Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. S P1A0 Umur 43 Tahun dengan
Menoragia di Poli Kebidanan – Kandungan RSUD Karanganyar”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita usia subur yang ada di Indonesia saat ini adalah sekitar 65% dari
menstruasi saat ini masih menjadi masalah primer yang sering ditemukan
sebagai hal yang wajar terjadi. Padahal, 76% tenaga medis yang menemukan
kasus gangguan menstruasi merupakan kasus yang perlu dirujuk. Hal ini
dialami oleh sebagian besar wanita usia produktif (Norwitz, 2007). Pola
titik awal. Lama dari siklus menstruasi adalah 28 hari dengan kurang lebih 7
hari tejadinya menstruasi. Darah yang dikeluarkan sebanyak kurang lebih 30-
40 cc dalam sehari puncaknya hari ke-3 atau ke-4, apabila ganti pembalut 2-3
2
Gangguan pola menstruasi dapat terjadi oleh karena panjangnya siklus
menstruasi atau banyaknya darah yang dikeluarkan. Kelainan yang terjadi oleh
dengan jadwal menstruasi yang tetap, darah yang dikeluarkan lebih banyak dan
pelayanan lengkap yang terdiri rawat jalan dan rawat inap. Di RSUD
cukup rendah, namun pada kasus ini masih membutuhkan perhatian khusus
untuk penanganan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Maka kami
B. Rumusan Masalah
3
Bagaimana memberikan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada
RSUD Karanganyar?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
meliputi :
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAT TEORI
1. Gangguan Reproduksi
a. Pengertian
Gangguan reproduksi adalah kegagalan seorang wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksinya (Manuaba, 2008). Masalah
kesehatan reproduksi pada wanita dapat meliputi gangguan
menstruasi, kelainan sistem reproduksi, penyakit yang menyangkut
sistem reproduksi seperti Penyakit Menular Seksual (PMS),
HIV/AIDS dan tumor (Irianto, 2014)
Gangguan menstruasi dapat dipengaruhi oleh karena
ketidakseimbangan hormon yang berperan dalam sistem reproduksi.
Misalnya adalah pada penyakit tumor berupa mioma, berasal dari satu
sel otot yang kemudian membesar oleh karena respon terhadap
hormon estrogen (Benson, dkk. 2009)
b. Jenis-Jenis Gangguan Reproduksi
Menurut Manuaba (2008), gangguan reproduksipada wanita
terdiri dari :
1) Kelainan Kongenital
salah satu jenis kelainan kongenital yaitu, Himen
imperforata adalah tidak terbentuknya lubang himen
(hiatus himenalis) sehingga tidak mungkin terjadi aliran
darah pada saat menstruasi, molimina menstrualis (rasa
nyeri saat menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah)
yang terjadi setiap bulannya.
2) GangguanMenstruasi
a) Amenore
Amenoreadalah terlambatnya menstruasi minimal
selama tiga bulan.
b) Dismenore
Dismenore adalah rasa sakit yang meyertai
menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan
5
pekerjaan sehari-hari. Derajat rasa nyerinya bervariasi
mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan
masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang
(karena sakitnya diperlukan obat untuk
menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat
mengerjakan pekerjaannya), berat (rasa nyeri
demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).
c) Menoragia dan Menometroragia
Menoragia adalah terjadinya perdarahan bersamaan
dengan saat menstruasi dengan jumlah banyak dapat
disertai gumpalan bahkan saat mengeluarkan
gumpalannya dapat disertai rasa sakit atau disminore.
Menometroragia adalah perdarahan pada saat
menstruasi yang berlangsung terus atau panjang dan
berdarah banyak.
3) Nyeri Pelvis
Nyeri pelvis adalah nyeri yang dirasakan oleh penderita
didaerah pelvis dengan tidak memperhitungkan
sebabnya. Sifat nyerinya
6
pada serviks.
Perdarahan uterus disfungsionaladalah gangguan
perdarahan pada uterus akibat dari ketidakharmonisan
hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
6) Kontak Berdarah
Kontak berdarah (contact bleeding) merupakan gejala
utama kemungkinan keganasan serviks uteri, karena
rapuhnya sehingga sentuhan hubungan seksual telah
dapat menimbulkan perdarahan.
7) Infeksi Alat Genitalia
Infeksi alat genital yang sering dijumpai pada kasus
kebidanan yaitu
a) Vulvitis
Vulvitis atau infeksi vulva yang merupakan infeksi
bagian terluar genitalia wanita meliputi infeksi kulit
berambutnya (terjadi perubahan warna, membengkak,
terasa nyeri, kadang tampak bernanah, menimbulkan
kesukaran dalam bergerak), infeksi kelenjar bartholini
(terletak dibagian bawah vulva, warna kulitnya
berubah, membengkak, terjadi timbunan nanah
didalam kelenjar, pasien sukar jalan dan duduk
karena sakit).
b) Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit, atau jamur.
c) Servisitis
Servisitis adalah infeksi pada serviks uteri. Infeksi
serviks sering terjadi karena luka kecil bekas
persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena
hubungan seksual.
d) Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium
(lapisan dalam dari rahim). Infeksi ini dapat terjadi
7
sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim
c) Rahim
Tumor ganas di rahim terdiri atas :
(1) Keganasan mulut rahin merupakan keganasan
wanita yang paling banyak. Gejala stadiumnya
adalah keputihan yang sulit sembuh, kontak
berdarah, gangguan menstruasi/spotting dan akan
berkelanjutan mengalami perdarahan dan adanya
metastase.
(2) Keganasan korpus uteri terjadi pada wanita usia
lanjut setelah menopause.
(3) Ovarium, keganasan indung telur (ovarium)
merupakan keganasan yang sering dijumpai,
tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium
9
lanjut atau ditemukan saat operasi.
d) Mammae
Keganasan payudara tidak diketahui penyebabnya,
tetapi payudara merupakan alat seks sekunder yang
selalu menerima rangsangan hormonal setiap siklus
menstruasi, pada saat hamil, dan laktasi (menyusui).
Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal
mungkin mengalami perubahan terhadap degenerasi
jinak atau menjadi ganas.
2. Menoragia
a. Definisi
Menoragia adalah perdarahan yang terjadi pada masa
menstruasi dengan jumlah yang banyak dapat disertai gumpalan darah bahkan
disertai dismenorhea (Manuaba, 2008). Sedangkan menurut Prawirohardjo
(2011), menoragia adalah perdarahan haid yang jumlah total darahnya
melebihi 80 ml dalam satu siklus, dan durasi lebih dari 7 hari, untuk frekuensi
ganti pembalut dapat lebih dari 2-5 kali dalam sehari.
b. Etiologi
Penyebab menoragia sangat dipengaruhi kondisi dalam
uterus. Yang berkaitan dengan fibrin dan platelet yang mempengaruhi proses
pembekuan darah. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat gangguan pembekuan
darah, misalnya pada penyakit von Willebrands dan trombositopenia. Dapat
pula disebabkan karena adanya adanya polip, mioma, dan hiperplasia
endometrium. Kondisi yang paling sering menyebabkan menoragia karena
mioma uteri (Wiknjosastro , 2011). Selebihnya dari tiga kejadian tersebut
dapat disebabkan oleh kelainan endokrinologik (Baziad, 2008). Penyakit
lain yang mungkin untuk menyebabkan terjadinya perdarahan abnormal
adalah kelainan ginjal atau kelainan pada hati (Manuaba, 2008).
10
Berdasarkan penyebab yang telah dikemukakan oleh
Wiknjosastro (2011) menoragia pada umunya terjadi akibat adanya mioma
uteri, polip endometrium dan atau hiperplasia endometrium menyebabkan
terganggunya kontraktilitas otot rahim, serta permukaan endometrium lebih
lebar sehingga pembuluh darah membesar serta beresiko mengalami nekrosis
sehingga perdarahan akan terjadi. Dari penjelasan tersebut, patofisiologi
menoragia akan dijelaskan dalam bagan berikut :
Mentruasi
Pengeluaran
darah Kelainan fungsi Kelainan sistem Terdapat
hati dan ginjal endokrinologi penyakit sistem
reproduksi
1. Perubahan dinding
endometrium
2. Vasodilatasi
pembuluh darah
endometrium
d. Faktor Risiko
Sebab-sebab yang dapat menyertai terjadinya menoragia
3) Obesitas
4) Nulipara
13
maupun masyarakat. Dimana didalam melaksanakan asuhan
kebidanan menggunakan 7 langkah Varney (Varney, 2007).
3. Langkah-langkah manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang
berurutan membentuk kerangka yang lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam situasi. Akan tetapi langkah tersebut bias
dipecah-pecah ke dalam tugas – tugas tertentu dan semuanya
bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Menurut Varney
(2004), ada 7 langkah manajemen varney meliputi:
14
dikeluarkan dalam satu siklus haid lebih
banyak dari biasanya (>80ml) serta lama
perdarahan lebih dari 7 hari (Norwitz, 2008)
b) Riwayat Kebidanan
Riwayat menstruasi pasien dengan
menoragia memiliki siklus menstruasi dengan
periode yang teratur serta tidak mengalami
perdarahan diluar siklus menstruasi, namun
perdarahan yang dikeluarkan serta lamanya
perdarahan lebih banyak dan lebih panjang
(Tony, 2012 ; Wiknjosastro, 2011)
c) Data Kesehatan
(1) Data Kesehatan Sekarang
Pengkajian data kesehatan sekarang pada
ibu didapatkan perdarahan menstruasi lebih
banyak dan durasi lebih panjang (Varney,
2006)
15
kemungkinan lain seperti infeksi atau adanya
keganasan adalah dengan pemeriksaan
ginekologi (Sulistyawati, 2013).
(2) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
adalah dengan USG untuk mengetahui kelainan
organik dan kelainan patologi dan biopsi
endometrium untuk mengetahui keganasan dalam
uterus. Pemeriksaan faal darah sebaiknya juga
dilakukan (Wiknjosastro, 2011)
2) Langkah II (Tahap Interpretasi Data)
Interpretasi data menjadi masalah atau diagnosa
yang teridentifikasi secara spesifik. Kata masalah dan
diagnosa keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan sebagai diagnosa tetapi dibutuhkan
sebagai pertimbangan dalam mengembangkan rencana
perawatan yang komprehensif kepada pasien (Varney,
2007).
(1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang didapat pada kasus ini
adalah Ny.S P2A0 umur 34 tahun dengan
menoragia.
Subyektif :
1. Ibu mengatakan sedang menstruasi
2. Ibu mengatakan darah yang keluar lebih
banyak dari biasanya
3. Ibu mengatakan lama dari menstruasi lebih
dari 7 hari (Norwitz, 2008)
Obyektif :
1. Inspeksi Genetalia eksterna terlihat adanya
pengeluaran darah lebih banyak dari
menstruasi normal (Manuaba, 2008)
2. Pemeriksaan penunjang dengan dilakukan
16
USG , biopsi endometrium, dan faal
pembekuan darah (Wiknjosastro, 2011)
(2) Masalah
Masalah yang terjadi pada kasus menoragia
adalah cemas dan tidak nyaman sampai
mengalami pusing, hal ini didapatkan dari hasil
anamnesa (Tony, 2012)
(3) Kebutuhan
Untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan
klien pada kasus menoragia adalah dengan
memberikan informasi tentang apa yang dialami
ibu dan memberikan dukungan agartidak terlalu
cemas (Varney, 2006).
3) Langkah III (Diagnosa atau Masalah Potensial)
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan seperangkat masalah dan diagnosa terbaru
adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika
mungkin, pengawasan penuh dan persiapan untuk
kejadian apapun. Langkah ini vital untuk perawatan
apapun (Varney, 2007).
Diagnosa potensialnya adalah terjadi anemia defisiensi
zat besi.
4) Langkah IV (Antisipasi)
Langkah keempat menggambarkan sifat berkelanjutan
dari manajemen proses tidak hanya selama perawatan
primer tetapi selama para bidan terus-menerus
bersama pasien tersebut. Beberapa data
mengindikasikan situasi darurat dimana bidan harus
bertindak secepatnya untuk keselamatan ibu atau bayi,
data lain mengindikasikan situasi yang membutuhkan
tindakan segera sambil menunggu bantuan dokter,
situasi lain tidaklah darurat tapi mungkin
membutuhkan konsultasi atau manajemen kolaborasi
17
dengan dokter (Varney, 2007).
5) Langkah V. Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh
Rencana asuhan yang di perlukan untuk kasus
menoragia meliputi :
(1) Berikan informasi tentang keadaan ibu dan hasil
pemeriksan.
(2) Berikan informasi kepada ibu bahwa perdarahan
yang dialami oleh ibu akan ditangani sesuai
dengan penyebabnya.
(3) Motivasi, pendidikan kesehatan dan konseling
pada ibu agar tidak terlalu cemas dengan
keadaanya.
(4) Berikan terapi yang sesuai untuk mengatasi
perdarahan.
Apabila perdarahan disebabkan
oleh karena kelainan patologi dan
kelainan organik, dilakukan kuretase.
Apabila disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon diberikan
terapi provera dan atau DipoProvera.
(5) Anjurkan untuk melakukan kunjungan ulang
untuk mengetahui perdarahan apakah berkurang
atau tidak(Tony, 2012 ; Wiknjosastro, 2011 ;
Estika, 2013)
6) Langkah VI. Pelaksanaan langsung Asuhan dengan
efisien dan aman
Pada langkah ke- 6 ini, rencana asuhan yang
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
ke- 5 dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan
ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Meskipun bidan melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk penegakkan diagnosa serta
18
pemberian terapi, bidan tetap memiliki tanggung
jawab terhadap manajemen asuhan klien untuk
terlaksananya asuhan yang menyeluruh (Varney, 2006)
7) Langkah VII. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari asuhan yang telah
diberikan pada klien dengan menoragia adalah sebagai
berikut :
(1) Perdarahan berkurang atau berhenti serta panjang
menstruasi kembali normal (Baziad, 2008)
(2) Tidak terjadi anemia (Estika. 2013)
(3) Klien memahami bahwa penanganan selanjutnya
akan diberikan sesuai dengan penyebab dari
perdarahan, setelah dilakukanya pemeriksaan
yang menunjang (Tony, 2012 ; Varney, 2006)
4. Data perkembangan (SOAP)
Setelah dilakukannya asuhan kebidanan dengan
menggunakan varney, selanjutnya asuhan yang diberikan
untuk mengikuti perkembangan klien dengan menggunakan
SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, dan Planning).
S = Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data dari klien tentang apa yang dikeluhkan memalui
anamnesissebagai langkah I varney
O = Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
bidan/ tenaga kesehatan lain berupa hasil pemeriksaan fisik
klien, uji laboratorium dan uji diagnosis lain yang
dirumskan dalam dalam data fokus untuk menunjang
asuhan sebagai langkah I varney.
A = Asessment
BAB III
METODE PENELITIAN KASUS
E. Instrumen Penelitian
Dalam asuhan kebidanan ini, instrumen yang digunakan adalah:
Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik, vital sign lengkap, dan lembar
catatan perkembangan. Untuk instrumen data penunjang dilakukan melalui
pemeriksaan penunjang lainnya berupa foto hasil USG dari dr. Sp.OG.
G. Cara Kerja
di RSUD Karanganyar
Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian pada subjek
penelitian serta informed consent
Pengumpulan data
Penulis mengambil data sendiri (data primer) dan data sekunder dalam
penyusunan studi kasus ini. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam
penulisan hasil studi kasus yaitu :
1. Interview atau wawancara
22
Media wawancara dicatat di lembar catatan sesuai format
asuhan kebidanan 7 Langkah Varney di Institusi DIII Kebidanan UNS
antara lain berisi biodata pasien secara lengkap, keluhan utama masuk
rumah sakit, riwayat kesehatan anak sekarang dan yang lalu, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat persalinan, riwayat imunisasi, hubungan
sosial, dan data kebiasaan sehari-hari meliputi nutrisi, eliminasi,
istirahat, dan personal hygiene.
2. Observasi langsung atau pemeriksaan
Pada kasus ganguan kesehatan reproduksi dengan menoragia
yang diobservasi adalah keadaan umum dan kesadaran, aktivitas, nutrisi
dan eliminasi.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan status
kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil
data dasar untuk menentukan rencana tindakan (Nursalam, 2005).
Antara lain melakukan pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan head to
toe yang berpedoman pada format asuhan kebidanan pada 7 Langkah
Varney di Institusi DIII Kebidanan UNS.
23
BAB IV
A. Tinjauan Kasus
Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S P1a0 Umur 43
Tahun Dengan Menoragia Di Poli Kebidanan-Kandungan Rsud
Karanganyar
b. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : ±13 tahun
2) Siklus : ± 28-30 hari
24
3) Teratur / tidak teratur : teratur
4) Tanggal Menstruasi : 9 Maret 2016
5) Lama : ± 10 – 14 hari
6) Banyaknya : 5 – 8x ganti pembalut/hari
7) Sifat darah : merah tua bergumpal
8) Dismenorhoe : ibu mengatakan merasa sedikit nyeri di
perut bagian bawahnya
c. Riwayat Perkawinan
1) Umur menikah pertama ka li : umur 27 tahun
2) Lama menikah : ± 16 tahun
3) Suami Ke :1
4) Usia pernikahan dg suami sekarang : ± 16 tahun
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas
N T T U J P ANAK NIFA KE
O G E M E E S AD
L/ M U N N AA
T P R I O N
J B P K L
H A S
K L E B B E A AN
N T
H P O N A K AK
P P M A N I D T
SE
A A L R G S A
KA
R R N T S
RA
T T U I
NG
U U S
S S
1 20 R 9 S B L 2 4 B ( Hid
. 01 u p i 9 8 a + up
n b o d 0 i ) seha
a l n a 0 k t
h n t n
a
n
25
2 20 R 9 S B L 3 3 B ( (+)
. 08 u b p i 0 9 a +
m l o d 0 i )
a n n a 0 k
h t n
a
n
e. Riwayat KB
1) Metode yg pernah dipakai
Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3
builanan setelah kelahiran anak pertama. Ibu mengatakan pernah
menggunakan kontrasepsi Implan selama 3 tahun sebanyak 2 kali,
sekarang ibu sudah tidak menggunkan alat kontrasepsi apapun.
Implan 2 ± 3 tahun
f. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sedang tidak mengalami dan menderita
penyakit apapun
26
mengalami nyeri pinggang, tidak pernah
mengalami bengkak pada kedua kaki
c) Asma / TBC : ibu mengatakan tidak pernah menglami sesak
nafas serta batuk yang lebih dari 2 minggu
d) Hepatitis : ibu mengatakan tidak mengalami perubahan
warna menjadi kekuningan khususnya pada
kaki, sklera atau seluruh tubuh dan tidak
pernah mengalami pembesaran bagian perut
e) DM : ibu mengatakan tidak pernah merasa haus
dan lapar yang berlebihan serta tidak sering
BAK pada malam hari
f) Hipertensi : ibu mengatakan hasil tensi tidak pernah lebih
dari 140/90 mmHg, tidak pernah merasa
tegang bagian tengkuk serta pusing menetap
dan pandangan mata kabur
g) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang hingga mengeluarkan busa dari mulut
h) Lain – lain : tidak ada
3) Riwayat penyakit keluarga :
Ibu mengatakan dalam keluaraganya terdapat riwayat kanker rahim
5) Riwayat operasi :
Ibu mengatakan tidak pernh menjalani operasi apapun
g. Data Psikologis :
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya
d. TB : 151 cm
e. BB : 65 kg
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1). Rambut : bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam,
rontok dalam batas wajar
3). Mata
6). Mulut / gigi / gusi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries,
tidak ada lesi
b. Leher
1). Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran
28
c) Simetris : simetris kiri dan kanan
d) Putting susu : menonjol
e) Kolustrum : tidak ada
3) Axilla
a). Benjolan : tidak ada benjolan
d. Punggung
1) Pembengkakan : tidak ada
2) Deformitas tulang punggung : tidak ada
3) CVAT : tidak dilakukan
e. Abdomen
1). Pembesaran hati : tidk dilakukan
f. Anogenital
1). Vulva Vagina
4). Anus
g. Ektremitas
1). Varices : tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang lain : USG oleh dokter Sp. OG
Hasil : bentuk uterus normal, tidak ditemukan masa di dalam organ
reproduksi
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Data Dasar
Data Subyektif :
30
1. Ibu mengatakan berusia 43 tahun sudah pernah melahirkan 2 kali dan
belum pernah keguguran
2. Ibu mengatakan dalam 3 bulan terakhir, setiap mengalami menstruasi
darah yang dikeluarkan banyak disertai dengan gumpalan
3. Ibu mengatakn merasa pusing dan sedikit lemas
4. Ibu mengatakan mengalami haid setiap bulan dan teratur
5. Ibu mengatakan ada riwayat penyakit kanker rahim
Data Obyektif :
C. KEBUTUHAN
Motivasi ibu agar tidak terlalu cemas
32
3. Ibu mengerti dan bersedia untuk memenuhi gizinya agar tidak pusing dan
lemas dengan makan makanan yang bergizi seperti nasi, sayur mayur, lauk
puk (tahu, tempe, daging ayam( dan buah-buahan terutama yang
mengandung zat besi, secara teratur setiap harinya
4. Ibu bersedia untuk memperhatikan keadaan tubuhnya
5. Ibu bersedia untuk mengamati perdarahan
6. Kolaborasi telah dilakukan dan ibu bersedia meminum sesuai dosis
7. Ibu besedia untuk melakukan kunjungan ulang
8. Semua hasil dan tindakan telah didokumentasikan
Catatan Perkembangan.
Ny. S Poli
kandung
an
S ( Subjective) :
O (Objective) :
a. KU : Baik
b. Kesadaran:composmentis
c. TTV :TD:150/80mmHg
N : 87x/men
R : 22x/ menit
d. TB :151 cm
e. BB : 65 kg
A (Assessment) :
P (Plan) :
34
gizi
B. Pembahasan
Pembahasan ini didasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan
antara teori dan penatalaksanaan penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar pada Ny. S P2A0 umur 34 tahun. Pada kasus Ny. S dengan
menoragia kami menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan Varney
dalam pelaksanaan Asuhan Kebidanan meliputi:
1. Pengumpulan Dasar Secara Lengkap
Pengumpulan data terdiri data subyektif dan obyektif. Pada data
subyektif Ny. S mengatakan memeriksakan diri sebab merasa cemas saat
sedang menstruasi dan darah yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya
dan terdapat gumpalan-gumpalan darah. Keluhan yang dialami Ny. S
35
adalah ciri dari gangguan menstruasi yaitu menoragia, ditandai dengan
pengeluaran darah yang banyak disertai gumpalan. (Manuaba, 2008).
Pada data obyektif, dilakukan pemeriksaan inspeksi genetalia
sehingga dapat diketahui bahwa darah yang dikeluarkan banyak yaitu satu
pembalut penuh, warna merah tua disertai gumpalan-gumpalan.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk memastikan penyebabnya
adalah dengan pemeriksaan ultrasonografi, biopsi endometrium.
(Winkjosastro, 2009).
Pemeriksaan praktek dilahan tidak ada kesenjangan karena
pemeriksaan dilakukan menggunakan USG perabdominal yang cukup
sehingga dapat diketahui penyebab dari perdarahan menoragia yang
dialami Ny.S.
2. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data pada kasus ini meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang
didapat, maka diagnosis kebidanan pada Ny. S P2A0 umur 34 tahun
dengan menoragia.
Berdasarkan hasil anamnesa pada Ny.S, masalah yang dialami oleh
Ny.S adalah kecemasannya mengenai keadaan yang dialaminya.
Kebutuhan Ny. S adalah dengan memberikan motivasi kepada ibu bahwa
ibu tidak perlu mencemaskannya sepanjang kasusnya ditangani dengan
benar setelah diketahui penyebabnya. Hal ini sesuasi dengan yang
diungkapkan Tony (2012) cara menangani kasus menoragia. Sehingga
dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara pelaksanaan dan
teori.
3. Mengindentifikasi Diagnosis Potensial dan Antisipasi Penanganannya
Tidak ada diagnosa potensial pada kasus ini, karena pengeluaran
darah yang banyak tidak menyebabkan ibu mengalami anemia. Tanda-
tanda terjadinya anemia adalah konjungtiva pucat, pemeriksaan
laboratorium didapati hasil haemoglobin <7 g/dl. (Prawirohardjo, 2011)
4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Untuk mengetahui penyebab dari menoragia maka dilakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan (Sp.OG) dalam
memberikan terapi yang meliputi premolut, kalnek, dan asam mefenamat.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Estika (2013) bahwa dalam
36
penanganan menoragia dapat diberika terapi hormonal. Pada langkah ini
tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
5. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang Menyeluruh
Asuhan yang diberikan kepada Ny. S adalah pemberian informasi,
lakukan observasi, berikan KIE tentang gizi dan tanda kegawatan,
lakukan kolaborasi untuk pemberian terapi berupa premolut 5 mg 1x1,
kalnek 500mg 2x1, serta asam mefenamat 500mg 3x1 masing-masing
sebanyak X tablet. Serta anjuran kunjungan ulang. Pada langkah ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan pelaksanaan di lapangan.
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Aman dan Efisien
Pada langkah ini asuhan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang buat. Pelaksanaan asuhan yang dilakukan kerjasama
dengan baik antara ibu, bidan, dokter serta tenaga medis lainnya. Menurut
Varney (2006), pelaksanaan asuhan dilakukan dengan kerjasama yang
baik antara bidan, klien maupun dokter. Dan bidan tetap memiliki
tanggung jawab untuk melakukan asuhan. Tahap ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan pelaksanaan.
7. Evaluasi
Setelah melakukan pelaksanaan sesuai rencana dan diagnosis serta
dilakukan follow up pada kasus Ny.S, kondisi ibu membaik dengan
perdarahan yang semakin berkurang sehingga kasus Ny. S tidak
menunjukkan kegawatdaruratan. Evaluasi ini sesuai dnegan teori bahwa
perdarahan berkurang atau berhenti serta tidak terjadi anemia (Baziad,
2008; Estika, 2013). Sehingga tidak ditemukan kensenjangan dengan
teori.
BAB V
37
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan dalam pemberian asuhan
kebidanan pada kasus di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. Dalam mengumpulkan
data juga menggunakan 7 lankah Varney, sehingga data terkumpul secara
detail dan asuhan. Dalam pemberian asuhan juga berkolaborasi dengan dokter
SpOG, sehingga kasus bisa ditangani engan baik.
B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Di harapkan rumah sakit dapat menjadikan hasil dari studi kasus yang
telah dilakukan untuk meningkatkan standar pelayanan pada kasus
menoragia dalam menyusun standar operasional prosedur (SOP).
2. Bagi Profesi
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk
meningkatkan kualitas praktek dalam melaksanakan asuhan kebidanan
secara komprehensif terhadap penanganan kasus perdarahan menoragia.
3. Bagi Klien dan Masyarakat
Studi kasus ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan diri pada fasilitas kesehatan yang telah memiliki standar
pelayanan yang baik apabila mengalami gangguan reproduksi, salah
satunya yang mengalami menstruasi dengan perdarahan banyak disertai
gumpalan (menoragia).
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Ida A. Dkk. 2008. Gawat- Darurat Obstetri- Ginekologi &
Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Winkjosastro H. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
38
Estika F. D. 2013. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. M
P1A0 Akseptop Suntik Depo Provera dengan Menoragia Di
Puskesmas Mojolaban Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
Dipublikasikan
Varney, et al. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
39