Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak diingkan dan

terjadi pada saat melakukan pekerjaan. Menurut data internasional setiap 15

detik seorang pekerja dapat meninggal akibat dari kecelakaan kerja atau

Penyakit Akibat Kerja(PAK). Setiap hari, 6.300 orang meninggal akibat

kecelakaan kerja atau Penyakit Akibat Hubungan Kerja(PAHK) dan lebih

dari 2,3 juta pekerja meninggal setiap tahunnya. Proses pekerjaan harus

terhenti dalam jangka waktu yang panjang akibat dari kejadian kecelakaan

kerja. Angka kecelakaan akibat kerja yang cukup tinggi yaitu sampai 3,7

juta kejadian. Pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja yang buruk

dapat menurunkan 4(empat) persen produk domestic bruto setiap tahunnya

sehingga masyarakat mengalami masalah perekonomian yang

mengakibatkan sulitnya mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

International Labour Organization (ILO) bertujuan untuk menciptakan

kesadaran di seluruh dunia dari dimensi dan konsekuensi yang berhubungan

dengan kecelakaan akibat kerja, cedera dan penyakit dan untuk

menempatkan kesehatan dan keselamatan semua pekerja dalam agenda

internasional dan untuk merangsang dan mendukung tindakan praktis di

semua tingkatan.(ILO,2016 diakses 1 Oktober 2016).


1
2

Di Indonesia jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada tahun 2011-

2104 yang paling tinggi pada tahun 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan

kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910).

(Kemenkes RI, 2015 diakses 18 Juli 2016)

Di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan kabupaten

Sleman khususnya, kasus kecelakaan kerja relatif tinggi. Bahkan, secara

kuantitatif selama empat tahun terakhir terus mengalami kenaikan, dan

kasusnya di atas 100 kejadian. Sehingga belum bisa mewujudkan zero

accident. Data Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman

menyebutkan, kecelakaan kerja hingga Oktober 2013 mencapai 143

kejadian. Angka ini, meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu

134 kasus atau naik sembilan kasus. (http://daerah.sindonews.com).

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja(SMK3) merupakan salah satu cara untuk menurunkan angka Penyakit

Akibat Kerja(PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja(PAHK) ,dan

Kecelakaan Kerja(KK). Menurut Sucipto(2014), penerapan SMK3

mempunyai banyak manfaat bagi industri yaitu mengurangi jam kerja yang

hilang akibat kecelakaan kerja,menghindari kerugian material dan jiwa

akibat kecelakaan kerja, menciptakan tempat kerja yang efisien dan

produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja,meningkatkan

image market terhadap perusahaan, menciptakan hubungan harmonis bagi

karyawan dan perusahaan.

Universitas Respati Yogyakarta


3

Sistem Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3)

sebagaimana terdapat pada PP No.50 tahun 2012 , adalah bagian dari sistem

manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

dibutuhkan bagian pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan

pemeliharaan kebijakan. Dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja agar terciptanya tempat kerja yang aman,

efektif,efisien,dan produktif. Bukan hanya pemerintah namun SMK3 juga

merupakan tanggung jawab masyarakat,pasar dan dunia internasional serta

yang paling utama adalah perusahaan maupun pengusaha yang sudah harus

mulai melestarikan penerapan SMK3 pada perusahaan terutama perusahaan

dengan resiko tinggi dengan tujuan pekerja mendapatkan haknya supaya

bisa memenuhi kewajibannya begitupun sebaliknya. Selain itu penerapan

SMK3 juga memberikan dampak yang baik terhadap dunia industri.

(Sucipto,2014)

Di era globalisasi seperti sekarang ini penerapan SMK3 sangat

penting untuk diterapkan karena mencakup kebutuhan pekerja sesuai

dengan undang-undang ketenagakerjaan. Selain itu, kecelakaan kerja juga

sangat banyak terjadi terutama di Indonesia,dimana angka kecelakaan kerja

yang terjadi meningkat setiap tahunnya. Banyak perusahaan-perusaahan di

Indonesia yang belum menerapkan SMK3 dikarenakan penggunaan SMK3

lebih diberatkan pada cost(biaya).

Universitas Respati Yogyakarta


4

SMK3 wajib diterapkan di perusahaannya, kewajiban sebagai mana

yang dimaksud dijelaskan pada Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012

pasal 5 ayat 2 yaitu memperkerjakan pekerja atau buruh paling sedikit

100(seratus) orang, atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012 pasal 6 dijelaskan bahwa SMK3

sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 1 meliputi : penetapan kebijakan

K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3,pemantauan serta evaluasi

K3 dan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

PT. Mega Andalan Kalasan (MAK), merupakan suatu perusahaan

swasta di Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur dan engineering,

fokus pada produk perlengkapan rumah sakit. Produk yang dihasilkan

meliputi tempat tidur pasien,troli,kursi roda, furniture kamar pasien, meja

operasi, meja pemeriksaan, rak dan lemari, tempat tidur lipat dan lain

sebagainya. Produk tersebut sudah diekspor ke mancanegara seperti di Asia

Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, Australia, dan Eropa. PT. MAK

sudah menerapkan sertifikasi Internasional yaitu ISO 9001:2008 tentang

jaminan mutu, ISO 14001:2004 tentang manajemen lingkungan, OHSAS

18001:2007 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(mak-techno.com, 2014 diakses 18 Juli 2016).

PT. MAK memiliki jumlah pekerja tetap 470 orang dan pekerja

kontrak 250 orang, sehingga total keseluruhan pekerja 720 orang. Para

pekerja di perusahaan memiliki pendidikan minimal Sekolah Menengah

Atas (SMA)/sederajat dibagian produksi, sehingga pekerja memiliki

Universitas Respati Yogyakarta


5

pendidikan yang seragam dan minimal pengetahuan yang didapatkan sama.

Pada produksi Divisi Hospital Equipment (HE), terdapat 4 Unit

yaitu Unit Welding, Unit Pre Treatment & 5 Painting, Unit Assembling, dan

Packing.

Perusahaan memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007 di Unit Pre

Treatment dan Painting, karena dengan alasan unit tersebut memiliki tingkat

potensi bahaya lebih tinggi daripada unit lainnya. (Abidin,dkk 2015 diakses

5 Agustus 2016).

Berdasarkan hasil study pendahuluan PT.MAK memiliki

kekurangan mengenai komitmen dan kebijakan mengenai penerapan

SMK3. Berdasarkan inspeksi yang dilakukan masih banyak temuan negatif

di pabrik seperti kurangnya komitmen atasan mengenai penyediaan Alat

Pemadam Api Ringan(APAR) disetiap 15 m pada ruangan produksi,tidak

tersedianya hydrant diperusahaan, instalasi listrik yang kurang aman karena

keadaan kabel yang terbuka. Dengan demikian PT.MAK wajib menerapkan

SMK3 berdasarkan PP.No.50 tahun 2012 karena jumlah karyawan lebih

dari 100 orang dan resiko yang tinggi. Selain itu, meskipun PT.MAK sudah

menerapkan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001 tetapi tetap diwajibkan

menerapkan SMK3 berdasarkan PP.No.50 tahun 2012 karena peraturan

tersebut merupakan standar nasional yang wajib diterapkan di Indonesia.

Dalam uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah penerapan

SMK3 di PT.Mega Andalan Kalasan sudah sesuai dengan prinsip dasar

Universitas Respati Yogyakarta


6

penerapan SMK3 dan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang

penerapan penerapan SMK3.

B. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

a. Untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja(SMK3) dengan acuan PP No.50 Tahun 2012 dan

prinsip dasar sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja(SMK3) di PT.MAK tahun 2016

2. Tujuan khusus

b. Untuk mengetahui penetapan kebijakan K3 dengan acuan PP No.50

Tahun 2012 di PT.MAK tahun 2016.

c. Untuk mengetahui perencanaan K3 dengan acuan PP No.50 Tahun

2012 di PT.MAK tahun 2016.

d. Untuk pelaksanaan rencana K3 dengan acuan PP No.50 Tahun 2012

di PT.MAK tahun 2016.

Universitas Respati Yogyakarta


7

C. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) dengan

prinsip dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3)

dan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 di PT.Mega Andalan Kalasan

tahun 2016?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti

dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan di

perusahaan dalam penerapan SMK3 yang lebih baik dan sebagai

acuan dalam evaluasi penerapan SMK3 diperusahaan

b. Bagi Pemerintah dibidang ketenagakerjaan

Dengan hasil dari penelitian ini,diharapkan pemerintah lebih

menegakan peraturan dan meningkatkan pengawasan mengenai

penerapan SMK3 untuk manajemen K3 dan meningkatkan derajat

kesehatan untuk pekerja.

Universitas Respati Yogyakarta


8

c. Bagi Pekerja

Penelitian ini dapat memberi informasi tentang keselamatan dan

kesehatan kerja yang sangat penting diterapkan pada suatu institusi

perusahaan dan kegiatan sehari-hari yang beresiko.

d. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menambah daftar kepustakaan Universitas

Respati Yogyakarta yang dapat digunakan sebagai acuan dan

referensi.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan dasar untuk

penelitian selanjutnya.

Universitas Respati Yogyakarta

Вам также может понравиться