Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk
mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur
ruang wilayah (Renstra Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga
pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi yaitu : tujuan pembangunan dan
dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pasti
menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak
negatif, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan pembangunan
untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif
terhadap lingkungan yang minimum.
Para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang terdiri dari pemerintah
sebagai pemilik (owner) sekaligus pembuat kebijakan (policy maker),
pengusaha/kontraktor sebagai penyedia jasa dan lembaga swadaya masyarakat
(LSM) yang peduli terhadap infrastruktur jalan dan jembatan, haruslah bersama-
sama melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembangunan sehingga infrastruktur
jalan dan jembatan yang dibangun tersebut tidak hanya berfungsi sebagaimana
mestinya tapi juga berwawasan lingkungan sehingga produk infrastruktur yang
dihasilkan ramah terhadap lingkungan.
Pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan dan pedoman yang
mengatur masalah pembangunan jalan dan jembatan yang berwawasan
lingkungan, Dalam implementasi di lapangan peraturan dan pedoman tersebut
telah dimasukkan dalam pasal syarat-syarat kontrak, sehingga kontraktor sebagai
penyedia jasa wajib melaksanakan pasal – pasal tersebut.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, artikel ini
bertujuan untuk membahas pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
berwawasan lingkungan sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan.
Pembahasan akan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengoperasian
dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan serta bagaimana
pelaksanaannya di Indonesia.
1.4 Manfaat
Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para stakeholder
bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
berwawasan lingkungan, sehingga kegiatan pembangunan tersebut tidak hanya
untuk pembangunan semata, tapi juga dalam rangka pelestarian lingkungan. Bagi
masyarakat luas, artikel ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman
bagaimana seharusnya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
dilaksanakan sehingga tidak merusak lingkungan, dan pada akhirnya dapat
tercipta apa yang disebut dengan pembangunan yang berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang
Berwawasan Lingkungan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki taraf hidup masyarakat, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan
ekonomi, industrialisasi dan modernisasi. Namun dalam pelaksanaan khususnya
pada pembangunan yang bersifat fisik seringkali para pihak yang terlibat
mengabaikan masalah lingkungan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan.
Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, masalah
lingkungan tidak terlalu diperhatikan, baik pada saat perencanaan maupun pada
saat pengoperasiannya, hal ini karena pihak- pihak yang terlibat dalam kegiatan
pembangunan tersebut lebih mengutamakan hasil atau produk dari pembangunan
itu sendiri, sementara dampaknya terhadap lingkungan masih diabaikan. Pada
dasarnya kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan pasti
mengakibatkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak
negatif, sebagai contoh pembangunan jalan pada daerah yang tidak stabil dapat
mengakibatkan kejadian tanah longsor yang efeknya bahkan lebih besar daripada
penebangan hutan (Sumarwoto et.al,2001). Agar pembangunan infrastruktur jalan
dan jembatan yang dilaksanakan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan atau
setidaknya meminimalisasi dampaknya terhadap lingkungan maka pembangunan
tersebut harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang
baik dari sudut pandang ekologi atau lingkungan, dengan kata lain adanya
keharmonisan dengan alam (Mustika,2006). Untuk dapat mewujudkan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan,
maka dalam setiap tahapan pembangunan harus memperhitungkan dampaknya
terhadap lingkungan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan
sendirinya akan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development).
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dalam Pembangunan
Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Kebijakan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
berwawasan lingkungan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 69/PRT/M/1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL Proyek Bidang Pekerjaan
Umum, yang pada prinsipnya mengatur semua aspek lingkungan pada seluruh
siklus pembangunan proyek bidang pekerjaan umum, termasuk proyek
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.
Siklus pembangunan proyek infrastruktur jalan dan jembatan terdiri dari 8
(delapan) kegiatan (Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan,DPU,2006) yaitu :
1. Perencanaan umum
2. Pra studi kelayakan
3. Studi kelayakan
4. Perencanaan teknis
5. Pra konstruksi
6. Konstruksi
7. Pasca konstruksi
8. Evaluasi pasca konstruksi
Sumber : Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, DPU
Gambar 2.1 Bagan Integrasi Pertimbangan Lingkungan dalam Siklus
Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan.
Tabel 2.1 Kriteria Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang Wajib
dilengkapi dengan AMDAL atau RKL dan RPL.
( Berdasarkan skala / besaran rencana kegiatan )
2. Jalan raya
a. Pembangunan/peningkatan jalan Panjang ≥ 5 km
Luas ≥ 5 Ha
dengan pelebaran di luar Damija
Panjang ≥ 10 km
Luas ≥ 10 Ha
Di kota besar/metropolitan :
Panjang, atau 1 km ≤ panjang < 5 km
Panjang ≥ 30 km
Luas pembebasan tanah 2 Ha ≤ luas < 5 Ha
Di kota sedang
Panjang, atau
Luas pembebasan tanah 3 km ≤ panjang < 10 km
Pedesaan/antar kota -
Panjang 5 Ha ≤ luas < 10 Ha
Di kota besar/metropolitan
(Jalan arteri atau kolektor)
Panjang ≥ 10 km
Jembatan
a. Pembangunan jembatan di kota
besar / metropolitan
b. Pembangunan jembatan di kota
3. sedang / lebih kecil
Panjang ≥ 20 m
Panjang ≥ 60 m
*) : Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001
**) : Berdasarkan Kepmen Kimpraswil No. 17/KPTS/2003
Catatan :
Kota metropolitan : Jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa
Kota besar : Jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 jiwa
Kota sedang : Jumlah penduduk 200.000 – 500.000 jiwa
Kota kecil : Jumlah penduduk 20.000 – 200.000 jiwa
Kota di pedesaan : Jumlah penduduk 3000 – 20.000 jiwa
f. Tahap konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi terutama pekerjaan teknik sipil, meliputi
pekerjaan tanah, struktur jalan atau jembatan, bangunan pelengkap dan
perlengkapannya. Penerapan pertimbangan lingkungan pada tahap ini adalah
pelaksanaan dan pemantapan RKL dan RPL tahap konstruksi, untuk menangani
semua dampak yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan konstruksi, seperti erosi,
pencemaran udara, kebisingan, gangguan pada prasarana umum dan utilitas di
areal proyek dan sebagainya.
Tabel 2.2 Potensi Dampak Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan dan
Alternatif Pengelolaannya.
Kegiatan yang Prakiraan Dampak Alternatif Pengelolaan
Menimbulkan Yang Timbul Lingkungan
Dampak
Persiapan Pekerjaan
a. Kecemburuan sosial a.1. Tenaga kerja lokal
Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja diprioritaskan
a.2. Sosialisasi pada penduduk
lokal
b.1. Pemberian informasi
b. Peningkatan kesempatan
tentang tenaga kerja yang
kerja (dampak positif)
diperlukan
b.2. Pelatihan tenaga kerja local
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penghijauan
Konstruksi a. Gangguan pada flora dan
b. Penyiraman
a. Di lokasi proyek fauna c. Pembuatan tanggul atau
1. Pembersihan dan b. Pencemaran udara
drainase sementara untuk
c. Pencemaran air permukaan
penyiapan lahan
pengendalian air larian
d. Pemindahan dan perbaikan
utilitas
d. Gangguan pada utilitas
a. Penyiraman secara berkala
b. Pembuatan tanggul atau
drainase sementara untuk
a. Pencemaran udara (debu) pengendalian air larian
b. Pencemaran air c. Pembuatan sistem drainase
2. Pekerjaan tanah (galian /
timbunan)
d.1. Perkuatan tebing
d.2. Pengendalian air tanah
c. Gangguan pada aliran air
e. Penataan lansekap
tanah dan air permukaan
d. Gangguan stabilitas
2. Pengambilan material di
a. Penyiraman secara berkala
quarry sungai a. Pencemaran udara (debu)
b. Perawatan kendaraan
b. Kebisingan
c. Pemeliharaan/perbaikan
c. Kerusakan badan jalan
d. Gangguan lalu lintas jalan
d. Pengaturan lalu lintas
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan :
1. Kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan berpotensi
menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga setiap siklus kegiatan perlu
adanya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan.
2. Perlu adanya kesadaran pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
kontrak konstruksi, baik pihak proyek (owner) maupun penyedia jasa
(kontraktor) dalam pengelolaan lingkungan pada pelaksanaan konstruksi jalan
dan jembatan.
3. Pengelolaan lingkungan di bidang jalan dan jembatan perlu ditunjang
penguatan kapasitas institusional dan sumberdaya manusia
DAFTAR PUSTAKA
____________ 2001. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun
2001, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi
dengan AMDAL. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
____________ 2003. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 17/KPTS/M/2003,
tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman
dan Prasarana Wilayah yang Wajib dilengkapi dengan UKL dan UPL.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
____________ 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011,
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa Konsultasi. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
____________ 2010. Spesifikasi Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.
Sumarwoto, O. 2001. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Bandung.
Manik, K.E.S, 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bandar Lampung.
Michell, B., Setiawan, B. dan Rahmi, D.H. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan. Yogyakarta.
____________ 2006, Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan No. 08/BM/05. Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
____________ 2009, Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bidang Jalan No. 010/BM/2009. Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
____________ 2009. Pedoman Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bidang Jalan No. 011/BM/2009. Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
____________ 2005. Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan No.
Pd T-19-2005-B. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Suratmo, F. Gunawan. 2009. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta
Mustika, S. 2006. Pembangunan Berwawasan Lingkungan dalam Usaha Menjaga
Kelestarian Lingkungan Hidup. Bulletin BPKSDM, Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Departemen Pekerjaan Umum
Edisi III 2006. Jakarta.
____________ 2001. Environmental Awarenes for Civil Construction Projects.
Transport South Australia. Walkerville SA.