Permukaan reflektif sejajar bisa menyebabkan pantulan
yang berulang-ulang (flutter echoe) dan juga gelombang berdiri. Flutter echoe
ini bisa terjadi pada arah horisontal (akibat dinding sejajar) maupun arah
vertikal (lantai dan langit-langit sejajar dan keduanya reflektif).
2.2.3.3. Gaung
7
rata, pasti ada bagian yang cembung. Hal ini dimaksudkan agar bunyi yang
mengenai dinding tersebut dipantulkan tidak teratur sehingga pada akhirnya
gelombang pantul ini tidak dapat terdengar.
8
ruangan-ruangan yang critical fungsi akustiknya, biasanya secara struktur
ruangan dipisahkan dari ruangan disekelilingnya, atau biasa disebut box
within a box concept.
9
boleh lebih dari 1:8 atau 30° dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan.
Kemiringan lebih dari itu menjadikan lantai terlalu curam dan membahayakan.
30°
10
Gambar 2.2.4.5. Penempatan langit-langit pemantul. Sumber: Doelle (1990).
11
2.2.4.7. Menghindari Pamantulan Bunyi Pararel Yang Berhadapan
Arah bunyi
Area tempat duduk
penonton
Sumber bunyi
panggung 30˚
Gambar 2.2.4.7. Bentuk plafond paralel yang tidak dianjurkan. Sumber: Doelle
(1990)
12
keseimbangan antara suara awal dan suara akhir. Sisi lebar yang lebih kecil
dapat merespon bunyi lateral /bunyi samping, diperkuat dengan pantulan yang
berulang-ulang antar dinding samping menyebabkan bertambahnya
kepenuhan nada, suatu segi akustik ruang yang sangat diinginkan pada ruang
pertunjukan.
stage
Gambar 2.2.5.1. Bentuk lantai empat persegi (Rectangular shape)
Kelemahan dari bentuk ini adalah pada bagian sisi panjangnya, karena
menjadikan jarak antara penonton dengan panggung terlalu jauh.Solusi untuk
permasalahan ini adalah dengan mempersempit area panggung dan
memperlebar sisi depannya.
Dinding stage
belakang
13
Akan tetapi disisi lain, banyak pula kekurangan dari bentuk ini
memiliki kekurangan yang membuat reputasi akustiknya kurang baik, karena
bentuk dinding samping yang melebar ke belakang menyebabkan pemantulan
yang terlalu cepat ke dinding belakang yang dilengkungkan sehingga
menciptakan gema dan pemusatan bunyi sehingga ruang ini cenderung
memiliki akustik yang tidak seragam, dengan kondisi area duduk penonton
bagian tengah yang kurang baik.
Area penonton
Audience
stage Stage/panggung
14
2.2.6. Distribusi Bunyi Yang Merata
Energi bunyi dari sumber bunyi harus terdistribusi secara merata ke setiap
bagian ruang, baik yang dekat maupun yang jauh dari sumber bunyi. Untuk
mencapai keadaan tersebut menurut Doelle (1990:60) perlu diusahakan
pengolahan pada elemen pembentuk ruangnya, yakni unsur langit-langit, lantai
dan dinding, dengan cara membuat permukaan yang tidak teratur, penonjolan
elemen bangunan, langit-langit yang ditutup, kotak-kotak yang menonjol,
dekorasi pada permukaan dinding yang dipahat, bukaan jendela yang dalam dan
sebagainya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
16