Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
“PENGEMBANGAN AGRIBISNIS”
Oleh
NAJEMI HENDRIAWAN
1720524310010
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi dalam bidang
pertaniaannya. Akan tetapi dalam kenyataannya para petani di Indonesia belum bisa
mengoptimalkan pertaniannya menjadi lebih berkembang lagi karena keterbatasan
pengetahuan dalam bidang pertanian.Untuk mengoptimalkannya maka agribisnislah
yang sangat tepat sebagai pilihan agar menjadikan pertanian di Indonesia menjadi
lebih baik lagi dan memperbaiki nasib para petani yang selama ini masih sangat
memprihatinkan.Agribisnis memiliki kontribusi yang sangat baik.
Indonesia merupakan negara agraris yang saat ini sedang dilanda oleh krisis
ekonomi yang mengakibatkan perekonomian di Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini
juga mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan, tingkat pengangguaran yang
makin tinggi, serta ketimpangan ekonomi yang menimbulkan sederet masalah
ekonomi yang cukup serius yang saat ini melanda Indonesia.
Walaupun negara Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi sebagian
besar kekayaan tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat
karena masih kurangnya pemahaman dan masih banyak masyarakat yang tidak
tertarik dengan agribisnis. Padahal agribisnis dapat menjadi bisnis yang mampu
menjadikan perekonomian negara Indonesia lebih baik lagi.
Agribisnis merupakan suatu strategi yang aling tepat untuk membangun
ekonomi negara yang mengintegrasikan pembangunan pertanian (perkebunan,
peternakan, perikanan, kehutanan) dengan pembangunan industri pertanian serta
sektor-sektor jasa yang terkait didalamnya sehingga dapat membantu memecahkan
masalah perekonomian yang melanda Indonesia karena dengan strategi agribisnis
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat membantu mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yaitu berbasis pada
pemberdayagunaan keanekaragaman sumber daya yang ada disetiap daerah serta
dapat memberikan kontribusi terhadap keragaman kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki.Selain itu agribisnis juga mengandalkan sumberdaya alam dan teknologi
serta sumber daya manusia yang terampil yang diyakini mampu menjadikan
perekonomian di Indonesia memiliki daya saing dan menjadikan perekonomian negara
menjadi lebih bersinergis dalam perekonomian dunia.Agribisnis merupakan salah satu
cara yang paling tepat untuk membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat di
Indonesia yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani,serta
agribisnis juga dapat mengurangi angka pengangguran di negara Indonesia.
Agribisnis merupakan cara yang sangat tepat untuk memperbaiki
perekonomian di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Selain itu bisnis ini juga sangat pas dengan keadaan negara Indonesia
karena negara Indonesia merupakan negara agraris. Untuk lebih meningkatkan
kualitas sumber daya yang ada baik itu sumber daya alam maupun sumber daya
manusia bisnis ini diharapkan akan lebih meningkatkan kualitas pertanian dan sumber
daya yang ada agar menjadi lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Selain itu
agribisnis juga diharapkan menjadikan masyarakat untuk lebih terampil dalam
memanfaatkan lahan kosong menjadi lebih produktif dan mengembangkan
ketrampilan masyarakat dalam bidang pertanian.
Rumusan Masalah
Bagaimana prospek pengembangan agribisnis di Indonesia ?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk lebih mengembangkan agribisnis
sebagai bisnis dalam masyarakat karena agribisnis sangat sesuai dengan kondisi
Indonesia yang merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat
luas. Agribisnis merupakan bisnis yang sangat tepat bagi negara Indonesia yang
sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Selain itu,
negara Indonesia yang merupakan negara agraris juga mendukung untuk
dikembangkannya agribisnis guna memperbaiki perekonomian di Indonesia yang
selama ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Dengan agribisnis masyarakat diharapkan akan dapat lebih berkembang
dengan kemampuannya dibidang pertanian sehingga menjadikan masyarakat menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkarya. Sehingga masyarakat dapat mensulap
lahan yang tadinya tidak memiliki nilai guna menjadi lahan yang lebih produktif dan
memberikan keuntungan bagi masyarakat yang akhirnya dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan dan menjadikan perekonomian mereka menjadi lebih
baik lagi dibandingkan dengan sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Agribisnis
Kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana
Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang
berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha
atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit.
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat
pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian
John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui
buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di
Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh para pakar sebagai tahun
kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis dan Golberg
mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum total of all operation involved in
the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and
the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from
them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu sistem menurut beberapa ahli :
► E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai sub-
sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sub-sistem menjadi sebuah sistem.
► Wibowo mengartikan agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang
dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama
lain.
► Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata
rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha
yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh
kegiatan pertanian. (Downey and Erickson. 1987).
► Pengertian Agribisnis menurut Cramer and Jensen Agribisnis adalah suatu
kegiatan yang sangat kompleks, meliputi industri pertanian, industri
pemasaran hasi pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur
dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.
► Pengertian Agribisnis menurut Austin: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha
yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan
prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan
kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan
kepada konsumen.
Agribisnis dari cara pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan.
Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan
suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau
nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sebagai suatu
unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu subsistem agribisnis, baik
hanya satu atau lebih subsistem dalam satu lini komodias atau lebih dari satu lini
komoditas.
Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh
keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku,
pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dengan definisi ini dapat
diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan pertanian yang
dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and
distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) dan
pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini
mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan
berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karenanya
agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem, serta
tambahan satu subsistem lembaga penunjang.
Pengembangan Agribisnis
Pengembangan agribisnis di Indonesia merupakan bagian yang sangat penting
dalam membantu proses pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Secara umum, pengembangan agribisnis merupakan serangkaian
pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang sekaligus juga dilakukan secara
simultan dan harmonis. Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa perkembangan
pertanian, industri dan jasa harus saling berkesinambungan dan tidak berjalan sendiri
- sendiri. Sebagai implikasi dari pengembangan ini diharapkan pembangunan
subsistem agrbisnis ini dapat berjalan sekaligus untuk memenuhi program
pengembangan agribisnis sebagaimana mestinya (Ramadhan dkk, 2017).
Pengembangan agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan
penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang
kegiatan pertanian, yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian.
Pengembangan agribisnis juga memiliki perencanaan yang harus dijalankan
degan lebih baik, sebagaimana manajemen organisasi yang lain, dalam manajemen
agribisnis juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang telah diterapkan di berbagai
kalangan umum, yang dimulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian dengan penuh kehati-hatian dan keteletian
dalam perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis agar
usaha agribisnis tidak mengalami kegagalan (Sa’id, 2004).
Dalam usaha mempercepat laju pertumbuhan sektor agribisnis terutama
dihadapkan dengan kondisi petani kita yang serba lemah (modal, skill, pengetahuan
dan penguasaan lahan) dapat ditempuh melalui penerapan sistem pengembangan
(system of development) agribisnis. Dalam konteks bahasan ini, yang dimaksud
“sistem pengembangan agribisnis” adalah suatu bentuk atau model atau sistem atau
pola pengembangan agribisnis yang mampu memberikan keuntungan layak bagi
pelaku-pelaku agribisnis (petani/peternak/pekebun/ nelayan/pengusaha kecil dan
menengah/koperasi), berupa peningkatan pendapatan, peningkatan nilai tambah dan
perluasan kesempatan kerja.
Di Indonesia sejak dilaksanakan pembangunan pertanian, telah diterapkan
beberapa sistem pengembangan pertanian berskala usaha baik untuk komoditi
pangan maupun non pangan. Jika dikaji lebih jauh tujuan dan sasaran “sistem
pengembangan” yang pernah diterapkan di sektor pertanian, pada hakekatnya adalah
pengembangan sektor pertanian (dalam arti luas) secara menyeluruh dan terpadu,
yakni tidak hanya peningkatan produksi, tetapi juga pengadaan sarana produksi,
pengolahan produk, pengadaan modal usaha dan pemasaran produk secara bersama
atau bekerjasama dengan pengusaha. Sistem pengembangan sektor pertanian
semacam ini, jika menggunakan istilah sekarang, tidak lain adalah pengembangan
pertanian berdasarkan agribisnis, atau dengan kata lain pengembangan agribisnis. Di
antara sistem-sistem tersebut ada yang diterapkan oleh pemerintah berupa kebijakan
nasional dan ada pula yang telah berhasil diterapkan oleh kelompok masyarakat atau
kelompok peneliti, akan tetapi masih bersifat per kasus. Adapun sistem-sistem
tersebut antara lain: Unit Pelaksana Proyek (UPP), Insus dan Supra Insus, Sistem
Inkubator, Sistem Modal Ventura, Sistem Kemitraan (Contract Farming) dalam
berbagai bentuknya seperti Pola PIR, Pola Pengelola, Sistem ‘Farm Cooperative’, dll
(Antara, 2000).
Pengembangan agribisnis membutuhkan dukungan kegiatan yang mencakup
penetapan komoditas unggulan, latihan teknis dan manajerial, sistem informasi
manajemen, penguatan kelembagaan usaha, penyediaan modal investasi dan
regulasi yang kondusif. Pengembangan sentra produksi diawali dengan inisiasi model
pengembangan inovasi agribisnis skala pilot dalam bentuk kegiatan MODEL FARM.
Skala pilot model inovasi selanjutnya dikembangkan menjadi skala aktual agribisnis.
Pada tahap ketiga dari kerangka roadmap pengembangan agribisnis adalah
tersedianya produk dengan kualitas dan kuantitas sesuai preferensi pasar. Di sisi lain
jenis dan kualitas yang dihasilkan selayaknya ditentukan oleh informasi market
inteligent dan preferensi konsumen (Andri dkk, 2015)
BAB III
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Pengembangan agribisnis tidak dapat dilakukan tanpa dukungan dari
perusahaan agribisnis, karena perusahaan agribisnislah yang memiliki rencana,
desain dan implementasi aktivitas agribisnis dalam sistem ekonomi kerakyatan. Untuk
keperluan tersebut maka pemerintah perlu mendorong pengembangan sistem dan
usaha agribisnis di bidang usaha industri rumah tangga, koperasi, kelompok usaha
berskala kecil, menengah dan besar. Dengan demikian pengembangan agribisnis
komoditas unggulan akan berdampak pada pembangunan daerah yang terarah dan
berkelanjutan.
Saran
Untuk menyukseskan progaram pengembangan sistem dan usaha agribisnis,
maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut (1) Perlu advokasi secara intensif
mengenai strategi, kebijakan dan program pengembangan sistem dan usaha
agribisnis kepada departemen lain dan pemerintah daerah unruk mendapatkan
dukungan kebijakan dan program riil mereka untuk sinkronasi pelaksanaan program
sistem dan usaha agribisnis, dan (2) Perlu ditingkatkan kuantitas dan mutu
infrastruktur pertanian.
Berbagai kiat positif dari keberhasilan negara lain diharapkan dapat menjadi
pelajaran dan pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
agribisnis yang berorientasi pada pasar global, sehingga kinerja agribisnis dalam hal
pemasaran produk agribisnis/agroindustri dapat ditingkatkan. Peningkatan kinerja
pemasaran tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan produktivitas agribisnis
di Indonesia, yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.
DAFTAR PUSTAKA
Downey, W.D., dan S.P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Ed. Ke-2, Cet. Ke-3.
R. Ganda.S. dan A. Sirait, Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari:
Agribusiness Management.