Вы находитесь на странице: 1из 12

PEMERINTAH KABUPATEN BELU

RSUD Mgr. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA


Jln. Dr. Soetomo No. 2 Telp. (0389) 21016 Fax. (0389) 21762 Kode Pos: 85711
ATAM B UA

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Mgr. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA
NOMOR : TAHUN 2017

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
PADA INSTALASI FARMASI RSUD Mgr. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Mgr. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA

Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan serta meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kefarmasian; ;
b. bahwa untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kefarmasian kepada pasien maka perlu adanya Kebijakan Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai pada Instalasi
Farmasi RSUD Mgr. Gabriel manek, SVD Atambua;
c. bahwa sehubungan hal-hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaipada Instalasi
Farmasi RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua dengan Keputusan Direktur;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 889 Tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan
Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian
5. Keputusan Menteri Kesehatan No 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA
TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN HABIS PAKAI DAN
ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI PADA INSTALASI FARMASI RSUD MGR. GABRIEL
MANEK, SVD ATAMBUA;
Kedua : Kebijakan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis
Pakai pada Instalasi Farmasi RSUD Mgr. Gabriel manek, SVD Atambua
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini;
Ketiga : Kebijakan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis
Pakai pada Instalasi Farmasi RSUD Mgr. Gabriel manek, SVD Atambua
sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman pengelolaan
Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai oleh tenaga
kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan farmasi di Rumah Sakit;
Keempat : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh Satuan
Pengawas Intern RSUD Prof. DR. W. Z Johannes Kupang;
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan ditinjau
kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapannya.

DITETAPKAN DI : ATAMBUA
PADA TANGGAL : 20 JUNI 2017

RSUD Mgr.Gabriel Manek, SVD Atambua


DIREKTUR

Drg. M.Ansilla F.Eka Mutty


NIP.19690325 199910 2 001

LAMPIRAN I
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA
NOMOR : TAHUN 2017
TANGGAL : 20 JUNI 2017
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
PADA INSTALASI FARMASI RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Instalasi
Farmasi bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut dengan
menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan
terjangkau.

Pasal 1
TUJUAN
Tujuan Pelayanan Farmasi adalah melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Pakai di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua untuk memperluas cakupan
pelayanan farmasi; memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin ketersediaan, efektifitas,
keamanan dan efisiensi penggunaan obat; meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan
lain yang terkait dengan pelayanan farmasi; melaksanakan kebijakan obat di RSUD Mgr. Gabriel Manek,
SVD Atambua dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional

Pasal 2
FUNGSI PELAYANAN FARMASI
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai meliputi :
a. Memilih Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai sesuai kebutuhan
pelayanan rumah sakit
b. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai
secara optimal
c. Mengadakan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai berpedoman pada
perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memproduksi Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit
e. Menerima Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
f. Menyimpan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
g. Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai ke unit-unit
pelayanan di rumah sakit

2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan meliputi :


a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien
b. Mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan,pasien/keluarga
f. Memberikan konseling pada pasien/keluarga
g. Melakukan pencatatan setiap kegiatan
h. Melaporkan setiap kegiatan

Pasal 3
CAKUPAN PELAYANAN FARMASI
A. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai
1. Pemilihan perbekalan farmasi
2. Perencanaan perbekalan farmasi
3. Pengadaan perbekalan farmasi
4. Produksi non steril
5. Penerimaan perbekalan farmasi
6. Penyimpanan perbekalan farmasi
7. Pengemasan kembali
8. Distribusi perbekalan farmasi
9. Pemusnahan dan penarikan;
10. Pengendalian; dan
11. Administrasi.

B. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi :


1. pengkajian dan pelayanan Resep;
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. konseling;
6. visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);

Pasal 4
PEMILIHAN/SELEKSI PERBEKALAN FARMASI

1. Kegiatan pemilihan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai di RSUD Mgr.
Gabriel Manek, SVD Atambua dilakukan dengan meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah
sakit. Untuk pemilihan obat dilakukan dengan mengidentifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
memperbaharui standar obat.
2. Pemilihan obat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua merujuk kepada DOEN (Daftar Obat
Esensial Nasional), Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit.
3. Kriteria pemilihan obat yang baik, meliputi :
a. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari kesamaan jenis, untuk item
yang sama dibandingkan Evidence Base Medicine (EBM) lalu di lihat harga terendah yang diambil
sebagai pilihan petama, kedua dan ketiga,
b. Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi memiliki efek yang lebih baik
dibandingkan efek tunggal,
c. Apabila obat banyak, maka dipilih obat yang merupakan pilihan ( drug of choice) dari penyakit yang
prevalensinya tinggi.
4. Pemilihan alat kesehatan, reagensia, radiologi, radio farmasi, gas medis dan nutrisi di RSUD Mgr.
Gabriel Manek, SVD Atambua merujuk kepada standar ISO, daftar harga, harga e- catalog, serta
spesifikasi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.
5. Penentuan seleksi obat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua merupakan peran aktif
apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektivitas.

Pasal 5
PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI

1 Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga Sediaan Farmasi, Bahan Habis
Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai berbasis kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari
kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain Konsumsi, Epidemiologi, Kombinasi metode konsumsi
dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
2 Perencanaan adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi dalam pemilihan jenis,
jumlah dan harga Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari kekosongan obat;

3 Dalam proses perencanaan perlu dilakukan kompilasi penggunaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai
dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan setiap bulan di
unit pelayanan selama setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum. Informasi yang
diperoleh dari hasil kompilasi adalah jumlah penggunaan tiap jenis Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai
dan Alat Kesehatan Habis Pakaipada masing-masing unit pelayanan, rerata penggunaan tiap jenis
Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaidan presentase penggunaan tiap
jenis Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiterhadap total penggunaan
setahun seluruh unit pelayanan.
4 Pedoman dalam Perencanaan : DOEN, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi
Rumah Sakit, Data Catatan Rekam Medik, Anggaran yang tersedia, Penetapan prioritas, siklus penyakit,
sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu dan rencana pengembangan
5 Perbekalan Famasi adalah obat, alat kesehatan, bahan kimia, radio farmasi dan gas medis.
6 Penyediaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Paka harus memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh RSUD Mgr. Gabriel Manek,SVD, Atambua
7 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai dilaksanakan secara
efektif dan efisien.
8 Perencanaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaidibuat setiap tahun
dengan mengusulkan perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan
Habis Pakaiselama satu tahun untuk tahun berikutnya dengan melihat data serapan (metode konsumsi)
dan kebutuhan user yang belum terakomodir tahun sebelumnya kepada bagian perencanaan pada
bulan Februari tahun berjalan untuk dimasukkan ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran Tahun Anggaran
berikutnya.
9 Perencanaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaialat kesehatan, bahan
kimia, radio farmasi dan gas medis harus disusun setiap tahun dengan mengacu pada data serapan data
penggunaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaitahun sebelumnya.

Pasal 6
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

1. Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai adalah sediaan farmasi yang terdiri
dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
2. Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui ,
melalui pembelian baik secara langsung ataupun tender, produksi atau pembuatan sediaan farmasi,
serta sumbangan atau hibah.
3. Pengadaan melalui pembelian, baik secara langsung ataupun tender, dilakukan secara on line melalui e-
procurement/e-purchasing maupun off line secara manual berdasarkan harga e-catalogue
4. Pembelian obat-obatan yang tidak terdapat pada pada e-catalogueue, untuk pasien Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) diadakan berdasarkan harga pembelian dengan penawaran harga kompetitif dan dicari
harga terendah untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dengan harga.
5. Apabila terdapat dua pemasok dengan penawaran kompetitif harga terendah, Apoteker harus
mendasarkan pada kriteria : mutu produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu
pengiriman, mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan,
dan pengemasan.
6. Proses pembelian Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai mempunyai
beberapa langkah yang baku dan merupakan siklus yang berjalan terus menerus sesuai dengan kegiatan
rumah sakit. Langkah proses pengadaan dimulai dengan mereview daftar Sediaan Farmasi, Bahan Habis
Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang diadakan, menentukan jumlah masing-masing item yang
akan dibeli, menyesuaikan dengan situasi keuangan, memilih metode pengadaan, memilih rekanan,
membuat syarat kontrak kerja, memonitor pengiriman barang, menerima barang, malakukan
pembayaran serta menyimpan kemudian mendistribusikan.
7. Pembelian dilakukan secara langsung bersumber dari dana BLUD maupun melalui tender bersumber
dari dana APBD I untuk Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang belum
tersedia dalam e-catalogue, untuk yang sudah tersedia dalam e-catalogue dilakukan melalui e-
procurement/e-purchasing.
8. Pembelian secara langsung bersumber dari dana BLUD dilakukan secara on line melalui e-
procurement/e-purchasing maupun off line secara manual berdasarkan harga e-catalogue, dan
dilakukan terjadwal setiap triwulan berdasarkan permintaan dari Instalasi Farmasi kepada Panitia
Pengadaan setelah disetujui oleh Direksi Bagian Keuangan dengan tembusan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
9. Pembelian secara tender bersumber dari dana APBD I dilakukan secara on line melalui e-
procurement/e-purchasing atau tender tergantung nilai PAGU Anggaran jika Sediaan Farmasi, Bahan
Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai tersebut yang termuat dalam DPA SKPD RSUD. Prof. Dr. W.Z.
Johannes tidak tersedia dalam e-catalogue.
10. Pengadaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai bahan obat dilakukan
setiap triwulan. Khusus untuk obat-obat yang CITO maka segera diadakan dalam waktu 1x24 jam.
Kategori obat yang cito adalah obat-obatan yang diluar permintaan dari Instalasi Farmasi dengan alasan
obat-obatan tersebut sangat dibutuhkan (life saving), atau khusus untuk pasien tertentu dengan
penyakit khusus yang telah diajukan obatnya kepada PFT dan disetujui untuk diadakan.
11. Pengadaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai, bahan kimia, radio
farmasi dan gas medis dilakukan setiap tahun dengan mengacu pada data penggunaan Sediaan Farmasi,
Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaitahun sebelumnya.

Pasal 7
PRODUKSI

1. Produksi Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai di rumah sakit adalah
kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau non steril
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Kriteria Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiyang diproduksi adalah :
sediaan farmasi dengan formula khusus, sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga
yang lebih murah, sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali, sediaan farmasi yang tidak
tersedia dipasaran, sediaan farmasi untuk penelitian, sediaan farmasi nutrisi parenteral, rekonstitusi
sediaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaisitostatika dan sediaan
farmasi yang harus selalu dibuat baru (recenter paratus)
3. Jenis Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang diproduksi :
a. Produksi Steril :
1) Sediaan Steril
2) Total Parenteral Nutrisi (TPN)
3) Pencampuran obat suntik/Intravena
4) Rekonstitusi sediaan sitostatika

5) Pengemasan kembali (repacking)

b. Produksi Non Steril :


1) Pembuatan Puyer/Sirup/Salep
2) Pengemasan kembali (repacking)

3) Pengenceran
4. Produksi Sediaan Farmasi steril adalah menyediakan satu atau lebih bahan baku menjadi sediaan yang
dikehendaki.
5. Kegiatan produksi non steril dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
6. Kegiatan produksi non steril dilakukan oleh petugas Instalasi Famasi RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
Kupang
7. Pengadaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai melalui
sumbangan/hibah/droping pada prinsipnya pengelolaannya mengikuti kaidah umum pengelolaan
perbekalan farmasi. Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiyang tersisa
dapat dipakai untuk penunjang kegiatan pelayanan kesehatan disaat situasi normal.

Pasal 8
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

1. Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai adalah sediaan farmasi yang terdiri
dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, haemodialisa, radiologi, radio farmasi dan gas medis.
2. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Pakai yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi, sumbangan atau hibah.
3. Penerimaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai harus dilakukan oleh
petugas yang bertanggung jawab. Petugas yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik dalam
tanggung jawab dan tugas pekerjaan mereka, serta harus mengerti sifat penting dari perbekalan
farmasi. Dalam tim/panitia penerima harus ada tenaga farmasi. Hal ini bertujuan untuk menjamin
Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiyang diterima sesuai dengan kontrak
baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan.
4. Semua Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang diterima harus
diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi, jumlah dan jenis pada order pembelian rumah sakit, no
batch, tanggal faktur, expire date minimal 2 tahun kecuali untuk vaksin dan sera. Semua Sediaan
Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiharus dalam kondisi baik dan ditempatkan
dalam tempat persediaan, segera setelah diterima, Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Pakaiharus segera disimpan didalam lemari atau tempat lain yang aman.
5. Pedoman dalam penerimaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai
mempunyai Sertifikat Analisa Produk, mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS) khusus Bahan
berbahaya, untuk alat kesehatan/kedokteran hauss mempunyai certificate of origin.
6. Penerimaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai harus sesuai dengan
surat permintaan dari gudang farmasi baik jumlah, jenis dan kondisinya.
7. Penerimaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai dari Distributor harus
disertai dengan lampiran surat pesanan (SP) dari unit layanan pengadaan/panitia pengadaan.

Pasal 9
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

1. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaimerupakan kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Pakai yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian, serta gangguan fisik
yang dapat menyebabkan kerusakan mutu obat. pengaturan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan
Alat Kesehatan Habis Pakaimenurut persyaratan yang ditetapkan, dibedakan menurut bentuk sediaan
dan jenisnya, suhu dan kestabilannya, mudah/tidaknya meledak/terbakar, tahan/ tidaknya terhadap
cahaya disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Bahan
Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai sesuai kebutuhan.
2. Obat/alkes harus disimpan dengan benar sehingga terhindar dari perubahan karena cahaya, suhu atau
dan kelembaban udara.
3. Obat/alkes harus dikelola dengan baik sehingga tidak terjadi obat-obat yang Expire Date
4. Tempat Penyimpanan obat ditentukan sebagai berikut :
a. Obat/bahan obat yang mudah menguap harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
b. Obat yang mudah menyerap air harus disimpan dengan bahan pengering (silica gel).
c. Disimpan terlindung dari cahaya berarti : disimpan dalam wadah yang buram / dalam botol yang
dibuat dari kaca hitam/merah/coklat tua.
d. Disimpan pada suhu kamar jika tidak dengan penjelasan lain berarti disimpan pada suhu 15°C
sampai 25°C
e. Disimpan di tempat sejuk jika tidak dengan penjelasan lain berarti disimpan pada suhu 5°C sampai
15°C
f. Disimpan di tempat dingin jika tidak dengan penjelasan lain berarti disimpan pada suhu 0°C
sampai 5°C
g. Obat-obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dan selalu dikunci dan ada penanggungjawab
kunci
h. Obat-obat psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan selalu dikunci dan ada
penanggungjawab kunci
5. Di tempat penyimpanan obat harus diletakkan termometer dan hygrometer untuk mengukur
kelembaban ruangan dengan ketentuan kelembaban ruangan 60 - 70 %.
6. Setiap pagi hari harus dilakukan pencatatan suhu dan bila tidak sesuai segera dilaporkan kepada IPSRS
untuk diperbaiki AC/ pharmaceutical refrigeratornya
7. Di dalam ruang penyimpanan tidak diperbolehkan ada barang atau benda lain sela in obat/ bahan
obat/alkes
8. Obat/bahan obat yang mudah menguap dan mudah terbakar, penyimpanannya harus dijauhkan dari
api.
9. Penyimpanan obat-obat narkotika ditentukan di dalam lemari khusus disertai kartu stock dan selalu
dikunci dengan penanggung jawab kunci khusus
10. Penyimpanan obat-obat psikotropika ditentukan di dalam lemari khusus disertai kartu stock dan selalu
dikunci dengan penanggung jawab kunci khusus
11. Sistem Penyimpanan ditentukan sebagai berikut:
a. Penyimpanan obat menurut sistem Alfabetis
b. Penyimpanan obat menurut farmakoterapi atau kelas terapi
c. Penyimpanan obat menurut sistem FEFO (First Expire First Out), FIFO (First In First Out), Last In Last
Out (LIFO) dan Last Expire Last Out (LEFO)
d. Tiap Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaiyang disimpan harus
disertakan kartu stock manual untuk mencatat mutasi.
12. Untuk mendapatkan kemudahan dalam pengawasan perbekalan farmasi, dipertimbangkan faktor-faktor
dalam penataan gudang :
a. Untuk kemudahan bergerak gudang ditata sistem satu lantai tanpa adanya sekat yang dapat
membatasi pergerakan, berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran barang, sehingga
gudang ditata garis lurus, U atau L.
b. Untuk sirkulasi udara yang bagus maka digunakan AC/Kipas angin atau ventilasi melalui atap.
c. Penempatan rak atau palet agar dapat meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok
perbekalan farmasi
d. Untuk mencegah terjadinya kehilangan maka pengisian kartu stok harus dilakukan setiap ada
pemasukkan obat maupun pengeluaran obat.
e. Selisih antara kartu stok dan fisik hanya dapat ditoleransi sebesar 5%;
f. Stok opname dilakukan secara berkala setiap 3 triwulan untuk meminimalisir kehilangan stok yang
tidak dapat diketahui melalui penelusuran
g. Tempat penyimpanan bahan khusus seperti ” cold chain” untuk vaksin,lemari khusus untuk
narkotika dan bahan berbahaya, dan bahan bahan yang mudah terbakar seperti alcohol dan eter
disimpan dalam ruangan khusus dan sebaiknya terpisah dari gudang induk.
h. Penempatan alat pemadam kebakaran yang mudah dijangkau dalam jumlah yang cukup dan di
periksa secara berkala untuk memastikan masih berfungsi atau tidak.

Pasal 10
PENDISTRIBUSIAN

1. Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk


pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis
2. Sistem distribusi Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaidi instalasi, farmasi
RSUD Mgr.Gabriel Manek, SVD Atambua dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien
3. Pendistribusian Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakaidi Instalasi Farmasi
RSUD Gabriel Manek, SVD Atambua meliputi Pendistribusian Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan
Alat Kesehatan Habis Pakaiuntuk pasien rawat inap, Pendistribusian Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai
dan Alat Kesehatan Habis Pakaiuntuk pasien rawat jalan, dan Pendistribusian Sediaan Farmasi, Bahan
Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis PakaiRuangan.

Pasal 11
PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan merupakan suatu kegiatan mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan Sediaan


Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang telah dilakukan mulai dari
perencanaan, pengadaan, produksi non steril, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian.
2. Pelaporan merupakan suatu kegiatan melaporkan seluruh kegiatan yang telah
didokumentasikan.
3. Kegiatan pencatatan seluruh kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Pakaidi Instalasi Farmasi RSUD Gabriel Manek, SVD Atambua dilakukan setiap hari.
4. Kegiatan pelaporan seluruh kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Bahan Habis Pakai dan Alat
Kesehatan Habis Paka idi Instalasi Farmasi RSUD Gabriel Manek, SVD Atambua dilakukan setiap bulan.

Atambua, 20 Juni 2017


Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek,SVD

Drg. M.Ansilla F.Eka Mutty


NIP.19690325 199910 2 001

Вам также может понравиться