Вы находитесь на странице: 1из 10

PENGARUH BULLYING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PADA SISWA

KELAS V SD SE-GUGUS 2 KECAMATAN SENTOLO KULON PROGO

Wardiyanto
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universtas PGRI Yogyakarta
maswardiyanto@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara bullying terhadap


keterampilan sosial pada siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon Progo.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon
Progo dengan jumlah populasi 102 siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5% sehingga diperoleh sampel
sebanyak 81 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis data yaitu analisis regresi
linier sederhana yang dilanjutkan dengan pengujian signifikansi dan sumbangan efektif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh negatif antara bullying terhadap
keterampilan sosial pada siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo kulon Progo,
ditunjukkan dengan Koefisien regresi = -0,087, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi penerimaan perlakuan bullying maka semakin rendah keterampilan sosial.
Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
bullying terhadap keterampilan sosial dengan Fhitung = 0,480 dan p = 0,490; Ftabel = 3,962 ;
maka Fhitung = 0,480 < Ftabel = 3,962 dan p = 0,490 > 0.05. Besar sumbangan efektif variabel
bullying terhadap keterampilan sosial sebesar 0,6% sedangkan 99,4% dipengaruhi oleh
variabel lain.

Kata Kunci : Bullying, Keterampilan Sosial, Siswa Kelas V SD

Abstract

This research aimed to determine the effect of bullying on social skills of 5th grade at
Elementary School 2 Sentolo, District of Kulon Progo.
The subjects were students of 5th grade with populations were 102 students. The
sampling method of this research used the Slovin formula with standard error of 5% which
sample obtained were 81 students. The data were collected by questionnaire method. The
method used analysis statistically with simple linier regression followed by significance
testing and effective contribution.
The results of this research concluded that any negative effects of bullying on 5th grade
students indicated with regression coefficient = -0,087, by these results has indicated that
higher acceptance of bullying treatment, the social skills was lower. Significance test results
showed that no significant different between bullying on social skills with Freg = 0,480; and p
= 0,490; Ftable = 3,962; then Freg = 0,480 < Ftable = 3,962 and p = 0,490 > 0,05. The
effective contribution of variable bullying on social skills by 0,6%, while 99,4% was
influenced by other variables.

Keywords : Bullying, Social Skills, 5th Grade Elementary School Students


PENDAHULUAN dan adanya hubungan yang tidak seimbang
antara korban dan pelaku. Di mana korban
Akhir-akhir ini di Indonesia muncul menganggap diri mereka lebih lemah dan
banyak permasalahan dalam berbagai ranah tidak mampu membalas pengganggu mereka
(area). Termasuk salah satu yang menjadi (pelaku).
masalah yang harus mulai dipikirkan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia adalah mengenai Matraisa Bara Asie Tumon, (2014: 1) pada
banyaknya kasus kekerasan. Hampir setiap subjek penelitian sebanyak 188 siswa dari
hari media massa tidak pernah melewatkan SMP A, SMP B, dan SMP C, menunjukkan
untuk memberitakan kasus kekerasan kurang dari 50% subjek penelitian yang
termasuk mengenai kasus kekerasan yang sering dan melakukan bullying, namun
terjadi pada anak. Kekerasan kini sudah seluruh subjek penelitian pernah terlibat
mulai membudaya di masyarakat dapat dalam perilaku bullying.
dilihat dari meningkatnya jumlah, jenis, Berdasarkan Ketua Komisi Perlindungan
maupun kualitas kekerasan itu sendiri. Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam
Pelaku dan korban kekerasan pun beragam Sholeh juga menyatakan kenaikan jumlah
baik ditinjau dari jenis kelamin, latar anak sebagai pelaku kekerasan atau bullying
belakang, maupun tingkatan usia. di sekolah sepanjang tahun 2015. Dari total
Ragam ataupun jenis kekerasan banyak kasus kekerasan di sekolah yang dihimpun,
sekali, salah satu di antaranya adalah ada 79 kasus anak sebagai pelaku bullying
bullying. Tindakan bullying, yaitu perbuatan dan 103 kasus dengan anak sebagai pelaku
yang menyakiti seseorang atau sekelompok tawuran (Kompas.com, 30 Desember 2015).
orang baik dalam bentuk kekerasan fisik, Bullying seolah-olah sudah menjadi
verbal, ataupun psikologis kerap kali sulit bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
dihindari dalam sebuah lingkungan sosial. anak-anak di zaman sekarang ini. Maraknya
Tindakan ini bisa dengan mudah dikenali, aksi kekerasan dalam bentuk bullying yang
diantaranya adalah intimidasi, pelecehan, dilakukan oleh siswa di sekolah semakin
diskriminasi, pengucilan, ejekan, kekerasan banyak menghiasi deretan berita di halaman
secara fisik, dan mental yang dilakukan media cetak maupun elektronik. Bahkan saat
terhadap orang lain. Hal inipun menyita ini, bullying juga merambat ke tembok
perhatian banyak kalangan, mengingat sekolah dasar. Mengakarnya perilaku
bullying dapat memberikan dampak buruk bullying sehingga sulit diberantas seringkali
bagi perkembangan psikologis anak. justru diakibatkan oleh ketidaktahuan (atau
Bullying merupakan suatu bentuk keengganan) lingkungan untuk mengakui
tindakan yang mengganggu orang lain secara bahwa bullying terjadi di depan mereka dan
fisik, verbal, dan emosi. Mulai dari tindakan akibatnya sangat buruk.
memukul, mendorong, mengejek, Bullying dapat terjadi di mana saja, di
mengancam, dan memalak uang demi lingkungan di mana terjadi interaksi sosial
kepentingan pribadi. Kini, bullying tidak antarmanusia, seperti bullying di sekolah
hanya dapat dilakukan secara langsung tapi (school bullying), bullying di tempat kerja
bisa lewat email, chatting, internet yang (workplace bullying), bullying di internet
berisi pesan-pesan yang dapat menyinggung atau teknologi digital (cyber bullying),
perasaan orang lain. Bullying adalah bentuk bullying di lingkungan politik (political
agresi pada satu atau lebih anak secara bullying), bullying di lingkungan militer
berulang yang dengan sengaja (military bullying), dan bullying dalam
mengintimidasi, melecehkan, atau perpeloncoan (hazing bullying). Fakta
membahayakan secara fisik korban yang menunjukkan, bullying berdampak secara
dianggap tidak mampu membela dirinya fisik, psikis, dan sosial terhadap korban.
sendiri. Karakteristik lain bullying adalah Selain menurunnya prestasi belajar, bullying
adanya pengulangan dari waktu ke waktu juga mengakibatkan dampak fisik, seperti
kehilangan selera makan dan migrain. kegagalan anak dalam mengembangkan
Dampak yang mengarah ke akademi meliputi keterampilan-keterampilan sosialnya.
terganggu prestasi akademisnya atau sering Sekolah sebagai salah satu faktor penentu
sengaja tidak masuk sekolah. Secara psikis, keterampilan sosial seharusnya mampu
bullying akan mempengaruhi kecerdasan memberikan kontribusinya untuk
emosional anak yang menjadi korban, perkembangan siswanya dan seharusnya
sehingga anak rentan menjadi pencemas dan dapat melindungi siswanya dari tindakan
mengalami depresi dan menarik diri dari kekerasan dalam bentuk apapun. Peran guru
pergaulan sehingga dapat menyebabkan pun dibutuhkan dalam membantu sekolah
dampak sosial pada anak, yang dapat dilihat untuk menghilangkan budaya bullying ini,
pada penurunan keterampilan sosial yang yaitu melalui pendidikan dan bimbingan
dikuasai siswa atau menurunnya kecakapan- yang tepat. Untuk itu penelitian ini akan
kecakapan yang dimilikinya ketika terfokuskan pada dua pokok bahasan yaitu
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. bullying dan keterampilan sosial. Bullying
Banyaknya penelitian yang mengangkat merupakan salah satu bentuk kekerasan yang
tema tentang fenomena bullying. Akan tetapi juga terjadi di lingkungan sekolah dengan
dari sekian banyak penelitian tersebut masih pelaku dan korbannya bisa jadi adalah warga
sedikit peneliti yang meneliti pengaruh atau sekolah tersebut, dikhawatirkan akan
dampak bullying terhadap keterampilan berdampak penurunan pada penguasaan
sosial siswa di sekolah dasar. Keterampilan keterampilan sosial anak.
sosial merupakan bagian dari kecerdasan Peneliti mengambil judul “Pengaruh
emosional (EQ) seseorang. Keterampilan Bullying terhadap Keterampilan Sosial pada
sosial secara langsung dan tidak langsung Siswa Kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan
dapat membantu seseorang untuk dapat Sentolo Kulon Progo” dikarenakan peneliti
menyesuaikan diri dengan lingkungan ingin membuktikan seberapa besar pengaruh
sosialnya karena hakikat manusia adalah bullying terhadap keterampilan sosia pada
sebagai makhluk sosial. Untuk itu siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan
keterampilan siswa yang baik perlu dibentuk Sentolo Kulon Progo. Sedangkan responden
sejak dini karena dengan keterampilan yang dari penelitian ini adalah siswa Kelas V SD
baik pula nantinya diperlukan untuk Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon
membangun masyarakat Indonesia yang Progo.
sehat, berbudaya, dan berteknologi tinggi.
Faktor penentu keterampilan sosial KAJIAN TEORI
sangatlah banyak, seperti diantaranya adalah
keluarga, lingkungan, pendidikan/sekolah, Bullying
persahabatan, dan lain sebagainya. Enik, (2013: 43) bulling berasal dari
Perkembangan keterampilan sosial siswa kata “bully”, yaitu suatu kata yang mengacu
akan baik apabila faktor-faktor tersebut dapat pada pengertian “ancaman” yang dilakukan
memberikan kontribusi dan kondisi yang seseorang terhadap orang lain (yang
kondusif terhadap perkembangan umumnya lebih lemah atau “rendah” dari
keterampilan sosial itu sendiri. Namun pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis
sebaliknya apabila aspek-aspek tersebut tidak bagi korbannya (korban disebut bully boy
dapat memberikan kondisi yang kondusif, atau bully girl) berupa stress (yang muncul
maka akan menyebabkan kegagalan anak dalam bentuk gangguan fisik atau psikis,
dalam menguasai keterampilan-keterampilan atau keduanya; misalnya susah makan, sakit
sosial. fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas,
Kegiatan bullying merupakan salah satu dan lainnya). Apalagi bully biasanya
masalah besar yang harus diatasi karena berlangsung dalam waktu yang lama
dampaknya dapat mempengaruhi kecerdasan (tahunan) sehingga sangat mungkin
emosional anak sehingga mengakibatkan mempengaruhi korban secara psikis.
Bullying adalah penggunaan agresi dengan (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik
tujuan untuk menyakiti orang lain baik atau verbal).
secara fisik maupun mental. Enik, (2013: 46) bullying memiliki
Novan Ardy Wiyani, (2013: 14) dampak yang negatif bagi perkembangan
memberikan pemahaman bahwa bullying karakter siswa, baik bagi si korban maupun
adalah perilaku agresif dan negative pelaku. Berikut ini dampak bullying bagi si
seseorang atau sekelompok orang secara korban di antaranya (1) depresi, (2)
berulang kali yang menyalahgunakan rendahnya kepercayaan diri/minder, (3)
ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan pemalu dan penyendiri, (4) merosotnya
menyakiti targetnya (korban) secara mental prestasi akademik, (5) merasa terisolasi
atau secara fisik. Ada beberapa faktor yang dalam pergaulan, dan (6) terpikir atau
berpotensi menjadi sasaran tindakan bullying bahkan mencoba bunuh diri.
seperti yang dikemukakan Novan Ardy
Wiyani, (2013: 58) yaitu (1) siswa baru di Keterampilan Sosial
sekolah, (2) latar belakang sosial ekonomi, Daniel Goleman, (Hamzah, 2012: 85)
(3) latar belakang budaya atau agama, dan mengemukakan bahwa keterampilan sosial
(4) faktor intelektual. adalah menangani emosi dengan baik ketika
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, berhubungan dengan orang lain dan dengan
(Novan Ardy Wiyani, 2013: 26), yang cermat membaca situasi dan jaringan sosial,
mendefinisikan school bullying sebagai berinteraksi dengan lancar, menggunakan
perilakku agresif yang dilakukan berulang- kemampuan ini untuk mempengaruhi dan
ulang oleh seseorang atau sekelompok siswa memimpin, bermusyawarah dan
yang memiliki kekuasaan terhadap siswa- menyelesaikan perselisihan, dan untuk
siswi lain yang lemah, dengan tujuan bekerja sama dan bekerja dalam tim.
menyakiti oranng tersebut. Kemudian Menurut hasil studi Davis dan Forsythe
mereka mengelompokkan aspek perilaku (1984), (Syamsul Bachri Thalib, 2013: 159)
bullying ke dalam lima kategori yaitu (1) dalam kehidupan remaja terdapat delapan
kontak fisik langsung, yang meliputi aspek yang menuntut keterampilan sosial
kegiatan memukul, mendorong, menggigit, (social skills), yaitu (1) keluarga, (2)
menjambak, menendang, mengunci lingkungan, (3) kepribadian, (4) rekreasi, (5)
seseorang dalam ruangan, mencubit, pergaulan dengan lawan jenis, (6)
mencakar, memeras, dan merusak barang- pendidikan/sekolah, (7) persahabatan dan
barang milik orang lain; (2) kontak verbal, solidaritas kelompok, dan (8) lapangan kerja.
yang meliputi perbuatan seperti mengancam, Daniel Goleman (1999), (Hamzah, 2012:
mempermalukan, merendahkan, 87) mengemukakan keterampilan sosial
mengganggu, member panggilan (name- adalah kepintaran dalam mengunggah
calling), sarkasme, merendahkan tanggapan yang dikehendaki pada orang lain.
(putdowns), mencela/mengejek, Kemudian menyebutkan unsur keterampilan
mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan sosial dalam kecerdasan emosi, yang
gossip; (3) perilaku nonverbal langsung, meliputi: pengaruh, komunikasi,
seperti tidakan melihat dengan sinis, kepemimpinan, katalisator, manajemen
menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan
muka yang merendahkan, mngejek atau kooperasi, dan kemampuan tim.
mengancam biasanya disertai bullying fisik
atau verbal; (4) perilaku nonverbal tidak Karakteristik Siswa Kelas V SD
langsung, meliputi beberapa tindakan Siswa kelas V sekolah dasar yang
diantaranya mendiamkan seseorang, memiliki rentang usia 10 - 12 tahun menurut
memanipulasi persahabatan hingga retak, Stanley Hall, (Nana Syaodih Sukmadinata,
sengaja mengucilkan atau mengabaikan, 2011: 117) yang membagi tahap
mengirim surat kaleng; (5) pelecehan seksual perkembangan dalam 4 tahap dan dalam
tahapnya dijelaskan bahwa masa puber atau sengaja mengucilkan atau mengabaikan,
remaja awal (8 - 12 tahun) sebagai manusia mengirim surat kaleng; (5) pelecehan seksual
biadab/liar. Pendapat tersebut dipertegas oleh (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik
Saefullah (2012: 276) yang mengemukakan atau verbal).
bahwa reaksi dan ekpresi remaja yang masih Variabel terikat dalam penelitian ini
labil dan belum terkendali pada masa remaja adalah keterampilan sosial. Keterampilan
dapat berdampak pada kehidupan pribadi sosial dalam penelitian ini yaitu kecakapan
ataupun sosialnya. Sehingga mengakibatkan dalam menangani emosi (termasuk ke dalam
remaja menjadi sering tertekan dan kecerdasan emosional (EQ)) yang
bermuram durja atau justru menjadi orang dibutuhkan seseorang dalam berinteraksi
yang berperilaku agresif. dengan lingkungan sosialnya. Keterampilan
sosial diukur dengan skala aspek
METODE PENELITIAN keterampilan sosial yang dikemukakan oleh
Daniel Goleman (1999), (Hamzah, 2012: 87)
Variabel bebas dalam penelitian ini yang meliputi: pengaruh, komunikasi,
adalah bullying. Bullying di dalam penelitian kepemimpinan, katalisator, manajemen
ini merupakan perilaku individu atau konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan
kelompok yang memilliki kekuasaan atau kooperasi, dan kemampuan tim.
kekuatan lebih untuk bertindak agresif atau Populasi dalam penelitian ini adalah
menyerang orang lain yang dianggap tidak siswa kelas V yang mencakup siswa SD Se-
memiliki kemampuan atau kekuatan yang Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon Progo
sepadan dengan dirinya secara disengaja dan yang berjumlah 102 siswa. Dalam memilih
berulang kali. Bullying diukur dengan responden penelitian, peneliti memilih siswa
menggunakan skala bullying yang kelas V (usia 10 - 12 tahun) karena didasari
dikonstruksi berdasarkan aspek yang atas beberapa teori perkembangan. Seperti
digunakan untuk meneliti tindakan bullying yang di kemukakan Stanley Hall, (Nana
yang pernah dialami siswa menurut Syaodih Sukmadinata, 2011: 117) yang
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio, (Novan membagi tahap perkembangan dalam 4
Ardy Wiyani, 2013: 26) yaitu (1) kontak tahap dan dalam tahapnya dijelaskan bahwa
fisik langsung, yang meliputi kegiatan masa puber atau remaja awal (8 - 12 tahun)
memukul, mendorong, menggigit, sebagai manusia biadab/liar. Pendapat
menjambak, menendang, mengunci tersebut dipertegas oleh Saefullah (2012:
seseorang dalam ruangan, mencubit, 276) yang mengemukakan bahwa reaksi dan
mencakar, memeras, dan merusak barang- ekpresi remaja yang masih labil dan belum
barang milik orang lain; (2) kontak verbal, terkendali pada masa remaja dapat
yang meliputi perbuatan seperti mengancam, berdampak pada kehidupan pribadi ataupun
mempermalukan, merendahkan, sosialnya. Sehingga mengakibatkan remaja
mengganggu, memberi panggilan (name- menjadi sering tertekan dan bermuram durja
calling), sarkasme, merendahkan atau justru menjadi orang yang berperilaku
(putdowns), mencela/mengejek, agresif. Teori ini menjadi landasan peneliti
mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan mengambil siswa kelas V sekolah dasar
gossip; (3) perilaku nonverbal langsung, sebagai responden dalam penelitian ini
seperti tidakan melihat dengan sinis, karena pada usia tersebut siswa disebut
menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi sebagai manusia biadab/liar yang
muka yang merendahkan, mngejek atau memungkinkan anak dalam usia tersebut
mengancam biasanya disertai bullying fisik cenderung memiliki perilaku yang lebih
atau verbal; (4) perilaku nonverbal tidak agresif sehingga memicu berbagai tindakan
langsung, meliputi beberapa tindakan kekerasan seperti bullying.
diantaranya mendiamkan seseorang, Teknik pengambilan sampel penelitian
memanipulasi persahabatan hingga retak, ini adalah dengan menggunakan rumus
Slovin dengan taraf kesalahan 5% sehingga 30) suatu instrumen pengukuran dikatakan
diperoleh sampel sebanyak 81 siswa. Jumlah valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu
sampel tersebut kemudian dibagi lagi ke dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada
masing-masing sekolah dasar. Jumlah dua jenis validitas untuk instrumen
sampel pada masing-masing sekolah dasar penelitian, yaitu validitas logis (logical
ditentukan menurut jumlah siswa dengan validity) dan validitas empirik (empirical
proportionate random sampling, Nanang validity). Validitas logis adalah validitas
Martono, (2012: 76) proportionate random yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran.
sampling merupakan teknik pengambilan Sedangkan validitas empirik adalah validitas
sampel yang dilakukan apabila sifat atau yang dinyatakan berdasarkan hasil
unsur dalam populasi tidak homogen dan pengalaman. Peneliti dapat menentukan
berstrata secara proporsional. validitasnya dengan rumus koefisien korelasi
Untuk memperoleh data, teknik yang product moment dari Karl Pearson.
digunakan peneliti adalah menggunakan Sambas Ali Muhidin dan Maman
kuesioner atau angket. Sugiyono, (2013: Abdurahman, (2011: 37) suatu instrumen
193) kuesioner merupakan teknik pengukuran dikatakan reliabel jika
pengumpulan data yang dilakukan dengan pengukurannya konsisten dan cermat akurat.
cara memberi seperangkat pertanyaan atau Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan
pernyataan tertulis kepada responden untuk dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi
dijawabnya. Nasution (1981), (Tukiran dan dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
Hidayati, 2012: 44) angket (questionnaire) hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
merupakan alat penelitian berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan Tabel 2
dari sejumlah responden. Keterangan yang Reliabilitas Instrumen Penelitian
diinginkan terkandung dalam pikiran,
perasaan, sikap, atau kelakuan manusia yang Variabel Cronbach alpha
dapat dipancing melalui angket. Bullying 0,940
Angket dalam penelitian ini dibuat Keterampilan Sosial 0,964
dalam skala likert, masing-masing variabel
menyediakan lima alternatif jawaban. Menurut Djemari Mardapi, (Sunarti dan
Sugiyono, (2013: 136) skala likert digunakan Selly Rahmawati, 2014: 99), instrument
untuk mengukur sikap, pendapat, dan mempunyai indeks keandalan/reliabilitas
persepsi seseorang atau sekelompok orang yang baik jika koefisien reliabilitasnya
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian minimum 0,70. Cronbach’s Alpha dalam
fenomena sosial telah ditetapkan secara instrument bullying dan keterampilan sosial
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya menunjukkan 0,940 dan 0,964 (lebih besar
disebut sebagai variabel penelitian. Untuk dari 0,700), maka reliabilitas atau tingkat
angket bullying dan keterampilan sosial keandalan tes ini termasuk dalam kategori
diperoleh dengan instrumen angket yakni sangat tinggi. Jadi, tes tersebut sudah
dengan memilih jawaban selalu (S), sering reliable, yaitu konsisten dan tetap andal
(Sr), kadang-kadang (K), jarang (J), dan kapanpun dan oleh siapa pun yang akan
tidak pernah (TP). Pemberian skor untuk melakukan tes dengan konteks serupa,
setiap pernyataan adalah sebagai berikut. hasilnya akan mendekati simpulan yang
Selalu (S) diberi skor 5 sama.
Sering (Sr) diberi skor 4 Metode penelitian yang digunakan
Kadang-kadang (K) diberi skor 3 adalah kuantitatif. Data yang terkumpul
Jarang (J) diberi skor 2 dianalisis dengan analisis regresi linier
Tidak pernah (TP) diberi skor 1 sederhana kemudian dilanjutkan dengan uji
Suharsimi Arikunto, (Sambas Ali signifikansi dan sumbangan efektif dengan
Muhidin dan Maman Abdurahman, 2011: menggunakan bantuan program analisis
Statistical Product and Service Solution Model persamaan regresi untuk
(SPSS) for windows 16.0 version. Namun memperkirakan keterampilan sosial yang
sebelum melakukan analisis data perlu dipengaruhi oleh bullying dapat ditunjukkan
dilakukan uji prasyarat analisis berupa uji dengan rumus Y = a + bX dengan a =
normalitas, uji homogenitas, dan uji 193,509 ; b = -0,087. Jadi, dari hasil analisis
linieritas. Menurut Sambas Ali Muhidin dan regresi linier sederhana dalam penelitian ini
Maman Abdurahman, (2011: 73) pengujian diperoleh persamaan regresi Y = 193,509 +
normalitas digunakan untuk mengetahui (-0,087 X) atau Y = 193,509 - 0,087 X. Nilai
normal tidaknya suatu distribusi data. 193,509 merupakan konstanta sedangkan
Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman nilai -0,087 X merupakan koefisien regresi
Abdurahman, (2011: 84) pengujian yang menunjukkan bahwa setiap adanya
homogenitas adalah pengujian mengenai peningkatan bullying akan mengakibatkan
sama tidaknya variansi-variansi dua buah penurunan keterampilan sosial sebesar 0,087
distribusi atau lebih. Uji linearitas satuan. Di mana Y adalah keterampilan
merupakan suatu uji yang bertujuan untuk sosial, sedangkan X adalah bullying.
mengetahui linear tidaknya hubungan antara Dalam penelitian ini, hasil analisa data
variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. menunjukkan jika terdapat pengaruh negatif
antara bullying terhadap keterampilan sosial
HASIL DAN PEMBAHASAN yang ditunjukkan dengan koefisien regresi
sebesar -0,087. Dari analisis data tersebut
Dari hasil uji prasyarat analisis, uji berarti bisa dikatakan jika penerimaan
normalitas menunjukkan nilai signifikansi perlakuan bullying tinggi maka keterampilan
variabel bullying sebesar 0,882, sedangkan sosial akan cenderung rendah. Bullying
pada variabel keterampilan sosial sebesar dalam penelitian ini mencakup bullying
0,665. Hasil ini dapat diartikan bahwa nilai secara fisik, verbal, nonverbal langsung,
signifikansi > 0,05. Sesuai dengan kriteria nonverbal tidak langsung, dan pelecehan
pengujian maka dapat disimpulkan bahwa seksual. Sedangkan keterampilan sosial
sebaran data berdistribusi normal. dalam kecerdasan emosi yang meliputi
Perhitungan uji normalitas menghasilkan kecakapan pengaruh, kecakapan komunikasi,
nilai p (nilai probabilitas) variabel bullying kecakapan manajemen konflik, kecakapan
sebesar 0,558, sedangkan pada variabel kepemimpinan, keterampilan katalisator
keterampilan sosial sebesar 0,573. Hasil ini perubahan, kecakapan membangun ikatan,
menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang kecakapan kolaborasi dan kooperasi, dan
diperoleh > 0,05. Sesuai dengan kriteria kecakapan dalam kemampuan tim. Penelitian
pengujian maka dapat disimpulkan bahwa ini sejak awal telah menyebutkan bahwa
variansi setiap sampel sama (homogen). keterampilan sosial merupakan salah satu
Sedangkan hasil perhitungan uji linieritas kecakapan dalam menangani emosi (EQ),
variabel bullying dengan keterampilan sosial sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
pada tebel diatas diperoleh nilai signifikansi tinjauan pustaka. Maka dari beberapa uraian
0,412. Hasil ini menunjukkan nilai di atas dan hasil uji analisis, hasil penelitian
signifikansi > 0,05 atau 0,412 > 0,05. Sesuai ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu
dengan kriteria pengujian maka dapat penelitian yang dilakukan oleh Anisa Riska
disimpulkan bahwa hubungan antara Rahmawati, (2014) yang menyatakan jika
bullying dengan keterampilan sosial adalah terdapat hubungan negatif yang sangat
linier. Setelah uji prasyarat analisis data telah signifikan antara kecerdasan emosional dan
terpenuhi, dilanjutkan dengan menggunakan perilaku bullying.
metode analisis regresi linier sederhana Hasil pengaruh antara bullying terhadap
menggunakan bantuan program analisis keterampilan sosial pada siswa kelas V SD
Statistical Product and Service Solution Se-Gugus 2 Kecamatan Sentolo, Kulon
(SPSS) for windows 16.0 version. Progo dalam penelitian ini sangatlah rendah,
yakni 0,06 atau dapat dikatakan sebesar perkembangan siswa. Hasil dari penelitian
0,6%. Berarti dapat dikatakan bahwa hanya ini didukung oleh pendapat Christin, (2009),
0,6% keterampilan sosial yang dipengaruhi (Ida Ayu Surya Dwipayanti dan Komang
oleh bullying dan 99,4% dipengaruhi oleh Rahayu Indrawati, 2014: 257) yang
variabel lain. Hal ini menguatkan teori dari mengatakan bahwa tindakan bullying akan
hasil study Davis dan Forsythe (1984), memberikan efek negatif bagi korbannya
(Syamsul Bachri Thalib, 2013: 159) yang baik secara fisik maupun psikologis. Rigby,
menjelaskan 8 aspek penentu keterampilan (2007), (Ida Ayu Surya Dwipayanti dan
sosial meliputi keluarga, lingkungan, Komang Rahayu Indrawati, 2014: 257)
kepribadian, rekreasi, pergaulan dengan mengatakan bahwa anak yang menjadi
lawan jenis, pendidikan/sekolah, korban bullying akan mengalami kesulitan
persahabatan dan solidaritas kelompok, serta dalam bergaul, merasa takut datang ke
lapangan kerja. sekolah sehingga absensi mereka tinggi dan
Perlakuan bullying yang dialami oleh tertinggal pelajaran, dan mengalami
siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti
Sentolo Kulon Progo tergolong dalam pelajaran sehingga akan mempengaruhi
kategori rendah yaitu 27,16% . Dari data prestasi belajar yang akan dicapai anak
tersebut telah digabungkan antara subjek tersebut. Selain dampak-dampak di atas,
penelitian laki-laki dan perempuan di SD N berdasarkan hasil penelitian yang saya
Gembongan, SD N Lebeng, SD N Salamrejo, lakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh
SD N 1 Sentolo, dan SD Muhammadiyah negatif namun tidak signifikan antara
Banjaran sebanyak 81 siswa. Dari 81 sampel bullying terhadap keterampilan sosial. Hal
siswa yang mengikuti pengisian kuesioner ini didasarkan pada hasil koefisien regresi = -
bullying dalam penelitian ini terdapat 5 siswa 0,087, Fhitung = 0,480 < Ftabel = 3,962 dan p
yang menerima perlakuan bullying sangat =0,490 > 0,05. Hasil tersebut dapat diartikan
tinggi, 6 siswa yang menerima perlakuan bahwa setiap adanya peningkatan bullying
bullying tinggi, 18 siswa yang menerima akan mengakibatkan penurunan keterampilan
perlakuan bullying sedang, 22 siswa yang sosial sebesar 0,087, namun tidak terlihat
menerima perlakuan bullying rendah, dan 30 pengaruh yang signifikan antara bullying
siswa yang menerima perlakuan bullying terhadap keterampilan sosial.
sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Menurut teori perkembangan sosial
masih ada beberapa siswa yang sering Kohlberg (Darmiyati Zuchdi, 2008: 18),
mengalami perlakuan bullying oleh orang siswa kelas V berada pada tahap
lain. prakonvensional tahap moralitas heteronomi,
Dengan masih adanya siswa yang yang menganggap suatu yang benar adalah
mengalami perlakuan bullying membuktikan taat pada hukum. Patuh semata-mata karena
bahwa bullying masih sering dilakukan dan ingin berbuat patuh, menghindari hukuman
masih sering terjadi dilingkungan kita fisik atau kerusakan hak milik. Pandangan
terutama korbannya adalah siswa sekolah egosentrik yaitu tidak mempertimbangkan
dasar. Perilaku bullying ini masih sering keinginan orang lain atau tidak menyadari
diremehkan oleh beberapa pihak seperti bahawa orang lain berbeda dengan dirinya,
dalam Penelitian Yayasan Sejiwa, (2008), tidak menghubungkan dua pandangan yang
(Irvan Usman, 2013: 50) menyebutkan berbeda. Tindakan orang lain hanya
bahwa sebagian kecil guru (27,5%) dipandang secara fisik, tidak dari dorongan
menganggap bullying merupakan perilaku psikososialnya. Teori ini mendukung data
normal dan sebagian besar guru (73%) penelitian yang menunjukkan kategori
menganggap bullying sebagai perilaku yang bullying rendah dilakukan oleh teman
membahayakan siswa. Pengaruh bullying ini sebaya. Sehingga dampak bullying tidak
cukup mengkhawatirkan mengingat bullying terlihat secara signifikan terhadap
memiliki dampak negatif terhadap keterampilan sosial siswa.
Sedangkan deskripsi data keterampilan wajar. Setiap sekolah yang ada pastinya
sosial yang dimiliki siswa kelas V SD Se- mengajarkan hal-hal baik kepada siswanya.
Gugus 2 Kecamatan Sentolo Kulon Progo Untuk itu diharapkan sekolah
yang menjadi sampel dalam penelitian ini seharusnya mampu memberikan
menunjukkan bahwa mean keterampilan kontribusinya untuk perkembangan siswa
sosial siswa termasuk dalam kategori sedang terutama dalam meningkatkan keterampilan
yaitu sebesar 19,7%. Dari 81 sampel siswa sosial siswa dan seharusnya dapat
yang mengikuti pengisisan kuesioner melindungi siswa dari berbagai perlakuan
keterampilan sosial meliputi siswa laki-laki bullying dalam bentuk apapun. Karena
dan perempuan dari SD N Gembongan, SD siswa-siswa ini merupakan aset bangsa di
N Lebeng, SD N Salamrejo, SD N 1 Sentolo, masa mendatang.
dan SD Muhammadiyah Banjaran
menunjukkan bahwa 12 siswa memiliki KESIMPULAN
keterampilan sosial yang sangat tinggi, 17
siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, 16 Berdasarkan hasil analisis data dan
siswa memiliki ketetrampilan sosial sedang, pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
22 siswa memiliki keterampilan sosial diambil kesimpulannya bahwa ada pengaruh
rendah dan 14 siswa memiliki keterampilan bullying terhadap keterampilan sosial pada
sosial sangat rendah. siswa kelas V SD Se-Gugus 2 Kecamatan
Keterampilan sosial merupakan salah Sentolo Kulon Progo, ditunjukkan dengan
satu bekal siswa dalam menjalani hakikatnya Koefisien regresi = -0,087, dari hasil tersebut
sebagai makhluk sosial yaitu sosok yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh
mampu berinteraksi dengan lingkungan negatif antara bullying terhadap keterampilan
sosial dan mampu menampilkan diri sesuai sosial pada siswa kelas V SD Se-Gugus 2
dengan aturan dan norma yang berlaku di Kecamatan Sentolo Kulon Progo artinya
mayarakat. Keterampilan sosial siswa yang bahwa semakin tinggi penerimaan perlakuan
rendah akan menyebabkan siswa sulit bullying maka semakin rendah pula
menyesuaikan diri dengan lingkungan keterampilan sosial. Uji signifikansi
sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, yang signifikan antara bullying terhadap
cenderung berperilaku yang kurang normatif, keterampilan sosial dengan Fhitung = 0,480
seperti perilaku asosial atau antisosial dan p = 0,490; Ftabel = 3,962 ; maka Fhitung =
bahkan dapat berdampak pada 0,480 < Ftabel = 3,962 dan p = 0,490 > 0.05.
perkembangan yang menyebabkan gangguan Selain itu juga dari analisis data diperoleh
jiwa, kenakalan remaja, kekerasan, tindakan nilai R Square = 0,006 yang berarti bahwa
kriminal, dan berbagai perilaku negatif 0,6% keterampilan sosial ditentukan oleh
lainnya. Prayitno, (1980), (Syamsul Bachri bullying, sedangkan 99,4% ditentukan oleh
Thalib, 2013: 163) metode-metode yang faktor lain yang tidak dianalisis dalam
dapat digunakan guru untuk penelitian ini.
mengembangkan keterampilan sosial,
mencakup (a) diskusi kelompok; (b) diskusi DAFTAR PUSTAKA
panel; (c) symposium; (d) ceramah: (e)
seminar; (f) role playing atau sosiodrama; Andi Halimah, Asniar Khumas, dan Kurniati
(g) brain-storming; (h)pemecahan masalah; Zainuddin. 2015. Persepsi pada
(i) inquiry; dan (j) tutorial. Bystander terhadap Intensitas Bullying
Turmudi, (2009), (Andi Halimah, pada Siswa SMP. Jurnal Psikologi.
Asniar Khumas, dan Kurniati Zainuddin, (Online), Vol. 42, No. 2, 129-140,
2015: 137) mengemukakan bahwa perilaku (http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/do
bullying yang terjadi di sekolah bukanlah wnload/7168/5612%26sa%3dU%26ved
suatu hal yang bisa dibiarkan atau dianggap %3d0ahUKEwijbq1t6vAVWMKHbA7AJk
QFggPMAE%26usg%3dAFQjCNFBZLdDEs d/328/218%26sa%3dU%26ved%3d0ahU
oGmHvDDCtO84STYVreQ, diunduh 21 KEwjCpqysuavNAhVOOlIKHaC8AFEQFgg
Februari 2016). FMAA%26usg%3dAFQjCNGFxmZHzXQ5k
Andri Donnal Putera. 2014. KPAI: Pelaku qfv8r_38C9cMDPzMA, diunduh 21
Kekerasan dan “Bullying” di Sekolah Februari 2016).
Tahun 2015 Meningkat. Kompas.com, Matraisa Bara Asie Tumon. 2014. Studi
(Online), (http://megapolitan.kompas. Deskriptif Perilaku Bullying pada
com/read/2015/12/30/16480051/KPAI.P Remaja. Calyptra: Jurnal Ilmiah
elaku.Kekerasan.dan.Bullying.di.Sekola Mahasiswa Universitas Surabaya,
h.Tahun.2015.Meningkat, diakses (Online), Vol.3, No.1: 1-17, (http://
tanggal 21 Februari 2016). download,portalgaruda.org/article.php?a
Anisa Riska rahmawati. 2014. Hubungan rticle=175581&val=5455&title=STUDI
antara Kecerdasan Emosional dan %20DESKRIPTIF%20PERILAKU%20
Perilaku Bullying pada Siswa-siswi BULLYING%20Pada%20REMAJA,
Kelas XI. Skripsi. Yogyakarta: UIN diunduh 21 Februari 2016).
Sunan Kalijaga. Nana Syaodih Sukmadinata. 2011.
Darmiyati Zuchdi. 2008. Humanitas Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Pendidikan: Menemukan Kembali Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta: Nanang Martono. 2012. Metode Penelitian
PT Bumi Aksara. Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Enik Nur Kholidah. 2013. Bimbingan dan Data Sekunder. Jakarta: PT Raja
Konseling Sosial. Yogyakarta: Grasindo Persada.
Azzagrafika. Novan Andi Wiyani. 2013. Save Our
Hamzah B. Uno. 2012. Orientasi Baru Children from School Bullying.
dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
PT Bumi Aksara. Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan
Ida Ayu Dwipayanti dan Komang Rahayu dan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Indrawati. 2014. Hubungan Antara Setia.
Tindakan Bullying dengan Prestasi Sambas Ali Muhidin dan Maman
Belajar Anak Korban Bullying pada Abdurahman. 2011. Analisis Korelasi,
Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi Regresi, dan Jalur dalam Penelitian.
Udayana. (Online), Vol. 1, No. 2, 251- Bandung: CV Pustaka Setia.
260, (http://ojs.unud.ac.id/index.php/ Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
psikologi/article/download/8538/6398 Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
%26sa%3dU%26ved%3d0ahUKEwiamd (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
DluKvNAhVOK1IKHf1WCycQFggFMAA% Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014.
26usg%3dAFQjCNFPtCMQB0FK9wxfsd1 Penilaian dalam Kurikulum 2013.
9OoHFKfQ42A, diunduh 21 Februari Yogyakarta: ANDI.
2016). Syamsul Bachri Thalib. 2013. Psikologi
Irvan Usman. 2013. Kepribadian, Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Aplikatif Edisi Revisi. Jakarta:
Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying. KENCANA.
Jurnal Humanitas. (Online), Vol. X, Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah.
No.1, 49-60, (http://journal.uad.ac.id/ 2012. Penelitian Kuantitatif (Sebuah
index.php/HUMANITAS/article/downloa Pengantar). Bandung: Alfabeta.

Вам также может понравиться