Вы находитесь на странице: 1из 30

 Home

 TRIK REGISTRY
 Foto Koleksi
 ProjectCAD
 Berita

TEORI PERHITUNGAN TEODOLITH

KATA PENGANTAR

Puiji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan karena
anugerah-anugerahnyalah tugas laporan ilmu ukur tanah ini dapat kami selesaikan
dengan baik.

Praktik ini merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagi mahasiswa fakultas
teknik sipil dan perencanaan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, yang
mengambil mata kuliah tersebut. Tugas praktikum ilmu ukur tanah ini kami susun
secara praktis, yang merupaka realisasasi dari praktik ukur tanah yang telah di
lakasanakan di lokasi kampus.

Dalam proses penyusuna tugas praktikum ilmu ukur tanah tentunya kami tahu
banyak terdapat kekurangan untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membantu dan
membangun dari rekan-rekan pembaca sekalian sangat kami harapkan. Kami
berharap dengan adanya tugas ini dapat menambah dan meningkatkan pengalaman
maupun penalaran dalam kesalahan ilmu teknik Arsitektur.

Akhir kata kami sebagai penulis penyusunan laporan ini mengicapkan terima
kasih yang sebesr-besarnya kepada Bpk. Didik Riyadi Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang
telahmembantu dalam penyelesain tugas ini serta rekan-rekan yang telah membantu
kami demi untuk tercapai dan selesainya tugas laporan ini.
Jayapura,

Penyusun:

Patricia.M.A

Nim. 02 122

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ilmu ukur tanah adalah bagian ilmu yang lebih luas yang disebut " Geodesi "
sedangkan geodesi sendiri mempunyai dua tujuan antara lain :

a) Tujuan Ilmiah : Menentukan tinggi permuka

b) Tujuan Praktis : Membuat gambar dari sebagian kecil atau sebagian besar
dan permukaan bumi yang dinamakan peta.

Mata kuliah ilmu ukur tanah jurusan Arsitektur hanya mempelajari praktisnya
saja, yaitu membuat peta bagian keperluan – keperluan Arsitektur. Tujuan tersebut
diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut :
a) Melaksanakan Praktikum, yaitu mengadakan pengukuran -
pengukuran diatas permukaan bumi biasa disebut pekrjaan lapangan

b) Menghitung hasil pengukuran dan menggambarkannya diatas kertas yang


disebut pekerjaan kantor.

Karena bumi ini tidak berbentuk bulat namun lonjong dan diketahui bahwa
permukaan bumi tidaklah rata yang disebabkan oleh adanya gunung – gunung dan
lembah – lembah, maka untuk dapat melukiskan suatu bagian permukaan bumi
diperlukan suatu bidang persamaan ( bidang refensi ).

Proyeksi berdasarkan bidang dapat diategorikan sebagai berikut:

a) Bidang elipsoide, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 5.300 km 2.

b) Bidang bulatan, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 100 km 2

c) Bidang datar, apabila luas daerah tidak melebihi 55km2.

d) Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang bertujuan
ilmiah Dengan demikian referensi bidang datar dipraktekkan didalam ilmu
ukur tanah ini.

Dalam menjalankan praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa sebagai calon
engineering civil diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat sekaligus
dapat melakukan pengukuran dalam menentukan perbedaan leta ketinggian (Elevasi)
tanah dimana dapat nemberikan bentuk konfigurasi tanah (Relief) permukaan tanah
serta menentukan luas dari area pengukuran.

Praktikum ilmu ukur tanah merupakan praktikum wajib bagi jurusan Arsitektur
yang lulus mata kuliah uur tanah yang tujuannya adalah untuk dapat membuat peta
atau kondisi geografis dari suatu daerah atau tempat bagi keperluan Arsitektur.

Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut:

a) Melaksanakan praktikum Yaitu meengadakan pengukuran diatas permukaan


bumi yang biasa disebut pekerjaan.

b) Menghitung dan mengelola data Yaitu menghitung hasil pengukuran


dan menggambarkan diatas kertas yang lazim disebut pekerjaan kantor.

1.2 Permasalahan

 Mahasiswa telah mendapatkan pemahaman materi secara teoritis tentang


pengukuran dan pemetaan, tetapi belum mengetahui lebih lanjut bagaimana
penerapan dilapangan.
 Perlunya aplikasi ilmu tantang pemahaman teori mengenai pengukuran dan
pemetaan

( mata kuliah ilmu ukur tanah ), bagaimana membuat peta / kondisi geografis
dari suatu daerah bagi keperluan Arsitektur.

1.3 Batasan Masalah

Didalam penulisan laporan ini penulis membatasi masalah, yaitu:

 Pengukuran pada penyipat datar ( Waterpass ) dengan pengukuran pergi dan


profil memanjang.

 Pengukuran pada penyipat sudut ( Theodolit ) dengan pengukuran Polygon


tertutup.

1.4 Maksud dan Tujuan

Pratikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai pratikan dalam


melakukan pengukuran, pengambilan data, pengolahan data dan penggambarannya
di atas kertas. Sedangkan tujuan dari diadakannya pratikum Ilmu Ukur Tanah adalah:

Tujuan Umum : 1. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan pesawat ukur


tanah waterpas dan teodolith.

Tujuan Khusus : 1. Untuk menentukan beda tingi dari suatu titik yang sudah
diketahui ketinggiannya dengan titik lain yang belum
diketahui ketinggiannya dengan waterpass;

2. Untuk mengetahui pengukuran sudut suatu lokasi serta


curaman- curamannya dengan alat theodolit;

3. Dapat mengolah hasil pengukuran dan penggambarannya.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

 Waktu data dilapangan adalah dua hari yaitu hari sabtu, 7 Juni dan hari Selasa,
10 Juni 2003.

 Lokasi pengukuran adalah areal Perumahan Dosen Universitas Sains dan


Teknologi Jayapura.

1.6 Metodologi

 Penjelasan teori.

 Penetapan lokasi yang akan diukur.

 Memeriksa semua perlengkapan dari peralatan yang akan dibutuhkan untuk


keperluan pengukuran, mengkonsutasikan dengan asisten dan staf
laboratorium, setelah lengkap dan dengan persetujuan dari asisten maka
selanjutnya diadakan kegiatan pengukuran dilokasi yang ditentukan.

 Kegiatan dilapangan ( pengukuran ).

 Pelaporan kegitan pengukuran yang berupa analisa data yang dilakukan


setelah pengukuran padilangan.

1.7 Sistematika Laporan

BAB I. Memuat tentang Pendahuluan, yang terdiri dari latarbelakang,


Permasalahan, Batasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Waktu dan
Tempat Pelaksanaan, Metodologi, Sistematika Laporan.

BAB II Memuat tentang Teori, yang terdiri dari Teori Pengukuran, Teori Penyipat
Datar, Teori Penyipat Sudut.

BAB III Memuat tentang Prosedur Pengukuran dan Langkah- langkah


Perhitungan, yang terdiri dari Penyipat Datar ( Waterpass ), Penyipat
Sudut ( Theodolit ).

BAB IV Memuat tentang Analisa, yang terdiri dari Data, Perhitungan Kesimpulan
dari penyipat datar ( Waterpass ), dan Data, Perhitungan, Kesimpulan
dari Penyipat Sudut.

BAB V Memuat tentang Penutup, yang berupa Kesimpulan dan Saran.

BAB II

TEORI

2.1 Teori Pengukuran


Pekerjaan Pengukuran dapat dibagi berdasar atas luas serta bentuk dari
daerah yang diukur yaitu:

 Geodesi ( Geodetic Survey )

 Ukur tanah datar ( Surveying )

Didalam bidang bidang ukur tanah datar ( surveying ) daerah yang dicakup
adalah kecil sehingga permukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar.
Berdasar atas keperluan atau tujuan dari pengukuran, maka dapat digolongkan
menjadi:

 Pengukuran Topografi ( Topographic Survey) : untuk memperoleh


gambaran dari permukaan tanah yang diukur, yaitu keadaan medan (
tinggi / rendahnya ), serta semua benda-benda / yang ada diatasnya.

 Pengukuran Kadaster ( Cadastral Survey ) : Pengukuran yang ada


hubungannya dengan pemilikan tanah, pihak tanah, balas tanah.

 Pengukuran Teknik Sipil ( Construction Survey ) : Pengukuran yang ada


hubunganya dengan pelaksanaan pembuatan bangunan gedung, jalan
raya, bendungan dan bangunan-bangunan lainnya.

 Fotogrammetri : Pengukuran dengan menggunakan foto udara.

 Pengukuran Hidrografi ( Hydrographic Survey ) : Pengukuran untuk


mendapatkan gambaran dari dasar laut, dataran, danau, sungai dan
bentuk-bentuk perairan lainnya.

2.2 Teori Penyipat Datar ( Waterpass )

Penyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik
atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan
serta ketelitian pengukuran yang dapat dilaksanakan. Pengukuran dengan alat
penyipat datar ini untuk penggambaran Long Section dan Cross Section. Alat yang
digunakan pada penyipat datar ini adalah Waterpass.

Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara
penempatan alat datar tergantung pada keadaan lapangan.

Warterpass adalah alat untuk mengukur arah horizontal dengan maksud untuk
mencari beda tinggi antara dua titik.

Jenis-jenis pengukuran sipat datar :


1. Menyipat datar memanjang, yang dibedakan menjadi : memanjang terbuka,
memanjang keliling ( tertutup ), memanjang terbuka terikat sempurna,
memanjang pergi pulang, memanjang double stand.

2. Menyipat datar profil, yang dibedakan menjadi : Profil memanjang dan profil
melintang.

3. Menyipat datar resiprokal.

4. Menyipat datar luas.

2.2.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Pada Perhitungan

a. Perhitungan jarak

D= (Ba-Bb ) X 100

Dimana : D = jarak datar

Ba = benang atas

Bb = benang bawah
b. perhitungan beda tinggi

∆h = Tp – Bt

Dimana : ∆h = Beda tinggi

Tp = b. Tinggi pesawat

Bt = Benang tengah

c. Koreksi beda tinggi

∆h Koreksi = ∆h ± ( D / ∑D X ∆H )

Dimana : ∆h Koreksi = koreksi beda tinggi

D / ∑D = jarakdatar / jumlah jarak

∑∆h = jumlah perhitungan beda tinggi

d. Perhitungan tinggi titik

H = Tp + ∆h koreksi

2.3 Teori Penyipat Sudut ( Theodolit )

Penyipat sudut merupakan alat ukur yang dapat menghitung koordinat dan
absisi dari titik yang diukur. Dan juga dapat menentukan luas suatu daerah.

Dengan alat ukur sudut, kita dapat mengukur sudut arah dua titik atau lebih dan
sudut curam terhadap bidang horizontal dan suatu yang vertical. Ada dua cara
pengukuran sudut:

1. Jaringan segitiga ( triangulusi )

2. Rangkai segi banyak ( Poligon ) terbuka dan tertutup

2.3.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Dalam Perhitungan

a. Cara koordinat

Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan


diperlukan data-data seperti: azimuth awal, sudut lurus ( baik sudut dalam maupun
luar ), Jarak horizontal dan ketinnggian.

Koordinat suatu titik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:


Rumus umum: Xn = X( n-1 ) + Dt( n- ).n sin α( n-1 ).n

Yn = Y( n-1 )+ Dt( n-1 ).n cos α( n-1).n

b. Perhitungan polygon tertutup (loop)

Ket :

α 1,2 : Azimuth awal

β: sudut dalam

Dt :jarak datar 1,2… : No. titik

Syarat geometri polygon tertutup ( untuk sudut dalam ) :

a. ∑ β : ( n-1 ).180°
b. ∑( Dt . Sin α ): 0
c. ∑( Dt . cos α ) : 0

Azimuth titik berikutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

An ( n+1 ) =[α ( n-1 ) n+180° ]- βn

Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
An ( n + 1 ) = Arc Tan . [ X ( n – 1 ) – Xn ]

Y ( n + ) – Yn

Kesalahan jumlah total sudut dalam untuk polygon tertutup :

f ( β ) = ( n-2 ) . 180° - Σβ

Koreksi sudut dalam ( Kβ ) diberikan secara merata kepada setiap titik

Kβ = fβ

Kesalahan linier jarak untuk absis ( fX ) dan ordinat ( fY )

( fX ) : Σ( Dt . sin α )

( fy ) : Σ( Dt . cos α )

Koreksi yang diberikan untuk absis ( KX ):

KX = Dtn ( fX )

ΣDt

Koreksi yang diberikan untuk ordinat ( KY ) :

KY = Dtn ( fy )

ΣDt

Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinatuntuk polygon adalah


sebagai berikut :

1. Besarnya kesalahan sudut dalam :

fβ = (n-2) . 180° - ∑β

2. Besarnya koreksi sudut dalam:

Kβ = fβ

3. Sudut dalam terkoreksi :

β'η = βη ± Kβ
4. Azimuth setiap titik polygon berikutnya :

( n + 1 ) = [ α ( n – 1 ) n ± 180° ] β'n

5. Kesalahan linier jarak untuk absisdan ordinat

( fX ) : ∑ ( Dt . sin α )

( fY ) : ∑( Dt . cos ∑ )

6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik :

Kxn : Dtn ( fx )

∑Dt

Kyn : Dtn ( fy )

ΣDt

7.Absis dan ordinat terkoreksi :

∆yn : ∑(Dt .sin α ) + Kyn

∆xn : ∑( Dt . cos α )

8. koordinat tiap titik polygon :

Xn = X ( n – 1 ) ± ∆yn

Yn = Y ( n – 1 ) ± ∆yn

c. Perhitungan tinggi titik untuk polygon tertutup

Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka
jumlah beda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0,
atau ∑∆h = 0.

Koreksi beda tinggi : Kh = ∑∆h

Tahapan perhitungan / koreksi tinggi titik polygon adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan beda tinggi :

Kh = ∆h1 + ∆h2 + ∆h3 + ∆h4…+ ∆hn

2. Beda tinggi terkoreksi :


∆h'n = ∆hn + [(Dtn)Kh]

∑Dt

3. Tinggi tiap titik

Hn =H ( n – 1 ) ± ∆h'n

BAB III

PROSEDUR PENGUKURAN

DAN LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN

3.1 Penyipat datar (waterpass)

3.1.1 Prosedur pengukuran

1.Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :

 Pesawat penyipat datar (waterpass)

 Statip (kaki tiga)

 Unting-unting

 Bak ukur (rambu ukur)

 Roll meter > Patok kayu dan paku

 Kompas

 Payung

2. menentukan lokasi pengukurann


3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran

4. Menentukantitik lokasi pengukuran pada sketsa yang ada

5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :

 memasang titik patok awal

 Memansang titik statip

 Memasang pesawat

 Memasang unting-unting

 Menyetel nipo

6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter

7. Menembak titik pengukuran pertama dengan sudut 0°

8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan

9. Membaca BA,BB dan BT pada bak ukur

10. Mengukur jarak antara pesawat dengan roll meter

11. Memutar alat ke titik selanjutnya dan melakukan hal yang sama pada point
9,10

12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11,12

3.1.2 Langkah-langkah perhitungan

1. Membuat tabel pengukuran

2. Mengisi data pengukuran

3. Mengolah data pengukuran berupa :

 Mencari jarak optis : D = (BA-BB)X100

 >Mencari beda tinggi : ∆h – Tpn – Btn

 Mencari tinggi titik koreksi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h pn

 Melakukan koreksi sudut : ∆h koreksi =∆h ±(D/∑DX∑∆h)


3.2 Penyipat Sudut (theodolit)

3.2.1 Prosedur Pengukuran

1. Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :

 Pesawat penyipat datar (waterpass)

 Statip (kaki tiga)

 Unting-unting

 Bak ukur (rambu ukur)

 Roll meter

 Patok kayu dan paku

 Kompas

 Payung

2. Menentukan lokasi pengukuran

3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran

4. Menentukan titik lokasi Pengukuran pada sketsa yang ada

5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :

 Memasang titik patok awal

 Memasang titik statip

 Memasang pesawat

 Memasang unting-unting

 Menyetel nipo

6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter

7. Mencari sudut horizontal 0°, kemudian menekan hold lalu menembak ketitik
pengukuran
8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan

9. Membaca BA, BB dan BT pada bak ukur

10. Mengukur jarak antara pesawat dengan rooll meter

11.Melepas hold pada pesawat lalu memutar alat ketitik selanjutnya dan
melakukan hal yang sama dengan point 9,10

12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11.

3.2.2 Lankah-langkah Perhitungan

1. Mencari tabel pengukuran

2. Mengisi data pengukuran

3. Mengolah data pengukuran berupa :

 mencari jarak optis : Do = (BA-BB) X 100

 Mencari beda tinggi : (BA_BB) X 100 X sin² α + Tps-BT

 Mencari elavasi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h

BAB IV

ANALISA

PERHITUNGAN SUDUT AZIMUTH ( Sudutu terhadap utara)


P0
P0
1730 01' 20''

> Nilai Azimuth, P0-P1 =

P1

> Nilai Azimuth, P1 – P2 = Azimuth awal ± x ( x = 1800 -1790 19' 00")

= 1800 01' 20" - 00 41' 00"

= 1720 20' 20"

U
> Nilai Azimuth , P2 – P3 = Azimuth awal ± x ( x = 2680 34' 20" - 1800)

= 1720 20' 20" + 880 34' 20"

= 2600 54' 40"

> Nilai Azimuth , P3 – P4 = Azimuth awal ± x ( x = 2690 13' 00" - 1800)

= 2600 54' 40" + 890 13' 00"

= 3500 07' 40"

> Nilai Azimuth , P4 – P1 = Azimuth awal ± x ( x = 2750 40' 40" -


1800)
= 3500 07' 40" + 950 40' 40"

= 3500 07' 40" + 950 40' 40"

= 850 48' 20"

U
1720 20' 20''

> Sudut dalam

= 1800 -1720
20' 20" + 850
48' 20"
930 28' 00''

P1

= 930 28' 00"

2650 48' 20''

Nilai Azimuth

= 1720 20' 20" + 930 28' 00"

= 2650 48' 20"


850 48' 20''

Kesalahan Sudut Dalam

 Sudut dalam = (n-2)x180-∑β

= (4-2)x180-3600 00' 00"

=0

∑β dalam

= P1 - P2 = 930 28' 00"

= P2 - P3 = 910 25' 40"

= P3 - P4 = 900 47' 00"

= P4 - P1 = 840 19' 20"

= 3600 00' 00"

Kesalahan Sudut Luar

 Sudut luar = (n+2)x180-∑β

= (4+2)x180-9920 47' 00"

= 6320 47' 00"

= 1580 11' 45"

∑β dalam

= P1 - P2 = 1790 19' 00"


= P2 - P3 = 2680 34' 20"

= P3 - P4 = 2690 13' 00"

= P4 - P1 = 840 40' 40"

= 9920 47' 00"

Perhitungan Jarak Horizontal

Rumus = D.Sin. dimana : d = jarak datar

= sudut azimuth

P1 – P2 42.381xsin 1720 20' 20" = 5.649

P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = 68.598

P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = -8.332

P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 71.948

Azimuth 232.814 = 0.667

Perhitungan Jarak Sudut Vertical

Rumus = D.cos. dimana : d = jarak datar

= sudut azimuth

P1 – P2 42.381xcos 1720 20' 20" = -42.002

P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = -10.974

P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = 47.878


P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 5.276

232.814 = 0.178

Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Horizontal

Rumus = d x J.Hor., dimana = d = jarak datar

d d = jumlah jarak datar

J. Hor. = jumlah jarak horizontal

P1 – P2 42.381 x 0.667 = 0.1214

232.818

P2 – P3 69.471 x 0.667 = 0.199

232.814

P3 – P4 48.598 x 0.667 = 0.1413

232.814

P4 – P1 72.142 x 0.667 = 0.2066

232.818

Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Vertical

Rumus = d x J.Vert,

P1 – P2 42.381 x 0.178 = 0.032


232.818

P2 – P3 69.471 x 0.178 = 0.053

232.814

P3 – P4 48.598 x 0.178 = 0.037

232.814

P4 – P1 72.142 x 0.178 = 0.055

232.818

Sudut horizontal

P0 – P1 = d x sin

= 75.979xsin1730 01' 20"

= 9.230

Sudut vertical

P0 – P1 = d xcos

= 75.979xcos1730 01' 20"

= -75.416

Perhitungan koordinat

 1000 sudut horizontal P0 – P1

1000 9.230 = 1009.23

 1000 sudut vertical P0 – P1


1000 – 75.416 = 924.584

Horizontal

P0 – X = 1000

P0 – P1 X = 1000+9.230 = 1009.23

P1 – P2 X = 1009.23 5.649 = 1014.879

P2 – P3 X = 1014.879 (-68.598)= 946.281

P3 – P4 X = 946.281 (-8.332) = 937.949

P4 – P1 X = 937.949 71.948 = 1009.89

Vertical

P0 – Y = 1000

P0 – P1 Y = 1000+(-75.416) = 924.584

P1 – P2 Y = 924.584 (-42.002) = 882.582

P2 – P3 Y = 882.582 (-10.974)= 871.608

P3 – P4 Y = 871.608 47.878 = 919.486

P4 – P1 Y = 919.468 5.276 = 924.762

Perhitungan Luas Areal

Rumus = L=0.5x{(X0xY1+Hn)-(Y0XX1+Hn)}
= (2688612.799)-(2577698.549)x0.5

= 0.5x110914.25

= 55457.125
4.1 Penyipat Datar (Waterpass)

4.1.1 Perhitungan pada waterpass

a. perhitungan jarak masing-masing patok

Rumus : D = (BA-BB) X 100

contoh perhitungan :

D P0-P1 = (1.420-1.380)X100 = 4.0m

D P1-P2 = (1.218-1.182)X100 = 3.6m

(perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data)

b. Perhitungan beda tinggi

rumus : ∆h = Tp-Bt

Contoh perhitungan :

∆h P0 – P1 = 1.33-1.400= 0.070

∆h P1 –P2 = 1.32-1.200 = 0.143

c. Perhitungan koreksi beda tinggi

Rumus : ∆h koreksi = ∆h ± (D/∑DX∑∆h)

(perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data)

d. Perhitungan tinggi titik (elevasi)

Rumus : Hpn = Hp yang diket +∆h pn koreksi

Contoh perhitungan :
Dirumuskan tinggi patok di P0 = 1.33m,

PENUTUP

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan karena hanya
denga pertolongan Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik,

kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. Didik Riyadi


Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang telah membimbing kami selama ini untuk mengerjakan
tugas yang di bebankan kepada kami, dari waktu pengambilan data di lapangan
(pengukuran) sampai dengan penyusunan laporan hingga selesai, dan kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas bantuan dan
kerjasamanya selama ini karena kami yakin bahwa tugas ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya kerjasama kita yang baik, walaupun kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini, itu
semua karena masih minimnya pengetahuan kami tentang Ilmu Pengukuran Tanah.
Tetapi kami berharap semoga hasil penulisan kami ini bias bermanfaat bagi teman-
teman pembaca untuk sedikit menambah pengalaman tentang Ilmu Pengukuran
Tanah, dan akhirnya kritik dan saran yan membangun dari teman-teman pemnaca
sangat kami harapkan untuk bahan referensi kami dalam mengerjakan outgas-tugas
selanjutnya.

KESIMPULAN

Setiap proses perhitungan dari satu titik ke titik yang lain ataupun dari perhitunga satu
keperhungan yang lain mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam
proses perhitungan pertama(langkah pertama) maka akan berakibat salah pula pada
berhitungan selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang kita lakukan bisa salah
hanya karena sedikit kesalahan pada langkah pertama.

Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan
pastikan itu benar, saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat
dibutuhkan guna untuk mendapatkan data yang akurat, usahakan setiap kali
melakukan pengukuran dikerjakan dengan teliti,hati-hati dan semaksimal mungkin
agar pada saat perhitungan tidak mendapatkan koreksi kesalahan yang terlalu besar.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

List Archive
 2012 (3)

 2011 (1962)

 2010 (296)

 2009 (82)
o Desember (16)
o November (58)
 saifudin, Download GRATIS cara beli emas batangan
 Agus, Affiliasi Itu Bukan MLM
 Agus, Kenali Bisnis Affiliasi : Bisnis Luar Biasa...
 Religi Arsitektur Kuliner Hibu...
 Akram Hafsi menambahkan Anda sebagai teman di Face...
 DAFTAR HARGA BAHAN BANGUNAN PASIR Pasi...
 Agus, Saya Habis Ketemu Para Jutawan!
 Agus, Apakah Ilmu SEO bisa diterapkan untuk sebuah...
 Agus, Mau 250 Video GRATIS Senilai 270 Dollar?
 Agus, 3 Info Hebat Untuk Anda!
 Sergey Nikitin telah menambahkan Anda sebagai tema...
 Agus, Hindari 8 Kesalahan Para Pemula!
 Laila Chabab mengonfirmasi Anda sebagai teman di F...
 | CITRA GSM | | Desain Arsitektur 2D & 3D ...
 Agus, Ini Enaknya Kalau Kita Jago SEO :)
 PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL
 PEMBANGUNAN GEDUNG MRP
 PEMBANGUNAN APAETEMEN
 Uji Coba ...
 Agus, Inilah Sikap Mental Pebisnis Sukses
 Anak Cina Sebelah Rumah
 MANAGEMEN KONSTRUKSI
 TEORI PERHITUNGAN TEODOLITH
 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG YANG MENYEBABKAN
TIMBULNYA...
 Al-Zaitun
 Rabu, 28 Februari 2007 - 06:41:45, Penulis...
 | CITRA GSM | ...
 Agus, FAKTA dan STATISTIK yang Menguntungkan!
 boring is now available in Google Docs
 Drag fields from the Field List and drop them on...
 ssexy blonde su cks a dog
 Agus, Selalu Lakukan Test Dan Ukur!
 avoid brunette indivisible prospector Great Three...
 masturbation terrorist spanking love roberts Happy...
 Agus, 1 Tehnik Terbaik Mendatangkan Banyak Kunjung...
 <!-- Insert HTML here --> CITRA GSM ...
 Reda Carlos mengonfirmasi Anda sebagai teman di Fa...
 Cinta Mutiara menulis di Dinding Anda...
 Agus, Bagaimana Cara Menentukan Target Pembeli?
 Agus, Sekilas tentang backlink!
 Agus, Ingin Google Mengenal Blog Anda?
 lacey lindsay love teen smoking in north carolina
 Agus, Kenapa Search Engine Optimasi Itu Penting?
 Latin Redhead With Huge Boobs Sucks Lotta Cock
 Rachel Roxxx Is Driving Her Car To A Bar And Flash...
 Agus, Ini 8 Tips Memilih Nama Domain
 http://www.google.co.id/search?hl=jw&q=memek+kamu+...
 Web Gambar - gambar Paguyuban Kabeh Topik ...
 Agus, Berbagai Cara Promosi, Dan Bedanya Dengan Se...
 bondage flashers xxx beach couple
 Agus, Terimakasih dan ini Link Downloadnya!
 function setAttributeOnload(object, attribute...
 <!-- document.write ('Langsung Ke Isi') --> ...
 <!-- document.write ('Langsung Ke Isi') --> ...
 Mulusnya Kakak Pacarku
 3 Cewek Cantik
 free nipple graft drunk sex freckles
o Oktober (6)
o Mei (2)

 2008 (10)

Arcive
 Berita (14)
 Foto Tiara TErbaru (1)
 Fotonya tiara yang terbaru (1)
 Tiara Umur 3.9 bulan (1)
 Trik Regristy Windows XP (1)
citragsm1 citragsm2 CV. Khasana Tama Citragsm3 download software
My.Facebook Web Master

Blogger Touch
c

Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться