Вы находитесь на странице: 1из 11

A.

Sistem Hormon
Hormon berasal dari kata homaein yang berarti menggiatkan atau memacu. Hormon di
bentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi menunaikan fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon
di hasilkan oleh kelenjar endokrin dan masuk pada system peredaran darah.Hormone merupakan
senyawa protein atau senyawa steroid.
Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, keseimbangan interna reaksi terhadap stress, serta tingkah laku.
Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit di perlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang
sangat luas.
Hormone di keluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada
kelenjar yang cocok. Contohnya, sekresi adrenalin dan medula adrenal terjadi karena stimulas
dari system saraf simpatetik atau karena adanya substansi tertentu dalam darah, misalnya:
1. Hasil-hasil metabolism, contohnya lepasnya insulin dari pancreas distimulasi oleh
tingginya glukosa dalam darah.
2. Hormon lain yang di sekresikan oleh lobus anterior kelenjar pituitari.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan
bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,
termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular.Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon
yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.Molekul hormon dilepaskan
langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon
(ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau
difusi ke sel target.Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya
masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu
bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.Hormon adalah
zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon
mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.Pengaruh
hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa
tahun.Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak
dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah.Hormon dari
kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ
tertentu.Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh,
namun hanya sel atau jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon
tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
B. Jenis-jenis Kelenjar Hormon pada Manusia
1. Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang selatursika di bagian tegah tulang
baji.Ukurannya kurang lebih sebesar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus
anterior(depan),intermediet (tengah), dan posterior (belakang). Lobus intermidiet terdapat dalam
kelenjar pituitari bayi, sedangkan pada orang dewasa hanya merupakan sisa saja.
Meskipun berukuran kecil, hipofesis memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh
sehingga sering di sebut master of glands.
Berikut ini akan di bahas tentang kelenjar hipofesis bagian anterior, posterior, da
intermediet.
a. Kelenjar Hipofesis Anterior
Kelenjar hipofesis anterior merupakan penghasil hormon yang paling beranika ragam dan
mempengaruhi bermacam-macam organ.
Hormon di perlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi suatu hormon kurang atau berlebihan
akan membawa akibat yang tidak di inginkan. Misalnya jika produksi hormon somatotrof terlalu
berlebihan (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Apabila
hipersekresi hormon somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan ujung-
ujung tulang kea rah samping(akromegali). Sebaliknya, jika produksi hormon somatotrof terlalu
sedikit (hiposekresi) maka akan menyababkan terhambatnya pertumbuhan atau kekerdilan
(dwarfisme).
b. Kelenjar hipofesis posterior dan intermediet
Hipofisis bagian tengah hanya menghasilkan melanocyte stimulating
hormone (MSH).MSH mempengaruhi warna kulit individu.
2. Kelenjar Epifisis
Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas.Hingga saat ini belum dapat di ketahui
dengan pasti hormon yang di hasilkan dan pengaruhnya.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah
jakun dan terdiri dari dua lobus. Hormon terpenting yang di sikresikan kelenjar tiroid adalah
tiroksin.Tiroksin terdiri dari asam amino yang mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan gejala hipermetabolisme atau di
sebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak
teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus).Hipotiroid (kekurangan hormon tiroid)
sebelum dewasa menyebabkan kretinisme (kerdil), penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan
fisik dan mental yang normal.Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan
gejala laju metabolism rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut
rontok.
4. Kelenjar Anak Gondok (Glandula Paratiroid)
Kelenjar ini mensekresikan hormon yang di namakanparathormon (PTH).Kelenjar anak
gondok terdiri dari empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar
tiroid.Peranan hormon ini adalah untuk metabolism kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan gejala kekejangan otot, sedangkan
hiperparathormon menyebabkan kelainana pada tulang, seperti rapuh, bentuk abnormal, dan
mudah patah.Selain itu, kelebihan Ca2+ yang apabila diekskresikan dalam air seni bersama ion
fosfat dapat menyebabkan batu ginjal.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6. Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas tiap ginjal. Kelenjar ini
kaya akan persediaan darah. Baik secara anatomi atupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua
bagian yang berbeda.Bagian luar di sebut korteks adrenal dan bagian dalam di sebut medulla
adrenal.Bagian medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin).Adrenalin berpengaruh
terhadap penyempitan pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah dan denyut
jantung meningkat, mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Bersama
hormon insulin (secret dari kelenjar pancreas), adrenalin mengatur kadar gula dalam darah
sampai 0,1 persen.
Bagian korteks (bagian luar) mensekresikan hormon kortin (kortison dan deoksikortison).
Kekurangan hormon ini menyebabkan penyakit Addison, yang gejalanya antara lain tekanan
darah rendah dannafsu makan hilang. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada penderita.
7. Kelenjar Langerhans (Pancreas)
Pulau-pulau Langerhans adalah sekelompok sel yang tersebar di seluruh pankreas dan
kaya akan pembuluh darah. Kelenjar Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga
mengurangi kadar gula dalam darah. Glucagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin dapat menagakibatkan diabetes mellitus (kencing manis) akibat
kenaikan kadar gula dalam darah.
8. Kelenjar Kelamin
Testis meupakan kelenjar kelamin laki-laki yang mengandungsel leydig.Sel-sel leydig
menghasilkan hormone testoteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada laki-
laki.Misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah-
daerah terentu (kumis, janggut, cambang). Di samping itu, testosterone juga mempengaruhi
proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang mensekresi
hormonestrogen dan progesterone.Kedua hormon ini berpengaruh terhadap pertumbuhan
kelamin sekunder pada wanita.Misalnya membesarnya payudara dan pinggul, serta di mulainya
menstruasi.
9. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi merangsang
sekresi getah lambung. Kelenjar pada usus memproduksi hormon sekretin yang berfungsi
merangsang sekresi getah pancreas dan hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah
empedu.
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah
utnuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi (organ target) umumnya terletak
jauh dari tempat hormon tersebut dihasilkan. Misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimulating
hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipolisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu di ovarium.
Tetapi dalam hal hormon pertumbuhan kekhususan organ target menjadi kabur karena sebab hormon
pertumbuhan mempengaruhi berbagai jenis jaringan dalam badan.

Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi. Tetapi beberapa hormon
karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak berfungsi untuk manusia seperti hormon
pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing hormone). Cara lain untuk menghasilkan hormon alami dengan
rekayasa genetik. Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi rangkaian
asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang diinginkan.

Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog hormon sangat mirip
dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab
mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa
kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih
panjang.

Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi maupun kerja hormon pada
reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi utama hormon adalah untuk terapi pengganti kekurangan
hormon misalnya pada hipotiroid. Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam
keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun. Pemberian hormon eksogen/ dari luar
yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.

BAB III
PEMBAHASAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi
mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke
dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai
kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel
(Faisal, 2011).

Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh (glandula endrokrin) yang
langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan
mengatur fungsi fisiologisnya (Sturkie, 1987).

Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang ditentukan
secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat
atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964).

 Ciri- ciri dari hormon adalah:

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil.
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel
target berlainan (Faisal, 2011).

 Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada organ sasaran :

1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.


2. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).
3. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda dengan letak reseptornya.
4. Kecepatan degradasi hormon.
5. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.
6. Jarak
Perubahan dari salah satu faktor di atas merupakan perubahan dari jumlah aktivitas pada organ sasaran.
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi
reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

 Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:

1. Golongan Steroid → turunan dari kolestrerol.


2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.
3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil → Thyroid, Katekolamin.
4. Golongan Polipeptida/Protein → Insulin, Glukagon, GH, TSH.

 Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon:

1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak


2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

 Berdasarkan lokasi reseptor hormon:

1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler


2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

Berdasarkan sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok hormon yang menggunakan
kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP, Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator
intraseluler (Wijaya, 2008).

Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary, thyroid, parathyroid,
pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula dan korteks), gonad (ovari dan testes), thymus,
dan membrana mukosa usus.

1. Hypothalamus
Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula pytuitaria (salah satu kelenjar
endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur lainnya yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus
berbatasan pada bagian anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Bagian posterior dengan mammilary bodies
b. Bagian dorsal dengan thalamus
c. Bagian ventral dengan sphenoid bone

 Hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus :

a. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH dan FSH.


b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.
c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan ACTH.
d. Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan STH.
e. Somatotropin Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi STH yang keluar.
f. Prolactin Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.
g. Prolactin Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin keluar.

Pada kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar hypothalamus berfungsi untuk
menstimulasi adenohypophysys untuk melepaskan hormon-hormonnya (Ensminger, 1992 : Kartasudjana,
2006).

2. Hypophysis (Glandula Pituitaria)


Glandula pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan oleh karena itu sering disebut sebagai master control glands.
Sebagai kelenjar endokrinon. Kelenjar hypophisa terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang
dikenal sebagai sella turcica. Kelenjar tersebut mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon, beberapa
diantaranya berhubungan langsung dengan reproduksi.

Glandula pituitaria (hypophisis) merupakan suatu kelenjar yang rangkap yang terdiri dari:
1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu kantong yang terbentuk pada
atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

 Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.


 Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.
 Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan ovulasi.
 Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama birahi dan waktu
ovulasi ternak sapi, domba, babi, dan kuda.
 Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan spermatogenesis pada unggas
jantan.

b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

 Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).


 Merangsang pertumbuhan corpus luteum.
 Penting untuk proses ovulasi.
 Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.
 Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk memproduksi estrogen.
 Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan ovulasi.
 Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian stigma agar
terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.

c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

 Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam corpus hemorragicum untuk
membentuk corpus luteum dan pembentukan progesterone oleh corpus luteum.
 Mempertahankan fungsi corpus luteum.
 Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi susu tembolok pada
merpati.

d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

 Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.


 Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.
 Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .

e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

 Stimulasi adrenal cortex.


 Pelepasan adreno corticoid.
f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi:

 Memegang peranan dalam perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).

2. Lobus posterior yang berasal dari encephalon.


a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

 Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica ellia (kantong
empedu).
 Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.
 Pengurangan sekresi urin.

b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:

 Menimbulkan kontraksi uterus.


 Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

3. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang merupakan lobus yang
berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi
koloid dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).

Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang berfungsi:


a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
menambah irama jantung.
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen
akibat metabolisme.
f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.
g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan warna (Ensminger, 1992).

4. Parathyroid
Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh
karenanya kelenjar parathyroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells
dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon parathyroid atau parathormon disingkat PTH.

Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone), yang berfungsi PTH mempertahankan
resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan
vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon
ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3
dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.

5. Pancreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon antagonistik merupakan hormon yang
menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun,
pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi
menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut (Anonim, 2011).
Kelenjar pancreas menghasilkan hormon:

a. Hormon Glucagon. Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen hepar, dan efeknya pada
metabolisme karbohidrat. Kerja hormon glucagon berlawanan dengan hormon insulin.
b. Hormon Insulin. Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga apabila
kekurangan insulin akan menyebabkan diabetes mellitus. (Kartasudjana, 2006).

Pada hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian tubuh, seperti:
• Efek pada hati
• Efek pada otot
• Efek pada lemak

6. Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar
suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan
pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan,
nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau
dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa
darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak
mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri (Faisal, 2011).

Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan tipe hormon steroid. Hormon
aldosterone berfungsi untuk metabolisme elektrolit dan air. Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua kelenjar,
yaitu kelenjar cortex dan kelenjar medulla.

a. Cortex. Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines. Berfungsi untuk metabolism


karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Medulla. Menghasilkan hormon:
• Adrenaline (Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf simpstetik.
• Noradrenalisne (Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf.
(Kartasudjana, 2006).

7. Thymus
Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah tracea. Pada anak-anak kelenjar ini
agak besar, tetapi pada waktu pubertas antara 12-17 tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.

Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini, pada tikus, thymus membentuk suatu
substansia yang akan memasuki kelenjar-kelenjar lymphe dan menimbulkan terbentuknya lympocit. Fungsi
lain dari thymus yaitu berperan dalam menimbulkan imunitas.

8. Membrana Mukosa Usus


Membrane mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum tenue menghasilkan beberapa hormon.
Pada vantriculus dihasilkan gastrin yang merangsang sekresi enzim atau cairan gastricus.

Pada intestinum tunue dihasilkan:


a. Secretine. Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada waktu makanan yang telah
diperlunak dari ventriculus masuk ke duodenum.
b. Enterogastrone. Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas ventriculus pada waktu hormon ini dibawa
oleh darah kedalam ventriculus.
c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk mencurahkan bilus yang telah
ditimbunnya dalam intestinum tenue. Homon ini dilepaskan dari mocosa intestinalis oleh makanan-makanan
yang berupa lipid.

9. Testis
Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut androgen. Yang paling potensi dari
androgen adalah testosterone. Berikut fungsi-fungsi dari testosterone:

• Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi.

• Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate, vesikularis, dan bulbourethralis.

• Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).

• Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium, dan pertumbuhan penis
dan praeputium pada pubertas.

• Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan ejakulasi (Toelihere, 1985).

10. Ovarium
Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan relaxin. Estrogen dan
progesterone adalah hormon steroid, sedangkan relaxin adalah polipeptida. Estrogen dan progesterone
dibicarakan secara mendetail dibagian hormon steroid (Partodihardjo, 1980).
a. Estrogen.
Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan ini kaya akan estrogen dan
memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama phase estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).

Fungsi hormon estrogen adalah:


• Menimbulkan tanda-tanda birahi.
• Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.
• Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.
• Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan menurun dan saat itulah LH
meningkat terus sampai puncak.
• Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan berangsur-angsur meningkat.
• Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling ketergantungan.

b. Progesteron
Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan oleh sel-sel lutein corpus luteum.
Disamping itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta. Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron
tidak disimpan didalam tubuh, ia dipakai secara cepat atau diekskresikan dan hanya terdapat dalam
konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan tubuh (Toelihere, 1985).

Fungsi hormon progesteron adalah:


• Penting untuk mempertahankan kebuntingan.
• Menyebabkan pertumbuhan alveoli kelenjar susu.
• Pengental lendir birahi untuk sumbat cervix.
• Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap pengaruh estrogen dan oxytocin.

c. Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan kedalam peredaran darah.
Fungsi dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya
hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesterone. Fungsi lain misalnya synergism dengan
estrogen dan progesterone dalam merangsang pertumbuhan kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).
Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus dan bekerja erat
dengan estrogen. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
• Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian estrogen.
Fungsi ini memudahkan keluarnya foetus pada waktu partus.
• Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit dan mungkin pada manusia
sesudah penyuntikan pendahuluan dengan estrogen dan progesteron. Sekali lagi fungsi ini mempermudah
keluarnya foetus pada saat partus.
• Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi uterus.
• Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin menyebabkan pertumbahan
pertumbuhan uterus.
• Relaxin menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae bila diberikan bersama estradiol dan
progesterone.

Вам также может понравиться