Вы находитесь на странице: 1из 3

KONJUNGTIVITIS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD dr. H. ANDRI
PUSKESMAS NIP.19821229 201101 1
LOSARANG 002

1. 1.Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat di sebabkan oleh


mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi, atau reaksi alergi. Konjungtivitis
ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini
dapat menyerang semua umur.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani penderita
konjungtivitis agar dapat ditangani sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan di Indonesia
3.Kebijakan
4.Referensi 1) Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer. PB-IDI, 2017
2) Keputusan menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
Tentang panduan praktiik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama
5.Prosedur / 5.1 Hasil anamnesis (Subjektiv)
Langkah-langkah Keluhan
Pasien dating dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal dan
berair kadang disertai secret. Keluhan tidak disertai penurunan tajam
penglihatan.

Faktor risiko
1. Daya tahan tubuh yang menurun
2. Adanya riwayat atopi
3. Penggunaaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
4. Hygiene personal yang buruk

5.2 Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana


(Objektif)
Pemeriksaan fisik
1. Visus normal
2. Injeksi konjungtival
3. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
4. Eksudasi ; eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen
tergantung penyebab
5. Pada konjuntiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil raksasa,
flikiten, membrane, atau pseudomembran
Pemeriksaan penunjang
1. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan pewarnaan Gram
atau Giemsa
2. Pemeriksaan sekret dengan pewarnaan biru metilen pada kasus
konjungtivis gonore

5.3 Penegakan diagnosis (Assesment)


Diagnosis Klinis
1. Konjungtivitis bakterial : Konjungtiva hiperemis, secret purulen
atau mukopurulen dapat disertai membrane atau pseudomembran
di konnjungtiva tarsal. Curigai konjungtivitis gonore, terutama
pada bayi baru lahir, jika ditemukan konjungtivitis pada dua mata
dengan sekret purulen yang sangat banyak.
2. Konjungtivitis viral : konjungtiva hipermis, sekret umumnya
mukeserosa, dan pembesaran kelenjar preaurikular.
3. Konjungtivitis alergi : konjungtiva hiperemis, riwayt atopi atau
alergi, dan keluhan gatal.

Komplikasi
keratokonjuntivitis

5.4 Rencana penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Pemberian obat mata optikal
1. Pada infeksi bakteri : kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali
sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.
2. Pada alergi : flumetolon tetes mata 2 kali sehari selama 2 minggu.
3. Pada konjungtivitis gonore : kloramfenikol tetes mata 0,5-1%
sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan
50.000π/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada
sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
4. Pada konjungtivitis viral : salep Acyclovir 3% 5 kali sehari selama
10 hari.
Pemeriksaan Penunjang lanjut
Umumnya tidak diperlukan, kecuali pada kecurigaan konjungivitis gonore,
dilakukan pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.

Konseling dan Edukasi


1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
2. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya.
3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.

Kriteria rujukan
1. Jika terjadi komplikasi pada kornea
2. Bila tidak ada respon perbaikan terhadap pengobatan yang
diberikan
Peralatan
1. Lup
2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Gram

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
6.Diagram Alir 5.1 Anamnesis (subjektif)

5.2 Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penujnang sederhana (Objektif)

5.3 Penegakan Diagnosis (Assesment)

5.4 Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


7.Unit terkait - Pendaftaran
- Dokter
- Tenaga Kesehatan
- Rekam Medis

Вам также может понравиться